• Proses konversi dari masukan (inputs) menjadi keluaran (outputs) baik berupa produk manufaktur
(barang) atau produk jasa atau kombinasi dari produk manufaktur dan jasa.
• Bagian dari tahap pembuatan yang melibatkan factor sains, teknologi, kemampuan, keterampilan dan
disiplin yang merupakan cerminan tingkat kemampuan industri farmasi.
• Produksi adalah seluruh kegiatan dalam pembuatan obat, mulai dari penerimaan bahan, dilanjutkan
dengan pengolahan, pengemasan dan pengemasan ulang, penandaan produk jadi (CPOB 2006,
glosarium)
Aspek dalam Produksi
1. Bahan awal ( penerimaan, karantina, 8. Penyimpanan produk ruahan
sampling, penyimpanan dst)
2. Validasi proses ( perubahan proses, 9. Pengemasan
perubahan kondisi ruangan/mesin/alat,
kecepatan, spesifikasi bahan awal, 10. Produk pilihan, sisa produk
temperatur sterilisasi dsb)
3. Pencegahan pencemaran 11. Produk kembalian
4. Sistem penomoran bets dan lot
5. Penimbangan dan penyerahan 12. Karantina obat jadi
6. Pengembalian (sisa bahan tertimbang)
7. Produksi dalam kondisi khusus 13. Penyimpanan obat jadi
(contoh : beta laktam- penisilin)
• AKTIVITAS PRODUKSI ERAT HUBUNGANNYA DENGAN
1. Dokumentasi
2. Bangunan
3. Personalia
4. Peralatan
5. Sanitasi dan higiene
1. Karyawan
2. Bangunan dan peralatan dalam keadaan bersih, bebas dari cemaran produk
sebelumnya.
3. Mengerjakan proses produksi sesuai Protap.
4. Mencatat setiap penyimpangan yang terjadi dan melaporkannya kepada supervisor.
5. Tidak meninggalkan mesin bekerja tanpa operator saat istirahat.
6. Tidak meninggalkan bahan dalam mesin bila masa bekerja selesai.
7. Pembersihan ruangan dan peralatan sebelum karyawan pulang.
• ALUR PRODUKSI
1. ALUR ORANG/PERSONAL FLOW BAHAN AWAL &
2. ALUR BARANG/MATERIAL FLOW BAHAN PENGEMAS
3. ALUR PROSES/PROCESSION UNIT
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI
PENANGANAN BAHAN BAKU
VENDOR QC PROD
Penerimaan Sisa
KARANTINA SIAP PAKAI
Gudang SIAP PAKAI
-
1. Faktur - Nama bahan - Nama bahan - Nama bahan
- No. Batch - No. Batch - No. Batch
2. CA - Supplier - Supplier - Supplier
3. Fisik - Berat/isi - Berat/isi - Sisa berat/isi
4. Laporan - Pengambilan - QC approval - Tgl. Diambil
5. Kartu - Tgl. Approval - QC approval
sample - Paraf - Paraf
Inventory - Pengambil
NOMOR KODE BAHAN ? NOMOR KODE BAHAN ?
NOMOR KODE BAHAN ?
PENCEGAHAN PENCEMARAN SILANG
• Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus dihindarkan.
• Resiko pencemaran silang dapat timbul akibat tidak terkendalinya debu, gas, uap,
percikan atau organisme dari bahan atau produk yang sedang diproses, dari sisa yang
tertinggal pada alat dan pakaian kerja operator.
• Tingkat resiko pencemaran tergantung dari jenis pencemar dan produk yang tercemar.
• Pencemar yang paling berbahaya adalah bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi kuat,
preparat biologis yang mengandung mikroba hidup, hormone tertentu, bahan sitotoksik,
dan bahan lain berpotensi tinggi.
• Produk yang paling terpengaruh oleh pencemaran adalah sediaan parenteral, sediaan
yang diberikan dalam dosis besar, sediaan yang diberikan dalam jangka waktu yang
panjang.
MENGHINDARI PENCEMARAN SILANG
Pencetakan
• Mesin pencetak tablet dilengkapi dengan sistem pengendali debu, ditempatkan sedemikian rupa
untuk menghindari campur baur antar produk.
• Tiap mesin ditempatkan dalam ruangan yang terpisah, kecuali mesin tersebut digunakan untuk
produk yang sama.
• Tersedia alat timbang yang akurat dan telah dikalibrasi untuk pemantauan bobot tablet selama
proses.
• Tablet yang diambil dari ruang pencetakan tablet untuk keperluan pengujian, tidak boleh
dikembalikan lagi ke dalam bets tersebut.
• Tablet yang ditolak/disingkirkan ditempatkan dalam wadah terpisah dan jumlahnya dicatat pada
batch record.
• Tiap kali sebelum dipakai, punch & die diperiksa keausan dan kesesuaiannya terhadap spesifikasi
Penyalutan
• Udara yang dialirkan ke dalam panci penyalut untuk pengeringan disaring.
• Larutan penyalut dibuat & digunakan dengan cara sedemikian rupa untuk
mengurangi resiko pertumbuhan mikroba.
• Pembuatan dan pemakaian larutan penyalut di dokumentasikan.
• Tangkai, wadah, pipa & pompa yang digunakan didesain & dipasang sedemikian
rupa sehingga memudahkan pembersihan & bila perlu disanitasi.
• Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungkin dihindarkan.
• Baja tahan karat bermutu tinggi merupakan bahan pilihan untuk bagian peralatan
yang bersentuhan dengan produk.
• Kualitas kimia & mikrobiologi air yang digunakan harus selalu dipantau.
• Jaringan pipa untuk mengalirkan bahan awal/produk ruahan harus mudah
dibersihkan.
• Proses pencampuran & pengisian harus selalu divalidasi → memastikan produk
selalu dalam keadaan homogen.
• Apabila produk ruahan tidak langsung dikemas, harus dibuat ketetapan mengenai
waktu paling lama produk ruahan boleh disimpan serta kondisi penyimpanannya.
Pengemasan
• Pengemasan primer ialah tingkat pengemasan dimana obat yang dikemas masih berhubungan langsung dengan udara
luar. Contoh : perhitungan tablet, blistering, pengisian sirup ke dalam botol.
• Pengemasan sekunder yaitu tingkat kemasan setelah produk masuk ke dalam wadah terlindung oleh pengaruh luar.
Contoh : labelling (penempelan etiket), memasukkan dalam dus.
• Perpindahan dari kemas primer ke kemas sekunder dapat melewati “pass through” bila terus menerus mengalir atau
lewat ruang antara (ruang penyangga) bila jumlah banyak & volume besar.
• Pass through ialah celah atau lubang kecil yang dilengkapi dengan rumbai-rumbai dilengkapi dengan blower,
menghubungkan kelas yang berbeda.
• Pass box : semacam ruang antara yang kecil yang berada pada dinding tembok yang digunakan untuk melewati barang
kecil, mempunyai 2 pintu yang mempunyai sistem interlock.
• Produk antara (intermediate product) : Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap
pengolahan lanjutan untuk menjadi produk ruahan.
• Produk jadi (Final product) : produk (obat) yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan
• Produk ruahan (Bulk Production) : bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan kegiatan pengemasan
untuk menjadi obat jadi
QUALITY ASSURANCE
Quality Assurance (pemastian mutu) dipimpin oleh seorang QA manager yang merupakan
Apoteker.
Tugas umum bagian QA adalah:
- Melaksanakan pengawasan dan pengaturan pada setiap tahap kegiatan: a. proses produksi ,
b.proses analisa dan c. sistem agar sesuai ketentuan CPOB ( GMP compliance)
- Melakukan analisis dan memberikan status terhadap semua bahan awal, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi pada proses produksi.
- Di bagian analisis melakukan : validasi, verifikasi metoda analisis, validasi prosedur
pembersihan, uji stabilitas bahan baku maupun produk ( stress test maupun accelerated ,real
time atau on going stability test), pelulusan produk.
- Di bagian proses melakukan: kalibrasi, kualifikasi dan validasi proses
- Di bagian sistem melakukan: manajemen protap, manajemen penyimpangan( Non
Conformity/NC), manajemen CAPA, manajemen perubahan ( Change Control/CC),
manajemen risiko mutu ( QRM), audit eksternal, audit internal, pelatihan, Product Quality
Review ( PQR).
- Mengevaluasi secara rutin semua spesifikasi, metode analisis dan unit proses di bagian
produksi.
- Membuat protokol dan mengawasi pelaksanaan validasi
- Pengendalian dokumen dan change control
- Penanganan dan pengkajian produk tahunan (annual product review/APR), keluhan
pelanggan, produk kembalian dan penarikan kembali obat jadi.
a. Investigasi
Investigasi merupakan upaya penelitian, penyelidikan, pencarian, pemeriksaan dan
pengumpulan data serta temuan lain bertujuan untuk mengungkapkan masalah terjadinya
penyimpangan atau ketidaksesuaian terkait dengan mutu.
b. Penanganan keluhan
Keluhan merupakan ekspresi ketidakpuasan dalam bentuk verbal, tertulis atau elektronik
terhadap produk. Keluhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pharmaceutical Technical
Complaint ( PTC) yang mencakup : quality complain dan comercial complaint serta
Pharmacological Complaint (PC): medical complaint
Sedangkan keluhan berdasarkan tingkatan resiko yang ditimbulkan
produk dikategorikan menjadi 3 macam sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab dalam pengawasan mutu obat bekerja sama dengan QA dalam
menghasilkan produk akhir (finished good) yang memenuhi persyaratan.
b. Menyiapkan dan mengawasi pelaksanaan prosedur pengawasan mutu dan IPC (in Proccess
control) mandiri terkait CPOB.
c. Bertanggung jawab dalam pelulusan bahan awal, bahan pengemas, hingga produk setengah
jadi.
d. Memastikan bahwa bahan awal untuk produksi obat telah memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan meliputi : identitas, kekuatan, dan kualitasnya.
e. Memastikan bahwa pengemas dalam proses telah sesuai spesifikasi.
f. Memastikan bahwa suatu batch obat tetap memenuhi persyaratan mutu selama waktu edar
yang telah ditetapkan (stability control)
Pemeriksaan yang dilakukan QC antara lain :
a. Pemeriksaan bahan baku
b. Pemeriksaan bahan pengemas
c. Pemeriksaan produk setengah jadi (semi
finished good) dan stabilita
d. Pemeriksaan Mikrobiologi
THANKS!