Anda di halaman 1dari 50

DETEKSI MASALAH VEKTOR DAN

BINATANG PENGGANGGU
(Aedes Aegypti, Albopictus)
PENDAHULUAN
• Penyakit DBD adalah menular yang sering menimbulkan
wabah serta menyebabkan kematian pada orang banyak
• Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes Aegypt
• Nyamuk tersebut tersebar disekeliling rumah kita sehingga
keluarga serta masyarakat mengandung resiko tertular
penaykit DBD
• Obat setara vaksin untuk penyakit ini belum ada, sehingga
untuk memberantas penyakit ini adalah dengan membasmi
nyamuk Aedes Aegypt.
NYAMUK PENULAR DBD (Aedes Aegypt)

1. Sirkulasi/Sifat Perkembang-biakan Namyuk


Aedes Aegypt

Nyamuk Dewasa Telur

Pupa Kepompong Jentik-Jentik


LIFE CYCLE OF AEDES MOSQUITO

2-3 days

2-3 days
2 weeks 8-9 days

2-3 days
GROUP: AEDES
Nyamuk Aedes Aegypti &
Perkembangbiakannya.
2. Ciri / Sifat Nyamuk Aedes Aegypt

A. Sifat-sifat Nyamuk Aedes Aegypt :


 Berwarna hitam dan belang-belang (loreng) putih pada
seluruh tubuhnya
 Berkembang biak ditempat penampungan air & barang-barang
yang memungkinkan air tergenang
 Berkembang biak diselokan/got atau kolam air yang langsung
berhubungan dengan tanah
 Biasanya mengigit (menghisap darah) pada pagi hari hingga
sore hari
 Mampu terbang sejauh 100 meter
B. Sifat-sifat Jentik-Jentik Nyamuk Aedes Aegypt :

• Berenang bebas diair


• Mengalami 4 stage (instar 1 s/d3)
• Ada corong udara dgn pecten &
sekelompok bulu2
• Pada waktu istirahat membentuk
sudut pd permukaan air
• Banyak dijumpai pd genangan air
dgn tempat tertentu
(drum,bak,tempayan,kaleng bekas
& pelepah pohon)
C. Sifat-sifat Telur Nyamuk Aedes Aegypt :

• Diletakkan pada dinding


tempat air atau pd benda2 yg
terapung di permukaan air
satu persatu
• Sekali bertelur 300 butir
• 2-3 hari

• Bisa bertahan tanpa air selama


± 6 bulan.
3. Tempat-tempat Perkembang Biakan Nyamuk
Aedes Aegypti

 Tempat-tempat penampungan air seperti :Bak mandi,


Tempayan Air, Drum, Bak WC
 Barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti :
tempat minum burung, pot tanaman, vas bunga, ban bekas,
plastik, kaleng bekas atau sampah-sampah yang dibuang
sembarangan
Jenis container
CARA PENULARAN PENYAKIT DBD
• Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypti betina
• Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit
/ menghisap darah orang yang TIDAK sakit tetapi dalam
darahnya terdapat virus dengue. (orang yang memiliki
kekebalan terhadap virus)
• Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak
sakit dapat pergi kemana saja sehingga dapat
menularkan virus tersebut kepada orang lain ditempat
yang ada nyamuk aedes aegypti
• Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan
menyebar keseluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya
• Bila nyamuk tersebut menggigit / meghisap darah orang lain
maka virus akan pindah bersama air liur nyamuk
• Bila orang yang ditulari tidak memiliki kekebalan maka ia akan
segera menderita DBD
• Nyamuk Betina Aedes albopictus membawa virus
chikungunya sebagai penyebab penyakit Chikungunya.
• Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue ,
seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain.
• Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan
sendirinya dalam waktu lebih kurang satu minggu.
GEJALA KLINIS
• Demam akut 2-7 hari,bersifat bifasik
• Manifestasi pendarahan yang biasanya berupa
: petekia, ekimosis atau purpura,
hematermesis atau melena
• Trombositopenia < 150.000 μl.
• Terjadi kebocoran plasma
Tindakan Dini Yang Harus Dilakukan
• Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air
yang sudah dimasak seperti : Air susu, sari
buah, air teh, oralit atau air lainnya
• Kompres
• Berikan obat penurun panas
• Segera berobat ke Puskesmas / Dokter
CARA MENCEGAH DBD
UNTUK MENCEGAH PENYAKIT DBD, NYAMUK
PENULARNYA HARUS DIBERANTAS SEBAB VAKSIN
UNTUK MENCEGAH BELUM ADA.
MEMBERANTAS JENTIK-JENTIK NYAMUK DBD DI
TEMPAT-TEMPAT AIR MENGGENANG.
MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG
NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN-DBD)
• 3 M : MENGURAS,MENUTUP,
MENGUBUR
• MEMBUBUHKAN LARVASIDA
• MEMELIHARA IKAN
• MENGUSIR NYAMUK : MEMBAKAR OBAT
NYAMUK
MEMASANG kawat kasa ,
MENGGUNAKAN kelambu, PAKAIAN
PANJANG.
MENCEGAH GIGITAN : MENGOLESKAN
REPELANT
• MENYEMPROT RUANGAN
Larvasiding

3M Ikanisasi Obat Nyamuk Semprot


Obat Nyamuk Gosok

plus
Pencahayaan
Ventilasi

Kasa
Pathobiocenosis ;
Interaksi tikus, artropoda dan manusia

Leptospirosis

Kupu, Lepidoptera
Caplak,
Haemophysalis,
Hyaloma,
Kutu, Anoplura Dermacentor,
Ornithodoros,
Rhipicephalus

Kalajenking
(Acarina)
Pes
Pinjal

Tikus di dalam sarang


Tungau (Acarina)

Kelabang, Myriapoda
(Acarina) Demam semak
Murine typhus
Kaki seribu, Diplopoda
Kumbang predator,
Hemiptera
Biologi dan Perilaku Pinjal
• Tubuh pinjal dewasa adalah pipih bilateral,
• Berukuran 1,5-4 mm,
• berwarna kuning terang hingga coklat tua,
• tidak bersayap,
• memiliki 3 pasang tungkai panjang yang
digunakan untuk lari dan melompat, tungkai
dan tubuhnya ditutupi rambut kasar atau
rambut-rambut halus,
Biologi dan Perilaku Pinjal
• Kepalanya kecil berbentuk segitiga dengan sepasang
mata dan 3 ruas antena yang berada pada lekuk
antena di belakang antena ada yang dilengkapi
dengan sisir gena dan ada juga yang tidak,
• Bagian tubuh terdiri dari protoraks, mesotorak dan
metatoraks dan pinjal
• Balam siklus hidupnya mengalami metamorfosa
sempurna.
Peranan Pinjal dalam Bidang Kesehatan

• Pinjal dapat mengganggu manusia


maupun hewan baik secara langsung
(reaksi kegatalan pada kulit dan
bentuk-bentuk kelainan kulit lainnya)
dan secara tidak langsung
(menimbulkan beberapa penyakit)
Peranan Pinjal dalam Bidang Kesehatan

• Contohnya penyakit yang dapat


ditularkan melalui pinjal adalah : bubonic
plaque atau pes yang disebabkan oleh
Pasteurella pestis atau Xenopsylla
cheopis, kecacingan pada anjing dan
kucing dan kecacingan pada anak-
anakyang bermain dengan anjing dan
kucing.
Pengendalian Pinjal
• Pengendalian secara mekanik- fisik adalah :
– Membersihkan karpet
– Membersihkan alas kandang hewan peliharaan
– Membersihkan lantai rumah dengan vaccum
cleaner
– Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan
hewan peliharaan
Pengendalian Pinjal
– Memberi nutrisi yang tinggi gizi untuk
meningkatkan daya tahan hewan juga
perlindungan dari kontak hewan piaraan dengan
hewan liar atau tidak terawatt lain disekitarnya.
– Untuk binatang pengerat seperti tikus adalah
dengan : membuang sampah pada tempat-tempat
yang tertutup, membuat konstruksi rumah yang
rapat tikus (ratprofing
Pengendalian Pinjal
• Pengendalian secara kimia
– Pada hewan peliharaan : penggunaan rotenone atau
pyretherum yang dapat berupa dust, dan penggunaan
malathion dan carboryl dalam bentuk 2-5% debu atau
0,5% semprot.
– Saat ini di pasaran banyak dijual bahan-bahan
pengendalian pinjal untuk hewan peliharaan seperti :
sampo, spray, bahan dipping, sabun foam untuk mandi,
serbuk bedak dan spoton, kerah atau kalung anti pinjal dan
tablet yang dapat ditelan oleh hewan peliharan
Pengendalian Pinjal
– Aplikasi IGR (insect Growth Regulator) adalah
pengendalian stadium pradewasa pinjal dengan
cara penghambatan pembentukan kitin dengan
alsistin, siromazine, diflubenzuron, lufenuron,
piriprosifen, fenoksikarb dan metoprene.
– Di pasar produk IGR dalam bentuk sampo, spray,
maupun collar bahkan oral yang berupa tablet
sudah dapat ditemukan.
Pengendalian Pinjal
– Pada binatang pengerat seperti tikus :
• Dusting (penaburan bubuk insektisida) pada ling
terowongan dan tempat persembunyian binatang
mengerat
• Penggunaan bumbung bamboo insektisida
• Fumigasi dengan propoxur, permethrin, eyfluthrin,
deltametrin
• Repelen : dielthyl-toluamide (deet)
Peranan Lipas Dibidang Kesehatan
• Lipas mempunyai perilaku mengeluarkan makanan yang baru
dikunyahnya atau memuntahkan makanan dari lambungnya,
makanan ini berasal dari sisa-sisa makanan kita bahkan dari
kotoran manusia, sehingga lipas mudah menularkan penyakit
(vector mekanis phatogen) pada manusia.
• Penyakit yang dapat ditularkan oleh lipas adalah :
– Diare yang diakibatkan oleh protozoa : Entamoeba histolytica,
Trichomonas hominus, Giardia intestinalis, Balantidum coli
– Disentri, diare, lepra, pes dan demam typhoid yang diakibatkan oleh
bakteri : Mycobacterium leprae, Pasteurella pestis, Shigella dysentriae,
Shigella paradysentriae, Stapylococcus aureus, Yersinia pestis,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella typhimurium
Peranan Lipas Dibidang Kesehatan
• Lipas mempunyai perilaku mengeluarkan makanan yang baru
dikunyahnya atau memuntahkan makanan dari lambungnya,
makanan ini berasal dari sisa-sisa makanan kita bahkan dari
kotoran manusia, sehingga lipas mudah menularkan penyakit
(vector mekanis phatogen) pada manusia.
• Penyakit yang dapat ditularkan oleh lipas adalah :
– Diare yang diakibatkan oleh protozoa : Entamoeba histolytica,
Trichomonas hominus, Giardia intestinalis, Balantidum coli
– Disentri, diare, lepra, pes dan demam typhoid yang diakibatkan oleh
bakteri : Mycobacterium leprae, Pasteurella pestis, Shigella dysentriae,
Shigella paradysentriae, Stapylococcus aureus, Yersinia pestis,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella typhimurium
• Kecacingan yang disebabkan oleh : Schistosoma
haematobium, Taenia saginata, Ascaris lumbricoides,
Ancylostoma duodenale, Necator americanus,
Hymenolepisnana, Moniliformis moniliformis, Gongylonema
neoplasticum, Spirura gastrophila dan Oxyspirura mansonia.
• Polio, hepatitis yang disebabkan oleh virus Poliomielitis, virus
Hepatitis dan virus Coxackie
• Kulit yang disebabkan oleh jamur : Aspergillus fumigatus, A.
niger, Candida krusei, Candida tropicalis, Mucor spr, Rhizopus
dan Trichoderma viride
• Tinja lipas juga mengandung asam xanturenat,
asam kinurenat dan asam 8 hidroksikuinaldat
yang bersifat mutagenic dan karsinogenik.
Pengendalian Lipas
• Dalam upaya pengendalian lipas pengetahuan akan
bioekologi dan prilaku lipas merupakan hal penting
dimiliki oleh pengendali supaya mendapatkan hasil
yang optimal seperti : pemeriksaan awal yang
menyeluruh terhadap seluruh wilayah yang hendak
diberantas, pencatatan dan pemetaan hasil
pengamatan seluruh wilayah populasi kecoa.
Pengendalian lipas terdiri dari 4 metode yaitu :
Pengendalian Lipas
1. Sanitasi
• Meniadakan tempat hidup dan meniadakan makanan, minuman
bagi lipas/kecoa
• Menutup semua lubang/celah atau retakan pada gedung-
gedung yang memungkinkan lipas/kecoa untuk masuk
• Sering membersihkan tempat-tempat yang memungkinkan
lipas tinggal seperti tempat cucian, pemanas, kulkas dll
• Timbunan kertas, karton, kardus atau bahan lainnya harus
segera dibuang
• Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi pada tempat-
tempat tertutup
• Membuang sampah pada tempatnya dan dibuang setiap hari ke
tempat pembuangan akhir
• Memasang kawat kasa pada saluran pembuangan air.
• Menggambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah
dinding, almari, peralatan dengan cara dibakar atau
dihancurkan
Pengendalian Lipas
• Keuntungan metode ini :
– Mudah dilakukan
– Biaya rendah
• Kelemahan metode ini :
– jika tingkat intensitas lipas tinggi metode ini
kurang mendapat hasil yang maksimal
Pengendalian Lipas
2. Penggunaan jebakan/pengumpanan (trapping)
– Pengumpanan atau jebakan sangat efektif dilakukan jika dibarengi
dengan insektisida. Jebakan yang sering dipakai adalah sticky trap
dengan feromon yang dapat menarik lipas berkumpul.
– Jebakan atau umpan harus diletakkan sedemikian rupa agar lipas
merasa itu bukan jebakan, jika lipas tidak terjebak pada jebakan
pertama maka setelah 2 hari jebakan harus segera dipindahkan.
– Insektisida yang dapat digunakan pada umpan adalah :
• Trichlorphon dan dichlorvos (umpan siap pakai)
• Abamectin (berbentuk jeli atau bubuk siap pakai)
• Abamectin dan hydroprene (bait station)
• Boric acid (berbentuk pasta siap pakai) atau berbentuk granul
• Fipronil (bait station)
• Hydromethylnon (berbentuk granul atau jeli siap pakai)
Pengendalian Lipas
• Keuntungan menggunakan metode ini adalah :
– Dapat digunakan untuk menentukan daerah-daerah persembunyian
kecoa
– Dapat digunakan untuk menentukan infestasi kecoa
– Dapat digunakan untuk upaya memonitoring keefektipan umpan
– Dapat mendekteksi populasi kecoa
– Tidak mahal
– Nyaman dipakai
– Insektisida yang dipakai sebagai umpan tidak toksik
• Kelemahan metode ini :
– Hanya mampu memberantas lipas dewasa
– Membutuhkan perhatian dan kesabaran
– Membutuhkan ketepatan dalam meletakkan jebakan
Pengendalian Lipas
3. Phisik
Adalah pengendalian dengan menggunakan alat ultrasonic dan elektromagnetis
4. Kimiawi
Adalah dengan menggunakan insektisida yang dapat berupa :
– Residual (surface spray) : Bendiocarb 50% WP, Chlorpyrifos 30%EC, Deltamethrin 1% SC,
Permethrin 25% WP, Propoxur 20% EC dan Propoxur 80% WP
– Non residual (Space spray) : Dichlorvos (high pressure aerosol atau fogging), Pyrethrins
dan Piperonyl butoxide (high pressure aerosol atau fogging) dan Hydroprene (one shot
aerosol)
– Dusting (tabor) : Boric acid 1% dust, Bendiocarb 17,3% dust, Permethrin 1% dust,
Propoxur 1% dust, Pyrethrins dengan Rotenon dan Piperronyl butoxide 2% dust
– Baiting : Trichlorphon dan dichlorvos (umpan siap pakai), Abamectin (berbentuk jeli atau
bubuk siap pakai), Abamectin dan hydroprene (bait station), Boric acid (berbentuk pasta
siap pakai) atau berbentuk granul, Fipronil (bait station), Hydromethylnon (berbentuk
granul atau jeli siap pakai)
– Pengendalian lipas dengan menggunakan insektisida telah dilakukan pada pertengahan
abad 20, apa yang digunakan dijelaskan pada table dibawah ini :
Pengendalian Lipas
– Baiting : Trichlorphon dan dichlorvos (umpan siap
pakai), Abamectin (berbentuk jeli atau bubuk siap
pakai), Abamectin dan hydroprene (bait station),
Boric acid (berbentuk pasta siap pakai) atau
berbentuk granul, Fipronil (bait station),
Hydromethylnon (berbentuk granul atau jeli siap
pakai)
– Pengendalian lipas dengan menggunakan
insektisida telah dilakukan pada pertengahan
abad 20
Pengendalian Lipas
• Kelemahan metode ini :
– Insektisida residual meninggalkan bahan residu pada aplikasinya
– Perlu dilakukan pengulangan aplikasi insektisida untuk mendapatkan hasil
yang optimal
– Membutuhkan keterampilan dalam mengkombinasikan bahan-bahan
insektisida dalam pemakaiannya
– Penggunaan insektisida dari jenia minyak harus hati-hati karena dapat
merusak permukaan benda atau tempat yang disemprot dan dapat
menimbulkan kebakaran
– Jenis insektisida yang berbentuk bubuk tidak cocok untuk lokasi yang basah
Dapat menimbulkan resistensi pada lipas
– Harganya mahal
– Harus memperhatikan aturan pakai yang tertera pada labelnya
– Dapat mencemari lingkungan jika botol-botol bekas atau kemasan insektisida
dibuang begitu saja ke lingkungan
– Dapat menimbulkan keracunan pada saat aplikasi
Pengendalian Lipas
• Keuntungan metode ini :
– Efektif untuk mengendalikan lipas dalam jumlah
yang tinggi
– Hasil diperoleh dengan cepat
Transmisi Penyakit
• Agen penyebab penyakit infeksi yang
ditularkan pada manusia yang rentan dapat
melalui beberapa cara yaitu : :
• 1. Dari orang ke orang
• 2. Melalui udara
• 3. Melalui makanan dan air
• 4. Melalui hewan
• 5. Melalui vektor arthropoda
Beberapa cara pengendalian vektor dan binatang
pengganggu diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pemasangan perangkap tikus atau perangkap
serangga
b. Pemasangan jarring
C. Pemanfaatan kondisi musim/iklim untuk
memberantas jentik nyamuk.
d. Pembunuhan vektor dan binatang pengganggu
menggunakan alat pembunuh (pemukul, jepretan
dengan umpan, dll)
e. Pengasapan menggunakan belerang untuk
mengeluarkan tikus dari sarangnya sekaligus
peracunan.
“TERIMA KASIH”

Anda mungkin juga menyukai