Anda di halaman 1dari 87

MATERI :

Sengkenit, tungau
Laba-laba, kalajengking

DR. ENDAH SETYANINGRUM, M.BIOMED


SENGKENIT DAN TUNGAU
PENDAHULUAN

Dalam Ordo Acarina banyak spesies caplak dan


tungau yang menimbulkan gangguan
kesehatan pada manusia terutama pada hewan
ternak atau peliharaan - sangat merugikan
Karena luasnya permasalahan, dibentuk bidang
ilmu khusus yaitu acarology
Infeksi oleh acarina disebut acariasis
 Sengkenit atau caplak disebut ticks
 Tungau disebut mites
 Keduanya termasuk Kelas Arachnida
bersama-sama laba-laba dan kalajengking
 Termasuk Ordo Acarina
SENGKENIT DAN TUNGAU
KLASIFIKASI
Kelas  Arachnida

Ordo  Acarina

Superfamili  Ixodoidea  Sarcoptoidea


(Sengkenit/ticks) (Tungau/mites)

Famili  Ixodidae (Sengkenit  Sarcoptidae (Tungau


keras /hard ticks) kudis)
 Argasidae (Sengkenit  Trombiculidae
lunak /soft ticks)  Dermanyssidae
 Demodicidae
 Pyroglyphidae
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)

KLASIFIKASI
Superfamili  Ixodoidea
(Sengkenit/ticks)

Famili  Ixodidae (Sengkenit  Argasidae (Sengkenit


keras /hard ticks) lunak /soft ticks)

Genus  Ixodes  Argas


 Dermacentor  Ornithodoros
 Boophilus
 Haemaphisalis
 Rhipicephalus
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)

KEPENTINGAN MEDIS

 Peran langsung  Sebagai vektor


Þ Dermatitis Þ Penyakit oleh protozoa
Þ Exsanguisasi Þ Penyakit oleh rickettsia
Þ Otoacariasis Þ Penyakit oleh virus
Þ Paralisis sengkenit (tick Þ Penyakit oleh bakteri
paralysis)
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)

PERAN LANGSUNG

Dermatitis
Peradangan kulit dengan manifestasi gatal, bengkak dan ulserasi (borok) akibat gigitan
sengkenit

Exsanguinasi
Proses pengeluaran darah, karena dihisap oleh sengkenit, terjadi anemi
Banyak terjadi pada hewan ternak

Otoacariasis
Invasi saluran pendengaran oleh sengkenit
Oto = telinga; acariasis = infeksi oleh Acarina
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)

PERAN LANGSUNG

Gigitan sengkenit (Ixodes ovatus) pada telinga kiri anak


Lesiperempuan
karena gigitan
usia sengkenit
2 tahun (Ixodes persulcatus) sebulan
setalah pengangkatan
Sumber :A Colour Atlas of Clinical Parasitology. Tomio Yamaguchi. Alih Bahasa : Lesmana Padmasutra, dkk.
Sumber :A Colour Atlas of Clinical Parasitology. Tomio Yamaguchi. Alih Bahasa : Lesmana Padmasutra, dkk.
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)

PERAN LANGSUNG

Ixodes persulcatus sedang menggigit

Sumber :A Colour Atlas of Clinical Parasitology. Tomio Yamaguchi. Alih Bahasa : Lesmana Padmasutra, dkk.
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)

PERAN LANGSUNG
Paralisis sengkenit (tick paralysis)
Penyebab (Etiologi)
Dermacentor andersoni
Dermacentor variabilis
Amblyomma maculatum
Ixodes holocyclus

Terjadi paralysis karena pengaruh ixovotoxin yang dikeluarkan bersama gigitan


sengkenit
Racun melumpuhkan syaraf dengan memblokade synaps (neuromuscular juntion)
Sebagai ektoparasit pada anjing, kucing dan hewan ternak
Pada ternak juga menimbulkan kerusakan kulit - tidak baik untuk disamak
Gejala
 Kelumpuhan terjadi akut
 Kelumpuhan dimulai dari otot kaki tempat gigitan,
menjalar ke otot lain
 Bila terjadi kelumpuhan otot pernafasan, terjadi asfiksia,
dapat menimbulkan kematian
Pengobatan
Untuk mengatasi gejala kelumpuhan, cabut kepala sengkenit karena selama kepala
menancap, racun terus mengalir
Baiknya sebelum dicabut, semprot dulu dengan pembius kloroform atau eter,
sengkenit lumpuh, mudah dicabut
Setelah kepala dicabut, sembuh dalam 1-8 hari
Bila capitulum tertinggal, terjadi nekrosis kulit
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)

SEBAGAI VEKTOR
Protozoa
Babesia bigemina
Rickettsia
Demam Bercak Rocky Mountain (Rocky Mountain Spotted Fever)
Demam Q (Query fever)
Demam Typhus Afrika Selatan (South African Tick Typhus)
Demam Typhus Siberia (Siberian Tick Typhus)
Demam Typhus Queensland (Queensland Tick Typhus)

Virus
Ensefalitis Russia(RSSE = Russian Spring Summer Encephalitis)
Demam Sengkenit Colorado (Colorado Tick Fever)
Louping Ill
Bakteri
Tularemia
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Demam
Demam Bercak
Bercak Rocky
Rocky Mountain
Mountain
(Rocky Mountain Spotted Fever)
Fever)

Penyebab Rickettsia rickettsii


Banyak di barat Amerika (Pegunungan Rocky Mountain)
Rickettsia dalam tubuh sengkenit dapat diturunkan transovarial
Manusia tertular melalui gigitan sengkenit atau melalui kulit luka

Vektor
Dermacentor andersoni
Dermacentor variabilis
Amblyomma americanus
Amblyomma cayennense
Rhipicephalus sanguineus
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Demam
Demam Bercak
Bercak Rocky
Rocky Mountain
Mountain
(Rocky Mountain Spotted Fever)
Fever)

Gejala Kinis
Masa inkubasi 3-10 hari
Menjelang usia pertengahan
Gejala seperti influenza
Penyakit berat : delirium, koma, timbul bintik merah di kulit
lengan, kaki, menyebar ke punggung - disebut demam
bercak
Kadang-kadang splenomegali, hepatomegali, ikterus

Pemeriksaan laboratorium
Leukositosis
Proteinuria
Hematuria
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Demam
Demam Bercak
Bercak Rocky
Rocky Mountain
Mountain
(Rocky Mountain Spotted Fever)
Fever)

Tes Serologis untuk Diagnosis


Uji fiksasi komplemen : spesifik
Uji immuno-flupresens
Uji mikroaglutinasi

Pengobatan
Kloramfenicol
Tetrasiklin
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Demam
Demam Q Q
(Query
(Query fever)
fever)

Penyebab Rickettsia burnetti


Manusia tertular melalui gigitan sengkenit
Gejala Klinis
Dapat bersifat akut, kronik atau hilang timbul (relapsing)
Gejala : demam, cefalgi, lethargi, nyeri abdomen
Kadang-kadang : pneumoni, hepatitis, ikterus, endokarditis

Hasil Laboratorium
Leukopenia
Cara Diagnosis
Isolasi ricckettsia dari sputum atau darah penderita
Tes serologis : Uji Fiksasi Komplemen
Pengobatan
Simptomatis
Antibiotik : tetrasiklin
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Demam
Demam Typhus
Typhus Afrika
Afrika Selatan
Selatan
(South
(South African
African Tick
Tick Typhus)

Penyebab Rickettsia connori


Disebut Boutonneuse Fever

Demam
Demam Typhus
Typhus Siberia
Siberia
(Siberian
(Siberian Tick
Tick Typhus)
Typhus)

Penyebab Rickettsia siberica

Demam
Demam Typhus
Typhus Queensland
Queensland
(Queensland
(Queensland Tick
Tick Typhus)
Typhus)

Penyebab Rickettsia australis


SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Sebagai Vektor Rickettsia

Semua penyakit oleh Rickettsia di atas gejalanya mirip Demam


Bercak Rocky Mountain (Rocky Mountain Spotted Fever)
Berbeda pada nama yang didasarkan pada daerah ditemukannya
penyakit tersebut
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Ensefalitis
Ensefalitis Russia
Russia
(RSSE
(RSSE == Russian
Russian Spring
Spring Summer
Summer Encephalitis)
Encephalitis)

Banyak terdapat di hutan Siberia dan RRC


Manusia tertular melalui gigitan sengkenit

Gejala Klinis
Demam tinggi, cefalgi, muntah, kejang, kaku kuduk
Kadang-kadang paralisis (lumpuh)
Pengobatan
Simptomatis
Vektor
Ixodes persulcatus
Haemophysalis caninum
Dermacentor sylvarum
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Demam
Demam Sengkenit
Sengkenit Colorado
Colorado
(Colorado Tick Fever)
Fever)

Terdapat di Amerika Serikat


Manusia tertular melalui gigitan sengkenit

Gejala Klinis
Demam, cefalgi, myalgia, anoreksi

Laboratorium
Leukopeni
Pengobatan
Simptomatis
Vektor
Dermacentor andersoni
Dermacentor occidentalis
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Louping Ill

Banyak menyerang ternak domba di Skotlandia


dan Irlandia
Manusia tertular melalui gigitan sengkenit

Gejala Klinis
Encephalomyelitis

Vektor
Ixodes ricinus
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Tularemia

Disebabkan Pasteurella tularensis


Dalam tubuh sengkenit dapat terjadi penularan transovarial
Manusia tertular melalui gigitan sengkenit atau kontaminasi kulit
Banyak terdapat pada orang yang pekerjaannya banyak
berhubungan dengan kelinci, disebut Penyakit Demam Kelinci
atau “Rabbit fever”

Gejala Klinis
Demam, pusing, mual, muntah
Kelainan kulit : papula, ulkus
Mata : konjungtivitis
Pembesaran kelenjar getah bening dan splenomegali
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Tularemia

Seorang laki-laki 44 tahun, menderita tularemia berbentuk ulseroglanduler yang


Laki-laki Pembesaran
30luka
tahun menderitakelenjar limfebentuk
tularemia di leherglanduler, terjadi
didapat melalui pada jari kelingking kirinya setelah menguliti dan memasak
pembesaran
seekor kelinci kelenjar limfe pada kedua ketiaknya
yang terinfeksi
Sumber :A Colour Atlas of Clinical Parasitology. Tomio Yamaguchi. Alih Bahasa : Lesmana Padmasutra, dkk.
Sumber
Sumber :A
:A Colour
Colour Atlas
Atlas of
of Clinical
Clinical Parasitology.
Parasitology. Tomio
Tomio Yamaguchi.
Yamaguchi. Alih
Alih Bahasa
Bahasa :: Lesmana
Lesmana Padmasutra,
Padmasutra, dkk.
dkk.
SENGKENIT KERAS
(HARD TICKS)
Tularemia
Cara Pemeriksaan Laboratorium
Bahan pemeriksaan : darah, cairan ulkus, aspirasi kelenjar getah
bening
Uji aglutinasi

Pengobatan
Streptomisin
Tetrasiklin atau kloramfenikol
Simptomatis

Pemberantasan
Menyemprotkan insektisida : DDT, Chlordane, Dieldrin dan
lain-lain
IXODIDES (TICKS, CAPLAK)
MORFOLOGI

 Memiliki gnatosoma (kapitulum), thorax dan abdomen tidak


terlihat batas jelas
Bagian anterior (gnatosoma), terdapat :
 Hypostome dangan gigi-gigi (duri)
 Sepasang pedipalpa (4 segmen)
 Mandibula/apophyse dari chelicera
 Tabung chelicera
 Basis capituli

Selesai Penayangan
Klik Tombol “Esc”
IXODIDES (TICKS, CAPLAK)
MORFOLOGI
Bagian thorax-abdomen, terdapat :
 Bagian dorsal
– Scutum pada hard ticks (betina)
– Sepasang mata
– Festoon pada hard ticks di abdomen
 Bagian ventral
– 4 pasang kaki pada imago; 3 pasang pada larva
– Pregenital plate
– Genital aperture
– Median plate
– Spirakel
– Spiracular plate (stigmal plate)
– Adanal plate
– Anal plate
– Anus
IXODIDES (TICKS, CAPLAK)
SIKLUS HIDUP

 Satu siklus 3 bulan-2 tahun


 Betina yang telah menghisap darah segera bertelur
ditaruh di tanah
Telur :
 Ukuran 0,5-1 mm, ditaruh di tanah
 Warna kuning coklat
Larva :
 Yang baru menetas memiliki 3 pasang kaki
 Menunggu mangsa lewat di rumput
 Setelah menghisap darah, istirahat - berubah jadi larva
stadium II
 Larva stadium II-IV :
– Diam dekat hospes, dekat kandang
– Dari stadium IV jadi nympha
Nympha :
 Menyerupai dewasa
 Kaki 4 pasang
 Alat kelamin belum sempurna
Dewasa :
 Terdapat pada hospes
 Imago jantan dan betina menghisap darah
 Betina menghisap darah untuk bertelur
IXODIDES (TICKS, CAPLAK)
PERBEDAAN IXODIDAE DAN ARGASIDAE

IXODIDAE ARGASIDAE

 Kelompok  Hard ticks  Soft ticks

 Capitulum  Di bagian anterior - terlihat dari  Di bagian ventral


dorsal
 Tarsus ke-4  Kecil dan rudimenter  Tumbuhnya baik

 Scutum  Ada (betina)  Tidak ada, pembungkus seperti


kulit
 Mata  Biasa tidak ada, bila ada di bagian  Di bagian ventral dan sisi tubuh
dorsal tepi perisai
 Peritrema  Di belakang kaki ke-4, ada yang  Di depan kaki ke-4
tidak jelas
 Festoon  Ada yang jelas, ada yang tidak  Tidak ada
jelas
 Pulvili  Yang jelas di bawah kuku  Tidak ada, bila ada di bawah kuku
dan rudimenter
FAMILI IXODIDAE (HARD TICKS)
PENDAHULUAN

 Gnatosoma (kapitulum) terlihat dari dorsal


 Memiliki spiracular plate setelah coxa ke-4 serta
memiliki :
– Scutum pada betina
– Conscutum pada jantan
 Dibicarakan 4 genera yaitu :
– Ixodes
– Dermacentor
– Rhipicephalus
– Boophilus
FAMILI IXODIDAE (HARD TICKS)
MORFOLOGI
Diagram Ixodidae Betina
Jantan (Hard
(Hard Ticks)
Ticks)

Dari dorsal Dari ventral


Dari dorsal Dari ventral
FAMILI IXODIDAE (HARD TICKS)
Perbedaan Ixodes, Boophilus, Rhipicephalus dan Dermacentor

Ixodes Boophilus Rhipicephalus Dermacentor

 Anal groove  Di depan  Tidak jelas ada/  Sesudah anus  Sesudah anus
tidak
 Mata  Tidak ada  Ada  Ada  Ada
 Festoon  Tidak ada  Tidak ada  Ada, 11  Ada, banyak
 Palpa  Panjang  Pendek  Pendek  Pendek
 Basis capituli  Segi panjang  Heksagonal  Heksagonal  Segi panjang
 Spiracular plate  Jantan : lonjong;  Koma memanjang  Koma memanjang  Suboval
betina : bulat
 Coxa I  Tidak berculah  Berculah  Berculah  Berculah
 Coxa IV  Sama besar  Sama besar  Sama besar  > besar dari coxa
dengan coxa lain dengan coxa lain dengan coxa lain lain
 Adanal shield  Segi empat  Ada  Memanjang  Koma
 Ornate/inornate  Inornate  Inornate  Inornate  Ornate

 Ornate : pada dorsal plate terdapat bercak putih


 Inornate : pada dorsal plate tidak terdapat bercak putih
Ixodes sp.
MORFOLOGI

Ixodes
Ixodesmonospinosus
persulcatus

Sumber :A Colour Atlas of Clinical Parasitology. Tomio Yamaguchi Selesai Penayangan


Alih Bahasa : Lesmana Padmasutra, dkk. Klik Tombol “Esc”
FAMILI ARGASIDAE
PENDAHULUAN

 Memiliki scutelum dan capitulum letaknya di


bagian ventral
 Tubuh liat dan bertonjolan atau berkerut
 Spiracular plate pada coxa ke-3
 Dibicarakan 2 genera yaitu :
– Argas
– Ornithodoros

Selesai Penayangan
Klik Tombol “Esc”
Untuk membedakan genus di atas perlu di pelajari :
 Bentuk tubuh
 Bentuk hypostome
 Integumen
 Kapitulum
 Sutural line
 Warna
FAMILI ARGASIDAE
Perbedaan Argas dan Ornithodoros
Argas Ornithodoros

 Sutural line  Nampak jelas  Tidak jelas

 Bag. dorsal  Jelas terpisah  Tidak terpisah


terpisah
 Hypostome  Bulat, berambut  Tumbuh baik, bergigi

 Kapitulum  Tidak begitu menonjol  Menonjol ke anterior

 Integumen  Liat, bertonjolan, berambut  Agak kasar, berkeriput


(kancing)
 Tubuh  Pipih  Membulat

 Warna  Merah coklat  Merah hijau


Selesai Penayangan
Klik Tombol “Esc”
SENGKENIT LUNAK
(SOFT TICKS)

KLASIFIKASI

 Ixodoidea
Superfamili (Sengkenit/ticks)

 Argasidae (Sengkenit
Famili
lunak/soft ticks)

 Argas
Genus  Ornithodoros
SENGKENIT LUNAK
(SOFT TICKS)

KEPENTINGAN MEDIS

 Ektoparasit intermiten bagi hewan ternak (selang


seling hidup bebas di tanah dengan sebagai
ektoparasit)
 Contoh : Argas persicus
 Gigitannya menyebabkan gatal, bengkak, merah;
digaruk - infeksi sekunder - dermatitis
 Contoh : Ornithodoros moubata
 Vektor penyakit
 Relapsing fever pada manusia dan mamalia yang disebabkan oleh Spirochaeta :
Borrelia duttoni; vektor : Ornithodoros moubata, O. turicata, O. tholozani
 Relapsing fever pada unggas oleh : Borrelia anserinavektor : Argas persicus
SENGKENIT LUNAK
(SOFT TICKS)

PEMBERANTASAN

 Merusak sarang dengan menutup


sela/retakan tanah atau lantai
 Menyemprot dengan insektisida
TUNGAU
(MITES)

PENDAHULUAN

 Termasuk ordo Acarina


 Infeksi oleh tungau disebut acariasis
 Tungau yang penting dalam ilmu kedokteran :
 Famili Sarcoptidae (Tungau kudis)
 Famili Trombiculidae
 Yang kurang penting :
 Famili Dermanyssidae
 Famili Demodicidae
 Famili Pyroglyphidae
TUNGAU (MITES)
KLASIFIKASI

Phyllum Arthropoda
Arthropoda

Klas Arachnida
Arachnida

Ordo Acarina
Acarina

Subordo
Ixodides
Ixodides Sarcotiformes
Sarcotiformes Mesostigmata
Mesostigmata
(Ticks)
(Ticks) (Mange)
(Mange) (Mites)
(Mites)

Sudah dibicarakan
pada PA-5
Selesai Penayangan
Klik Tombol “Esc”
TUNGAU (MITES)
KLASIFIKASI

Sarcotiformes
Sarcotiformes Mesostigmata
Mesostigmata
Subordo (Mange) (Mites)
(Mange) (Mites)

Famili Sarcoptidae
Sarcoptidae Dermanyssidae
Dermanyssidae

Genus Sarcoptes
Sarcoptes Dermanyssus
Dermanyssus

Spesies S.
S. scabiei
scabiei D.
D. gallinae
gallinae

Selesai Penayangan
Klik Tombol “Esc”
TUNGAU
(MITES)

1. Tungau skabies

 Termasuk famili Sarcoptidae


 Yang berperan sebagai etiologi
penyakit kudis yaitu Sarcoptes
scabiei
 Penyakitnya :
skabies/buduk/kudis
 Sebagai ektoparasit, hidup pada
kulit dengan membuat
terowongan dibawah stratum
corneum dimana yang betina
meletakkan telur
Jantan Betina
Sumber
Sumber:A:AColour
Colour:Atlas
Sumber Atlasofof
Color Clinical
Clinical
Atlas Parasitology.
Parasitology.
of Medicine Tomio
TomioYamaguchi
Yamaguchi
and Parasitology. 1977
Alih
AlihBahasa
Bahasa:W.
Lesmana
: Lesmana Padmasutra,
Padmasutra,
Peters & H.M. Gillersdkk.
dkk.
Sarcoptes scabiei
MORFOLOGI

Jantan Betina
Sumber : Color Atlas of Medicine and Parasitology. 1977
W. Peters & H.M. Gillers

Jantan Sumber
Sumber :A
:AColour
ColourAtlas
Atlas of
of Clinical
Clinical Parasitology.
Parasitology.Tomio
TomioYamaguchi
Yamaguchi
Alih
Alih Bahasa : Lesmana Padmasutra, dkk.
Bahasa : Lesmana Padmasutra, dkk.
- Betina
 Kapitulum terdapat :
 Tubuhnya terdiri atas kapitulum, – Chelicera
– Pedipalpa yang bersegmen
thorax dan abdomen yang tidak jelas  Kaki :
pembagian dan batas-batasnya – 4 pasang pada nympha dan dewasa
– 3 pasang pada larva
 Beda hewan jantan dan betina antara  Pedicel dengan alat penghisap
lain :
 Epimer merupakan batas dari kaki
 Notothorax terdapat :
– 2 pasang kaki di bagian depan, dan
 Jantan lebih kecil; punya – 2 pasang kaki di bagian posterior
epiandrium dan genital apron  Notogaster terdapat :
– Anus
 Betina lebih besar; memiliki sel – Genital apron
– Epiandrium
telur – Sel telur
 Di bagian dorsal terdapat :
 Tidak memiliki peritreme (stigma – Dorsal spine (duri dorsal)
– Dorsal scale (sisir dorsal)
rudimenter)
TUNGAU
(MITES)

1. Tungau skabies

Dewasa

Nymfa Telur

Larva

 Siklus hidup tungau skabies dengan  Bentuk telur dan dewasa dalam
metamorfosa tidak sempurna terowongan pada kulit
Sumber : Basic Clinical Parasitology. 1994. Neva F.A. & Brown H.W.
TUNGAU
(MITES)

1. Tungau skabies
Skabies/buduk/kudis
Gejala Klinis
 Gatal terutama malam hari, disebabkan oleh :
 Pembuatan terowongan oleh tungau betina
 Reaksi tubuh terhadap tinja atau ekskresi sisa metabolisme tungau
 Predileksi : bagian kulit tipis misalnya sela jari, pergelangan tangan, lipat
paha, genital
 Pruritus, vesikula dan pustula mengikuti gambaran terowongan
 Pustula terjadi akibat infeksi sekunder bakteri
 Sering ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa yang
higienenya kurang baik
 Kondisi ini dijumpai di asrama, rumah yatim piatu,
pesantren, penjara, asrama tentara
TUNGAU
(MITES)

1. Tungau skabies
Skabies/buduk/kudis

 Predileksi penyakit skabies pada manusia


Sumber : Basic Clinical Parasitology. 1994. Neva F.A. & Brown H.W.
 Infeksi sekunder dan eritem biasanya berhubungan dengan invasi
bakteri pada kulit yang terkena skabies
Sumber : Color Atlas of Medicine and Parasitology. 1977. W. Peters & H.M. Gillers
 Seorang anak Papua menderita skabies. Pruritis dan dermatitis lokal yang
hebat muncul setelah beberapa hari terinfeksi

Sumber : Color Atlas of Medicine and Parasitology. 1977. W. Peters & H.M. Gillers
 Kaki penderita skabies. Tampak sisik tersebar pada kulit disertai penebalan

Sumber : Basic Clinical Parasitology. 1994. Neva F.A. & Brown H.W.
TUNGAU
(MITES)

1. Tungau skabies
Skabies/buduk/kudis

 Skabies pada seorang laki-laki 26 tahun dengan keluhan gatal pada tubuhnya; banyak
 Skabies
papel merah pada
berbagai kasusdisertai
ukuran laki-laki 26 dan
sisik tahun. Sela jari-jari
keropeng tangan pada tubuh dan
yang tampak
 Perubahan kulit pada skabies
memperlihatkan infiltrasi, penebalan serta sisik
ekstrimitas
 Lesi yang sudah lanjutskabies
disertaimenahun
penyebaran yang karakteristik
 Infeksi  Infeksi
 pada
skabies Infeksi
labiaskabies
major dan pada
padakulit skrotum
kakisekitarnya
Sumber :A:A
Sumber Colour Atlas
Colour ofof
Atlas Clinical Parasitology.
Clinical Parasitology.Tomio
TomioYamaguchi.
Yamaguchi. Alih Bahasa
Alih Bahasa : Lesmana Padmasutra,
:: Lesmana dkk.
Padmasutra, dkk.
Sumber
Sumber
:A:A
Colour
Colour
Atlas
Atlas
ofof
Clinical
Clinical
Parasitology.
Parasitology.Tomio
TomioYamaguchi.
Yamaguchi. Alih
Alih
Bahasa
Bahasa : Lesmana
Lesmana
Padmasutra,
Padmasutra,
dkk.
dkk.
TUNGAU
(MITES)

1. Tungau skabies
Skabies/buduk/kudis

 Skabies
Skabiespada
padakaki
tangan
Sumber
Sumber
:A:A
Colour
Colour
Atlas
Atlas
ofof
Clinical
Clinical  Skabies
Parasitology.
Parasitology.
Tomio pada
Tomio tangan Alih
Yamaguchi.
Yamaguchi. Alih
Bahasa
Bahasa
: Lesmana
: Lesmana
Padmasutra,
Padmasutra,
dkk.
dkk.
TUNGAU
(MITES)

1. Tungau skabies
Skabies/buduk/kudis
Diagnosa
 Klinis
 Melihat kelainan kulit di daerah predileksis
 Menggaruk di daerah predileksi
 Laboratoris
 Uji KOH : Kerokan kulit yang ada terowongan, letakkan
di atas kaca benda, tetesi KOH 10%, panasi sebentar,
tutup kaca penutup, lihat di bawah mikrokop
(menemukan tungau atat telurnya)
 Uji Tinta : permukaan kulit ditetesi tinta hitam, sedikit
ditekan, tinta dicuci, tampak liku terowongan
TUNGAU
(MITES)

1. Tungau skabies
Skabies/buduk/kudis
Pengobatan

 Salep mengandung senyawa gammexan (gamma-benzene-hexaclorida)


atau lindane
Membunuh parasit dewasa, larva dan telur
Hati-hati neurotoksik dan diserap kulit
 Krim mengandung senyawa permethrin 5% (scabimite)
Sangat efektif, toksisitas rendah tapi mudah terjadi resistensi
Cara pengobatan dengan melumuri tubuh salama 8 jam
 Dulu salep 2-4, campuran :
 Asam salisilat untuk merusak terowongan
 Belerang 5-10% untuk untuk membunuh tungau
Seluruh tubuh di lumuri salep, biarkan sehari semalam
tanpa mandi, keesokan harinya mandi dengan air panas
(membuka pori-pori) kalau ada gunakan sabun belerang
Diulang 3 hari berturut-turut
Jarang dipergunakan karena lengket dan bau
 SELAIN PENGOBATAN
PENDERITA, JUGA

 Pakaian dan sprei direndam dalam air panas, untuk membunuh telur dan larva
 Kasur sering dijemur
 Solutio benzyl benzoat 20-35%
Seluruh tubuh di lumuri larutan obat kecuali muka,
biarkan sehari semalam tanpa mandi
Dapat diulang 1 minggu kemudian
TUNGAU
(MITES)

1. Tungau skabies
Skabies/buduk/kudis
Epidemiologi
 Kosmopolit
 Biasa pada satu keluarga
Pencegahan
 Personal hygiene
 Hindari kontak dengan penderita
 Hindari saling meminjam pakaian/handuk
TUNGAU
(MITES)

2. Tungau merah (Chiggers)

 Disebut juga Red-Bugs karena warna


merah menyala yang mudah dikenali
pada tanaman perdu, semak atau ujung
ilalang
 Ukuran sangat kecil, hampir tidak terlihat
oleh mata
 Diasosiasikan sebagai penyebab scrub
typhus atau Demam Tsutsugamushi
TUNGAU
(MITES)

2. Tungau merah (Chiggers)


Kepentingan Medis
 Gigitan

Pendahuluan
 Yang berperan stadium larva aktif
 Gigitan larva - keluar air liur :
 Iritasi kulit - gatal
 Enzym - menghancurkan jaringan kulit - dengan
alat mulut (stylostome) - membentuk saluran - larva
masuk ke dalam kulit, memakan jaringan yang
dirusak
 Contoh spesies :
 Trombicula alfedugesi (Amerika Utara)
 Trombicula autumnalis (Eropa)
 Gigitan
 Vektor Scrub Typhus (Rickettsia tsutsugamushi)
Pengobatan
 Daerah gigitan :
 Bersihkan dengan alkohol
 Kepala tungau dikeluarkan
 Rasa nyeri dan gatal : lotio calaminae
 Bila ada infeksi sekunder : salep antibiotika
TUNGAU
(MITES)

2. Tungau merah (Chiggers)


Kepentingan Medis
 Scrub Typhus

Gejala Klinis
 Masa inkubasi 1-3 minggu
 Ulkus pada tempat gigitan
 Panas remitten
 Lymphadenitis
 Splenomegali
 Sakit kepala dan punggung
 Erupsi kulit, berwarna merah

 Disebabkan Rickettsia tsutsugamushi


 Terdapat di : Srilanka, Jepang, Taiwan, ASEAN, Birma
Bertindak sebagai vektor
 Larva Trombicula akamushi disebut : Leptotrombidium
akamushi
 Larva Trombicula deliensis disebut : Leptotrombidium
deliensis
 Larva Leptotrombidium fletscheri
TUNGAU
(MITES)

2. Tungau merah (Chiggers)


Kepentingan Medis
 Scrub Typhus
Penularan
 Pada tungau transovarial
 Pada manusia melalui gigitan vektor
 Tuan rumah sebenarnya tikus semak
 Manusia terkena insidentil, terutama
penggembala, peladang
Pengobatan
 Antibiotik : Terramycin, Chloramfenicol
Pemberantasan
 Membabat semak, membersihkan rumput
 Menyemprot semak dan ladang penggembalaan dengan
insektisida
 Hindari gigitan tungau dengan memakai pakaian dan
sepatu boot setinggi betis, ujung bawah celana masukkan
kaus kaki
TUNGAU
(MITES)

2. Tungau ayam

Demodex folliculorum

 Famili Demodicidae
 Hidup pada unggas
 Pada manusia masuk ke dalam kelenjar keringat (glandula
sebacea) atau folikel rambut - terjadi penyumbatan -
infeksi - gejala seperti jerawat (acne vulgaris)
 D. foliculorum varitas canis dan D. foliculorum varitas
bovis menimbulkan gatal dan tuberkel pada kulit anjing
dan binatang ternak
TUNGAU
(MITES)

2. Tungau ayam

Demodex folliculorum

 Skema Demodex folliculorum


Sumber : Basic Clinical Parasitology. 1994. Neva F.A. & Brown H.W.
 Demodex folliculorum
Sumber : Atlas Parasitologi Kedokteran. 1994. Juni Prianto, Tjahaya P.U., Darwanto
 Demodex folliculorum
Sumber :A Colour Atlas of Clinical Parasitology. Tomio Yamaguchi
Alih Bahasa : Lesmana Padmasutra, dkk.
TUNGAU
(MITES)

2. Tungau ayam

Dermanyssus gallinae (Chicken mites)

 Parasit pada ayam


 Pada manusia (yang bekerja di kandang ayam) oleh
gigitannya : dermatitis
 Vektor dari St. Louis Encephalitis dan Western Equine
Encephalomyelitis yang disebabkan oleh virus
MESOSTIGMATA (MITES)
KLASIFIKASI

Phyllum Arthropoda
Arthropoda

Arachnida
Arachnida
Klas

Ordo Acarina
Acarina

Mesostigmata
Mesostigmata
Subordo (Mites)
(Mites)

Famili Dermanyssidae
Dermanyssidae

Genus Dermanyssus
Dermanyssus

Spesies D.
D. gallinae
gallinae
MESOSTIGMATA (MITES)
HABITAT

 Larva banyak ditemukan pada rumput


 Dewasa ektoparasit pada unggas : ayam, burung; juga pada
tikus rumah dan tikus sawah
 Memiliki chelicera seperti jarum
 Metamorfosa tidak sempurna, bentuk larva dan imago sama,
beda pada jumlah kaki dan ukurannya
MESOSTIGMATA (MITES)
MORFOLOGI

 Larva dan imago bentuknya sama


 Transparan, ukuran 0,7-1 mm
 Tidak terlihat batas jelas antara thorax dan abdomen
 Bagian kapitulum, terdapat :
– Chelicera seperti jarum
– Pedipalpa, bersegmen 4
 Bagian thorax - abdomen, terdapat :
– Kaki, 4 pasang (larva 3 pasang), bersegmen, langsing, berambut
– Peritrema pada coxa ke-3
– Kuku
MESOSTIGMATA (MITES)
SIKLUS HIDUP

 Metamorfosa tidak sempurna


 Satu siklus membutuhkan 17-23 hari
 Memiliki 5 stadium :
– Telur : ditaruh di tanah atau sarang
– Larva : larva yang baru menetas tidak makan (non feeding
larva), kemudian menjadi larva penghisap darah (nympha)
– Protonymph : stadium nympha penghisap darah
– Deutonymph : stadium nympha tidak penghisap darah
– Imago : jantan dan betina penghisap darah

Selesai Penayangan
Klik Tombol “Esc”
CYCLOPS
PENDAHULUAN

Hidup di air
Ukuran 1-2 mm
Memiliki Cephalothorax
Tidak memiliki ekstrimitas di tubuh belakang
Tubuh bersegmen

Selesai Penayangan
Klik Tombol “Esc”
CYCLOPS
KLASIFIKASI

Phyllum : Arthropoda
Klas : Crustacea
Ordo : Copepoda
Genus : - Cyclops
- Diaptomus

Selesai Penayangan
Klik Tombol “Esc”
CYCLOPS
MORFOLOGI

Daerah cephalothorax (kepala


dan thorax bersatu)
- Antena - 2 pasang
- Mata
- Intestinum
- Ekstrimitas (di kepala) 3
pasang dan 5 di anterior
Daerah abdomen
- Kantung telur
- Pendayung
- Setae
Cyclops

Sumber : Color Atlas of Medicine and Parasitology. 1977


W. Peters & H.M. Gillers
Kantung telur

Kantung telur
Cyclops
Sumber : Atlas Parasitologi Kedokteran, Zaman P.
Alih Bahasa : Anwar C.; Mursal Y. Cyclops
Sumber : An Introduction to the Study of Insects. 1954
Donald J. Borror, Dwight M. DeLong
Cyclops Cyclops
Sumber : Atlas Parasitologi Kedokteran. 1994 Sumber : Atlas Parasitologi Kedokteran, Zaman P.
Juni Prianto, Tjahaya P.U., Darwanto Alih Bahasa : Anwar C.; Mursal Y.
Cyclops

Sumber : Color Atlas of Medicine and Parasitology. 1977


W. Peters & H.M. Gillers

Anda mungkin juga menyukai