Anda di halaman 1dari 16

POTENTIALEFFICACY OF

SENSORIMOTOR EXERCISE
PROGRAM ON PAIN,
PROPRIOCEPTION, MOBILITY, AND
QUALITY OF LIFE IN DIABETIC
PATIENTS WITH FOOT BURNS: A
12-WEEK RANDOMIZED CONTROL
STUDY
VITA AMILIA RIFAI
201810420311020
LATAR
BELAKANG
Indonesia menduduki peringkat keenam terbanyak dari total 220 negara dengan
penderita diabetes melitus sebanyak 10,3 juta jiwa pada tahun 2017 (International Diabetes
Federation, 2017). Diabetes melitus (diabetes melitus) merupakan suatu penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah dan selalu dihitung dengan
komplikasi. Komplikasi diabetes melitus merupakan masalah kesehatan utama dalam
masyarakat. Salah satunya adalah mengalami luka bakar dikaki.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2011) menyampaikan bahwa upaya untuk
mencegah komplikasi DM salah satunya dengan exercise. (Kurdi, F., & Priyanti, R. P. 2020)
Diabetic foot exercise bertujuan meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi yang tersirkulasi
pada alirah darah dan secara bertahap mengendalikan kadar gula dalam darah sebagai
dampak dari perbaikan sensitivitas hormon insulin. Diabetic foot exercise dapat dilakukan
oleh orang sehat maupun penderita DM sejak terdiagnosa, dengan tujuan utama menjaga,
merawat dan meningkatkan kualitas hidup penderita DM.
PROFIL
PENELITIAN
Pengarang : Walid Kamal Abdelbasset a,b,*, Shereen H. Elsayed c,d, Gopal Nambi a, Sayed A. Tantawy e, Dalia M. Kamel f, Marwa M. Eid g,h,
Samah A. Moawda,d, Saud F. Alsubaie a
Sumber : Department of Health and Rehabilitation Sciences, College of Applied Medical Sciences, Prince Sattam bin Abdulaziz University, AlKharj,
Saudi Arabia.
Keywords: Diabetes, Foot burns, Sensorimotor exercise, Pain,
Proprioception Abstract :
Background: Both diabetes mellitus (DM) and burn injuries lead to physical and psychological impairments. Foot burns are still a challenging health
condition because of its important sensory role. No previous studies have assessed the physical therapy intervention on diabetic patients with foot burns.
Therefore, this study aimed to assess the potential efficacy of sensorimotor exercise on pain, proprioception, mobility, balance, and quality of life in diabetic
patients with foot burns.
Methods: Between July 2019 and February 2020, thirty-three diabetic patients with foot burns, aged 32 to 46yrs, were enrolled in this randomized control
study, and randomized consecutively into two groups, study group (n=16) and control group (n=17). The study group underwent a sensorimotor exercise
program thrice a week for 12 consecutive weeks, however the control group did not undergo the exercise intervention. Both groups were instructed to
conduct home exercises. Visual analogue scale (VAS), proprioceptive responses, timeup and go (TUG) values, and short form-36 (SF-36) have been
assessed prior and subsequent to the study intervention.
Results: No significant differences were observed between groups regarding baseline data (p>0.05). Subsequent to 12wk intervention, the study group
showed significant improve-ments in outcome measures (proprioceptive responses, p<0.05, VAS, p<0.001, TUG, p=0.003, and SF-36, p<0.001) and the
control group exhibited significant changes in VAS and SF-36 (p=0.004, p=0.043 respectively) however, no significant changes were found in propriocep-
tive responses and TUG values (p>0.05). Between groups, the post-intervention comparison
demonstrated statistical differences with tending toward the study group (proprioceptive responses, p<0.05, VAS, p<0.001, TUG, p=0.013, and SF-
36, p=0.046).
Conclusions: Sensorimotor exercise training may improve, pain, proprioceptive responses, mobility, balance, and quality of life in diabetic patients with
foot burns. Physiotherapists and rehabilitation providers should include the sensorimotor exercise in their protocols in the treatment of diabetic patients
with foot burns.
DESKRIPSI PENELITIAN BERDASARKANMETODE
PICO
PROBLEM
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit
kronis yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa dalam darah dan selalu muncul
komplikasi. Komplikasi diabetes melitus
merupakan masalah kesehatan utama dalam
PURPOSE
masyarakat. Salah satunya adalah mengalami
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
luka bakar dikaki yang mengakibatkan
pengaruh dari terapi fisik (latihan
gangguan nyeri, propriosepsi, gangguan
sensorimotorik) untuk menurunkan rasa
mobilitas, gangguan keseimbangan, dan
nyeri, gangguan mobilitas, gangguan
penurunan kualitas hidup.
keseimbangan, dan penurunan kualitas
hidup pada pasien diabetes yang
mengalami luka bakar dikaki
DESKRIPSI PENELITIAN BERDASARKANMETODE
PICO
POPULATION
Uji coba terkontrol acak ini dilakukan pada 33 pasien diabetes dengan luka bakar pada kaki
yang berusia 32 - 46 tahun, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi n=16 dan
kelompok kontrol n=17.
Kriteria inklusi :
1. Didiagnosis diabetes melitus tipe 2 (DMT2)
2. Luka bakar kaki lebih dari 6 bulan
3. Total body surface area (TBSA) 30%
4. Luka bakar
5. Sebagian luka bakar ketebalan penuh
6. Skingraft atau tidak sama sekali
7. Skala analog visual (VAS) ≤ 8

Kriteria eksklusi adalah


8. Disfungsi kognitif atau mental dengan kondisi kejiwaan,
9. Patah tulang,
10.Kehamilan,
11.Kanker,
12.Komplikasi vaskular yang parah,
13.Ketidakmampuan untuk berjalan .
INTERVENTIO
N
KELOMPOK
a.
INTERVENSI
Pasien direkomendasikan dan didorong secara
berkala untuk melakukan program senam di rumah
secara rutin selama dua minggu yang berupa
peregangan dan olahraga jalan minimal dua kali
seminggu.
b. pasi diberi tahu tentang
Setiap en manfaat program senam
kepatuhuntuk
didorong pada dirumah dan
melakukannya.
anSalah satu anggota keluarga melaporkan tentang
c.
kepatuhan pasien terhadap
program senam dirumah yang
direkomendasikan.
KELOMPOK
INTERVENSI
1.Menjalani program senam sensorimotor di rumah.
2.Program latihan sensorimotor dilakukan 3 kali seminggu selama 12 minggu
berturut-turut di klinik fisioterapi rawat jalan di bawah pengawasan profesional
fisioterapis.
3.Setiap latihan telah dimulai dengan pemanasan 10 menit dari latihan aerobik
intensitas sedang (50-60% dari detak jantung maksimal) menggunakan
treadmill atau sepeda ergometer.
4.Latihan sensorimotor terdiri dari latihan inti dan keseimbangan serta
seluncuran pada dinding di permukaan yang tidak stabil dengan pola latihan
gaya berjalan termasuk latihan berjalan menyamping, maju, dan mundur.
5.Sesi ini diakhiri dengan pendinginan pernapasan dalam selama 5-10 menit
dan latihan peregangan ringan.
6.Sesi latihan diadaptasi, ditunda, atau dihentikan sesuai dengan strndar medis
diabetes
PENILA
IAN
Time
VAS untuk Up and Go Kualitas hidup
nyeri (TUG) (QOL)
COMPARA
a. Pasien
TION
direkomendasikan dan didorong secara
berkala untuk melakukan program senam di rumah
secara rutin selama dua minggu yang berupa
peregangan dan olahraga jalan minimal dua kali
seminggu.
b. pasi diberi tahu tentang
Setiap en manfaat program senam
kepatuhuntuk
didorong pada dirumah dan
melakukannya.
anSalah satu anggota keluarga melaporkan tentang
c.
kepatuhan pasien terhadap
program senam dirumah yang
direkomendasikan.
KELOMPOK
KONTROL
Kelompok kontrol direkomendasikan untuk
secara teratur menjalani program senam di
rumah saja tanpa melakukan program senam
sensorimotorik selama 12 minggu.
PENILA
IAN
Time
VAS untuk Up and Go Kualitas hidup
nyeri (TUG) (QOL)
OUTC
OME
Didapatkan hasil bahwa menunjukkan peningkatan yang signifikan
dalam ukuran hasil (tanggapan proprioseptif, p < 0,05, VAS, p <
0,001, TUG, p = 0,003, dan SF-36, p < 0,001) dan kelompok kontrol
menunjukkan perubahan signifikan pada VAS dan SF-36 ( p = 0,004,
p = 0,043 masing-masing) namun, tidak ada perubahan signifikan
yang ditemukan dalam tanggapan proprioseptif dan nilai TUG ( p>
0,05). Antara kelompok, perbandingan pasca-intervensi
menunjukkan perbedaan statistik dengan kecenderungan ke arah
kelompok studi (tanggapan proprioseptif, p < 0,05, VAS, p < 0,001,
TUG, p = 0,013, dan SF-36, p = 0,046).
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN KELEBIHAN
a.Selama 12 minggu latihan sensorimotor dapat ditoleransi untuk pasien
diabetes dengan luka bakar kaki.
b.Sampel penelitian homogen yang memungkinkan generalisasi temuan untuk
pasien tersebut.
c.Penilaian objektif yang digunakan untuk menentukan propriosepsi dan
mobilitas.

KEKURANGAN
d.Sampel spesifik yang dipilih untuk penelitian hanya fokus pada luka
bakar kaki yang mempengaruhi generalisasi area luka bakar lain pada
pasien diabetes.
e.Pasca-intervensi jangka panjang.
f. Program senam di rumah tidak diawasi.
Setelah dilakukan intervensi dari terapi fisik
(latihan sensorimotorik) dapat menurunkan
rasa nyeri, gangguan mobilitas, gangguan
keseimbangan, dan penurunan kualit
hidup pada pasien as
diabetes luka bakar
mengalami yang
dikaki.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai