Anda di halaman 1dari 17

CATHELISIDINE

Penyaji :
Dr. Wisman Agustian

Moderator :
Dr. H. Amir Fauzi, Sp.OG(K), Ph.D
PENDAHULUAN
Peptida antimikroba (PAM) adalah molekul pertahanan dari sistem
kekebalan bawaan dari semua bentuk kehidupan

Peptida antimikroba (PAM) Baru-baru ini, mereka telah dikarakterisasi


sebagai peptida multifungsi yang melayani berbagai peran biologis, seperti
pengaturan kekebalan, penyembuhan luka, angiogenesis, dan fungsi anti
kanker

Protein antibakteri kationik manusia (hCAP18, yang biasa disebut dengan


LL-37 adalah satu-satunya cathelicidin pada manusia
CATHELISIDINE
Aspek Struktural
■ Cathelisidine merupakan PAM kedua terbesar yang diproduksi oleh
mamalia

■ Cathelisidine disintesis sebagai pro-peptida dan di proses menjadi


peptide yang aktif oleh beberapa enzim proteolitik

■ Cathelisidine pada manusia hanya mempunyai satu tipe yaitu human


Cathelisidine antimicrobial protein 18 (hCAP 18)  diproses oleh
proteinase 3 di neutrophil untuk melepaskan bentuk aktifnya yaitu LL-37
■ LL-37 merupakan dua residu leusin dan 37 asam amino
yang berperan dalam respon imun bawaan

■ Cathelisidine terdapat pada sebagian besar permukaan


epitel yang disebabkan oleh cedera atau infeksi lokal
Gambar 1. Skematik Cathelisidine pada manusia
Fungsi Biologis Cathelicidine

■ Cathelicidin bersifat antimikroba langsung untuk banyak patogen, seperti


bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, jamur, parasit, dan virus
■ Cathelicidins kation dapat berikatan dan mengganggu membran bermuatan
negatif, yang menyebabkan kematian sel
■ Fungsi biologis dari cathelisidine :
– Degranulasi
– Fagositosis
– Sekresi sitokin anti inflamasi
– kemotaksis
Degranulasi
■ Cathelicidine dapat menstimulasi degranulasi sel imun, yang lalu melepaskan sejumlah
substansi proinflamasi dan antimikroba

■ LL-37 menstimulasi degranulasi sel mast melalui reseptor MrgX2, yang menginduksi
mobilisasi kalsium dan aktivasi PI3K, AKT, ERK, dan JNK  menyebabkan pelepasan
histamin dan prostaglanding D2, yang menstimulasi kemotaksis, dan diapedesis
FAGOSITOSIS

■ Cathelicidins menstimulasi uptake patogen melalui fagositosis LL-37 berikatan ke


bakteri dan dapat secara simultan berikatan ke komplemen reseptor MAC-1 pada
monosit dan makrofag, sehingga mengopsonisasi bakteri
Sekresi Sitokin Anti-inflamasi

■ cathelicidins menstimulasi produksi sitokin anti-inflamasi. LL-37


meningkatkan reseptor anti-inflamasi seperti TGF-βR, dan
menstimulasi sekresi sitokin anti-inflamasi IL-10
KEMOTAKSIS
■ Cathelicidins dapat berikatan langsung dengan reseptor kemoatraktan pada sel imun
dan menginduksi migrasi

■ Neutrofil adalah salah satu sel yang berespon terhadap infeksi, dan degranulasi
menyebabkan pelepasan sejumlah besar cathelicidin  Karena itu, konsentrasi
cathelicidins lokal yang tinggi ditemukan pada lokasi inflamasi. Cathelicidins yang
dilepaskan pada lokasi infeksi (utamanya oleh neutrofil)  Konsentrasi lokal
kumulatif ini bahkan cukup tinggi untuk cathelicidins sebagai bakterisidal
Faktor yang Mempengaruhi Kerja Cathelicidin

■ Vitamin D merupakan molekul secosteroid yang secara tradisional berhubungan dengan


metabolisme kalsium dan tulang

■ Bentuk yang paling penting dari vitamin D adalah vitamin D3 atau disebut kolekalsiferol

■ Vitamin D membutuhkan dua kali proses hidrosilasi untuk menjadi bentuk aktif

– Yang pertama hidrosilasi kolekalsiferol menjadi 25(OH)D3 di hati

– hidrosilasi kedua terjadi di ginjal , hidrosilasi menjadi bentuk aktif 1,25(OH)2D3 yang dikenal
sebagai vitamin D3.
■ Efek dari kadar vitamin D3 dalam darah tidak hanya penting pada
metabolisme tulang, namun juga pada pencegahan maupun terapi
pada infeksi yang berkaitan salah satunya dengan peran cathelicidin
LL-37
KESIMPULAN
■ Secara umum, ekspresi Cathelisidine terdapat pada sebagian besar permukaan epitel yang
disebabkan oleh cedera atau infeksi local

■ Cathelicidin bersifat antimikroba langsung untuk banyak patogen, seperti bakteri Gram-
positif dan Gram-negatif, jamur, parasit, dan virus

■ Fungsi biologis dari cathelisidine :


– Degranulasi
– Fagositosis
– Sekresi sitokin anti inflamasi
– kemotaksis
KESIMPULAN

■ Adapun faktor yang dapat mempengaruhi kerja cathelisidine ialah,


vitamin D, dimana dari beberapa penelitian mengatakan bahwa
vitamin D merupakan stimulant terbesar dari cathelisidine,
didapatkan juga bahwa penurunan dari kadar vitamin D dapat
mempengaruhi produksi dari cathelisidine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai