Anda di halaman 1dari 28

Hipertensi

Amelia Tsania P071203190


Cindi Kartika Nurmailani P07120319049
Doni Setiawan P07120319012
Pengertian Hipertensi Manifestasi Klinik

Anfis Hipertensi Penatalaksanaan

Komplikasi Dan
Etiologi Hipertensi
Pencegahan
Pengertian
Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung,
pembuluh darah, dan saluran limfe.

Jantung merupakan organ penting yang memompa darah


dan memelihara peredaran darah melalui saluran tubuh.

Arteri membawa darah dari jantung, sedangkan vena


membawa darah menuju jantung.
1. Hipertensi essensial (hipertensi primer)

Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Disebut


juga hipertensi idioptik, terdapat sekitar 95% kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatis, sistem
renin-angiostenin, defek dalam ekresi Na, peningkatan Na
dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan
resiko, seperti obesitas, alkohol, merokok. Hipertensi
primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi
sekunder.
2. Hipertensi sekunder

Yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain seperti


kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hipertiroidisme), dan
lain-lain.
Hipertensi sistolik terisolasi (HST) didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dengan tekanan darah
diastolic < 90 mmHg. Berbagai studi membuktikan bahwa
prevalensi HST pada usia lanjut sangat tinggi akibat proses
penuaan, akumulasi kolagen, kalsium, serta degradasi elastin
pada arteri. Kekakuan aorta akan meningkatkan tekanan
darah sistolik dan pengurangan volume aorta yang pada
akhirnya mengakibatkan penurunan tekanan darah diastolic.
HST juga dapat terjadi pada keadaan anemia, hipertiroidisme,
insufisiensi aorta, fisula arteriovena, dan penyakit paget.
1. Pemeriksaan fisik menunjukan adanya abnormalitas selain tingginya
tekanan darah.
2. Mungkin terjadi perubahan retina dengan hemoragi, eksudat,
penyempitan arteriole, dan edema papil.
3. Gejala biasanya menunjukan kerusakan vaskuler berhubungan dengan
sistem organ yang di sebabkab oleh pembuluh darah yang terserang.
4. Penyakit arteri koroner dengan angina merupakan akibat yang umum.
5. Perubahan patologis pada ginjal (nokturia dan azotemia)
6. Terjadi hipertropi ventrikel kiri; gagal jantung
7. Keterlibatan vaskuler serebral dan seranngan iskemia trensien
1. Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup
Pengurangan asupan garam serta upaya penurunan berat badan
merupakan langkah awal pengobatan hipertensi (Pembatasan asupan
garam sampai 60 mmol/hari)
Pada beberapa penyelidikan didapatkan bahwa diet rendah lemak jenuh
dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.

Perubahan gaya hidup lain ialah menghindari faktor resiko seperti


merokok, minum alkohol, hiperlipidemia, stres. Merokok dapat
meningkatkan tekanan darah, alkohol diketahui dapat meningkatkan
tekanan darah sehingga menghindari alkohol berarti menghindari
kemungkinan mendapat hipertensi. Relaksasi seperti meditasi, yoga
atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf autonom dengan
kemungkinan dapat pula menurunkan tekanan darah.
2. Penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan hipertensi

Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan


beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya
kerusakan organ target dan terdapatnya manifetasi klinis penyakit
kardiovaskuler atau faktor resiko lain. Apabila penderita hipertensi ringan
berada dalam risiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah
diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130
sampai 139 mmHg maka perlu dimulai terapi obat obatan
Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :
A.Diuretik
Cara kerja obat ini yaitu dengan meningkatkan volume air seni dan
pengeluaran Natrium (garam) melalui air seni tersebut. Obat golongan
diuretik yang lazim diberikan adalah tiazid. Efek samping terjadinya
penyakit “gout” dan kadar gula pada DM sedikit meningkat.
B. Beta Bloker
Bekerja dengan menghambat kerja hormon stres yaitu adrenalin terhadap
jantung dan pembuluh darah. Efek samping rasa lelah dan lesu, kaki lemah
dan tangan (kaki) terasa dingin. Yang termasuk yaitu asebutolol,
alprenolol, propanolol, timolol, pindolol,dll.
C. Antagonis Kalsium
Antagonis kalsium bekerja dngan cara mengurangi jumlah kalsium yang
masuk ke sel otot dinding pembuluh darah dan jantung serta mengurangi
ketegangan otot. Berkurangnya tegangan otot ini mengakibatkan tekanan
darah turun. Efek samping adalah sakit kepala, muka merah dan
pembengkakan pergelangan kaki. Golongan obat ini seperti nifedipine,
diltiazim, verapamil, amlodipin, felodipin dan nikardipin.
D. Penghambat enzim konversi Angiotensin (Angiotensin Converting
Enzyme Inhibitor atau ACE Inhibitor).
ACE inhibitor menghambat substansi yang dihasilkan ginjal, yang bertugas
menyempitkan arteri kecil. Efek samping: terjadi penurunan tekanan
darah yang drastis, gangguan pengecap dan batuk yang menggelitik.
contoh losartan, valsartan dan irbesartan.
E. Vasodilator
Bekerja dengan melebarkan arteri secara langsung. Efek samping dari
vasodilator sedikit meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan
pembengkakan pergelangan kaki. Yang temasuk golongan ini adalah
doksazosin, prazosin, hidralazin, minoksidil, diazosid dan sodium
nitroprusid.
F. Golongan penghambat simpatetik
Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak
seperti pada pemerian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf
perifer seperti reserpin dan guanetidine
1. Efek pada jantung (kongestif, strroke dan angina pektoris )
2. Gagal jantung
3. Kerusakan pembuluh darah 0tak berupa pecah nya pembuluh darah
stroke dan kerusakan dinding pembuluh darah
4. Gagal ginjal
5. Kerusakan pada mata yang menyebabkan gangguan pengliahatan
sampai dengan kebutaan
1. Mengonsumsi makanan sehat
2. Mengurangi konsumsi garam berlebih
3. Mengurangi konsumsi kafein the dan kopi
4. Berhenti merokok
5. Berolahraga secara teratur
6. Menurunkan berat badan bila diperlukan
7. Hindari konsumsi minuman bersoda dan berlkohol
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers,
keripik dan makanan asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning
telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai