Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM NASIONAL

KESEHATAN LANSIA

1. DIAH AYU SETIANINGSIH ( 010118A037)

2. RIKA ISTI EVELIN ( 010118A115)

3. RIZQI SOFIATUN (010118A124)

4. IQBAL HAFIEDZ AL-FATTA (010118A162)


DEFINISI LANSIA

Definisi lansia

Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses menjadi tua akan dialami
oleh setiap orang. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan social secara bertahap
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari (tahap penurunan). Penuaan
merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel,
yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan
dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru,
saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka
lebih rentan terkena berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan
orang dewasa lain (Kholifah, 2016).
Proses Menua
Proses penuaan berhubungan dengan perubahan fungsional tubuh manusia. Pertambahan usia,
diikuti dengan perubahan komposisi tubuh, yang berupa penurunan massa otot dan massa tulang.
Perubahan yang berkaitan dengan proses penuaan terjadi setelah 50 tahun kehidupan. Perubahan
tersebut tampak signifikan pada massa tubuh yang hilang 1-2% setiap tahunnya dan penurunan
kekuatan 1,5-5% setiap tahun (Keller & Engelhardt, 2013).

Tahap-tahap menua:
a. Tahap Subklinik (Usia 25 – 35 tahun) : Usia ini dianggap usia muda dan produktif, tetapi secara
biologis mulai terjadi penurunan kadar hormon di dalam tubuh, seperti growth hormone, testosteron dan
estrogen. Namun belum terjadi tanda-tanda penurunan fungsi-fungsi fisiologis tubuh.
b. Tahap Transisi (Usia 35 – 45 tahun): Tahap ini mulai terjadi gejala penuaan seperti tampilan fisik
yang tidak muda lagi, seperti penumpukan lemak di daerah sentral, rambut putih mulai tumbuh,
penyembuhan lebih lama, kulit mulai berkeriput, penurunan kemampuan fisik dan dorongan seksual
hingga berkurangnya gairah hidup.
c. Tahap Klinik (Usia 45 tahun ke atas): penurunan semua fungsi sistem tubuh, antara lain sistem imun,
metabolisme, endokrin, seksual dan reproduksi, kardiovaskuler, gastrointestinal, otot dan saraf
Piramida Demografi Lansia Ke Depannnya

Tahun 1960an, Indonesia berada pada era tambahan jumlah bayi yang luar biasa, yang
dikenal dengan baby boom. Masa ini berlangsung sampai dengan digerakkannya program KB
di tahun 1970an yang kemudian berhasil menekan pertumbuhan penduduk melalui
kelahiran. Perbaikan ketersediaan sumber pangan dan perbaikan kesehatan mengurangi
risiko penyakit dan menambah usia harapan hidup penduduk. Hasil perbaikan tersebut, kini
membawa bayi-bayi pada era baby boom menua, sehingga memperlebar piramida
kelompok penduduk tua. Era ini diperkirakan akan terus berlangsung, dan pada tahun 2050
diperkirakan jumlah mereka mencapai 2,1 miliar di seluruh dunia (UN, 2017).
Saat inilah Indonesia mulai memasuki masa bonus demografi, dimana penduduk usia
produktif berada pada jumlah yang lebih banyak sehingga beban rasio ketergantungan
penduduk berada pada titik di bawah 50 persen. Angka tersebut diprediksi akan kembali
meningkat di atas 50 persen pada tahun 2045, yang juga bermakna kembali naiknya beban
ekonomi
Kebijakan Pemerintah Terkait Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lansia

Kebijakan Pemerintah Terkait Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan LansiaUndang-Undang Nomor


13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor
190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796).
Pasal 1

Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi
oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara
untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga,
serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila .
Lanjut...

Hak dan Kewajiban Serta Tanggung Jawab

Pasal 5 :Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial

Pasal 7 : Pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing, dan menciptakan suasana yang menunjang bagi
terlaksananya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.

Pasal 14 :Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan lanjut usia, agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi secara wajar.
Kebijakan Program Pelayanan Lansia
Program Pelayanan Lansia Permensos RI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelayanan Sosial
Lansia menyebutkan bahwa pelayanan sosial lansia adalah upaya yang ditujukan untuk
membantu lansia dalam memulihkan dan mengembangkan fungsi sosialnya. Secara garis besar
program-program pelayanan dan perbendaharaan lansia dari Kementerian Sosial antara lain
sebagai berikut :
a. Asistensi Sosial Lanjut Usia (ASLU)
b. Home Care
c. . Family Support
d. Asistensi Sosial melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU)
e. Lansia yang memperoleh pelayanan sosial melalui Respon Kasus
f. Dukungan Kegiatan Lainnya.
Program Bina Keluarga Lansia

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu
lembaga pemerintah yang memiliki program-program kelanjutusiaan yang mengarah pada
penguatan keluarga yang mempunyai lansia dengan tujuan untuk mempersiapkan Lansia
Tangguh yang bermartabat (Cicih, 2019).
Program-program tersebut antara lain Bina Keluarga Lansia (BKL); kesehatan reproduksi
(kespro) lanjut usia; 7 (tujuh) dimensi lansia tangguh; pendampingan/perawatan keluarga yang
memiliki lansia dan keluarga lansia (home care). Dari beberapa program tersebut, BKL
merupakan salah satu program bersifat edukasi/penyuluhan dengan pendekatan keluarga yang
telah lama dikenal oleh masyarakat. Selain menyasar lansia secara langsung sebagai target,
program BKL juga menyasar keluarga lansia. Hal tersebut didasari oleh fakta bahwa keluarga
merupakan sistem pendukung utama dalam pemenuhan kebutuhan hidup lansia. Peran
keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan
dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan
motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia (Pangestuti, 2019).
Rencana Aksi Strategi Pembangunan Nasional bidang
Kesehatan

Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi:

1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang
Berkualitas.
2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
5. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat
Kesehatan
Lanjut...

7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan


8. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi
11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan
12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
Program Pemberdayaan untuk Lansia

Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu
yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia
yang penyelenggaraan-nya melalui program puskesmas dan dalam penyelenggaraannya melibatkan peran serta
para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial(Depkes RI, 2003).

Tujuan diadakannya Posyandu Lansia yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku positif, serta
meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lansia. Sehingga diperlukan kemauan yang kuat bagi lansia dalam
mengikuti kegiatan Posyandu yang diadakan rutin oleh kader Posyandu (Suseno, 2012).
KENDALA DALAM PELAKSANAN POSYANDU LANSIA

Anggaran pelaksanaan program Posyandu Lansia yang kurang, kurangnya pembinaan terhadap kader
Posyandu Lansia, rendahnya pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan penyuluhan kesehatan, sarana
dan prasarana pada Posyandu Lansia yang kurang memadai, kurang maksimalnya pemeriksaan fisik dan emosional,
kurangnya penyuluhan kesehatan terhadap lansia dan keluarganya, tidak adanya pengobatan sederhana,
rendahnya tingkat kunjungan lansia ke Posyandu Lansia, serta kontribusi Posyandu Lansia terhadap lansia.
Jenis Pelayanan di Posyandu Lansia

1. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang diberikan tidak hanya mencakup sesuatu yang berhubungan dengan penyakit. Pada
Posyandu lansia, kader juga akan melakukan pemeriksaan aktivitas sehari-hari seperti,Mencatat pola maka,Cara
mandi, Rutinitas buang air,Kemampuan untuk berjalan dan berpakaian

2. Pemberian makan tambahan (PMT) Para kader Posyandu lansia akan memberikan penyuluhan kepada para
lansia mengenai makanan yang sehat dan bergizi yang perlu mereka konsumsi. Untuk memudahkan, para lansia
akan mendapatkan contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi yang dibutuhkan,
dengan menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.
LANJUTAN…

3. Kegiatan olahraga
olah raga juga penting dilakukan para lansia untuk menjaga kebugaran tubuh. Para kader akan
menuntun kakek dan nenek untuk mengikuti gerakan senam lansia, gerak jalan santai, maupun aktivitas
lain yang aman untuk usia lanjut.
4. Kegiatan non kesehatan
Di Posyandu lansia, juga sering dilakukan kegiatan non kesehatan untuk meningkatkan interaksi
sosial dan menjadikan Posyandu sebagai wadah lansia untuk berkegiatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai