Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

REFERAT
BERBAGAI
BERBAGAIMODALITAS
MODALITASTERAPI
TERAPIPADA
PADA
CUTANEOUS
CUTANEOUSLARVA
LARVAMIGRANS
MIGRANS

S. Reza Tandisau
112020011
Pembimbing:
dr. Sammy Yahya, Sp.KK
Definisi

 Erupsi di kulit berbentuk penjalaran serpigenosa sebagai


reaksi hipersensitivitas kulit terhadap invasi larva cacing
tambang atau nematodes (roundworms). Larva cacing
tersebut berasal dari cacing yang hidup di usus kucing dan
anjing dan mampu menginvasi kulit di kaki, tangan,
bokong, atau abdomen.
Etiologi
Paling sering disebabkan oleh cacing tambang,
Ancylostoma braziliense adalah penyebab paling umum.
Cacing tambang lainnya yang dapat melakukan
penetrasi ke kulit manusia.
o
A.caninum
o
Uncinaria stenocephala (cacing tambang pada
anjing)
o
Bunostomum phlebotomum (cacing tambang pada
sapi)
Epidemiologi

 Dapat ditemukan di seluruh dunia


 Sering pada iklim tropis / subtropis yang hangat dan lembab
 Di Indonesia  cukup tinggi terutama di daerah pedesaan
(40%)
 Anak-anak > dewasa
Risiko tinggi biasanya pada :
 Orang yang tidak memakai alas kaki
di pantai
 Anak-anak yang bermain pasir
 Petani
 Tukang kebun
 Pemburu
 Tukang kayu
 Penyemprot serangga
Patofisiologi
MANIFESTASI KLINIS
 Pruritus lokal dan rasa panas
 Creeping dermatitis (khas)
 Bentak lesi:
 Papul Linear/berbelok-belok
 Menimbul
 Warna kemerahan
 Perkembangan selanjutnya
 Papul eritematos menjalar
 Berkelok
 Polisiklik
 Serpiginosa dan menimbul
 Predileksi; tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha
DIAGNOSA
 Anamnesis
 Penderita tinggal atau habis berpergian ke daerah tropis hangat
dan lembab.
 Kebiasaan berjalan tanpa menggunakan alas kaki
 Terdapat kucing atau anjing yang berkeliaran di sekitar tempat
tinggal penderita.

 Pemeriksaan Fisik 
 tampak adanya lesi seperti benang yang lurus atau berkelok-
kelok, menimbul, dan terdapat papul vesikel di atasnya
 Pemeriksaan penunjang

Bisa dilakukan biopsi kulit


Pemeriksaan histologi bisa dilakukan dimana
akan ditemukan larva nematoda terperangkap di
antara kanal folikel, stratum korneum, atau di
dermis bersama dengan infiltrate eosinofilik
inflamasi
Diagnosa Banding
Scabies Dermatitis Insect Cutaneus Larva
bites Migrans

Etiologi Sarcoptes Scabei Var Serangga Cacing tambang (A.


Hominis Braziliensis, A. Caninus)
Gejala khas Gatal pada malam hari, lesi Sering gatal/pedih, Rasa gatal dan panas
khas & patognomonik merah, bengkak
(terowongan kecil, sedikit
meninggi, berkelok-kelok
berwarna putih keabu-
abuan)

Efloresensi Papul, vesikula, urtika, Lesi bermacam- Papula berbentuk linier


ekskoriasi, krusta. macam dari makula atau berkelok-kelok
eritomatus sampai berwarna kemerahan,
Infeksi sekunder: pustula papul, urtika, polisiklik, sepiginosa dan
yang dapat mengaburkan vesikula, berbentuk terowongan.
lesi primernya. bula/pustula.
Scabies Dermatitis insects Creeping eruption
bite
Lokasi Sela-sela jari tangan, Tergantung dimana Tungkai, plantar
telapak tangan, terkena tangan, anus,
pergelangan tangan sengatan/kontak bokong, paha dan
sebelah dalam, siku, langsung dengan bagian tubuh mana
ketiak, daerah serangga saja yang sering
mammae, pusar, kontak dengan
perut bagian bawah, tempat larva cacing
genitalia eksterna & tambang
pantat. Anak&bayi:
telapak tangan,
telapak kaki, sela-
sela jari kaki, pipi
Scabies Insect Bite
Tatalaksana
Non Medikamentosa

 Jika dibiarkan saja tanpa pengobatan, larva akan mati dan


diarbsorbsi.
 Menghindari kontak kulit langsung dengan tanah yang
tercemar dengan kotoran binatang dengan memakai alas kaki
yang memadai setiap saat

 Kotoran binatang harus dipindahkan secara benar dari area


aktivitas manusia.
Medikamentosa
 Thiabendazole: Dosisnya 50mg/kgBB/hari, 2 kali sehari, diberikan berturut-turut selama
2-5 hari. Anak-anak dosis 25-50mg/kgBB/hari setiap 12 jam.

 Ivermectin. Dosis 12mg atau 200 ug/kgBB dosis tunggal.

 Albendazole. Dosis untuk orang dewasa, sehari 400mg, diberikan 3 hari berturut-turut
atau 2x 200mg sehari selama 5 hari. Anak < 2 thn: 200mg/hari selama 3 hari dan diulang
3 minggu kemudian jika perlu.
 AntiHistamin : Cetrizine tab 1x10mg
Agen Pembeku Topikal
 Membekukan sesuai dengan alur dari larva yang terdapat
padakulit dengan spray ethylene cloride, solid carbon dioxide,
atau nitrogen cair.
 Caranya ialah dengan menyemprotkan kloretil sepanjang lesi
dengan penekanan selama 45” sampai 1’.
KOMPLIKASI

 Ekskoriasi dan infeksi sekunder oleh bakteri akibat


garukan merupakan komplikasi yang sering terjadi.
Infeksi umumnya disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes.

 Bisa juga terjadi impetigo, reaksi alergi lokal atau


general misalnya edema dan reaksi vesicobullous.
PROGNOSIS

 Prognosisnya sangat bagus. Creeping eruption


merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri.

 Ketika larva mati, lesi akan membaik dalam waktu 4-


8 minggu, terkadang 1 tahun.
Kesimpulan
 Cutaneous larva migrans (CLM) adalah erupsi di kulit bentuk penjalaran
serpiginosa, sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap invasi larva cacing
tambang. Cara mendiagnosis penyakit ini dengan anamnesis yaitu
penderita tinggal atau habis berpergian ke daerah tropis hangat dan
lembab dan kebiasaan berjalan tanpa menggunakan alas kaki, lalu
dengan pemeriksaan fisik yaitu tampak adanya lesi seperti benang yang
lurus atau berkelok-kelok, menimbul, dan terdapat papul vesikel di
atasnya. Penyakit ini bersifat self limiting disease. Terapi saat ini yang
dapat digunakan adalah Albendazol 400mg sekali sehari dan diberikan 3
hari berturut-turut

Anda mungkin juga menyukai