Anda di halaman 1dari 25

Hak-Hak Tenaga Medis dan Pasien

Pada Masa Pandemi Covid-19

Jakarta, 12 Desember 2020


DITJEN PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN

Disampaikan pada
Webinar CONSTANTINE: Hak-hak Tenaga Medis dan Pasien Masa Pandemi COVID-19
OUTLINE
1 Pendahuluan

Peran Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pada Masa


2 Pandemi Covid19

3 Hak-hak Tenaga Medis dan Pasien

4 Penutup
SITUASI COVID-19 INDONESIA
Peran FKTP sangat fundamental dalam penanganan COVID-19
RS rujukan
Kasus bergejala

605.243 berat

Terkonfirmasi RS Darurat
Kasus bergejala sedang

• Nasional
89.846
Kasus Aktif Puskesmas memantau
kasus tanpa gejala/gejala
18.511 ringan yang isolasi di rumah
atau fasilitas isolasi
Meninggal
Penanganan Kasus COVID-19

Sumber data: www.covid19.go.id, tanggal 11 Desember 2020


STRATEGI PENANGGULANGAN PANDEMI
Dokumen Pembaharuan dokumen
Strategi Komprehensif
Rencana Operasi setiap 2 minggu

TUJUAN: 4 SKENARIO TRANSMISI PANDEMI (WHO):


1. Memperlambat dan menghentikan laju
1. Wilayah yang belum ada kasus (No Cases)
transmisi/ penularan, dan menunda
penyebaran penularan 2. Wilayah dengan satu atau lebih kasus, baik kasus import ataupun
lokal, bersifat sporadik dan belum terbentuk klaster (Sporadic Cases)
2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang
optimal untuk pasien, terutama kasus kritis 3. Wilayah yang memiliki kasus klaster dalam waktu, lokasi geografis,
maupun paparan umum (Clusters of cases)
3. Meminimalkan dampak pandemik COVID-19
terhadap sistem kesehatan, pelayanan sosial 4. Wilayah yang memiliki transmisi komunitas (Community Transmission)

dan kegiatan-kegiatan di bidang ekonomi


4
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5
Pengertian COVID-19
• Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular
Revisi 5

yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome


Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia.
• Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari.
• Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5
Cara Penularan COVID-19
• COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke
orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan
partikel berisi air dengan diameter >5-10 μm.

• Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1
meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk
atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan
hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda
dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi.
Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan
permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi
(misalnya, stetoskop atau termometer).
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5
PERAN FASYANKES PRIMER SELAMA TERJADI
OUTBREAK

(HL. Blum) DETEKSI

PREVENSI RESPON
• Memasyarakatkan BUDAYA HIDUP
Integrasi dalam memberikan
BERSIH dan SEHAT pelayanan kesehatan pada pandemi
• Melibatkan peran LINTAS SEKTOR COVID-19
PERAN FKTP DALAM PENANGANAN COVID-19

Preventif Deteksi Respon


Antara lain:
• Tatalaksana klinis sesuai
Antara Lain: kondisi pasien
• Surveilans ILI dan Pneumonia
• Melakukan • Melakukan rujukan
melalui SKDR
Komunikasi risiko • Notifikasi kasus
• Surveilans aktif/pemantauan
termasuk
terhadap pelaku perjalanan • PE dan Penelusuran kontak
penyebarluasan
dari wilayah/negara terjangkit • Komunikasi risiko
media KIE COVID-19
• Membangun dan memperkuat • Pemantauan kesehatan kasus
kepada masyarakat
jejaring kerja surveilans yang isolasi mandiri
• Pemantauan tempat
dengan pemangku
umum • Pelayanan menerapkan PPI
kewenangan, LS dan tokoh
masyarakat dan Physical distancing
• Pengambilan spesimen dan
berkoordinasi dengan
Dinkes setempat terkait
pengiriman spesimen
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
(Permenkes Nomor 43 Tahun 2019)
“Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. “
Mendorong seluruh pemangku
kepentingan berpartisipasi dalam upaya
mencegah dan mengurangi risiko
Kesehatan melalui Germas

PRINSIP
PENYELENGGAR
AAN
PUSKESMAS
10.166 Puskesmas
Data Pusdatin Per Semester 1 2020
PELAYANAN PUSKESMAS PADA MASA PANDEMI
COVID-19 SERTA ADAPTASI KEBIASAAN BARU
UKM Esensial UKM
Promosi Kesehatan Pengembangan
Bersifat Inovatif
Kesehatan lingkungan
Kesehatan Keluarga (sesuai Disesuaikan dengan prioritas
siklus hidup) Skala prioritas, masalah Kesehatan, kekhususan
Gizi Integrasi program wilkerm dan potensi sumber daya
Pencegahan dan dan sumber daya, yang tersedia
Pengendalian penyakit physical distancing,
Penerapan PPI
Pengaturan
Pelayanan lain jadwal kunjungan, UKP
Manajemen Puskesmas alur pelayanan, triage, Rawat Jalan (Kunjungan sehat atau
Pelayanan Kefarmasian Pemanfaatan TIK sakit)
Pelayanan Perkesmas Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Laboratorium Pelayanan persalinan normal
Perawatan di rumah
Kunjungan Keluarga
Rawat Inap (sesuai kebutuhan)
PENGUATAN PERAN PUSKESMAS DALAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN COVID-19

Petunjuk Teknis
SE Pelayanan Pelayanan Puskesmas
Puskesmas Di Era
Panduan PIS-PK Pada
Tatanan Baru Dalam Masa Pandemi COVID-19
SE Penguatan Peran
Pandemi COVID-19 Puskesmas dalam serta AKB
Upaya Promotif &
Preventif Penyebaran
COVID-19 SE Pemantauan Pekerja Migran
(PMI) Secara Door to Door
STRATEGI DAN UPAYA PENANGANAN COVID-19
DI FASILITAS KESEHATAN (RUMAH SAKIT)

2 Peningkatan Kapasitas Tempat Tidur


1 Penambahan Jumlah Rumah Sakit . Isolasi dan ICU untuk perawatan pasien
. Rujukan COVID-19 COVID-19->30% sesuai SE Dirjen Yankes
Nomor YR.03.03/07/3623/2020

Mendirikan
3. RS Darurat COVID-19
( RS Lapangan )

4 Sosialisasi dan Worhsop Buku


. Pedoman Covid-19 dan Protokol
5 Tatalaksana Covid-19
.
Penataan Sistem Rujukan dalam
Pelayanan COVID-19 6
Implementasi Protokol Kesehatan di Fasilitas Pelayanan
. Kesehatan Sesuai SK Menkes 1591 tahun 2020
Konsep dasar Pencegahan dan Penularan Infeksi (PPI)  Bagi
Pemimpin RS, Nakes dan Non Nakes, Pasien dan Pengunjung
RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19
132 RS Rujukan Covid-19 SK Menkes (Kepmenkes Nomor 275 tahun 2020)
921 dan 789 RS Rujukan Covid-19 SK Gubernur
TOTAL RS DI
INDONESIA
2.946
(per 22 November 2020)
RS TEMPAT
TIDUR
ISOLASI
56.704
ACEH COVID-
13 RS 19+ICU
KALTARA
COVID-19
5 RS
RIAU
SUMUT
12 RS 48 RS KALTIM
MALUKU UTARA 920 RS RUJUKAN
KEPRI
KALBAR
16 RS GORONTALO
SULUT 7 RS
COVID-19
32 RS 18 RS
18 RS 2 RS PAPUA
BARAT TEMPAT
SUMBAR JAMBI SULTENG 14 RS
21 RS 13 RS
BABEL KALTENG KALSEL 10 RS
TIDUR
21 RS 4 RS 11 RS
38.448 ISOLASI
SUMSEL SULTRA COVID-19
48 RS SULBAR 7 RS +ICU
BENGKULU
13 RS
LAMPUNG
30 RS
2 RS
COVID-19
SULSEL
BANTEN DKI JATIM 46 RS MALUKU PAPUA
5 RS 98 RS 127 RS 18 RS 16 RS
JABAR No. Kepemilikan Jumlah
105 RS BALI NTT
13 RS Kementerian
JATENG 22 RS 1 Kesehatan 28
65 RS
DIY
27 RS 2 Kementerian Lain 14
NTB 3 Pemerintah Daerah 491
18 RS
4 TNI POLRI 75
5 BUMN 14
Sumber : RS Online Yankes 22 November 2020 dan Dinkes Prov 6 Swasta 299
Total 921
Sumber : Pusat Krisis Kesehatan, Kemnterian Kesehatan
Hak-hak Tenaga Medis
Hak-hak tenaga kesehatan tercantum dalam Pasal 57 UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan, yakni:
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak:
• memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional;
• memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau
keluarganya;
• menerima imbalan jasa;
• memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai-nilai agama;
• mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;
• menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan
Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar Prosedur Operasional, atau ketentuan
Peraturan Perundang-undangan; dan
• memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Hak-hak Tenaga Medis
Dokter memiliki hak yang diatur secara umum dalam Pasal 50 Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran:

Dokter / dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak


• memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
• memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur
operasional;
• memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya;
dan
• menerima imbalan jasa.
BESARAN INSENTIF DAN SANTUNAN KEMATIAN

BESARAN

TENAGA KESEHATAN INSENTIF SANTUNAN KEMATIAN

Dokter Spesialis Rp 15.000.000/OB


Rp 300.000.000 per orang,
diberikan bagi tenaga
Dokter Umum dan Gigi Rp 10.000.000/OB kesehatan yang meninggal
dalam memberikan pelayanan
kesehatan dikarenakan
Bidan dan Perawat Rp 7.500.000/OB paparan COVID-19

Tenaga Medis Lainnya Rp 5.000.000/OB

Kepmenkes No. Hk.01.07/Menkes/392/2020


Hak-hak Pasien
Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Setiap pasien mempunyai hak:
• memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
• memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
• memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
• memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional;
• memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
• mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
• memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit;
• meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin
Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
Hak-hak Pasien (2)
• mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;
• mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;
• memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya;
• didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
• menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya;
• memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
• mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
• menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;
• menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
• mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PENANGANAN JENAZAH PASIEN COVID-19
Kriteria jenazah pasien: Revisi 5

1. Jenazah Pasien Suspek dari dalam rumah sakit


sebelum keluar hasil swab.
2. Jenazah pasien dari dalam rumah sakit yang telah
ditetapkan sebagai kasus konfirmasi COVID-19.
3. Jenazah dari luar rumah sakit, dengan riwayat
Suspek. Hal ini termasuk pasien DOA (Death on
Arrival) rujukan dari rumah sakit lain.

Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5


PPI UNTUK PEMULASARAAN JENAZAH COVID-19
 Dikelola dengan etis dan layak sesuai dengan agama,  nilai, norma dan
budaya.  Referensi dari fatwa MUI
Prinsip utama:  Jenazah dianjurkan dengan sangat untuk dipulasaran di kamar jenazah
seluruh petugas  Pemandian jenazah dilakukan setelah tindakan desinfeksi
wajib menjalankan  Petugas pemandi jenazah dibatasi hanya sebanyak dua orang.
kewaspadaan  Keluarga yang hendak membantu memandikan jenazah hendaknya juga
standar dan dibatasi serta menggunakan APD sebagaimana petugas pemandi jenazah.
didukung dengan  Setelah jenazah dimandikan dan dikafankan/diberi pakaian, jenazah
dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik dan
sarana prasarana diikat rapat.
yang memadai. ­
 Bila diperlukan pemetian, maka dilakukan cara berikut: jenazah dimasukkan
ke dalam peti jenazah dan ditutup rapat; pinggiran peti disegel dengan
sealant/silikon; dan dipaku/disekrup sebanyak 4-6 titik dengan jarak masing-
masing 20 cm. Peti jenazah yang terbuat dari kayu harus kuat, rapat, dan
ketebalan peti minimal 3 cm.
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5
PEMULASARAN JENAZAH
• Jenazah pasien suspek atau terkonfimasi COVID-19 dapat dimandikan, ditutupi
dengan kain kafan sebelum dilapisi kantong jenazah dan dimasukkan dalam peti
jenazah
• Jenazah dapat disholatkan walaupun hanya dengan 1 orang
• Jenazah tidak dianjurkan untuk di bawa ke rumah dan harus segera dikuburkan
atau di kremasi
• Rumah duka: Hindari kerumunan dengan sebaiknya membatasi pelayat di ruang
duka tidak lebih dari 30 orang
• Jenazah dapat dikubur di pemakaman umum
• Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga terdekat dengan jumlah terbatas dan
tetap menjaga jarak minimal 2 meter

Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5


PEMAKAMAN
• Penguburan dapat dilakukan di pemakaman umum
• Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur
dibolehkan pada kondisi darurat, peti, harus dipastikan peti
tersebut telah ditutup dengan erat.
• Penguburan jenazah dengan cara memasukkan jenazah
bersama peti kedalam liang kubur tanpa harus membuka peti,
plastik dan kain kafan
• Petugas pemakaman harus menggunakan APD standar terdiri
dari masker bedah dan sarung tangan tebal.
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5
1. Dalam menghadapi Pandemi Covid-19 diperlukan semangat
Gotong Royong, untuk itu partisipasi dari masyarakat bersama
HARAPAN Pemerintah dengan beragam bentuk kepedulian akan
mempermudah melewati segala tantangan ini.

2. Pemerintah terus berupaya melindungi dan mengapresiasi


kinerja para tenaga kesehatan, dengan menyediakan
kebutuhan yang diperlukan para tenaga kesehatan dalam
menangani pasien Covid 19 dan pemenuhan hak-hak para
tenaga kesehatan

3. Keterbukaan informasi yang lengkap dan kejujuran dari pasien


atau keluarganya sangat diperlukan dalam rangka
perlindungan terhadap tenaga kesehatan

4. Masyarakat diharapkan disipilin dalam menjalankan protokol


kesehatan, sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko
penularan, menurunkan angka kesakitan dan mempercepat
proses pemulihan kondisi kesehatan masyarakat akibat
Pandemi Covid-19
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai