Anda di halaman 1dari 28

Laporan kasus seminar pada

sistem pernafasan (tb paru)


Disusun oleh:
Kelompok 3
Nama :
Arta simanjuntak
Avria nanda Br. Ginting
Ayu sundari
Billyman laoli
1. Pengertian
 Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis
yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis dan dapat disembuhkan.
Tuberkulosis dapat menyebar dari satu orang ke orang
lain melalui transmisi udara (droplet dahak pasien
tuberkulosis).
 Pasien yang terinfeksi Tuberkulosis akan memproduksi
droplet yang mengandung sejumlah basil kuman TB
ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara. Orang yang
menghirup basil kuman TB tersebut dapat menjadi
terinfeksi Tuberkulosis.
2. Anatomi fisiologi tb paru
Saluran pengantar udara hingga mencapai paru-paru
adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan
bronkiolus. Ketika udara masuk ke dalam rongga
hidung, udara tersebut disaring, dilembabkan dan
dihangatkan oleh mukosa respirasi, udara mengalir
dari faring menuju ke laring, laring merupakan
rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh
otot dan mengandung pita suara.
Menurut Price dan Wilson (2006) ke udara ekspirasi dapat dibagi
menjadi tiga proses yaitu:
 Ventilasi
Ventilasi adalah pergerakan udara masuk dan keluar dari paru karena
terdapat perbedaan tekanan antara intrapulmonal (tekanan intraalveoli dan
tekanan intrapleura) dengan tekanan intrapulmonal lebih tinggi dari
tekanan atmosfir maka udara akan masuk menuju ke paru, disebut
inspirasi.
 Transportasi oksigen
Tahap kedua dari proses pernafasan mencakup proses difusi di dalam paru
terjadi karena perbedaan konsentrasi gas yang terdapat di alveoli kapiler
paru, oksigen mempunyai konsentrasi yang tinggi di alveoli dibanding di
kapiler paru, sehingga oksigen akan berdifusi dari alveoli ke kapiler paru.
 Reaksi kimia dan fisik
dari oksigen dan karbondioksida dengan darah. Respirasi sel atau respirasi
internal merupakan stadium akhir dari respirasi, yaitu saat dimana
metabolit dioksidasi untuk mendapatkan energi, dan karbondioksida
terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh
paru-paru.
3. Fatofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberkulosis dan
menjadi terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas
ke alveoli, tempat dimana mereka terkumpul dan mulai
untuk memperbanyak diri. Basil juga dipindahkan melalui
sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lainnya (ginjal,
tulang, korteks serebri), dan area paru-paru lainnya (lobus
atas). Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi
inflamasi. Fagosit (neutrofil dan makrofag) menelan banyak
bakteri; limfosit spesifiktuberkulosis menghancurkan basil-
basil dan jaringan normal sehingga mengakibatkan
peumpukan eksudat dalam alveoli menyebabkan
bronkopneumonia (Smeltzer dan Bare, 2002).
4.Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacerium
tuberkulosis, sejenis kuman batang dengan ukuran
panjang 1-4 /um dan tebal 0,3 – 0,6/um, sebagian besar
kuman terdiri atas lemak (lipid), peptidoglikan dan
arabinomannan. Lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam sehingga disebut Bakteri
Tahan Asam (BTA), kuman dapat bertahan hidup pada
udara kering maupun dalam keadaan dingin, hal ini
karena kuman bersifat dormant, yaitu kuman dapat
aktif kembali dan menjadikan tuberkulosis ini aktif
lagi.
5. Manefestasi klinik
 Demam
Biasanya subfebril meyerupai demam influenza. Tetapi kadangkadang panas
badan dapat mencapai 40-41oC. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar,
tetapi kemudian dapat timbul kembali.
 Batuk/Batuk darah
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif. Keadaan yang lanjut
adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
 Sesak nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya
sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
 Nyeri dada
Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga
menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien
menarik/melepaskan napasnya.
 Malaise Gejala
malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin
kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. .
6. Asuhan keperawatan
Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Yuni Sabrina
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : LK III JL KH Dahlan Lubuk Pakam
Pekerjaan : IRTTanggal masuk RS : 24 April 2021
Status perkawinan : Sudah menikah
Suku : Jawa/Indonesia
Diagnosa medis : Tuberkulosis (TBC)
B. Penanggung jawab
Nama : Rini
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : LK III JL KH Dahlan Lubuk Pakam
Hubungan dengan klien : kakak pasien
Alasan masuk
Bapak Tn.Y Mengatakan sudah 3 minggu mengalami batuk, setiap kali batuk
mengeluarkan dahak kental berwarna kehijauan, Bapak Tn.Y juga mengatakan susah
bernapas, tidak nafsu makan dan sering terbangun malam karena berkeringat. 
Riwayat Kesehatan
1.Keluhan utama
Tn.Y mengatakanm batuk berdahak selama 3 minggu, jika batuk nyeri terasa pada dada
sebelah kanan
2. Riwayat kesehatan Sekarang
Tn. Y mengatakan sejak 3 minggu terakhir klien mengatakan batuk
berdahak, dahak susah untuk dikeluarkan, mengeluh batuk berdahak,
sesak napas, demam, nafsu makan menurun, klien terlihat lemas tampak
meringis kesakitan, Tekanan darah : 120/80 mmHg, Suhu : 38, RR : 24
x/menit, Nadi : 76 x/menit, HB : 11,5, BB : 52 Kg (sekarang), BB : 55 Kg
(sebelum sakit), TB : 165 Cm
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn. Y mengatakan sejak 3 minggu terakhir klien mengalami batuk
berdahak, sesak napas, demam, nafsu makan menurun, Tn. Y juga
mengatakan sudah sering mengalami batuk berminggi – minggunamun
sembuh dengan membeli obat di warung, pasien tidak memiliki penyakit
lain selain batuk dan tidak pernah masuk Rumah Sakit sebelumnya.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit menular, keluarga
juga menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti DM, dan Hipertensi

Pemeriksaan Fisik
1. TTV
Keadaan umum (KU) : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 38
Nadi : 76 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
HB : 11,5
BB sekarang : 52 kg
BB sebelum sakit : 55 kg
TB :165 cm
2. Kepala
Rambut : rambut merata, berwarna hitam, tidak ada benjolan
Ekspresi wajah : pucat
Mata : skelera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : tidak ada sekret, pernapasan cepat
Telinga : tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
Mulut : bibir kering, tidak ada gigi palsu
Leher : tidak ada kesulitan menelan, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
3. Tangan
Tidak ada luka, jari tangan lengkap
4. Kaki
Tidak ada luka, jari kaki lengkap
5. Abdomen (perut)
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : tidak ada nyeri tekan
Palpasi : Timpani
 Data Fokus
Data Subjektif
nyonya. Y mengatakan mengalami batuk sejak 3 minngu terakhir
nyonya. Y juga mengatakan setiap kali batuk mengeluarkan dahak kental berwarna
kehijauan
nyonya. Y juga mengatakan susah bernafas
nyonya. Y mengatakan tidak nafsu makan
nyonya. Y mengatakan sering terbangun malam karena berkeringat.
nyonya. Y mengatakan berat badan menurun
nyonya. Y dan keluarga mengatakan tidak tahu dengan penyakit yang diderita ny. Y
Data Objektif
Pernafasan cepat (RR = 24 x/menit)
Saat batuk bapak ny. Y terlihat sesak pada malam hari
Bapak ny. Y tampak sesak nafas
Nafsu makan berkurang
ny. Y tampak kurus
Suhu 38
Batuk berdahak
BB sekarang= 52Kg, BB sebelum sakit = 55 kg, TB =165 Cm
Nadi : 76 x/menit

ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi

1 Ds : Bersihan jalan Pembentukan


- Pasien mengatakan sudah 3 minggu mengalami nafas tidak tuberkelosis
batuk efektif peradangan
Mengeluarkan dahak kental berwarna kehijauan
- Pasien juga mengatakan susah bernapas
Do :
- Klien tampak sesak nafas
- Batuk yangb tidak berhenti secara terus – menerus
- Dahak pasien berwarna kehijauan
- Pernapasan pasien cepat (RR = 24 x/menit)
- Denyut nadi pasien (HR = 76 x/menit

2 Ds : kebutuhan Masalah
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan nutrisi kebutuhan
Do : Mual, muntah nutrisi,
- Porsi makan tidak dihabiskan perubahan
- BB : 52 kg nutrisikurang
- TB : 165 cm dari kebutuhan
tubuh
3 Ds : Masalah Sering
- Pasien mengatakan gangguan berkeringat
sering terbangun malam istirahat dan tidur dimalam hari
karena berkeringat
Do :

- Pasien nampak
berkeringat
- HB : 11,5
- Bapak S susah tidur

•Diagnosa Keperawatan
Problem Etiologi Simptom
Ketidak efektifan bersihan jalan Allergen (cuaca dingin) Data Subjektif :
napas berhubungan dengan Bat - ny. Y mengatakan sesak
uk berdahak napas dan batuk berdahak
Antigen yang terikat - ny. Y mengatakan Waktu
timbulnya serangan sesak
Bersihkan jalan nafas tidak sering terjadi tiba -tiba dan
efektif berhubungan dengan Pemiabilitas kapiler meningkat
terjadi
adanya penumpukan sekret
- dimalam hari
Edema mukosa, sekresi - ny. Y juga mengatakan
produktif, kontriksi otot ketika batuk sulit untuk
meningkat mengeluarkan dahak
Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan proses Data Objektif :
peradangan. - Nampak sesak
Batuk berdahak berwarna
- Terdapat bunyi suara napas
kehijauan dan Sesak nafas
Ronchi
- Irama napas, cepat
Ketidak efektifan jalan napas - Nampak batuk berdahak
dengan konsistensi kental
dan berwarna kehijauan
- Pernapasan 24 x/menit
- TD : 120/mmHg
- RR : 24 x/menit
- Nadi : 76 x/menit
- Suhu : 38
Dari pengkajian di atas didapatkan diagnosa
keperawatan :
Ketidak efektifan jalan napas berhubungan dengan
adanya penumpukan sekret
Gangguan nafsu makan berhubungan dengan batuk
yang terjadi secara terus menerus
Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering
berkeringat dimalam hari
Batuk yang tidak berhenti secara terus - menerus
 
INTERVENSI (PERENCANAAN)
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Tidak efektifnya bersihan Tujuan :  Memonitor frekuensi,  Tanda- tanda viital
jalan nafas - bersihan jalan nafas irama kedalaman merupakan acuhan
efektif dan upaya napas mengetahui kadar
Kriteria Hasil :  Posisi Semi Fowler umum pasien
- Mempertahankan jalan  Auskultasi suara  Dengan posisi semi
nafas dengan bunyi napas fowler dapat
nafas bersih  Kaji pasien untuk meningkatkan upaya
posisi yang nyaman napas lebih dalam dan
misal, duduk pada lebih kuat
sandaran tempat  Batuk efektif diberikan
tidur dapat menghemat
 Berikan obat sesuai energi segingga tidak
indikasi mudah lelah dan dapat
mengeluarkan dahak
secara maksimal

2 Kerusakan pertukaran Tujuan :  Kaji frekuensi


gas - Pertukaran gas efektif kedalaman
Kriteria hasil : pernafasan, catat
- Menunjukkan perbaikan nafas bibir, ketidak
vertilasi dan Oksigen mampuan berbicara
dalam rentang normal  Tinggikan kepala
tempat tidur, pasien
untuk memilih posisi
yang mudah untuk
bernafas
 Auskultasi bunyi
nafas
 Awasi tingkat
kesadaran
3 Perubahan nutrisi kurang Tujuan :  Memonitor asupan
dari kebutuhan tubuh - Kebutuhan nutrisi makan
terpenuhi  Anjurkan pasien
Kriteria hasil : untuk menghabiskan
- Adanya peningkatan BB porsi makan
Sesuai dengan tujuan  Dorong priode
istirahat, 1 jam
sebelum dan sesudah
makan, berikan
makan porsi kecil tapi
sering
 Timbang BB sesuai
indikasi
 Kaji pemeriksaan
laboratorium

4 Kurang pengetahuan Tujuan :  Jelaskan proses


- Pengetahuan meningkat penyakit individu dan
Kriteria hasil : keluarga
- Menyatakan pemahaman  Anjurkan untukl latihan
kondisi nafas dan
- Melakukan perubahan  batuk efektif
pola hidup dan  Diskusikan tentang
berpartisipasi dalam obat yang
program pengobatan digunakan,efek
samping
 Beritahu efek bahaya
merokok
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/Tgl/Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi

Kamis 11 Maret/ Jam Ketidak efektifan jalan nafas 1.Mengidentifikasi S:


09:30 berhubungan dengan adanya kemampuan batuk Ny. Y Mengatakan masih
penumpukkan dan batuk yang 2.jelaskan tujuan dan merasa sesak, ny. Y
terus menerus prosedur batuk efektif mengatakan masih batuk dan
3.monitor asupan makan sulit untuk mengeluarkan dahak
4.Memonitort TTV O:
Hasil : Keadaan umum lemah, ny. Y
 TD : 11O / 80 mmHg nampak sesak, ny. Y nampak
 RR : 28 x/menit batuk berdahak
 Nadi : 88 x/menit TD : 110/ 80 mmHg
 Suhu : 37,5 RR : 28 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 37,5
A:
masalsh ny. Y belum teratasi
P:
intervensi dilanjuttkan memonitor
TTV, melatih batukl efektif,
memberikan posisi yang
nyaman, kolaborasi pemberian
obat instalasi, pantau batuk
efektif, frekuensi nafas, irama
nafas, dan bunyi nafas
Jam 09:45 5.Memberikan ny. Y posisi
senyaman mungkin

Hasil :
Pasien lebih nyaman
dengan posisi Semi Fowler

Jam 09:55 6.Mengkolaborasikan


pemberian obat Nebulizer
sesuai program terapi
Hasil :
Ranitidine inj. 25 ml 2x1
(amp)
1 ampul obat combivet dosis
yang diberi 2,5 ml,3 sampai 4
x/hari diberikian.

Jam : 10:05 7.Ajarkan ny. Y tentang


penyakitnya dengan cara
menghindari faktor pencetus
Hasil :
Menjelaskan pengertian
Asma Bronkial, tanda dan
gejala Asma Bronkial, faktor
pencetus Asma Bronkial,
Perawatan Asma Bronkial
dirumah, cara pencegahan
kekambuhan Asma Bronkial,
cara pernapasan yang benar.
Jumat, 12 Maret 2021/ 1.Mengidentifikasi S:
09:30 kemampuan batuk ny. Y mengatakan sudah
2.jelaskan tujuan dan tidak sesak, ny. Y
prosedur batuk efektif mengatakan masih batuk
3.Memonitor asupan berdahak
makan O:
4.Memonitor TTV keadaan umum mulai
Hasil : membaik nampak \\batuk
TD : 100/70 mmHg berdahak, nampak tidak
RR : 24 x/menit sesak
Nadi : 84 x/menit TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,5 RR : 24 x/menit
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5
terdapat bunyi suara
napas tambahan (ronchi)
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan, kaji
TTV, berikan posisi
senyaman mungkin, latih
batuk efektif, kolaborasi
pemberian obat Nebulizer,
pantau batuk efektif,
frekuensi nafas, irama
nafas, dan bunyi nafas
Jam 09;45 5.Memberikan ny. Y posisi
senyaman mungkin
Hasil :
ny. Y lebih nyaman dengan
posisi Semi Fowler

Jam 6.Mengkolaborasikan
09: 55 Pemberian obat Nebulizer
sesuai program terapi
Hasil :
Ranitidine inj. 25 ml 2x1
(amp)
1 ampul obat Combivent
dosis yang diberi 2,5 ML, 3
sampai 4x/hari
Jam 7.Melatih ny. Y batuk efektif
10 :05 Hasil :
ny. Y tampak bisa melakukan
batuk efektif namun masih
dibantu oleh perawat melatih
batuk efektif hari ke 2
dilakukan 3 x dalam sehari
Senin,15 Ketidak efektifan 1.Mengidentifikas S:
Maret/jam 09:30 jalan nafas i kemampuan ny. Y mengatakan
berhubungan batuk sudah tidak sesak,
dengan adanya 2.jelaskan tujuan ny. Y mengatakan
penumpukkan dan prosedur sudah tidak batuk
dan batuk yang batuk efektif dan dahak sudah
terusmenerus 3.Posisikan Semi tidak ada
Fowler O:
4.Memonitor TTV Keadaan umum,
Hasil : nampak baik
TD : 100/70 TD : 100/70 mmHg
mmHg RR : 16 x/menit
RR : 16 x/menit Nadi : 80 x/menit
Nadi : 80 x/menit Suhu : 36
Suhu : 36 Nampak tidak
sesak, nampak
tidak batuk, tidak
terdapat bunyi
tambahan napas
A:
Masalah ny. Y
teratasi
P:
Intervensi
dihentikan
Jam 2.memberikan ny. Y posisi
09 : 45 senyaman mungkin
Hasil :
ny. Y lebih nyaman
dengan posisi Semi
Fowler

Jam 3.mengkolaborasikan
09 : 55 pemberian obat Nebulizer
sesuai program terapi
Hasil :
Ranitidine inj. 25 ml 2x1
(amp)
1 ampul obat Combivent
dosis yang diberi 2.5 ML, 3
sampai 4x/hari diberikan

Jam 4.Melatih ny. Y batuk efektif


10:05 Hasil :
ny. Y nampak bisa
melakukan batuk efektif
tanpa bantuan intruksi
perawat, melatih batuk
efektif dilakukan 3 x dalam
sehari
Evaluasi Keperawatan
a. Bersihkan jalan napas
b. Berikan oksigen
c. Pantau selama 3 jam sekali dengan rasa nyeri
bersekala 1 - 10
KESIMPULAN
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe
humanus, sejenis kuman yang yang berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm.
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid).
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun
dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam
lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat
dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit
kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat
lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa
kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru
lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal
ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai