Anda di halaman 1dari 18

CHAPTER 8

ABSORPTION COSTING & VARIABLE COSTING

BY: SHAFRANI DIZAR


PENDAHULUAN
Ada dua pendekatan yang digunakan
untuk menentukan harga pokok
produk dengan tujuan untuk
melakukan penilaian persediaan dan
penentuan harga pokok penjualan.
Pendekatan itu adalah:
1.Absorption Costing.
2.Variable Costing.
VARIABLE COSTING
Variable Costing:
Suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya variabel saja. Dikenal juga dengan
istilah Direct Costing atau Marginal Costing.
TUJUAN VARIABLE COSTING
Tujuan dari variabel costing atau penentuan harga pokok adalah untuk memenuhi
kepada pihak manajemen dalam mendapatkan informasi yang memiliki orientasi
dalam pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:

a.Pihak manajemen bisa mengetahui batas kontribusi yang berguna untuk


menentukan rencana besarnya laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba
dan untuk keputusan bagi pihak manajemen dalam pengambilan kebijaksanaan
jangka pendek.

b.Pihak manajemen menjadi dimudahkan dalam mengendalikan kondisi


operasional yang sedang berjalan, menetapkan penilaian dan melakukan
pertanggungjawaban terhadap departemen lainnya dalam suatu perusahaan
KEUNGGULAN VARIABLE COSTING
1. Membantu dalam mengendalikan biaya.
Dengan menggunakan variabel costing, pihak manajemen bisa memisahkan
biaya tetap dari laporan raba rugi sehingga pihak manajemen bisa bisa
fokus pada perilaku biaya tetap ini.
2. Membantu pengambilan keputusan jangka pendek.
Dengan menggunakan variabel costing, pihak manajemen bisa menentukan
pengambilan keputusan, misal jika ada pesanan khusus maka harganya
sudah bisa ditentukan lewat variabel costing.
3. Membantu perencanaan penentuan laba jangka pendek.
Pihak manajemen memerlukan informasi mengenai biaya yang sudah
dipisahkan menurut perilaku dan menurut perubahan volume produksi
untuk menentukan laba jangka pendek.
KEKURANGAN VARIABLE COSTING
1. Jarang sekali menemukan biaya benar-benar memiliki sifat
variabel atau tetap, sehingga untuk menerapkan variabel costing
secara penuh akan sulit dilakukan.

2. Penggunaan metode ini dianggap tidak sesuai dengan kaidah


akuntansi, sehingga walaupun manajemen melakukan
implementasi variabel costing untuk keperluan internal
perusahaan, manajemen tetap harus membuat pelaporan
keuangan laba rugi untuk keperluan eksternal.
KEKURANGAN VARIABLE COSTING
3. Penerapan variabel costing hanya cocok untuk perusahaan yang
penentuan labanya berdasarkan volume penjualan, sehingga bagi
perusahaan yang memiliki produk bersifat musiman tidak akan cocok,
jika tetap memaksa menggunakan variabel costing, maka perusahaan
tersebut malah akan menderita kerugian yang besar.

4. Penerapan variabel costing membuat kesulitan dalam memisahkan


antara biaya tetap dan biaya variabel.
VARIABLE COSTING

Biaya bahan baku (DM) Rp.xxx


Biaya tenaga kerja langsung (DL) Rp.xxx
Biaya overhead pabrik variabel (OHv) Rp.xxx
Harga pokok produk Rp.xxx
ABSORPTION COSTING
Absorption Costing
Suatu metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya
manufaktur baik itu biaya variabel maupun biaya tetap. Dikenal juga dengan istilah Full
Costing atau Conventional Costing.
KEUNGGULAN ABSORPTION COSTING
1. Absorption costing mengakui biaya tetap dalam biaya produk. Karena cocok untuk

menentukan harga produk. Penentuan harga berdasarkan costing penyerapan

memastikan bahwa semua biaya ditutupi.

2. Absorption costing akan menunjukkan perhitungan laba benar dari variable costing

dalam situasi di mana produksi dilakukan untuk penjualan di masa mendatang

(misalnya. Produksi musiman dan penjualan musiman).

3. Penyerapan biaya sesuai dengan akrual dan pencocokan konsep akuntansi yang

memerlukan pencocokan biaya dengan pendapatan untuk periode akuntansi

tertentu
KEUNGGULAN ABSORPTION COSTING
3. Absorption costing telah diakui untuk tujuan pembuatan laporan eksternal dan

untuk tujuan penilaian saham.

4. Absorption costing menghindari memisahkan biaya menjadi elemen-elemen

tetap dan variabel.

5. Alokasi dan pembagian biaya overhead pabrik tetap ke pusat biaya membuat

manajer lebih sadar dan bertanggung jawab atas biaya dan layanan yang

diberikan kepada orang lain.


ABSORPTION COSTING

Biaya bahan baku (DM) Rp.xxx


Biaya tenaga kerja langsung (DL) Rp.xxx
Biaya overhead pabrik variabel (OHv) Rp.xxx
Biaya overhead pabrik tetap (OHF) Rp.xxx
Harga pokok produk Rp.xxx
Biaya bahan baku (DM) Rp.xxx
Biaya tenaga kerja langsung (DL) Rp.xxx
Biaya overhead pabrik variabel (OHv) Rp.xxx
Variable Costing Rp.xxx
Biaya overhead pabrik tetap (OHF) Rp.xxx
Absorption Costing Rp.xxx

Tarif Fixed

Budget Fixed

Kapasitas
Normal
ABSORPTION COSTING INCOME STATEMENT
  ABC Corp.
  Absorption Costing Income Statement
  For The Month Ended…
   

  Sales (unit sales x price/unit) Rp. xxx  

  Cost of good sold (unit sales x absorption cost) Rp. xxx  

  Variable variance Rp. (xxx)  

  Fixed variance Rp. xxx Rp. (xxx)  

  Gross margin Rp. xxx  

  Variable Selling & administrative expenses:  

  Fixed Rp. (xxx)  

  Variable (unit sales x overhead variable cost) Rp. (xxx)  

  Operating income Rp. xxx  


         
VARIABLE COSTING INCOME STATEMENT
  ABC Corp.
  Variable Costing Income Statement
  For The Month Ended…
   

  Sales (unit sales x price/unit) Rp. xxx  

  Variable expenses:  

  Variable COGS (unit sales x variable cost) Rp. xxx  

  Variable variance Rp. (xxx) Rp. (xxx)  

  Variable selling (unit sales x overhead variable cost Rp. (xxx)  

  Contribution margin Rp. xxx  

  Fixed expenses:  

  Fixed overhead (normal capacity x overhead fixed cost) Rp. (xxx)  

  Fixed selling & administrative Rp. (xxx)  

  Operating income Rp. xxx  

         
GROSS MARGIN VERSUS CONTRIBUTION MARGIN

• Gross margin adalah ukuran


keseluruhan dari total
keuntungan penjualan yang
dibuat oleh perusahaan setelah
mengurangi biaya yang terkait
langsung dengan produksi.
• Contribution margin adalah
ukuran dari profitabilitas kotor
berbagai produk individual.
THANK YOU
CONTOH SOAL
Simba Corp. sedang menyusun Data lain yang diperoleh adalah:
Income Statement untuk tahun 2017 Unit yang diproduksi 300,000 unit
untuk produk tas kulit dengan
Unit yang dijual 270,000 unit
metode variable costing dan
absorption costing. Persediaan awal 30,000 unit
Standard cost per unit untuk produk Harga jual per unit $240
tas kulit adalah: Net favorable material, labor, dan
Direct material $60 overhead variance $3,000,000
Direct material $42 Marketing and administrative
expense:
Variable overhead factory $24
•Fixed $72,000
Fixed overhead factory $30
•Variable $24
Kapasitas normal sebesar 420,000
units

Anda mungkin juga menyukai