Anda di halaman 1dari 16

Penggunan Perangkat Oksigen yang Sesuai

(Appropriate Use of Oxygen Delivery


Devices)
 Terapi oksigen dapat dikatakan pemberian oksigen kepada
pasien dengan konsentrasi lebih besar dibanding oksigen pada
udara bebas. Terapi oksigen merupakan salah satu tools penting
dalam terapi untuk mengatasi hypoxemia dan secara luas
digunakan untuk sebagai awal terapi pada berbagai
Abstrak spesialistik. Oksigen adalah obat. Seharusnya tidak diberikan
apabila tidak memang diperlukan. Maka seharusnya pemberian
oksigen digunakan hati-hati. Oleh karena itu dibutuhkan
pengetahuan dalam pemberian oksigen yang tepat dengan
menggunakan variasi perangkat oksigen theraphy.
 Secara garis besar dapat dibagi menjadi
Macam-Macam  Low flow oxygen devices: nasal canul; simple
Perangkat facemask; partial rebreathing mask; non-rebreathing
mask
Pemberian O2  High flow oxygen devices: venturi mask; oxygen
tent dan oxygen hood
Nasal Kanul  Merupakan tools yang paling sering digunakan pada
praktik sehari-hari. Biasanya pasien lebih nyaman
pada penggunaan ini. Tetapi perlu diingat FiO2 yang
terkirim oleh nasal kanul itu terbatas pada pasien.
 Maxium Fraction of Inspired oxygen(FiO2) yang
dapat dihantarkan menggunakan tools ini adalah
0,44 pada aliran 6L/min.
 Jadi mau jumlah flownya ditingkatin lebih dari
6L/min. Udara FiO2 tidak akan bertambah. Jadi
apabila memang diperlukan lebih, sebaiknya
menggunakan jenis devices yang lain
 Penggunaan nasal kanul yang lama dapat
menyebabkan mukosa yang kering, timbul krustasi
dan dapat terjadi epitaksis
Simple Face Mask
 Mampu menyediakan reservoir tambahan 100-200mL
oxygen. Tools ini dapat menyediakan FiO2 sampai 0,6 pada
pasien. Flow rate miniman adalah 5L/min untuk mencegah
rebreathing dan mencegah akumulasi karbon dioksida(CO2)
 Keuntungan penggunaan tools ini beratnya ringan dan
sangat simple dapat dilepaskan saat makan atau berbicara
 Sulit untuk mengunci masker pada pasien dengan
penggunaan NGT.
 Tidak dapat digunakan pada pasien dengan facial injury dan
luka bakar.
 Jika masker berpindah mengenai mata secara tidak langsung
akan menyebabkan iritasi dan mata menjadi kering.
Partial rebrething and Non-rebreathing masks
 Punya semacam kantong yang menampung pada mask yang
mana menyediakan tambahan volume penampung
tambahan.
 Pada Partial Rebreathing masks, seperti namanya, jadi
beberapa pernafasan ulang diperbolehkan. Oksigen yang
dihembuskan dari ruang mati anatomis yang tidak ikut serta
dalam pertukaran gas terkumpul dikantong reservoir. Ini
Partial sangat membantu dalam situasi dimana suplai oksigen
kurang dan konservasi oksigen akan membantu.
Rebreathing  Partial rebreathing mask menghasilkan FiO2 antara 0,6 dan
0,8. Reservoir bag harus tetap digelembungkan untuk
memastikan pengiriman Fio2 tertinggi agar terjadi evakuasi
CO2 yang adekuat.
 Sehingga minimal lebih dari 8L/min dibutuhkan agar terjadi
evakuasi CO2 yang adekuat.
 Tools ini mempunyai katup/ klep tambahan dibanding partial
rebreathing mask. Klep ini mengizinkan aliran gas secara
unidirectional.
 Kattup flutter diport samping mencegah masuknya udara
ruangan. Gas yang dihembuskan dicegah memasuki kantong
penanmpung dengan memasang katup diantara masker dan
Non kantong penampung

Rebreathing  Hal ini dapat memberikan FiO2 tertinggi 0,9 hingga 1,0 tanpa

Mask intubasi pada aliran gas 12-15L/menit.


 Pada penggunaan yang lama dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien karena membutuhkan segel yang
ketat dan perangkat yang cukup berat.
 Malfungsi dari perlatan ini dapat menyebabkan peningkatan
CO2 dan dapat terjadi suffokasi.
Venturi Mask
 Perangkat oksigen aliran tinggi termasuk masker venturi cukup
banyak digunakan
 Keuntungan dari peralatan ini adalah bahwa FiO2 persis dapat
kita ketahui oleh perangkat. FiO2 bergantung pada bentuk
konstruksi perangkatnya yang dibedakan berdasarkan
warnanya.
 Model FiO2 yang Fix membutuhkan membutuhkan perangkat
inspiratory khusus yang dibedakan berdasarkan warna-warna
dan diberi label untuk mengetahui FiO2 dengan alirannya.
 Maximum adalah yang warna hijau FiO2 sampai 60% lalu
diikuti Merah ( 40%); Kuning(35%); Oranye(31%);
Putih(28%); Biru (24%)
 Perbedaan model ini disesuaikan dengan besar portnya yang
dapat diatur untuk memungkinkan variasi.
Oxygen Hood/ Tudung
Oksigen  Oxygen hood merupakan high flow device, untuk mengantarkan
oksigen pada infants.
 Tudung ini terbuat dari plastik yang mengitari kepala bayi
dengan cela pada lehernya. Alat ini sangat berguna pada infants
yang membutuhkan oksigen lebih dari 40%.
 Pengantaran oksigen dengan cara ini sudah dihangatkan dan
dihumidifikasi. Total aliran harus lebih dari 10L/min untuk
menghindari penumpukan CO2.
 Konsentrasi oksigen yang diinginkan dapat diperoleh dengan
mengkombinasi aliran oksigen dan udara bebas.
 Pengantaran oksigen perlu dihumidifikasi dan dihangatkan.
 Kemungkinan komplikasi dari oxygen hood adalah termasuk
hypoxemia, hyperoxaemia, hypertermia, hypotermia, iritasi dan
nyeri pada leher.
High Flow Nasal Oxygen  Terdiri dari campuran oxygen murni dan udara, ada heated humidifier,
Theraphy sirkuit pemanas tunggal dan kanula hidung.
 Pada alat ini FiO2 dapat diatur dari 0,21-1.
 Aliran tinggi nasal kanul dihantarkan dengan aliran mencapai 8L/min
pada infant dan 60L/min pada orang dewasa.
 Udara tersebut dipanaskan dan dihumidifikasi sebelum dihantarkan.
 Hal ini dianggap memiliki sejumlah efek fisiologis untuk pengurangan
ruang mati anatomims, efek PEEP, fraksi konstan oksigen,
humidifikasi yang baik.
 Perangkat ini menjadi standartd dalam kasus-kasus berat pada infant,
anak-anak dan neonatus prematur
 Berdasarkan sejumlah manfaat fisiologis dibanding terapi oksigen
konvensional, termasuk kenyamanan, toleransis dan oksigenisasi yang
lebih efektif sehingga dapat dipertimbangkan pemberian pada orang
dewasa.
 Untuk membuat pilihan perangkat oksigen yang optimal, terdapat beberapa prinsip
dasar perlu dipahami.
 1)Status pasien: apakah pasien relatif stabil tetapi berisiko mengalami gagal nafas tipe
2, karena penyakit paru atau patologi sistemik yang mendasar, target dari saturasi
oksigen harus 88-92% dan dosis oksigen dititrasi dengan tepat. Aliran tinggi yang
tidak tepat dan saturasi tinggi pada pasien ini dapat merusak, meningkatkan mortalitas

Pemilihan dan morbiditas.


 Pengiriman oksigen yang dititrasi terbukti secara signifikan mengurangi mortalitas,
Perangkat hiperkapnia, dan asidosis repiratorik.

Oksigen yang  Pada pasien ini idealnya dirawat dengan memulai dengan venturi biru atau putih
sambil mempertahankan oksigen arteri pasien 88-92%. Dan kemudian mentitrasi
Tepat oksigen ke dosis FiO2 yang lebih rendah.
 2) untuk pasien yang tidak berisiko mengalami gagal nafas tipe2 dan membutuhkan
terapi oksigen karena hipoksemia, target harus mempertahankan saturasi 94-98%.
Pasien yang mengalami hipoksemia berat dengan awal saturasi kurang dari 85%,
harus dimulai dengan aliran tinggi 10-15L/mnt melalui masker reservoir.
 Pada orang lain yang relatif lebih baik dengan saturasi 85-94% dapat dimulai dengan
aliran rendah seperti nasal kanul 2-6L/min atau Simple Mask 5-10L/min dan dititrasi
kurang lebih 2 L/menit setelahnya untuk mempertahankan saturasi oksigen.
 Oksigen harus diperlakukan sebagai obat, sehingga diperlukan
target yang jelas saat memilih terapi oksigen dan perangkat
Kesimpulan yang akan digunakan untuk menghindari oksigenisasi yang
berlebihan dan tidak memadai.

Anda mungkin juga menyukai