Anda di halaman 1dari 35

PRODUKSI FARMASI,

QUALITY ASSURANCE &


QUALITY CONTROL

HAIFA AZHAR 191FF03075


2 FA2
PRODUKSI FARMASI

• Proses konversi dari masukan (inputs) menjadi keluaran (outputs) baik berupa produk manufaktur
(barang) atau produk jasa atau kombinasi dari produk manufaktur dan jasa.

• Produksi obat : outputnya berupa produk manufaktur (obat)

• Bagian dari tahap pembuatan yang melibatkan factor sains, teknologi, kemampuan, keterampilan dan
disiplin yang merupakan cerminan tingkat kemampuan industri farmasi.

• Bertujuan menghasilkan sediaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

• Produksi adalah seluruh kegiatan dalam pembuatan obat, mulai dari penerimaan bahan, dilanjutkan
dengan pengolahan, pengemasan dan pengemasan ulang, penandaan produk jadi (CPOB 2006,
glosarium)
Aspek dalam Produksi
1. Bahan awal ( penerimaan, karantina, 8. Penyimpanan produk ruahan
sampling, penyimpanan dst)
2. Validasi proses ( perubahan proses, 9. Pengemasan
perubahan kondisi ruangan/mesin/alat,
kecepatan, spesifikasi bahan awal, 10. Produk pilihan, sisa produk
temperatur sterilisasi dsb)
3. Pencegahan pencemaran 11. Produk kembalian
4. Sistem penomoran bets dan lot
5. Penimbangan dan penyerahan 12. Karantina obat jadi
6. Pengembalian (sisa bahan tertimbang)
7. Produksi dalam kondisi khusus 13. Penyimpanan obat jadi
(contoh : beta laktam- penisilin)
• AKTIVITAS PRODUKSI ERAT HUBUNGANNYA DENGAN
1. Dokumentasi
2. Bangunan
3. Personalia
4. Peralatan
5. Sanitasi dan higiene

• YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN DALAM AKTIVITAS PRODUKSI


1. Dokumentasi
2. Karyawan
3. Peralatan
4. Ruangan
5. Proses
6. Bahan baku dan pengemas
7. Pengemasan sekunder
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRODUKSI

1. Karyawan
2. Bangunan dan peralatan dalam keadaan bersih, bebas dari cemaran produk
sebelumnya.
3. Mengerjakan proses produksi sesuai Protap.
4. Mencatat setiap penyimpangan yang terjadi dan melaporkannya kepada supervisor.
5. Tidak meninggalkan mesin bekerja tanpa operator saat istirahat.
6. Tidak meninggalkan bahan dalam mesin bila masa bekerja selesai.
7. Pembersihan ruangan dan peralatan sebelum karyawan pulang.
• ALUR PRODUKSI
1. ALUR ORANG/PERSONAL FLOW BAHAN AWAL &
2. ALUR BARANG/MATERIAL FLOW BAHAN PENGEMAS
3. ALUR PROSES/PROCESSION UNIT
PENIMBANGAN

PENGOLAHAN

PENGEMASAN

OBAT JADI
PENANGANAN BAHAN BAKU

VENDOR QC PROD

Penerimaan Sisa
KARANTINA SIAP PAKAI
Gudang SIAP PAKAI

-
1. Faktur - Nama bahan - Nama bahan - Nama bahan
- No. Batch - No. Batch - No. Batch
2. CA - Supplier - Supplier - Supplier
3. Fisik - Berat/isi - Berat/isi - Sisa berat/isi
4. Laporan - Pengambilan - QC approval - Tgl. Diambil
5. Kartu - Tgl. Approval - QC approval
sample - Paraf - Paraf
Inventory - Pengambil
NOMOR KODE BAHAN ? NOMOR KODE BAHAN ?
NOMOR KODE BAHAN ?
PENCEGAHAN PENCEMARAN SILANG
• Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus dihindarkan.
• Resiko pencemaran silang dapat timbul akibat tidak terkendalinya debu, gas, uap,
percikan atau organisme dari bahan atau produk yang sedang diproses, dari sisa yang
tertinggal pada alat dan pakaian kerja operator.
• Tingkat resiko pencemaran tergantung dari jenis pencemar dan produk yang tercemar.
• Pencemar yang paling berbahaya adalah bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi kuat,
preparat biologis yang mengandung mikroba hidup, hormone tertentu, bahan sitotoksik,
dan bahan lain berpotensi tinggi.
• Produk yang paling terpengaruh oleh pencemaran adalah sediaan parenteral, sediaan
yang diberikan dalam dosis besar, sediaan yang diberikan dalam jangka waktu yang
panjang.
MENGHINDARI PENCEMARAN SILANG

1. Produk di dalam gedung terpisah


2. Tersedia ruang penyangga udara & penghisap udara
3. Memperkecil resiko pencemaran yang disebabkan oleh udara yang disirkulasi ulang
atau masuknya udara yang tidak diolah atau udara yang diolah secara tidak memadai
4. Memakai pakaian pelindung yang sesuai di area produk yang beresiko tinggi terhadap
pencemaran silang diproses
5. Melaksanakan prosedur pembersihan dan dekontaminasi yang terbukti efektif
6. Menggunakan sistem self contained
7. Pengujian residu dan menggunakan label status kebersihan pada alat
SISTEM PENOMORAN BETS/LOT
• Penomoran Bets/lot Produk Ruahan
 Contoh untuk nomor bets : 0 15 042
nomor lot : 0 15 042 A
 Digit pertama (0) menunjukkan tahun produksi yang diberi kode sbb : 2000 : 0; 2001 : 1, dst.
 Digit kedua dan ketiga (15) menunjukkan kode produk dari produk ruahan missal : 01 untuk tablet
prednison, 02 untuk tablet parasetamol, dst.
 Digit ke-4, 5 dan 6 (042) menunjukkan urutan produksi 001, 002, s/d 999 pada tahun yang sama.
 Digit ke-7 menunjukkan urutan lot dari suatu bets.

• Penomoran Bets/lot Produk Jadi


 Contoh : A 0 15 042 1
 Digit pertama (A) menunjukkan tahun pengemasan missal dalam tahun 2000: A; 2001 : B dst.
 Digit kedua sampai ketujuh (0 15 042) menunjukkan nomor bets dari produk ruahan.
 Digit kedelapan (1) menunjukkan urutan nomor lot dari suatu bets obat jadi.
PENIMBANGAN & PENYERAHAN
• Penimbangan dan penyerahan bahan awal, bahan pengemas, produk antara & produk ruahan adalah
sebagai bagian dari siklus produksi, dan memerlukan dokumentasi yang lengkap.
• Setelah penimbangan, penyerahan & penandaan, bahan awal, produk antara dan produk ruahan
diangkut & disimpan dengan cara yang benar sehingga keutuhannya tetap terjaga sampai saat
pengolahan berikutnya.
• Peralatan timbang harus selalu distandarisasi/kalibrasi.
• Ruang timbang dan penyerahan dijaga kebersihannya.
• Kegiatan penimbangan & penyerahan dilakukan dengan memakai peralatan yang sesuai dan bersih.
• Penimbangan dilakukan berurutan sesuai daftar penimbangan.
• Bahan awal, produk antara, produk ruahan yang diserahkan diperiksa ulang kebenarannya dan di-
tandatangan oleh supervisor produksi sebelum dikirim ke bagian produksi.
• Sesudah ditimbang/dihitung, bahan untuk tiap bets disimpan dalam satu kelompok dan diberi
penandaan yang jelas.
PENGOLAHAN

• Semua bahan yang dipakai dalam pengolahan diperiksa sebelum dipakai.


• Kegiatan pembuatan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan bersamaan atau
berurutan di dalam ruang yang sama kecuali tidak ada resiko terjadinya campur
baur atau pencemaran silang.
• Kondisi lingkungan di area pengolahan dipantau dan dikendalikan.
• Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan diperiksa sebelum digunakan,
harus dinyatakan bersih secara tertulis.
• Semua kegiatan pengolahan dilaksanakan mengikuti prosedur yang tertulis.
• Hasil nyata tiap tahap pengolahan bets dicatat & diperiksa serta dibandingkan
dengan hasil teoritis.
PENGOLAHAN BAHAN & PRODUK KERING
• Pemeliharaan & penggunaan sarana dan peralatan (misal dipakai sistem pembuatan tertutup)
• Dipasang sistem penghisap debu yang efektif dengan letak pembuangan untuk menghindarkan
pencemaran dari produk atau proses lain.
• Dipasang sistem penyaringan udara yang efektif untuk menyaring debu.
• Produk harus dilindungi terhadap pencemaran serpihan logam atau gelas.
• Ayakan, punch & die diperiksa terhadap keausan atau kerusakan sebelum & sesudah pemakaian.
• Harus dijaga, agar tablet & kapsul, tidak ada yang terselip/tertinggal tanpa terdeteksi di mesin, alat
penghitung atau wadah produk ruahan.

 Proses yang harus diperhatikan antara lain :


1. Pencampuran & granulasi (tablet)
2. Pencetakan tablet (tablet)
3. Penyalutan (tablet)
4. Pengisian kapsul keras (kapsul)
5. Penandaan tablet salut & kapsul (tablet & kapsul)
 Pencampuran & Granulasi
• Mesin pencampur, pengayak & pengaduk dilengkapi dengan system pengendali debu, kecuali
digunakan sistem tertutup.
• Parameter operasional yang kritis (missal : waktu, kecepatan & suhu) untuk tiap proses
pencampuran, pengadukan & pengeringan harus dipantau dan dicatat.
• Kantong filter yang dipasang pada mesin pengering fluid bed tidak boleh dipakai untuk produk yang
bebeda tanpa pencucian lebih dahulu.

 Pencetakan
• Mesin pencetak tablet dilengkapi dengan sistem pengendali debu, ditempatkan sedemikian rupa
untuk menghindari campur baur antar produk.
• Tiap mesin ditempatkan dalam ruangan yang terpisah, kecuali mesin tersebut digunakan untuk
produk yang sama.
• Tersedia alat timbang yang akurat dan telah dikalibrasi untuk pemantauan bobot tablet selama
proses.
• Tablet yang diambil dari ruang pencetakan tablet untuk keperluan pengujian, tidak boleh
dikembalikan lagi ke dalam bets tersebut.
• Tablet yang ditolak/disingkirkan ditempatkan dalam wadah terpisah dan jumlahnya dicatat pada
batch record.
• Tiap kali sebelum dipakai, punch & die diperiksa keausan dan kesesuaiannya terhadap spesifikasi
 Penyalutan
• Udara yang dialirkan ke dalam panci penyalut untuk pengeringan disaring.
• Larutan penyalut dibuat & digunakan dengan cara sedemikian rupa untuk
mengurangi resiko pertumbuhan mikroba.
• Pembuatan dan pemakaian larutan penyalut di dokumentasikan.

 Penandaan Tablet Salut & Kapsul


• Tinta yang digunakan untuk penandaan memenuhi persyaratan untuk bahan
makanan.
• Harus hati-hati jangan sampai terjadi campur baur selama proses penandaan
tablet salut dan kapsul.
PENGOLAHAN CAIRAN, KRIM & SALEP

• Tangkai, wadah, pipa & pompa yang digunakan didesain & dipasang sedemikian
rupa sehingga memudahkan pembersihan & bila perlu disanitasi.
• Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungkin dihindarkan.
• Baja tahan karat bermutu tinggi merupakan bahan pilihan untuk bagian peralatan
yang bersentuhan dengan produk.
• Kualitas kimia & mikrobiologi air yang digunakan harus selalu dipantau.
• Jaringan pipa untuk mengalirkan bahan awal/produk ruahan harus mudah
dibersihkan.
• Proses pencampuran & pengisian harus selalu divalidasi → memastikan produk
selalu dalam keadaan homogen.
• Apabila produk ruahan tidak langsung dikemas, harus dibuat ketetapan mengenai
waktu paling lama produk ruahan boleh disimpan serta kondisi penyimpanannya.
 Pengemasan

• Pengemasan primer ialah tingkat pengemasan dimana obat yang dikemas masih berhubungan langsung dengan udara
luar. Contoh : perhitungan tablet, blistering, pengisian sirup ke dalam botol.
• Pengemasan sekunder yaitu tingkat kemasan setelah produk masuk ke dalam wadah terlindung oleh pengaruh luar.
Contoh : labelling (penempelan etiket), memasukkan dalam dus.
• Perpindahan dari kemas primer ke kemas sekunder dapat melewati “pass through” bila terus menerus mengalir atau
lewat ruang antara (ruang penyangga) bila jumlah banyak & volume besar.
• Pass through ialah celah atau lubang kecil yang dilengkapi dengan rumbai-rumbai dilengkapi dengan blower,
menghubungkan kelas yang berbeda.
• Pass box : semacam ruang antara yang kecil yang berada pada dinding tembok yang digunakan untuk melewati barang
kecil, mempunyai 2 pintu yang mempunyai sistem interlock.

 ISTILAH CPOB (GLOSSARIUM)

• Produk antara (intermediate product) : Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap
pengolahan lanjutan untuk menjadi produk ruahan.
• Produk jadi (Final product) : produk (obat) yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan
• Produk ruahan (Bulk Production) : bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan kegiatan pengemasan
untuk menjadi obat jadi
QUALITY ASSURANCE
Quality Assurance (pemastian mutu) dipimpin oleh seorang QA manager yang merupakan
Apoteker.
Tugas umum bagian QA adalah:
- Melaksanakan pengawasan dan pengaturan pada setiap tahap kegiatan: a. proses produksi ,
b.proses analisa dan c. sistem agar sesuai ketentuan CPOB ( GMP compliance)
- Melakukan analisis dan memberikan status terhadap semua bahan awal, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi pada proses produksi.
- Di bagian analisis melakukan : validasi, verifikasi metoda analisis, validasi prosedur
pembersihan, uji stabilitas bahan baku maupun produk ( stress test maupun accelerated ,real
time atau on going stability test), pelulusan produk.
- Di bagian proses melakukan: kalibrasi, kualifikasi dan validasi proses
- Di bagian sistem melakukan: manajemen protap, manajemen penyimpangan( Non
Conformity/NC), manajemen CAPA, manajemen perubahan ( Change Control/CC),
manajemen risiko mutu ( QRM), audit eksternal, audit internal, pelatihan, Product Quality
Review ( PQR).
- Mengevaluasi secara rutin semua spesifikasi, metode analisis dan unit proses di bagian
produksi.
- Membuat protokol dan mengawasi pelaksanaan validasi
- Pengendalian dokumen dan change control
- Penanganan dan pengkajian produk tahunan (annual product review/APR), keluhan
pelanggan, produk kembalian dan penarikan kembali obat jadi.

a. Investigasi
Investigasi merupakan upaya penelitian, penyelidikan, pencarian, pemeriksaan dan
pengumpulan data serta temuan lain bertujuan untuk mengungkapkan masalah terjadinya
penyimpangan atau ketidaksesuaian terkait dengan mutu.

b. Penanganan keluhan
Keluhan merupakan ekspresi ketidakpuasan dalam bentuk verbal, tertulis atau elektronik
terhadap produk. Keluhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pharmaceutical Technical
Complaint ( PTC) yang mencakup : quality complain dan comercial complaint serta
Pharmacological Complaint (PC): medical complaint
Sedangkan keluhan berdasarkan tingkatan resiko yang ditimbulkan
produk dikategorikan menjadi 3 macam sebagai berikut:

1) Minor, yaitu komplain mengenai produk yang tidak berdampak pada


kualitas produk tersebut.
2) Major, yaitu komplain mengenai produk yang berdampak pada kualitas
produk tersebut.
3) Critical, yaitu komplain mengenai produk yang berdampak pada
kualitas dan keamanan produk tersebut.
complaint
• Product performance
• Low quality
• Effect below
expectation/side effect
Penanganan keluhan

• Setiap keluhan harus ditangani


• Pemeriksan ulang catatan bets
• Pemeriksaan sampel pertinggal
• Lakukan investigasi menyeluruh
• Buat Keputusan atas bets yang dikeluhkan.
• Buat Laporan/jawaban
Prosedur Tetap (SOP)

 Tersedia Prosedur Tetap (Protap) tentang


Penanganan Keluhan danLaporan,
 Protap Merinci tentang :
♠ Penanggung Jawab Penanganan Keluhan
♠ Penyelidikan
♠ Evaluasi
♠ Tindak lanjut
♠ Pelaporan
PENYELIDIKAN OLEH QA:
1. Pelajari keluhan yang diterima,
2. Periksa ulang Catatan Pengolahan Bets, Catatan
Pengemasan Bets danHasil Pengujian dari
nomor bets produk yang dikeluhkan,
3. Bandingkan contoh obat yang dikeluhkan dengan
sampel pertinggal daribets yang sama.
4. Lakukan (jika perlu) pengujian ulang terhadap contoh
obat yang dikeluhkan dan terhadap
sampel pertinggal,
5. Lakukan investigasi lainnya
-
pelaporan
♦ Tersedia Protap mengenai Pelaporan atas Penanganan Keluhan
♦ Pelaporan dibedakan atas :
• Laporan Keluhan Kualitas Teknis Obat, (Pharmaceutics Techincal Complaint)
• Laporan Reaksi merugikan Obat ( Pharmacological Complaint)
• Laporan Tahunan Keluhan terhadap Obat
♦ Penanggung Jawab Penanganan Pelaporan :
• Menyangkut Keluhan Mutu Obat : Oleh Bagian QA
• Menyangkut Keluhan Reaksi Merugikan Obat dan Efek Terapetik : Oleh bagian
Pemasaran/ Bagian Medical Service
♦ Pengiriman Pelaporan :
• Kepada pihak di luar perusahaan yang mengajukan keluhan,
• Ke Pemerintah (BPOM) –-- bila perlu.
• Kepada bagian yang terkait di lingkungan perusahaan
• Pertinggal
Penanganan produk kembalian (returned good handling)
Produk kembalian merupakan produk yang dikembalikan dari semua mata rantai
distribusi ke pabrik. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kesalahan
pemberian indentitas produk, salah pengiriman, kadaluwarsa, keluhan reaksi merugikan,
dan keluhan cacat mutu.
1) Produk expired date
Pengembalian produk expired date dibatasi hanya dapat dikembalikan satu bulan
sebelum tanggal expired date dan satu bulan setelah tanggal expired date. Setelah itu,
pengembalian produk tidak dilayani. Produk expired date ini dikumpulkan di tempat
khusus untuk kemudian dimusnahkan.
2) Produk rusak/cacat
Produk yang rusak/cacat dapat dikembalikan kepada Industri saat ini sangat jarang
terjadi dan harus memenuhi syarat, yaitu mendapatkan approval dari divisi marketing
yang berpusat di Jakarta. Produk yang rusak/cacat ini diperiksa oleh QC.
1. Produk kembalian dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:
2. - Produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dan dapat dikembalikan ke
gudang obat jadi (finished good)
3. - Produk kembalian yang dapat diproses ulang (reprocess)
4. - Produk kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak dapat diproses ulang
(unreprocess)
Penanganan produk yang ditarik (drug recall handling)
Beberapa faktor yang dapat memicu penarikan kembali produk diantaranya adalah keluhan pelanggan,
penyimpangan (deviasi), studi stabilitas, informasi dari BPOM, dan studi efek samping obat (ESO) dari
bagian medical di Head Office PT Industri .
Hal-hal yang dapat menyebabkan suatu produk ditarik dari pasaran yaitu:
- Internal pabrik, penarikan satu atau beberapa bets atau keseluruhan produk tertentu dari semua
tingkat distribusi obat. Hal ini karena ditemukannya ketidakstabilan produk pada retained sample
sehingga perlu peninjauan ulang pada formulasi produk tersebut.
- Principal, penarikan suatu produk terkait dengan perusahaan yang melakukan toll in ke PT.
Industri .
- Pemerintah, penarikan suatu produk karena hasil temuan BPOM bahwa produk tersebut memiliki
efek samping obat berbahaya. Untuk semua produk yang ditarik maka dilaporkan ke BPOM dan akan
diberitahukan ke masyarakat melalui media massa
Product Quality Review (PQR)
 
Product Quality Review atau pengkajian produk yang bertujuan untuk mengkaji semua
produk yang telah diproduksi dalam kurun waku tertentu dan menginformasikannya kepada
pihak manajemen. Program yang biasa dilakukan setiap tahun dikenal dengan nama APR
(Anual Product Review) .

APR (Anual Product Review)


Pembuatan APR bertujuan untuk mengevaluasi suatu produk selama satu tahun, apakah
kualitas produk masih konsisten serta memastikan bahwa proses pembuatan produk sudah
berjalan dengan baik sesuai syarat mutu yang telah ditetapkan. Data dari APR berguna untuk
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang dilakukan selama satu tahun dan bagaimana
pengaruhnya terhadap kualitas produk, sehingga dapat dijadikan dasar untuk perbaikan
proses. Anual Product Review dibuat untuk setiap produk yang dihasilkan.
Documentation dan Change Control
Dokumentasi dan change control bertanggungjawab terhadap semua dokumen perusahaan.
Setiap dokumen yang ada diperusahaan sebelum didistribusikan melewati beberapa tahap,
yaitu pengkajian, persetujuan atau pengesahaan dan penandatanganan oleh yang bersangkutan,
setelah itu dokumen tersebut dapat disitribusikan dan disosialisasikan

Pengendalian Perubahan CPOB


Tersedia prosedur tertulis yang merinci langkah yang diambil jika ada usul perubahan terhadap
:
• Bahan awal
• Komponen produk
• Peralatan proses
• Lingkungan kerja (atau pabrik)
• Metode pembuatan
• Metode pengujian
• Perubahan yang berpengaruh terhadap mutu atau reprodusibilitasproses
Quality Control
Quality Control (QC) merupakan departemen yang dipimpin oleh seorang Apoteker yang
melakukan pengawasan mutu untuk pemeriksaan rutin di pabrik, yang meliputi kualitas bahan
baku, dan spesifikasi yang ditentukan agar sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Umumnya
QC terbagi menjadi empat bagian yaitu raw material(RM), packaging material (PM), semi
finished good dan stabilita, serta microbiology.
Tugas dan Tanggung jawab QC secara umum ada 5 (STSI-M) yaitu :Sampling, Testing, Spesifikasi,
Inspeksi dan Monitoring yang dapat dijabarkan menjadi:

a. Bertanggung jawab dalam pengawasan mutu obat bekerja sama dengan QA dalam
menghasilkan produk akhir (finished good) yang memenuhi persyaratan.
b. Menyiapkan dan mengawasi pelaksanaan prosedur pengawasan mutu dan IPC (in Proccess
control) mandiri terkait CPOB.
c. Bertanggung jawab dalam pelulusan bahan awal, bahan pengemas, hingga produk setengah
jadi.
d. Memastikan bahwa bahan awal untuk produksi obat telah memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan meliputi : identitas, kekuatan, dan kualitasnya.
e. Memastikan bahwa pengemas dalam proses telah sesuai spesifikasi.
f. Memastikan bahwa suatu batch obat tetap memenuhi persyaratan mutu selama waktu edar
yang telah ditetapkan (stability control)
Pemeriksaan yang dilakukan QC antara lain :
a. Pemeriksaan bahan baku
b. Pemeriksaan bahan pengemas
c. Pemeriksaan produk setengah jadi (semi
finished good) dan stabilita
d. Pemeriksaan Mikrobiologi
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai