Anda di halaman 1dari 41

Prinsip

Meta-Analisis
Prof. Bhisma Murti

Program Magister Ilmu Kesehatan


Masyarakat, Sekolah Pascasarjana,
Universitas Sebelas Maret
Studi 2
Apakah (n2)
Meta-analisis? Studi 1
(n1) Studi 3
Meta-analisis adalah desain studi (n3)
epidemiologi yang bertujuan mengkaji
secara sistematis dan mensintesis
(menggabungkan) hasil-hasil estimasi Meta-
secara kuantitatif dari sejumlah analisis Studi k
penelitian terdahulu yang menjawab (systematic (nk)
masalah penelitian yang sama dan bisa review)
digabungkan (combineable).
Kelebihan Meta-analisis
1. Memberikan bukti ilmiah 4. Mengatasi masalah
yang terkuat tentang efek inkonsistensi/ kontroversi
dari intervensi atau hasil studi primer
paparan di antara semua 5. Mengurangi kesalahan
desain studi random, meningkatkan presisi
2. Meningkatkan validitas estimasi, meningkatkan kuasa
internal statistik (statistical power)
3. Memperluas kemampuan 6. Memfasilitasi praktisi dalam
penerapan bukti menggunakan bukti riset
(generalizability, validitas dalam praktik berbasis bukti
eksternal) (evidence-based praktice)
Apakah Validitas
Populasi eksternal/
Internal? external population
Populasi
Validitas internal adalah umum/
kebenaran kesimpulan sebuah Populasi sasaran/ general
studi ketika menarik target population population
(parameter)
kesimpulan tentang parameter
populasi sasaran (target
Populasi
population), baik tentang Validitas terjangkau/
hubungan maupun efek suatu internal/ accessible
variabel, dengan menggunakan internal population
hasil analisis data sampel. validity Inferensi Pemilihann
statistik sampel/ Validitas
Riset yang bernilai ilmiah sampling eksternal/
minimal harus menunjukkan Sampel
external validity
validitas internal (statistik)
(generalizability)
Apakah Validitas Populasi eksternal/
Eksternal? external population
Populasi
umum/
Validitas eksternal adalah Populasi sasaran/ general
kebenaran kesimpulan sebuah target population population
studi ketika digunakan untuk (parameter)
menarik kesimpulan tentang
parameter populasi eksternal Populasi
(external population), baik Validitas terjangkau/
tentang hubungan maupun internal/ accessible
efek suatu variabel, dengan internal population
menggunakan hasil analisis validity Inferensi Pemilihann
data sampel. statistik sampel/ Validitas
sampling eksternal/
Manfaat riset lebih luas jika Sampel
external validity
menunjukkan validitas eksternal (statistik)
(generalizability)
Mengapa Meta-analisis
Mampu Memberikan
Validitas Internal yang
Lebih Tinggi daripada
Studi Primer?
Karena meta-analisis melakukan
penyaringan (skrining) yang ketat,
melakukan pembatasan (kriteria inklusi
dan eksklusi), menyingkirkan duplikasi,
penilaian kualitas secara kritis (critical
appraisal), terhadap berbagai studi
primer yang dilakukan meta-analisis
Hirarki
Bukti
Meta-analisis

Meta-analisis
memberikan bukti
terkuat tentang efek
intervensi/ paparan
Apakah
Heterogenitas
dalam Meta-
analisis?

Heterogenitas adalah variasi data


di dalam masing-masing studi
(within-group variation) ataupun
antar studi primer (between-group
variation). Kebalikannya adalah
homogenitas.
Menerapkan Bagaimana Cara Meta-analisis
skrining (kriteria Meningkatkan Validitas Memperbesar
sampel dan
inklusi dan Internal dan Validitas memperluas
eksklusi) dan Eksternal dari Hasil Berbagai lingkup sampel
penilaian kualitas Studi Primer? dari berbagai
bukti dari berbagai
populasi
studi primer
Validitas Eksternal
Validitas Internal (External Validity,
(Internal Validity) Generalizability)

Kesalahan
random
(peluang/
kebetulan)

Inferensi Populasi Inferensi Populasi


Sampel sasaran umum
studi (target (general
population) population)

Kesalahan
sistematis
(bias,
confounding)
Kesalahan
random
Meta-analisis mengurangi
kesalahan random dengan Kesalahan
sampel yang lebih besar sistematis
Kesalahan Kesalahan
(error) dalam random
Meta-analisis mengurangi
sebuah kesalahan sistematis dengan
penelitian Kesalahan melakukan skrining/ kriteria
sistematis inklusi dan eksklusi dari
berbagai studi primer:

1. Membatasi populasi tertentu (umur,


jenis kelamin)
Besar sampel
2. Desain studi yang sama (misal, kohor
saja)
Cara Meta-analisis 3. Jenis dan durasi paparan/ intervensi
Mengurangi Kesalahan yang sama
4. Model analisis data yang sama (misal,
Random dan Kesalahan analisis regresi logistik ganda)
Sistematis 5. Effect measure (ukuran hubungan/
efek) yang sama (misalnya, Odds
Ratio)
Cross-sectional Meta-analisis Dapat
Dilakukan untuk Studi
Studies
(Prevalence Studies)

Eksperimental
maupun Observasional
Apakah Meta- Hal yang harus sama dalam
meta-analisis:
analisis Harus 1. Masalah penelitian (PICO)
Homogen? 2. Populasi studi (umur, jenis
kelamin) → meningkatkan
validitas internal
Jawab: 3. Intervensi (paparan) →
Ya dan Tidak definisi operasional harus
sama/ semirip mungkin
4. Pembanding (tidak
Ya. Ada beberapa prinsip di terpapar) → dibandingkan
mana beberapa hal tidak plasebo atau terapi standar
boleh dicampuradukkan 5. Desain studi → RCT jangan
dalam satu studi primer dan dicampur dengan
studi primer lainnya, agar eksperimen kuasi
tidak terjadi “Efek Apel dan 6. Instrumen pengukur
Jeruk” (“Apple and Orange variabel
Effect”). Kesamaan prinsip 7. Cara analisis statistik →
ini untuk meningkatkan hasil analisis bivariat tidak
validitas internal. boleh dicampurkan dengan
multivariat
Apakah Meta- Hal yang tidak harus sama
analisis Harus dalam meta-analisis:
Homogen? 1. Lokasi penelitian →
Berbagai benua, wilayah
Jawab: regional, dan negara
2. Besar sampel → Sampel
Ya dan Tidak boleh besar, sedang, dan
kecil
Tidak. Meta-analisis tidak 3. Populasi → Umur, jenis
harus homogen dalam kelamin, ras, boleh berbeda
beberapa aspek. → Meningkatkan
Heterogenitas memberikan generalizability
nilai tambah, karena tujuan 4. Instrumen pengukur variabel
meta-analisis tidak hanya → Diatasi dengan ukuran
meningkatkan validitas efek terstandarisasi (Effect
internal, tetapi juga validitas Size, Standarized Regression
eksternal, kemampuan hasil Coefficient)
penelitian untuk 5. Variabel lainnya yang tidak
digeneralisasi. ada hubungannya dengan
variabel hasil
Bagaimana
Cara Mengatasi
Heterogenitas?
1. Penyaringan (skrining),
kriteria inklusi dan ekslusi
2. Penilaian kualitas studi
3. Analisis secara terpisah
(analisis kelompok,
subgroup analysis)
4. Metaregresi
5 Langkah Melakukan Meta-analisis
(Khan et al., 2003)
1. Rumuskan masalah penelitian
▪ PICO
2. Identifikasi artikel full-text studi yang relevan
▪ Penelusuran studi harus ekstensif
▪ Database online, artikel unpublished
▪ ResearchGate request fulltext
▪ Skrining duplikasi, inklusi, eksklusi, dan
alasannya
3. Nilai kualitas studi
▪ Lakukan critical appraisal (penilaian kritis)
kualitas studi dan heterogenitas
▪ Lakukan inklusi, eksklusi, dan alasannya
4. Analisis data dan ringkasan bukti
▪ Ekstraksi dan sintesis data (meta-analisis)
▪ Eksplorasi heterogenitas
5. Interpretasikan temuan
▪ Eksplorasi kemungkinan bias publikasi
▪ Tarik kesimpulan dalam konteks
Apakah Perbedaan antara
Systematic Review dan Meta-analisis?
Systematic review merupakan studi
yang mengumpulkan, menilai kualitas,
dan mensintesis bukti-bukti semua
riset empiris dengan menggunakan
metode yang terinci, sistematis, dan
transparan, untuk menjawab
pertanyaan penelitian dirumuskan
dengan jelas dalam PICO.

Meta-analisis merupakan kelanjutan


dari systematic review yang meliputi
prosedur statistik untuk menganalisis
dan menggabungkan hasil-hasil
estimasi dari sejumlah studi yang
dapat digabungkan (combineable)
Masalah
Penelitian dalam
Meta-analisis
Langkah pertama dari meta-
analisis adalah merumuskan
masalah penelitian dalam
akronim PICO
Contoh
Masalah Wanita dengan
kanker payudara
Penelitian
Kemoterapi
Apakah kemoterapi lebih
efektif daripada tindakan Bedah
bedah dalam mengurangi
kematian pada pasien
wanita dengan kanker Mortalitas
payudara?
Apakah Effect Measures (Ukuran
Efek, Ukuran Pengaruh) yang
Digunakan dalam Meta-analysis?

Variabel dependen Variabel dependen


kontinu: dikotomi:
▪ Effect Size ▪ Rasio Risiko (RR)
(Cohen’s d, Hedges g, ▪ Odds Ratio (OR)
atau Glass ∆), disebut ▪ Hazard Ratio (HR)
juga Standardized ▪ Risk Difference (RD)
Mean Difference ▪ Log Odds Ratio
▪ Log Risk Ratio dsb.

Perhatian:
Effect Size ≠ Effect Measure → Jangan
campuradukkan kedua terminologi!
Cara Analisis Data Effect Size=
pada Randomized
Controlled Trial
(RCT)
Variabel dependen
(Outcome) Kontinu:

Analisis Data:
Effect Measure:
Variabel Cukup Analisis
Effect Size
dependen Bivariat
RCT (Cohen’s d) Sintesis Data
(Outcome) (Membandingkan
Kontinu Kelompok + (Meta-analisis)
Eksperimen dan Effect Size
Uji Statistik (p):
Kontrol)
Uji t
Variasi
sedang,
effect size
sedang
Variasi
tinggi,
effect size
Mean kecil
Mean
kelompok kelompok
kontrol eksperimen
Variasi
rendah,
Effect Size effect size
besar

Apakah Effect Size=


Cohen’s d=
Effect Size? Hedges g=
Glass ∆
Effect Size adalah ukuran efek yang dihitung
dari perbedaan Mean dua kelompok studi
setelah distandarisasi dengan rata-rata
Standar Deviasi kedua kelompok
Contoh 4 baris pasangan kelompok dengan
berbagai Beda Mean namun dengan varians
Perbandingan yang sama, sehingga menghasilkan Effect
Beberapa Size yang berbeda (terbesar baris terbawah).

Effect Size
Interpretasi
Effect Size

Sumber: McLeod, 2019


Konversi Effect Size Menjadi
Koefisien Korelasi
Ambang Effect Size
Effect Measure Simbol
Kecil Sedang Besar Sangat besar

Standardizied
Mean Difference

Koefisien
Korelasi

Sumber: Rosenthal
Hubungan antara dan Rosnow, 1984
Effect Size dan dikutip Ellis, 2020

Koefisien Korelasi
Cara Analisis Data
pada Randomized
Controlled Trial
(RCT)
Variabel dependen
(Outcome) Dikotomi:
RR= 30%/ 40%
= 0.75

Analisis Data: Effect Measure:


Cukup Analisis Risk Ratio (RR),
Variabel
Bivariat Odss Ratio (OR)
RCT dependen Sintesis Data
(Outcome) (Membandingkan
+ (Meta-analisis)
Dikotomi Kelompok
RR, OR
Eksperimen dan
Kontrol) Uji Statistik (p):
Uji Chi Square
Cara Analisis data pada Studi
Observasional (Studi Kohor, Kasus-Kontrol,
Cross-Sectional) dan Eksperimen Kuasi
Effect Measure:
Adjusted
Variabel Analisis Data: Regression
dependen Harus Analisis Coefficient
Desain Sintesis Data
(Outcome) Multivariat (adjusted b)
studi (Meta-analisis)
Kontinu (Membandingkan Dua
Kelompok dengan Adjusted
+
Mengontrol Sejumlah Regression
Confounding Factor) Uji Statistik (p): Coefficient
Uji t
Note:

Adjusted Regression Coefficient


(adjusted b) diperoleh dari hasil
Analisis Regresi Linier Ganda
Cara Analisis data pada Studi
Observasional (Studi Kohor, Kasus-Kontrol,
Cross-Sectional) dan Eksperimen Kuasi
Effect Measure:
Adjusted Odds
Variabel Analisis Data: Ratio (aOR),
dependen Harus Analisis Adjusted Hazard Sintesis Data
Desain (Meta-analisis)
(Outcome) Multivariat Ratio (aHR)
studi Adjusted Odds
Dikotomi (Membandingkan Dua
Kelompok dengan + Ratio (aOR),
Mengontrol Sejumlah Adjusted
Uji Statistik (p): Hazard Ratio
Confounding Factor) Maximum Likelihood;
Uji Wald
Note: Adjusted Odds Ratio (aOR)
diperoleh dari hasil Analisis
Regresi Logistik Ganda

Adjusted Hazard Ratio (aHR) diperoleh


dari hasil Cox Proportional Hazard
Model (Analisis Regresi Cox)
Ukuran Heterogenitas Efek

Estimasi efek Estimasi efek


kurang sangat
heterogen → heterogen __>
Fixed Effect Random Effect

Sumber: Siebert, 2018

Chi Square Test: I2 dikembangkan oleh Professor


Julian Higgins:
▪ P ≥ 0.05 heterogenitas
rendah/ sedang ▪ I2< 50% heterogenitas sedang/
▪ P< 0.05 heterogensitas rendah
tinggi ▪ I2≥50% heterogenitas tinggi
(Peto dan Mantel-Haenszel) (DerSimonian and Laird)

Heterogenitas Heterogenitas
effect estimate Indonesia effect estimate India USA
lebih kecil lebih besar Japan

Studi 2 Studi 2 Sumber:


Studi 1 Studi 3 Studi 1 Studi 3 Modifikasi
Michael Bigby,
Fixed effect model Heterogenitas dan Random effect model
2014

mengasumsikan, ke 3 studi mengasumsikan, ke 3 studi


berasal dari sebuah
Pendekatan untuk berasal dari 3 populasi yang
populasi, misal populasi menghitung rata- berbeda, misal populasi
Indonesia rata estimasi efek India, Japan, dan USA
dari berbagai studi
Heterogenitas lebih kecil Heterogenitas lebih besar
I2 <50%
dalam meta-analisis I2 ≥50%
Contoh
Forest Plot
dari Effect
Size

Random
Effect Model
Forest plot efek senam konsentrasi
Mendukung kontrol Mendukung intervensi
terhadap kecemasan (Blanck et al., 2018)
Contoh Forest Plot
dari Risk Ratio
Forest plot efektivitas pengobatan antibiotika
dibandingkan dengan apendektomi dalam mencegah
komplikasi pada pasien dengan apendisitas akut tanpa
komplikasi (Varadhan et al., 2012)
Contoh
Forest Plot
Forest plot efektivitas dexamethasone dibandingkan dari Risk
dengan plasebo untuk mencegah rekurensi migren
berat akut pada orang dewasa (Colman et al., 2008)
Ratio
Contoh Forest plot perbandingan perbaikan kualitas
Peneliti menggunakan fixed effect
Forest Plot hidup antara kelompok eksperimen
model karena heterogenitas rendah,
dari Odds (cinobufotalin + kemoterapi) dan kelompok
kontrol (kemoterapi) pada pasien kanker
mengasumsikan studi primer berasal
Ratio lambung lanjut (Sun et al., 2019)
dari sebuah populasi
Contoh Forest Plot
dari Odds Ratio
Forest plot studi
kohor prospektif
menilai hubungan
antara penyakit
jantung koroner dan
gangguan kognitif
atau demensia

Peneliti menggunakan
random effect model
meskipun
heterogenitas rendah,
karena mengasumsikan
studi primer berasal
dari populasi yang
berbeda

Sumber: Deckers
et al., 2017
Contoh Forest
Plot dari
Hazard Ratio
Forest plot hazard
ratiotentang Lymphatic
Vessel Invasion (LVI)
sebagai faktor prognostik
kelangsungan hidup tanpa
relaps (rekurensi ) populasi
pasien non-small cell lung
cancer (NSCLC)

Sumber: Wang et al, 2012


LVI memprediksi LVI memprediksi
penurunan peningkatan
kematian dan relaps kematian dan relaps
Kekurangan Meta-analisis
“GIGO” (”Garbage-In, Garbage-Out)
– “Sampah Masuk, Sampah Keluar”

Validitas hasil meta-analisis


tergantung dari validitas masing-
masing studi primer. Bias yang
bertalian dengan pengumpulan data
studi primer untuk sebagian di luar
kendali peneliti meta-analisis untuk
mengontrolnya, sebagian lainnya bisa
dikendalikan lewat critical
appraisal.
Kekurangan Meta-analisis
Sebagai contoh, desain
“Apples and Oranges Effect” – studi yang berbeda tidak
“Efek Apel dan Jeruk” bisa dicampur, estimasi dari
analisis multi-variat
Kecenderungan (adjusted) analysis) jangan
peneliti meta-analisis untuk dicampur dengan analisis
mencampur-adukkan segala bivariat (analisis kasar).
estimasi efek dari berbagai
studi primer yang heterogen. Kelemahan ini
Untuk mencegah “efek apel mengingatkan peneliti
dan jeruk” penting meta-analisis bahwa ada
menerapkan skrining, kriteria hal-hal prinsip yang tidak
inklusi dan eksklusi, dan bisa dicampur, karena akan
melakukan penilaian kualitas. mencederai validitas meta-
analisis itu sendiri.
Kekurangan Meta-analisis
“Publication Bias”
(“File Drawer Effect”)

Kecenderungan peneliti, editor, dan


penerbit untuk menerbitkan hasil
studi primer yang menunjukkan efek
signifikan, khususnya sering terjadi
pada studi dengan besar sampel kecil.

Batasi besar sampel minimal (misal, n


≥ 100), cek konflik kepentingan
dengan sponsor, masukkan hasil studi
yang tidak diterbitkan unpublished)
Besar
Besar sampel
sampel Sebaran Effect Size simetris Sebaran Effect Size asimetris
di seputar Mean → Indikasi di seputar Mean → Indikasi
tidak terdapat bias publikasi terdapat bias publikasi

Nilai d (Effect Size) Nilai d (Effect Size)

Funnel Funnel plot Begg merupakan diagram sebar yang


digunakan dalam meta-analisis untuk mendeteksi
Sumber: Scherer, 2020.

Plot secara visual kemungkinan terjadinya bias publikasi


Referensi:
Colman I, Friedman BW, Brown MD, Innes GD,
Babar T (2020). 8 Questions Powerful People Grafstein E, Roberts TE, Rowe BH (2008).
Ask Themselves Every Day. Parenteral dexamethasone for acute severe
https://www.lifehack.org/articles/productivity/8- migraine headache: meta-analysis of randomised
questions-powerful-people-ask-themselves-every- controlled trials for preventing recurrence. BMJ: 1-
day.html. Diakses Juli 2020. 7. doi:10.1136/bmj.39566.806725.BE

Bigby M (2014). Understanding and evaluating Deckers K, Schievink SHJ, Rodriquez MMF, van
systematic reviews and meta-analyses. Indian Oostenbrugge RJ, van Boxtel MPJ, Verhey FRJ, et
Journal of Dermatology. 59(2): 134-139 al. (2017) Coronary heart disease and risk for
cognitive impairment or dementia: Systematic
Blanck P, Perleth S, Heidenreich T, Kröger P, review and meta-analysis. PLoS ONE 12(9):
Ditzen B, Bents H, & Mander J (2018). Effects e0184244. https://doi.org/10.1371/journal.
of mindfulness exercises as stand-alone pone.0184244
intervention on symptoms of anxiety and
depression: Systematic review and meta-analysis. Ellis PD (2020). Thresholds for interpreting
Behaviour research and therapy, 102, 25–35. effect sizes.
https://www.polyu.edu.hk/mm/effectsizefaqs/
thresholds_for_interpreting_effect_sizes2.ht
ml. Diakses Desember 2020.
Referensi:
Khan KS, Kunz R, Kleijnen J, Antes G Sun H, Wang W, Bai M, Liu D (2019).
(2003). Five steps to conducting a systematic Cinobufotalin as an effective adjuvant therapy
review. J R Soc Med; 96:118–121 for advanced gastric cancer: a meta-analysis of
randomized controlled trials. OncoTargets and
McLeod SA (2019). What does effect size Therapy. 12: 3139–3160
tell you? Simply psychology:
https://www.simplypsychology.org/effect- Varadhan KK, Neal KR, Lobo DN. (2012). Safety
size.html. Diakses Juli 2020. and efficacy of antibiotics compared with
appendicectomy for treatment of uncomplicated
Scherer S (2020). Bias in psychology: bring in acute appendicitis: meta-analysis of randomised
all significant results. controlled trials. BMJ. 344:e2156 doi:
http://blog.efpsa.org/2012/06/01/falsification- 10.1136/bmj.e2156 (Published 5 April 2012)
of-previous-results/. Diakses Desember 2020.
Wang J, Wang B, Zhao W, Guo Y, Chen H, et al.
Siebert M (2018). Heterogeneity: what is it (2012) Clinical Significance and Role of Lymphatic
and why does it matter? Vessel Invasion as a Major Prognostic Implication
https://www.students4bestevidence.net/blog in Non-Small Cell Lung Cancer: A Meta-Analysis.
/2018/11/29/what-is-heterogeneity/ Diakses PLoS ONE 7(12): e52704.
Juli 2020. doi:10.1371/journal.pone.0052704
Thank You...Coffee Time

Anda mungkin juga menyukai