Kontrasepsi Setalah
Melahirkan
Oleh:
Bella Aprilni Kriwangko – C014182069
Dosen Pembimbing:
dr. Suzanna Siegers Pakasi, SpOG (K)
Residen Pembimbing:
dr. Ardio Rizky Tansil, Tan
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Ny. N
● Tanggal Lahir : 12 Juni 1983 ( 37 tahun )
● Agama : Islam
● Alamat : Antang
● Suku/ Bangsa : Makassar
● Pekerjaan : IRT
● Tanggal di periksa : 12 September 2020
● Status : Menikah
Anamnesis
Keluhan Utama :
Ingin Kontrasepsi setelah melahirkan
Anamnesis Terpimpin :
Seorang wanita usia 37 tahun datang ke poliklinik bersama suaminya untuk konsultasi rencana menggunakan kontrasepsi setelah
melahirkan. Pasien saat ini telah melahirkan anak ke-5 secara normal 3 bulan yang lalu dengan jarak kehamilan 2 tahun. Pasien
mengeluh sudah tidak ingin memiliki anak dan menginginkan kontrasepsi jangka panjang tapi tidak ingin dioperasi. Siklus haid
teratur, nyeri haid yang hebat tidak ada. Pasien menyusui anaknya secara eksklusif. Riwayat persalinan anak pertama sampai
keempat normal tanpa komplikasi. Riwayat keputihan tidak ada. Riwayat berganti-ganti pasangan tidak ada
RIWAYAT OBSTETRI
• Riwayat Kehamilan Sekarang P5A0 Riwayat Haid
Menarche : 16 Tahun
• Tanggal Persalinan : 10/06/2020
Lamanya: 6-7 Hari
• ANC : 4 kali di Puskesmas Siklus : 28 Hari, Teratur
• Imunisasi TT : 2 kali di Puskesmas Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut
Dismenorhoe : Tidak ada
Anak Nifas
Hamil Jenis Penyulit
Penolong
Ke- Partus Kehamilan JK BB ASI Penyulit
Riwayat KB
Kontrasepsi dipakai/lalu : Kontrasepsi suntik pada tahun 2012
Keluhan :-
Lamanya Pemakaian : 12 Minggu
Alasan Berhenti :-
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan umum : Baik/Compos mentis
• Status gizi : BB= 60 kg TB= 156 cm
• IMT : 24,6 kg/m2
Tanda Vital
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 72 kali/menit
• Pernapasan : 20 kali/menit
• Suhu : 36.6 °C
PEMERIKSAAN FISIK
Head to Toe Examination
• Kepala dan Leher :
Normosefali, tidak tampak lesi, rambut hitam tidak mudah dicabut,
penyebaran rambut merata, tidak ada massa, tidak nyeri saat
perabaan.
Tidak ditemukan pembesaran KGB, letak trakea di tengah
• Mata:
Sklera tidak ikterik (-/-), Konjungtiva tidak anemis (-/-). RCL
(+/+), RCTL (+/+)
PEMERIKSAAN FISIK
• Thorax :
Cor : Bunyi jantung normal
Pulmo : Rhonki dan wheezing tidak ada
• Abdomen :
Liver/Spleen : Tidak teraba
Bising Usus` : Normal
Inspeksi
• Bentuk : Cembung
• Striae : Ada
• Uterus : Antefleksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Rutin
WBC 9,90 4,00 - 10,00 10^3/uL.
RBC 5,8 4,00 – 6,00 10^6/uL.
HBG 15,2 12,0 – 16,0 g/dL.
HCT 44 37,0 - 48,0 %
MCV 87 80,0 – 97,0 fL.
MCH 30,2 26,5 – 33,5 pg.
MCHC 32,4 31,5 – 35,0 g/dL.
PLT 233 150 – 400 10^3/uL.
Gula Darah
GDS 131 <200 mg/dl
DIAGNOSIS:
PLANNING:
● Sejak tahun 2002 sampai dengan 2012 terlihat Total Fertility Rate
(TFR) stagnan pada posisi 2,6 anak dalam 10 tahun terakhir
menunjukkan tidak adanya penurunan rata-rata jumlah anak yang
dimiliki oleh wanita usia subur 15-49 tahun di Indonesia
1. Mujiati I, Budijanto D. Situasi Keluarga Berencana di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013
Keluarga Berencana
Definisi Tujuan
“Keluarga berencana merupakan “untuk membentuk keluarga kecil
usaha untuk mengukur jumlah anak sesuai dengan kekuatan sosial
dan jarak kelahiran anak yang ekonomi suatu keluarga dengan
diinginkan. Pemerintah cara pengaturan kelahiran anak”
mencanangkan program atau cara
untuk mencegah dan menunda
kehamilan”
1. Mujiati I, Budijanto D. Situasi Keluarga Berencana di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013
DEFINISI
● Kontrasepsi didefinisikan sebagai pencegahan konsepsi yang disengaja
melalui penggunaan berbagai perangkat, praktik seksual, bahan kimia, obat-
obatan, atau prosedur pembedahan.
Atau
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
2. Affandi B, Albar Erjan. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
PEMILIHAN KONTRASEPSI
1. Family Planning : A Global Handbook for Providers. World Health Organization. Edisi 3. 2018.
Pemilihan Kontrasepsi
JENIS-JENIS KONTRASEPSI
Hormonal
Non Hormonal
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
PIL KONTRASEPSI
Pil Kombinasi
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
KONTRASEPSI SUNTIK / INJEKSI
DMPA DMPA + EC
Net-En + EC
Net-En
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
KONTRASEPSI IMPLAN
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
KONTRASEPSI ALAMIAH
Pantang Berkala
(Rhythm Method)
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
KONTRASEPSI SEDERHANA
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
Hormonal Nonhormonal
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
KONTRASEPSI MANTAP/STERIL
Vasektomi Tubektomi
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
KONSELING KB METODE “GATHER”
KONTRASEPSI PADA KASUS INI
Tujuan KB:
Pasien mengeluh sudah tidak ingin memiliki anak dan
menginginkan kontrasepsi jangka panjang.
ANAMNESIS:
1. Wanita usia 37 tahun
2. Telah melahirkan anak ke-5
normal, 3 bulan lalu.
3. Pasien tidak ingin memiliki anak
dan menginginkan kontrasepsi
jangka panjang tapi tidak ingin
dioperasi.
4. Pasien menyusui anaknya secara
eksklusif
5. Riwayat haid teratur dan riwayat
nyeri haid tidak ada.
6. Riwayat penyakit lainnya tidak
ada.
INFORMED CHOICE:
KLIEN MEMUTUSKAN JENIS KONTRASEPSI
World Health Organization. Rekmendasi Praktik Terpilih pada Penggunaan Kontraepsi, 3rd edition, 2016.
METODE AMENOREA LAKTASI
Jenis: Copper releasing: (Copper T 380A, Nova T dan Multiload 375) dan Progestin-releasing ( Progestasert,
LevoNova, Mirena)
Keuntungan: Keterbatasan:
• Efektivitas tinggi (0,6-0,8/100 wanita) • Perubahan siklus Haid
• Jangka panjang (10 tahun Cu T 380A) • Risiko perforasi
• Efek hormonal (-) • Tidak cegah PMS
• Tidak mempengaruhi kualitas ASI • Sedikit Nyeri dan perdarahan pasca pemasangan
• Dapat dipasang segera setelah partus/abortus • Harus dilakukan oleh petugas kesehatan terlatih
• Tidak ada interaksi obat-obatan • Bisa ekspulsi
• Dapat digunakan sampai menopause • Benang IUD harus diperiksa berkala
• Tidak perlu di ingat-ingat • Diperlukan pemeriksaan dan skrining infeksi genita;
• Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat • Mahal (AKDR progestin)
• Memperburuk perjalanan kanker payudara
Waktu Pemasangan:
• Setiap saat selama 7 hari peratama mestruasi atau diyakini klien tidak hamil
• Pascapersalinan (segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4-6 minggu post partum)
• Pascakeguguran segera selama tidak ada komplikasi infeksi
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006
Yang Dapat menggunakan AKDR: Yang tidak diperkenankan menggunakan
AKDR:
1. Usia Reproduktif, Nulipara 1. Sedang Hamil
4. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya 4. Kelainan bawaan Uterus atau tumor jinak yang
dapat pengaruhi kavum uteri
5. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat 5. Penyakit trofoblas ganas
adanya innfeksi
8. Tidak suka mengingat-ingat minum pil tiap hari 8. Ukuran rongga rahim < 5 cm
Petunjuk bagi Pasien:
1. Kembali memeriksan diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
2. Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksa benang secara rutin terutama
setelah haid.
3. Setelah bulan pertama, benang hanya perlu diperiksa kalau:
- Kram/kejang perut bagian bawah
- Perdarahan di antara haid atau setelah senggama
- Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama
melakukan hubungan seksual
4. Copper-T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih
awal apabila diinginkan
5. Kembali ke klinik apabila:
- Tidak dapat meraba benang AKDR
- Merasakan bagian yang keras dari AKDR
- Siklus terganggu / meleset
- Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
- Adanya infeksi
Kesimpulan:
Untuk dapat memilih mana alat atau obat kontrasepsi yang kiranya cocok untuk
pasien baik dalam hal rasionalitas, efektivitas dan efisiensi, maka masyarakat harus
dapat memperoleh informasi yang benar, jujur, dan terbuka mengenai kelebihan,
kekurangan, efek samping, dan kontrasindikasi dari masing-masing alat atau
obat tersebut dari para penyelenggara KB tersebut.
Thanks
Do you have any questions?