Syok: Bagian II — Syok dan Ventilasi Mekanis Nur Fadhilah Husna Binti Shaharudin 112018002 ABSTRAK Objektif : Untuk memberikan tinjauan konseptual dan klinis dari fisiiologi sistem vena yang berkaitan dengan fungsi jantung dalam kesehatan dan penyakit. Data : Integrasi fisiologi vena dan jantung dalam kondisi normal, penyakit kritis, dan resusitasi. Ringkasan : Ilmu klinis fisiologi jantung biasanya berfokus pada patofisiologi dan patologi ventrikel kiri. Karena bidang luas dari keadaan syok yang ditangani oleh ahli intensif, pendekatan terintegrasi yang memperhitungkan fungsi sistem vena dan interaksinya dengan jantung kanan mungkin lebih berguna. Pada bagian II tinjauan ini, kami menjelaskan fisiologi aliran balik vena dan interaksinya dengan fungsi jantung kanan yang berkaitan dengan ventilasi mekanis dan berbagai keadaan syok termasuk syok hipovolemik, kardiogenik, obstruktif, dan septik. Secara khusus, kami mendemonstrasikan bagaimana keadaan syok ini mengganggu aliran balik vena / interaksi jantung kanan. Kami juga menunjukkan bagaimana mekanisme kompensasi dan intervensi terapeutik cenderung mengembalikan aliran balik vena dan curah jantung ke nilai yang sesuai. Kesimpulan: Pemahaman yang lebih baik tentang peran sistem vena dalam kondisi patofisiologis akan memungkinkan dokter intensif untuk lebih memahami fisiologi peredaran darah kompleks dari syok dan terapi terkait. Ini memungkinkan perbaikan manajemen hemodinamik dari gangguan ini. (Crit Care Med 2013; 41: 573–579) Kata Kunci: syok kardiogenik; fisiologi kardiovaskular; hemodinamika; syok hemoragik; syok obstruktif; syok septik PENDAHULUAN
Kebanyakan dokter melakukan manajemen pada disfungsi
kardiovaskular akut dan syok dengan pendekatan analisis yang menekankan fisiologi ventrikular kiri, kemungkinan karena pelatihan medis yang memberi penekanan pada peran disfungsi ventrikel kiri pada penyakit jantung iskemik yang menjadi penyebab kematian paling umum di negara berkembang. Ahli intensif menangani gangguan kardiovaskular yang lebih luas termasuk keadaan syok di mana disfungsi vaskular dan gangguan ekstrakardiak lainnya dapat mendominasi gambaran klinis (misalnya, syok septik, hipovolemik, atau syok obstruktif). PENDAHULUAN
Untuk meninjau, hanya sebagian dari total volume darah (Vt)
berkontribusi pada tekanan yang dihasilkan dalam sirkulasi. ‘Unstressed’ volume (Vo) dapat didefinisikan sebagai volume yang dibutuhkan untuk mengisi kapasitas sistem peredaran darah tanpa adanya peningkatan tekanan transmural kardiovaskular. ‘Stressed’ volume (Vs) adalah jumlah yang, jika ditambahkan ‘unstressed’ volume, menghasilkan tekanan transmural kardiovaskular. PENDAHULUAN
Tekanan sistemik rata-rata (Pms) adalah tekanan rata-rata di
seluruh sistem peredaran darah (jantung / arteri / kapiler / vena). Ini paling mudah diukur ketika tekanan diseimbangkan selama jantung berhenti sejenak. Selama sirkulasi aktif, porsi sirkuit kardiovaskular yang memiliki tekanan setara dengan Pms ditemukan di vena/ venula kecil di splanknikus ‘bed’ . Pms dapat dianggap sebagai penggerak tekanan hulu VR (VR = Pms - PRA/ Rv, dimana PRA adalah tekanan atrium kanan dan RV adalah resistensi vena). RV diwakili oleh kebalikan dari kemiringan kurva VR dalam grafik yang dilampirkan pada artikel ini. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : HIPOVOLEMIA Keadaan sirkulasi normal diwakili oleh titik A pada grafik di mana fungsi jantung (mendeskripsi CO pada kisaran tekanan atrium kanan) dan kurva VR (mendeskripsi VR pada rentang tekanan atrium kanan yang sama) menyilang. Onset akut hipovolemia volume total (Vt) dan ‘stressed’ volume menurun, tekanan sistemik rata-rata (PMS) menurun, dan kurva VR bergeser ke kiri. Akibatnya, ia menyilang kurva CO pada titik yang lebih rendah dan hasi terjadinya penurunan VR / CO (titik A ke B). Pergeseran dari titik A ke B tidak memperhitungkan kompensasi yang dipicu oleh katekolamin simpatis / endogen untuk meningkatkan kontraktilitas jantung atau resistensi vena VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : HIPOVOLEMIA
Berbagai respon kompensasi yang mempertahankan CO / VR
harus dipertimbangkan. Pertama, PMS didukung melalui beberapa mekanisme. Katekolamin endogen dari saraf simpatis dan medula adrenal menyebabkan penyempitan awal pembuluh kapasitansi vena akibat pergeseran volume intravaskular dari ‘unstressed’ volume (VO) ke ‘stressed’ volume Vs. Selain itu, terjadi pergeseran perlahan cairan interstisial ke dalam kompartemen vaskular. Sebagai konsekuensi dari peningkatan resistensi prekapiler dan penurunan resistensi pasca kapiler dengan peningkatan produksi protein onkotik plasma di bawah stress fisiologis, terjadi transfer cairan dari ruang interstisial ke kompartemen intravaskular. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : HIPOVOLEMIA Hal ini menghasilkan koreksi parsial Vt dan Vs. Meskipun kedua proses terjadi segera, transfer volume signifikan secara klinis (dalam urutan ratusan mililiter cairan) membutuhkan waktu 6-12 jam dan respon puncak (> 0,5 L) terjadi dalam waktu sekitar 3 hari tergantung pada kehilangan volume darah. Jika hipovolemia tetap tidak terkoreksi, perubahan kompensasi ini akan mengakibatkan pergeseran Vs, Vt, PMS, dan kurva VR kembali ke normal selama beberapa jam dan hari (pergeseran dari titik B kembali ke titik C). Mekanisme kompensasi kedua yang terjadi pada hipovolemia adalah sekresi katekolamin endogenous. Hal ini menghasilkan pergeseran awal ke atas dan ke kiri dari kurva fungsi ventrikel (perubahan dari titik C ke D). Hal ini memungkinkan pemeliharaan CO mendekati normal dengan kehilangan darah derajat sedang (<15% total volume). VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : HIPOVOLEMIA Pengobatan hipovolemia yang jelas adalah pemulihan PMS adekuat dengan pemberian cairan intravena, awalnya dalam bentuk kristaloid, diwakili oleh pergeseran yang sama pada kurva dari titik B ke C. Karena Vt dan Vs meningkat, PMS pulih secara partial, dan CO/VR lebih tinggi dari nilai awal (titik C ke D) karena peningkatan kontraktilitas jantung yang diinduksi oleh katekolamin endogen. Terapi ini juga memiliki efek segera menurunkan R v karena perbaikan reologi sel darah merah/ viskositas cairan dengan hemodilusi (karena kadar hemoglobin adalah penentu utama viskositas darah). Nantinya Rv menurun akibat vasodilatasi yang disebabkan oleh mediator yang bersirkulasi dan NO pergeseran kurva VR terestorasi ke slope yang lebih curam dan peningkatan CO/VR (titik D ke E). Kurva fungsi ventrikel yang lebih curam terkait dengan stimulasi katekolamin dan penurunan resistensi terhadap VR (Rv) dengan hemodilusi menjelaskan mengapa CO/VR dapat meningkat di atas baseline dengan derajat perdarahan kecil atau sedang (biasanya <15% total volume darah) yang diobati dengan resusitasi cairan. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : HIPOVOLEMIA
Seperti disebutkan sebelumnya, transfer darah dari VO ke Vs
pada hipovolemia sedang dapat menyebabkan pemeliharaan CO mendekati normal dan tekanan arteri rata-rata (MAP). Cadangan dalam tubuh pasien, bagaimanapun, secara substansial menurun, dan kehilangan volume intravaskular yang signifikan lebih lanjut dapat mengakibatkan penurunan VR / CO dan MAP secara substansial. Hal ini terlihat jelas saat pasien trauma dibius. Selain efek sampingnya terhadap kontraktilitas miokard, hampir semua agen induksi anestesi menyebabkan peningkatan kapasitansi pembuluh darah yang signifikan (yaitu penurunan proporsi V s ke VO, terkait dengan Vt tetap). Pada pasien hipovolemik, hal ini dapat menyebabkan depresi berat VR/CO dan MAP dengan risiko kematian yang tinggi. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : HIPOVOLEMIA
Seringkali, dokter yang merawat pasien hipovolemik, hipotensi
akan memberikan vasopresor untuk menjaga tekanan darah normal saat resusitasi cairan sedang berlangsung. B Bergantung pada pilihan vasopressor, ia mungkin memiliki efek merugikan pada CO. Pemberian α-agonist murni seperti fenilefrin akan menghasilkan kemiringan kurva VR yang lebih dangkal, dan mengakibatkan penurunan CO, tetapi dengan pemeliharaan tekanan darah mendekati normal. Ini mungkin berguna untuk waktu singkat menjaga tekanan darah dalam kisaran yang memungkinkan pengaturan autoregulasi yang efektif ke organ vital. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK KARDIOGENIK Etiologi gagal jantung dan syok kardiogenik peningkatan afterload, depresi kontraktilitas miokard (iskemia, infark, dan lain-lain), aritmia, dan kegagalan katup mekanis memengaruhi VR iaitu meningkatkan PRA. Pemicu gradien tekanan (PMS−PRA) aliran vena berkurang VR berkurang CO dibatasi. Kurva fungsi jantung bergeser ke bawah dan ke kanan (kurva datar) karena penurunan kontraktilitas. Penyilangan kurva VR terjadi lebih rendah dari normal (titik A ke B). Pada titik B, PMS (intercep kurva VR dengan absis) tidak berubah dan meskipun PRA jauh lebih tinggi dari biasanya, VR/CO ternyata lebih rendah. PRA adalah garis yang ditarik tegak lurus dari titik B ke absis grafik. Hal ini kontra dengan pengaruh loading cairan yang meningkatkan PMS, VR/CO, dan PRA. PRA yang tinggi mengurangi gradien aliran darah ke atrium kanan. Jadi, meskipun PRA lebih tinggi dan pengukuran tekanan vena sentral dalam kondisi ini, VR/CO berkurang. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK KARDIOGENIK Pelepasan kompensasi katekolamin endogen menyebabkan peningkatan Vs relatif terhadap VO yang meningkat PMS. Pemberian cairan juga meningkatkan PMS dengan meningkatkan Vt dan Vs tanpa merubah VO. Keduanya menghasilkan pergeseran kurva VR ke kanan (efek viskositas diabaikan). Namun, karena derajat besar disfungsi miokard menghasilkan kurva fungsi ventrikel yang secara substansial didatarkan, dampak dari setiap peningkatan PMS dari pemberian cairan atau aktivasi simpatis menjadi sederhana (titik B ke C). Pemberian cairan lebih lanjut tidak akan meningkatkan CO, tetapi hanya akan meningkatkan tekanan vena pulmonalis dan menyebabkan pulmonal edema. Jika kontraktilitas jantung tidak terlalu ditekan (dengan kurva respons jantung yang lebih baik dan curam), penurunan awal CO / VR akan berkurang dan efek pemberian cairan yang sederhana mungkin cukup untuk mengembalikannya ke kisaran normal. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK KARDIOGENIK Penggunaan agen inotropik adalah terapi standar gagal jantung dan syok kardiogenik dari hampir semua etiologi. Agen yang paling umum digunakan adalah dobutamin (katekolamina sintetis), dan milrinone (penghambat fosfodiesterase) . Keduanya menghasilkan peningkatan moderat dalam kontraktilitas jantung dengan tingkat vasodilatasi arteriol dan vena ringan hingga sedang (tergantung pada dosis rentang rendah dalam kasus dobutamin). Peningkatan kontraktilitas jantung dan penurunan afterload vaskular pulmonal menghasilkan kurva fungsi jantung Starling yang lebih curam. Penggunaannya tanpa cairan, koreksi parsial dari kurva Starling yang ditekan akan menghasilkan VR / CO yang meningkat secara signifikan (Gbr. 2, titik B ke D). VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK KARDIOGENIK Namun, dengan asumsi bahwa Vs dan PMS dipertahankan atau diaugmentasi dengan dukungan cairan sederhana, penyilangan kurva menggerakkan CO / VR ke atas ke arah normal walaupun kontraktilitas masih agak ditekan (kurva respons ventrikel tetap bergeser ke bawah berbanding normal) (titik D ke E). Selain itu, efek vasodilatasi vena dari kedua obat tersebut akan menyebabkan penurunan Rv (kemiringan VR yang lebih curam, tidak diperlihatkan dalam Gbr. 2), yang selanjutnya augmentasi pada CO/VR, dengan asumsi bahwa Vs dan PMS dipertahankan dengan cairan karena efek alami vasodilator akan menurunkan proporsi Vs ke Vo dan menurunkan PMS. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK KARDIOGENIK Jika kerusakan jantung cukup parah, kombinasi disfungsi sistolik dan diastolik menggeser kurva respons ventrikel ke bawah (lebih datar) dan ke kanan. Manifestasi ini karena peningkatan substansial PRA yang menyebabkan gradien PMS ke PRA menyempit. Karena gradien ini menentukan VR, penurunan VR / CO akan terlihat dan, jika cukup parah, dapat menyebabkan syok kardiogenik. Dalam keadaan itu, dopamin atau norepinefrin, agen inotropik dengan tindakan inotropik dan vasokonstriksi yang kuat, sering diperlukan. Obat-obatan ini, berbeda dengan milrinone dan dobutamine, akan cenderung meningkatkan Vs sebagai bagian dari Vt. Efeknya adalah untuk menghasilkan efek inotropik yang lebih sederhana daripada dobutamin atau milrinone sambil mempertahankan efek vasopressor yang kuat yang diperlukan pada pasien syok hipotensi VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK KARDIOGENIK
Meskipun cedera jantung iskemik dominan pada sisi kiri, cedera
tersebut (misalnya dari infark miokard) sering juga menyebabkan disfungsi ventrikel kanan. Selain fakta bahwa sering ada elemen cedera RV langsung dengan infark LV, semua penyebab disfungsi ventrikel kiri menyebabkan peningkatan tekanan arteri pulmonalis dan RV afterload. Hal ini menunjukkan gangguan ejeksi sistolik ventrikel kanan dan mengakibatkan mendatarnya hubungan Frank-Starling jantung kanan. Selain itu, peningkatan PRA dihubungkan dengan disfungsi RV menyebabkan penyempitan gradien VR (PMS - PRA) dan penurunan VR / CO. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK DISTRIBUTIF
Syok distributif adalah istilah generik untuk keadaan
patofisiologis yang menggabungkan hipotensi dengan pelebaran arteriol dan vena yang signifikan. Distribusi volume darah dan aliran darah yang berubah juga termasuk dalam karakteristik. Syok septik adalah penyakit prototipe yang menyebabkan syok distributif, meskipun kondisi lain yang ditemukan pada pasien sakit kritis mungkin menunjukkan penyimpangan hemodinamik yang serupa (respons inflamasi sistemik, respons anafilaksis / anafilaktoid, obat vasodilatasi, gagal hati, insufisiensi adrenal, anafilaksis, defisiensi tiamin, sindrom karsinoid, dll.). VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK DISTRIBUTIF
Aktivasi kaskade inflamasi akibat infeksi yang parah
menyebabkan pelepasan mediator endogen seperti sitokin (tumor necrosis factor-α, interleukin-1β, dll.), eikosanoid (prostasiklin, prostaglandin, leukotrin), dan lain-lain. Kebanyakan faktor ini mendorong regulasi sintase oksida nitrat terinduksi (NOS) yang memproduksi oksida nitrat, yang dianggap sebagai mediator akhir dari relaksasi otot polos vaskular dari sistem kardiovaskular. Hasilnya adalah menurunnya Rv dan PMS. Selain itu, aktivitas cytokine-mediated NOS mungkin memiliki peran dalam derajat variabel depresi miokard yang biasanya terlihat pada sepsis dan syok septik. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK DISTRIBUTIF Di awal perjalanan syok septik, PMS menurun. Salah satu alasan utamanya adalah pergeseran ‘stressed’ volume (Vs) ke ‘unstressed’ volume (Vo) sebagai konsekuensi dari peningkatan kapasitansi vena akibat dilatasi aktif dari vena / vena kecil. Volume sirkulasi total (Vt) dan ‘stressed’ volume (Vs) keduanya dapat menurun karena kehilangan cairan ke interstitium, peningkatan kehilangan yang tidak dapat disadari, dan penurunan asupan oral. Sebagai konsekuensi dari penurunan PMS pada awal syok septik tanpa resusitasi, VR dan CO sering menurun (titik A ke B). VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK DISTRIBUTIF Syok septik juga dikaitkan dengan dilatasi vena besar dan shunting aliran darah arteri ke vaskuler bed resisten rendah (konstanta waktu cepat), keduanya menurunkan RV dan menambah VR. Hemokonsentrasi karena peningkatan kehilangan cairan ke interstitium, peningkatan kehilangan cairan yang tidak dapat disadari, dan penurunan asupan cairan dapat menyebabkan peningkatan viskositas darah, mengurangi penurunan Rv, dan membatasi augmentasi VR. Secara keseluruhan, meskipun terjadi hemokonsentrasi, Rv menurun dan kemiringan kurva VR menjadi lebih curam (titik B ke C). Namun, penurunan Rv biasanya tidak sepenuhnya dikompensasi pada penurunan PMS pada syok septik yang tidak diresusitasi, dan oleh itu CO biasanya tetap tertekan. Pada tahap syok septik tanpa resusitasi ini, pemeriksaan fisik sering menunjukkan kondisi hipodinamik CO rendah. Pasien akan sering kedinginan dan lembap dengan tekanan nadi yang kecil (syok hipodinamik). Saturasi oksigen vena sentral dan campuran seringkali rendah pada tahap ini. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK DISTRIBUTIF Selanjutnya, resusitasi cairan pada syok septik menghasilkan augmentasi yang nyata pada Vt. Meskipun 5 hingga 10 L kristaloid selama 24 jam sering disediakan dalam praktik klinis,volume yang jauh lebih kecil secara signifikan pada urutan 0,5 hingga 2 L mungkin cukup untuk menambah Vt secara memadai. Resusitasi cairan menghasilkan koreksi Vs dan PMS kembali normal (atau berpotensi lebih tinggi), memungkinkan penurunan Rv(dengan kurva VR yang lebih curam) untuk dimanifestasikan dengan peningkatan VR / CO (titik C ke D) yang bisa lebih dari dua kali lipat normal. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK DISTRIBUTIF Berdasarkan ekokardiografi dan radionuklida ventrikulogi, sebagian besar pasien dengan syok septik juga mengalami depresi miokard biventrikular yang ditunjukkan dengan penurunan fraksi ejeksi (dengan dilatasi biventrikel. Namun, penurunan Rv dalam konteks Vs yang pulih karena resusitasi cairan biasanya tertutup oleh kontraktilitas yang tertekan sehingga pasien tetap hiperdinamik dengan peningkatan VR / CO (titik D ke E). Pada sebagian kecil pasien, depresi miokard cukup parah sehingga VR / CO tetap menurun bahkan setelah resusitasi (titik F). Dalam situasi ini, pengutamaan inotropik daripada pendekatan vasopressor mungkin diperlukan. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK OBSTRUKTIF Kondisi seperti tension pneumothoraks, tamponade perikardial, atau kompresi vena kava inferior akibat sindrom kompartemen abdomen atau kehamilan semuanya dapat menyebabkan penurunan CO akibat syok obstruktif. Emboli paru besar juga dapat menyebabkan syok obstruktif yang mirip dengan syok kardiogenik. Tension pneumotoraks menyebabkan penurunan VR karena peningkatan tekanan intratoraks. Peristiwa patofisiologis utama dalam perkembangan syok obstruktif akibat tension pneumotoraks adalah tekanan pleura yang semakin positif (PPL) dan bukan PRA menjadi faktor pembatas aliran darah ke jantung kanan. Saat PPL melebihi PRA, pembilang persamaan VR (VR = PMS - PRA/ Rv) menjadi PMS - PPL. VR tidak lagi meningkat dengan penurunan PRA. Biasanya, VR mencapai plateau apabila PRA mendekati PATM. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK OBSTRUKTIF Dengan tension pneumothorax, batasan VR terjadi pada P PL (yaitu, nilai lebih besar dari PATM dimana PRA= 0). Dengan asumsi bahwa PMS dan Rv tidak berubah, hal ini menghasilkan kurva VR di mana infleksi titik dataran tinggi bergeser ke bawah dan ke kanan (dengan dataran tinggi bergeser ke bawah) tetapi di mana kemiringan (1/Rv) dan perpotongan sumbu x (P MS) tidak berubah. Dengan tidak adanya efek lain, ketidakmungkinan fisiologis akan terjadi; intersep dari kurva fungsi jantung dan kurva VR (defining VR / CO) akan bergeser ke bagian dataran tinggi dari kurva VR dengan hanya sedikit penurunan VR / CO (titik A ke A1). Ini tidak mungkin karena tidak ada volume ventrikel saat tekanan intratoraks (dipantulkan oleh P PL) melebihi tekanan intraventrikular (dipantulkan oleh P RA). VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK OBSTRUKTIF
Namun, sebagai bagian dari respon
peningkatan PPL, kurva fungsi jantung bergeser ke kanan pada grafik. Pergeseran ke kanan ini terjadi sebagai konsekuensi dari fakta bahwa adanya peningkatan tekanan pleura berdampak pada compliance jantung.Distensi ventrikel diastolik (preload) dan respon Starling bergantung pada tekanan transmural jantung. Saat PPL meningkat dengan tension pneumotoraks, gradien tekanan transmural menyempit dan pengisian ventrikel terganggu. Pengisian ventrikel dapat dipertahankan tetapi pada tekanan pengisian yang jauh lebih tinggi (PRA). Efek ini menggeser kurva fungsi ventrikel ke kanan. Dalam situasi ini, VR / CO akan bertransisi dari titik A ke B (bukan A1) VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK OBSTRUKTIF
Peningkatan PPL menyebabkan
kompresi vena besar di toraks meningkatkan Rv. Hasilnya adalah kemiringan yang lebih dangkal pada kurva VR, yang selanjutnya menekan VR / CO (titik B ke C). Selain pergeseran ke kanan dari kurva fungsi jantung, kurva diratakan sebagai konsekuensi dari peningkatan afterload RV akibat kolaps paru dan hipoksemia akut (yang meningkatkan resistensi pembuluh darah paru) yang disebabkan oleh pneumotoraks. Hal ini semakin mengurangi VR / CO (titik C ke D). VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK OBSTRUKTIF Terapi pertama yang diterapkan adalah ekspansi intravaskular dengan cairan resusitasi, yang meningkatkan Vt, Vs, dan PMS menggeser kurva VR ke kanan sehingga memotong kurva kontraktilitas jantung pada CO / VR yang agak lebih tinggi (titik D ke E). Ini mungkin efektif jika pneumotoraks hanya dikaitkan dengan sedikit peningkatan PPL. Namun, pemberian cairan dalam jumlah besar akan menghasilkan peningkatan VR / CO yang dapat diabaikan meskipun terjadi peningkatan substansial dalam PMS jika kurva fungsi jantung diratakan oleh peningkatan afterload ventrikel kanan. Jika administrasi cairan menghasilkan respon yang tidak memadai, agen inotropik sering diinisiasi. VR DAN CO PADA KEADAAN PATOFISIOLOGIK : SYOK OBSTRUKTIF Kombinasi cairan dan dukungan inotropik mungkin lebih efektif daripada terapi tunggal (titik E hingga F). Namun, meskipun ada dukungan kardiovaskular yang agresif, CO / VR jarang mencapai nilai normal kecuali pada tahap awal gangguan hemodinamik. Selain itu, terapi cairan dibatasi oleh peningkatan filtrasi kapiler yang akan terjadi seiring dengan peningkatan tekanan hidrostatik dari pemberian volume yang berlebihan. Lebih lanjut dalam perkembangan patofisiologis dari kondisi ini, modalitas suportif tidak dapat menggeser kurva secara memadai dan hanya dekompresi yang efektif. Pengaruh Ventilasi Tekanan Positif pada VR dan Fungsi Jantung Bermulanya ventilasi mekanis tekanan positif menyebabkan perubahan analog (jika dibandingkan dengan tension pneumotoraks) pada kurva VR dan fungsi jantung yang kadang-kadang bisa (dan bergantung pada fungsi jantung dan status volume), menyebabkan kondisi hipotensi. Saat beralih dari ventilasi tekanan negatif ke ventilasi tekanan positif, Rv meningkat (kemiringan yang lebih dangkal dari kurva VR) karena kompresi vena intratoraks dan vena kava. Hasilnya adalah pergeseran dari titik A ke B. Selain itu, tekanan intratoraks positif rata-rata yang disebabkan oleh ventilasi mekanis menghasilkan pergeseran ke kanan dari kurva fungsi ventrikel jantung kanan sebagai akibat dari penurunan compliance efektif jantung. Kurva juga agak tertekan / diratakan karena peningkatan afterload ventrikel kanan karena peningkatan resistensi vaskular paru yang disebabkan oleh tekanan intratoraks positif (titik B ke C). Pengaruh Ventilasi Tekanan Positif pada VR dan Fungsi Jantung Meskipun pelepasan katekolamin endogen akan membalikkan beberapa perubahan ini, terapi standar infus cairan sering dibutuhkan untuk mengembalikan CO / VR ke kisaran normal (titik C ke D). Namun, kompromi CO / VR mungkin sangat mendalam jika volume pasien sudah habis dengan PMS rendah(titik C ke E) atau jika tekanan intratoraks meningkat tajam (level tinggi dari tekanan ekspirasi akhir positif [PEEP] atau PEEP otomatis dalam hubungannya dengan penyakit paru obstruktif kronik / asma) yang menyebabkan peningkatan di RV. (tidak diperlihatkan) dan pergeseran dan depresi yang lebih besar pada kurva fungsi jantung (titik C ke F) KESIMPULAN
Pemahaman tentang fisiologi peredaran darah sangat penting
untuk pengobatan orang yang sakit kritis. Pendekatan tradisional berfokus pada jantung kiri dan faktor-faktor yang mengatur CO jantung kiri. Seperti yang telah diketahui oleh pembaca, ada banyak bentuk syok yang melibatkan perubahan pada pembuluh darah atau gangguan ekstra-jantung lainnya. Dalam kasus inilah konsep VR memainkan peran penting dalam pemahaman dan pengobatan pasien yang kompleks ini. Deskripsi awal tentang peran pembuluh darah dalam mengatur CO lebih dari 115 tahun yang lalu oleh Bayliss dan Starling dan selanjutnya dijelaskan oleh Guyton pada tahun 1950-an masih memiliki relevansi klinis saat ini ketika menangani pasien dengan patofisiologi kompleks. TERIMA KASIH