KASUS Seorang wanita, 78 tahun datang ke UGD RS Trisakti denga keluhan sulit membuka mulut sejak 3 hari sebelum masuk RS. Leher dan rahang terasa kaku, dan nyeri . Pasien merasa demam dan juga merasa nyeri pada perut dan punggung. Tidak terdapat riwayat kejang dan vaksinasi tetanus. 5 hari sebelum masuk RS, kaki kiri pasien luka tertusuk kayu. Pasien berobat ke Klinik terdekat. Luka dibersihkan dan dijahit, tapi pasien mengatakan tidak mendapatkan suntikan apa-apa selain suntikan bius. Pasien kompos mentis, gelisah dengan nyeri berat. Trismus 1 cm, risus sardonikus, meningismus, uji spatula positif, opistotonus, disertai perut seperti papan. Terdapat luka dengan diameter 2 x 1 cm, bernanah diplantar pedis sinistra. Pasien diberi anti-tetanus serum, ampicilin sulbactam, metronidazol dan simtomatik, Pada hari kedua perawatan, terdapat perburukan dan pasien akhirnya meninggal. ANALISIS MASALAH •Keluhan sulit membuka mulut 3 hari SMRS trismus •Leher dan rahang kaku, nyeri perut dan punggung spasme otot •Demam infeksi •5 hari SMRS luka di kaki kiri karena tertusuk kayu port de entry •Pasien gelisah dan nyeri berat •Belum mendapat vaksinasi tetanus (x) profilaksis •PF: Trismus 1 cm, risus sardonikus, meningismus, uji spatula positif, opistotonus, disertai perut seperti papan. Terdapat luka dengan diameter 2 x 1 cm, bernanah diplantar pedis sinistra. •Tatalaksana: Pasien diberi anti-tetanus serum, ampicilin sulbactam, metronidazol dan simtomatik •Hari kedua perawatan, terdapat perburukan dan pasien akhirnya meninggal. DEFINISI •Infeksi yang ditandai adanya hipertonus menyeluruh yang berawal dari nyeri otot akibat spasme otot rahang dan leher •Terdapat 4 tipe: generalized, neonatal, localized, cerebral tetanus EPIDEMIOLOGI •Prevalensi tertinggi pada anak baru lahir dan dewasa muda •WHO melaporkan bahwa adanya perbaikan dalam mortalitas semenjak adnya vaksin •Di US, kasus tetanus sering pada orang yang belum diimunisasi atau pada lansia yang imunitasnya menurun ETIOLOGI •Clostridium tetani •Obligat anaerob, gram + •Spora C.tetani biasanya didapatkan di tanah atau debu •Memproduksi toksin : tetanolisin dan tetanospasmin PATOFISIOLOGI ANAMNESIS •Riwayat trauma sebelumnya+ lokasi luka •Luka yang dapat berkontaminasi dengan tanah, kotoran binatang, logam berkarat •Gejala:Hiperaktivitas simpatis, Hipersalivasi, Demam, Keringat berlebihan, Gangguan napas, Susah menelan •Riwayat vaksinasi dan imunisasi ANAMNESIS ABLET CLASSIFICATION OF TETANUS SEVERITY PEMERIKSAAN FISIK •Trismus •Opisthotonos •Risus sardonicus •Perut teraba seperti papan •Kaku kuduk •Kejang spontan/rangsang •Disfungsi otonom: •Takikardia •Hipertensi berat yang bergantian dengan hipotensi •Bradikardia •Uji spatula, dilakukan dengan menyentuh dinding posterior faring menggunakan alat dengan ujung yang lembut dan steril. Hasil tes positif jika terjadi kontraksi rahang involunter (menggigit spatula) dan hasil negatif berupa refleks muntah PEMERIKSAAN PENUNJANG •Laboratorium : darah lengkap •Kultur/ pewarnaan gram DIAGNOSIS BANDING •Meningitis •Epilepsi •Rabies TATALAKSANA •A,B,C •Debridemen luka •Terapi suportif (tekanan darah tidak stabil, hiperpireksi, hipotermia berikan magnesium+benzodiazepin) •TT harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun •HTIG 500 U IM (intratekal pada tetanus cerebral; generalized tetanus 3000-6000 U) •Antibiotik: metronidazole •Isolasi ruangan (jauhkan dari suara dan cahaya) terutama severe tetanus perlu rawat di ICU •Muscle relaxant: benzodiazepin (midiazolam 5-15mg/jam) •Pemberian diet melalui NGT. Kalori 3500-4500 perhari, protein 100-150 g. PROGNOSIS •Prognosis bergantung dari manifestasi pertama gejala yang muncul. •Jika gejala yang muncul pertama waktunya pendek maka prognosisnya buruk •Recovery dari tetanus sifatnya lambat bahkan sampai bulanan KOMPLIKASI •Paralisis pita suara RDS •Disfungsi autonomic hipertensi •Asfiksia •Fraktur tulang panjang •Kematian PENCEGAHAN