ELETAL X-
RAYS FOR
MEDICAL
STUDENTS
Dokter Pembimbing :
AND
dr. Maria Yoanita Astriani, Sp.Rad
TRAINESS
Andika Prasetyo Arifin (112019169)
Afifah Nur Utami (112019037)
Che Siti Nurfaziera binti Che Ismail (112019172)
Mega Julia Thio (112019109)
Stase Ilmu Radiologi Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat
William Tanujaya (112019036)
Periode 8 Februari - 13 Maret 2021
Table of Contents
01
INTRODUC
TION
02
PATHOLOG
Y
01
INTRODUCTION
Introduction
1. Pemeriksaan lini pertama dan banyak digunakan
dalam memvisualisasikan struktur muskuloskletal
2. Modalitas pencitraan yang umum tersedia di fasilitas
kesehatan, murah dan serta mudah di akses oleh
pasien
3. Dengan demikian, tenaga medis memerlukan
setidaknya tingkat pengetahuan dasar dan pelatihan
di bidang tersebut. Prinsip dasar meminta,
menafsirkan dan melaporkan radiografi tulang dan
sendi.
Prinsip Dasar meminta Pemeriksaan Radiologi
Tulang dan Sendi
● Daerah mana ?
● Posisi apa ?
● Bandingkan (kedua sisi/pemeriksaan sebelumnya)
● Hubungan Klinis dengan Hasil Pemeriksaan
● Safety considerations
Prinsip dasar pemeriksaan dan pelaporan
hasil foto polos tulang dan sendi
●Menggunakan posisi
anatomi untuk
mendeskripsikan
perpindahan.
●Gunakan 2 proyeksi
untuk mencari lokasi
displacement dengan
benar
Tanda X-ray lain pada cedera sendi
Proyeksi AP:
dapat terlihat bagian caput humerus dan glenoid terpisah, namun tidak bisa
membedakan dislokasi anterior / posterior
Proyeksi axial / lateral:
dapat digunakan untuk menentukan dislokasi anterior / posterior dengan
mengidentifikasi bagian scapula (misal: processus coracoideius)
Hijau: caput humerus
Dislokasi bahu anterior Kuning: glenoid
Ungu: proc. coracoideus
●Gambar: tidak
ditemukan fraktur pada
foto polos. Pada MRI
terlihat fraktur linear di Fraktur scaphoid
sepanjang scaphoid MRI
dengan edema dan
pendarahan pada sumsum
tulang
Fraktur distal radius
●Gambar: proyeksi AP
menunjukkan fraktur transversal
dengan pemendekan dan
displacement ke arah lateral pada
bagian distal.
Proyeksi lateral menunjukkan Fraktur distal radius Fraktur distal radius
dorsal angulation proyeksi AP proyeksi lateral
Perilunate Dislocation
Gambar: pada proyeksi lateral terlihat bahwa permukaan distal os. Lunate tidak berartikulasi
dengan permukaan proximal dari os. Capitate. Pada proyeksi AP terlihat bahwa tulang carpal
saling bertumpuk secara abnormal
Panggul
Femoral Neck Fracture
Fraktur intra-articular Fraktur
●Etiologi: osteoporosis
beresiko merusak intertrochanteric
●Fraktur intra-articular &
pembuluh darah yang men- berada lebih distal dari
fraktur extra-articular
supply darah ke caput dan pembuluh darah yang
(intertrochanteric)
collum femoris. Sehingga men-supply darah ke
sangat mungkin terjadi caput femoris, sehingga
nekrosis avascular (AVN) tidak memiliki resiko
sebagai komplikasi. AVN
Tatalaksana: ganti caput Tatalaksana: hip screw
femoris (hemiarthroplasty)
Intra artricular fracture
Gambar: pasien dengan Riwayat jatuh dan gejala yang mendukung fraktur caput
femoris, hasil foto AP polos terlihat normal. Pada MRI terlihat garis fraktur
melintasi caput femoris
Lutut
Fraktur medial
tibial plateau
Gambar:
○foto kiri hanya menunjukkan sampai vertebra C6 saja
○Foto kanan dilakukan manuver ‘swimmer’s view’ sehingga cervicothoracic junction lebih terlihat
jelas, sehingga tampai sampai C7.
Penggunaan CT scan & MRI
●CT scan sudah digunakan sebagai pemeriksaan utama pada suspek trauma
spinal. Hasil imaging dari CT menghasilkan detail yang sangat baik dan
image yang dihasilkan dapat direkonstruksi pada bidang apapun.
●Dapat mendeteksi fraktur halus dan dapat mengkonfigurasi secara tepat.
●MRI dapat digunakan pada pasien trauma spinal dengan neurological
deficit, karena dapat secara langsung menunjukkan sumsum tulang belakang
dan spinal nerve roots.
Fraktur pada dasar peg of C2
●Gambar kiri: fraktur pada dasar dari peg of C2. C1 terdorong kebelakang Bersama
dengan patahan.
●Gambar tengah: bagian massa lateral dari C1 terdorong kebelakang, menyebabkan cincin
pada C1 menjadi sangat lebar
●Gambar kanan: foto MRI menunjukkan memar pada substansi tulang belakang pada
level C1/2
Fraktur unilateral pada C6/7
●Gambar kiri: proyeksi lateral menunjukkan perubahan kesejajaran dan pembengkakan jaringan
lunak prevertebral
●Gambar tengah: proyeksi AP menunjukkan perubahan kesejajaran pada proc. Spinosus (orange).
●Gambar kanan:CT scan sagittal menunjukkan fraktur pada C7, melintang dari superior ke inferior
proc. Artikularis
Paediatric Fractures
●Tulang yang masih bertumbuh lebih sulit untuk dibaca
Paediatric oleh x-ray
●Pelat pertumbuhan dan sinkondrosis dapat terlihat seperti
Fractures fraktur
Pasien tipikal
Pria paruh baya atau lanjut usia dengan riwayat gangguan ginjal, yang
mungkin kelebihan berat badan dan mengonsumsi diuretik, muncul
sebagai keadaan darurat dengan onset sendi MTP jempol kaki yang
sangat nyeri, panas, merah, bengkak, dengan riwayat episode serupa
sebelumnya.
Gout
Artropati Pirofosfat
Kalsium
Pirofosfat
Tipikal pasien
Seorang paruh baya (30-55 tahun) dengan riwayat psoriasis
kulit dan pitting kuku dan episode uveitis sebelumnya,
datang dengan nyeri, kaku dan bengkak yang mengenai lutut
kiri dan beberapa sendi jari yang berbeda dalam distribusi
asimetris.
Psoriatic
arthritis
Distribusi
Ada banyak variasi dalam pola keterlibatan sendi tetapi sering terjadi asimetri. Pasien secara tradisional
diklasifikasikan menjadi salah satu dari lima subtipe berikut:
1. Keterlibatan sendi jari DIP yang dominan
2. Mono- atau oligoartritis asimetris, biasanya lutut dan sendi perifer kecil
3. Poliartritis simetris (seperti RA)
4. Spondyloarthritis (tulang belakang dan sendi sakroiliaka)
5. Arthritis mutilans dengan kerusakan, osteolisis dan telescoping pada jari
Psoriatic
arthritis
Sendi DIP jari arthritis psoriatis. Kombinasi erosi (oranye)
dan pembentukan tulang baru (ungu) mempengaruhi sendi
DIP ibu jari kiri dan jari tengah serta ibu jari kanan dan
semua jari, pada tingkat keparahan yang berbeda.
Pasien tipikal
Seorang pria muda yang telah mengalami sakit
punggung selama hampir 2 tahun yang
membangunkannya pada malam hari dan dini hari.
Dia harus minum ibuprofen secara teratur untuk
meredakan gejalanya. Punggungnya kaku dengan
lordosis lumbal berkurang dan fleksi tulang belakang
lateral. Dia positif untuk HLA ‐ B27. aSpA selalu melibatkan kerangka aksial (sendi sakroiliaka
dan tulang belakang). Mungkin juga ada keterlibatan
asimetris dari sendi sedang dan besar terutama bahu dan
pinggul. Peradangan di tempat insersi tulang tendon dan
ligamen (enthesitis) sering terjadi di situs termasuk puncak
iliaka, tuberositas gluteal dan tibialis, serta tumit.
Axial spondyloarthritis (ankylosing
spondylitis)
Spondyloarthritis aksial yang menyerang tulang belakang lumbal dan sendi sakroiliaka. Ada
sakroiliitis bilateral dan fusi sendi sakroiliaka (kuning), kuadrat dari badan vertebral (biru),
syndesmophytes yang menjembatani dengan penampilan tulang belakang dibagian torakolumbal
(merah muda), fraktur baji anterior (ungu) kemungkinan besar terkait dengan kepadatan tulang yang
rendah, dan sekrup hanya terlihat di kepala femoralis kanan dari fiksasi internal dari fraktur leher
femur sebelumnya (oranye).
04
TUMOURS
AND
TUMOUR-LIKE
Evaluasi Radiologi pada Pasien
Penyakit ini kecil tetapi lesi tulang ini memberikan nyeri tidak
proporsional yang terdiri dari osteid dengan banyak pembuluh darah
dan elemen saraf tidak bermyelin yang memiliki nodul berukuran 5
sampai 10 mm, dikelilingi oleh tulang reaktif dan edema. Penyakit ini
biasa terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang mengeluhkan
nyeri yang tak kunjung sembuh, dan menyebabkan gangguan tidur.
75% pasien berusia antara 6 dan 30 tahun dengan usia rata-rata 18
tahun. Daerah yang terserang biasanya femur proksimal, tibia dan
kaki.
Osteoid Osteoma
● Terlihat Kondrokalsinosis,
osteopenia, tumor coklat dan
resorpsi tulang
● resorpsi tulang mempengaruhi
berkas dari falang distal dan juga
tulang subperiosteal pada aspek
radial phalanx tengah dari jari-jari
yang lebih panjang
Chronic Kidney Disease Metabolic Bone
Disorder
CKD ‐ MBD (juga disebut sebagai osteodistrofi ginjal) dapat menjadi jelas
pada pasien dengan CKD stadium 4 atau 5, setelah menemukan
peningkatan kadar fosfat dan hormon paratiroid (PTH) dan / atau
penurunan kadar kalsium. Etiologi penyakit ini terdapat empat mekanisme
yaitu hipokalsemia, peningkatan perombakan tulang akibat sekunder dan
tersier hiperparatiroidisme, asidosis dan malnutrisi protein.Mungkin sulit
untuk membedakan CKD-MBD dari osteoporosis karena keduanya
mungkin muncul dengan trauma rendah.
Chronic Kidney Disease Metabolic Bone
Disorder
Infeksi dapat memasuki tulang atau persendian melalui tiga jalur yang
memungkinkan:
01 Osteomielitis
02 Septik Artritis
03 Diskitis Infektif
Osteomielitis
Gambaran Klinis
● Datang dengan rasa sakit yg meningkat di tempat yang terkena.
● Nyeri mungkin bertambah buruk dengan adanya aktifitas tetapi tidak
berkurang setelah istirahat.
● Seiring waktu, rasa hangat, bengkak, dan nyeri berkembang, serta pasien
mungkin merasa tidak enak badan.
● Biasanya, pasien mengalami peningkatan suhu, laju sedimentasi eritrosit
(LED), protein reaktif C (CRP), dan jumlah sel darah putih.
Karakteristik X-ray
● Normal hingga 3 minggu sejak timbulnya gejala.
● Kasus osteomielitis yg berkembang dari penyebaran hematogen, kelainan pertama adl
penurunan kepadatan tulang yg kabur di tempat yang terkena.
● Tulang trabekuler menjadi hancur → menghasilkan area litik tidak jelas di rongga
meduler, dengan zona transisi yg luas antara tulang normal dan abnormal.
● Reaksi periosteal berkembang saat proses infektif menyebar ke jaringan lunak yg
berdekatan.
● Tulang periosteal baru ini mungkin tidak sempurna sehingga memiliki penampilan
'agresif' jika infeksinya tidak diobati.
● Pada anak-anak, periosteum kurang terikat dengan baik ke korteks memungkinkan abses
sub-periosteal berkembang lebih mudah.
● Tergantung lokasi anatomi, pembengkakan di jaringan lunak di sekitarnya dapat terlihat
pada film polos: hilangnya kejelasan bidang lemak karena edema dan permukaan kulit
yang menonjol keluar.
● Infeksi tulang akibat penyebaran dari lesi jaringan lunak yg berdekatan: perubahan
tulang berkembang dari luar ke dalam.
● Periostitis dan kerusakan kortikal terjadi pada awalnya, diikuti dengan area litik di tulang
meduler pada tahap selanjutnya.
● Osteomielitis yg tidak diobati secara lengkap → pembentukan kumpulan intraoseus
kronis, dikenal sebagai abses Brodie. Sering ditemukan pd metafisis tulang
panjang.
● Perubahan lain pada osteomielitis kronis termasuk diffuse course arsitektur tulang
dengan trabekula dan korteks yg menebal. Tulang mungkin jg memiliki penampilan
yang umumnya membesar karena reaksi periosteal kronis.
● MRI memiliki keunggulan dibandingkan sinar-X untuk menyelidiki osteomielitis.
Karena dapat menunjukkan perubahan infektif di sumsum pada stage yg lebih awal.
MRI juga menunjukkan abses jaringan lunak dan intraoseus.
● Proses infektif pada osteomielitis dapat meninggalkan sisa fragmen tulang
avaskuler (sequestrum) di dalam area yg terinfeksi. Ini memiliki cara kerja yg sama
seperti benda asing dalam mencegah pembersihan infeksi. MRI atau X-ray
mungkin menunjukkan sequestrum, terlihat sebagai fragmen tulang yg lebih padat,
tetapi CT lebih sensitif untuk menunjukkan kelainan kalsifikasi seperti ini dan
terkadang juga dapat digunakan untuk perencanaan bedah.
Septik Artritis
● Infeksi bakteri di dalam sendi adalah keadaan darurat yg membutuhkan
diagnosis dan pengobatan segera. Tujuannya adalah untuk meminimalkan
kerusakan permukaan artikular dan menghindari osteoartritis di kemudian hari.
● Aspirasi sendi dini, jika diperlukan dapat dibantu menggunakan ultrasonografi
atau pemeriksaan X-ray, memungkinkan sampel cairan sendi diperoleh untuk pem
mikroskop, kultur dan sensitivitas serta harus selalu dilakukan jika dicurigai
diagnosis ini, sebelum dimulainya prosedur pengobatan antibiotik yg sesuai.
Gambaran Klinis
Sendi yg sangat panas, bengkak, dan terdapat nyeri tekan.
Presentasi mungkin mirip dengan osteomielitis, tetapi gerakan tambahan biasanya
sangat terbatas karena nyeri. Perhatikan jika pasien mengalami imunosupresi,
gambaran klinisnya mungkin lebih tidak spesifik.
Karakteristik X-ray
● Biasanya normal. Gambaran X-ray dari septik artritis mungkin tidak bisa
dibedakan dari gejala arthritis inflamasi.
● Perubahan X-ray yg paling awal: pembengkakan sendi, jika sendi yg terkena dapat
memperlihatkan gejala (lutut atau pergelangan kaki). Pembengkakan jaringan lunak
yg berdekatan juga dapat terlihat, sekali lagi tergantung pada lokasinya.
Demineralisasi periartikular terjadi sejak awal, yg mencerminkan hiperemia akibat
peradangan.
● Tekanan tinggi dari pus intra artikular kadang2 pada awalnya dapat terlihat sbg
pelebaran ruang sendi (misalnya di bahu). Saat terjadi kerusakan tulang rawan
artikular & korteks artikular, ruang sendi dengan cepat berkurang pada X-ray serial.
Kerusakan tulang yg nyata berlanjut hingga melibatkan area subkondral dan di
sekitar tepi permukaan artikular. Kemudian, sendi dapat terjadi subluksasi karena
bone loss dan kerusakan pada struktur jaringan lunak pendukung. Perubahan ini
mempengaruhi tulang di kedua sisi sendi secara merata karena proses destruktif
dimulai dari dalam sendi dan berlanjut ke luar. Sebaliknya lesi destruktif yang
timbul di tulang seperti metastasis, cenderung menyebabkan kerusakan hanya pada
satu sisi sendi.
Diskitis Infektif
Mengacu pada infeksi diskus intervertebralis dan bagian tubuh vertebral yg
berdekatan. Bakteri biasanya mencapai lokasi melalui aliran darah, awalnya
menetap di tulang subkortikal dari lempeng ujung vertebral sebelum meluas ke
dalam disk itu sendiri. Penyebaran langsung dari proses infeksi primer di leher,
dada, perut, atau panggul adalah penyebab yg kurang umum, seperti halnya
inokulasi langsung dari prosedur medis atau cedera.
Displasia
Perkembangan Koalisi Tarsal
Pinggul (DDH)
Osteochondritis
Penyakit Perthes
Dissecans
Displasia Perkembangan
Pinggul (DDH)
● Mencakup spektrum masalah mulai dari kelemahan sementara jaringan kapsuler pada
periode pasca-kelahiran hingga asetabulum dangkal yang abnormal dengan dislokasi
posterolateral yang jelas dari kepala femur.
● Kondisi ini multifaktorial dalam etiologi. Riwayat keluarga, oligohidramnion, jenis
kelamin wanita dan posisi sungsang merupakan faktor predisposisi.
● Umumnya hadir pada periode postnatal langsung di hampir semua kasus.
● Terdeteksi dan diobati lebih awal → 95% perkembangan pinggul normal. Jika tidak,
bentuk sendi tidak normal menyebabkan beban tidak rata dan osteoartritis dini.
● Pemeriksaan fisik rutin pada semua pinggul bayi dilakukan segera setelah lahir
menggunakan tes Ortolani dan Barlow.
● Skrining awal ada kelainan atau ada faktor risiko lain → pemindaian USG.
● Awalnya, seb besar anatomi sendi tdk terlihat shg tdk dpt dilihat pd X-ray.
● Kelebihan USG: dapat menggambarkan tulang rawan yg tidak terosifikasi; gerakan
pinggul dinamis dapat dievaluasi; dan juga menghindari radiasi ion ke panggul.
● Usia 4-6 bulan: osifikasi mencapai tahap mencegah USG menunjukkan struktur pinggul
dengan jelas. Sejak usia ini, X-ray antero-posterior (AP) panggul digunakan untuk
mengevaluasi pinggul. X-ray digunakan untuk tindak lanjut selanjutnya setelah
pemeriksaan USG abnormal atau untuk presentasi DDH yang terlambat.
Karakteristik X-Ray
● Tujuan utama: mengetahui hubungan antara kepala femur dan asetabulum.
● DDH: kepala femur bergeser ke superolateral. Mencari asimetri antara kedua sisi sangat
membantu, tetapi DDH mungkin bilateral dalam 20% kasus.
● Saat menilai arsitektur pinggul, garis lengkung (garis Shenton) dapat dicari. Biasanya
membentuk lengkungan halus mengikuti aspek medial dari leher femur dan aspek
inferior dari ramus pubis superior.
● DDH: kurva halus hilang dan garis Shenton di sisi kanan dan kiri tidak simetris (kecuali
DDH bilateral).
● Selanjutnya kepala femur dapat dinilai. Osifikasi sentral kepala femur biasanya menjadi
terlihat dalam 6-9 bulan. Sering tertunda di DDH, shg mungkin lebih kecil di sisi yang
terkena.
● Posisi kepala femur adl yg terpenting. Posisinya dapat diperiksa dengan menggambar
dua garis lurus pada film. DDH: sudut atap acetabular sangat curam. Biasanya <30 °
tetapi meningkat dalam DDH
Karakteristik X-Ray
● Pada tahap paling dini, X-ray normal, tetapi kebanyakan anak-anak memiliki
perubahan yg terlihat pada X-ray pada saat penyakit ini muncul.
● Garis fraktur halus dapat terlihat di dalam tulang subkondral yg sejajar
dengan korteks artikular kepala femur.
● Kemudian, kepala femur menjadi padat dan terfragmentasi - tanda radiologis
utama nekrosis avaskular.
● Kemudian mungkin sebagian runtuh sehingga menghasilkan tampilan yang
rata.
● Penyembuhan dan remodeling biasanya pada akhirnya mengarah ke tampilan
normal kembali tetapi ketika kerusakan kepala parah atau muncul setelah
usia 9 tahun, remodeling lebih mungkin tidak lengkap dan osteoartritis
sekunder dapat berkembang dalam kehidupan dewasa.
Koalisi Tarsal
● Meskipun ini adalah penyebab umum nyeri kaki belakang pada anak-anak dan
dewasa muda, koalisi tarsal sering kali tidak dikenali pada awalnya.
● Merupakan kelainan perkembangan mesenkim dimana sendi normal gagal
berkembang. Sebagai gantinya, terbentuk jembatan yg melintasi lokasi sendi dari
tulang, jaringan fibrosa, atau tulang rawan.
● Kurangnya gerakan menempatkan penekanan yg tidak normal di lokasi koalisi,
mengakibatkan rasa sakit dan kekakuan.
● Terjadi pada sekitar 1% populasi.
● Ada dua tempat umum: kalkanonavicular, biasanya muncul sekitar usia 10 tahun,
dan talocalcaneal, muncul pada kelompok usia yang lebih tua.
● Meskipun kondisinya bawaan, kondisi dalam beberapa tahun setelah lahir mungkin
menggambarkan adanya pengerasan progresif dan kaku di lokasi koalisi.
Karakteristik X-Ray
● Koalisi calcaneonavicular terlihat pada proyeksi kaki standard oblique (salah
satu dari dua posisi X-ray kaki yg biasa diambil) sebagai perpanjangan dari
anterior calcaneum ke aspek yg berdekatan dengan navicular.
● Mungkin ada bridging tulang berkelanjutan berupa koalisi yg terosifikasi.
● Jika terdapat koalisi jaringan lunak (baik fibrosa atau tulang rawan), ruang
menyempit dan tepi tulang yg berdekatan menunjukkan peningkatan sklerosis
atau ketidakteraturan korteks.
● Koalisi Talocalcaneo terjadi pada sambungan antara sustentaculum tali, ke arah
sisi medial kalkaneus, dan talus di atasnya. Sendi ini paling terlihat pada X-ray
lateral pergelangan kaki.
● Normal: kedua tulang dipisahkan dan permukaan ini halus dan terkortikasi.
● Koalisi tulang: sendi terisi dengan osifikasi berlanjut.
● Tampilan pergelangan kaki lateral menunjukkan ini sebagai 'tanda C'.
● Jika temuan sinar-X tidak jelas, CT atau MRI dapat memberikan detail lebih
lanjut dan memastikan atau menyingkirkan diagnosis koalisi.
Osteochondritis Dissecans
● Adalah suatu kondisi di mana area fokus kerusakan berada di tulang rawan artikular dan
epifisis dari tulang yg sedang tumbuh.
● Lokasi tersering adalah sisi lateral dari kondilus femoralis medial di lutut dan kapitelum
di siku.
● Terlihat pada pasien pria dan wanita, terutama antara usia 10 dan 20 tahun.
● Etiologi tidak sepenuhnya dipahami, tetapi mungkin ada unsur insufisiensi vaskular dan
juga trauma fokal berulang yg berperan pada penyakit ini, karena kondisi tersebut
memiliki hubungan dengan olahraga (misal lesi siku pada gimnastik).
Karakteristik X-ray
● Sebuah area fokus lusen terlihat di tulang subkondral epifisis.
● Osifikasi dan fragmentasi yg tidak teratur dapat muncul, dan dalam beberapa kasus
fragmen osteochondral yg terkena menjadi tidak stabil dan memisahkan diri menjadi
badan yang hilang di dalam sendi.
08
OTHER BONE
PATHOLOGY
Kelainan Tulang Lainnya
01 Penyakit tulang
Paget (PDB)
02 Osteoartropati
Hipertrofik (HOA)
03 Nekrosis Avaskular
(AVN)
(osteonekrosis)
Penyakit Tulang Paget (PDB)
Adalah kelainan yg tidak diketahui penyebabnya, ditandai dengan terganggunya
metabolisme tulang terlokalisasi yg tidak teratur dengan reabsorpsi tulang
berlebihan dan pembentukan tulang baru yg diikuti oleh remodeling tulang.
Tulang dapat membesar namun berkurang kekuatannya, menyebabkan nyeri,
patah tulang, dan artritis. Tulang yang paling sering terkena: pelvis, femur, tibia,
tengkorak, dan tulang belakang lumbal.
Hingga 3% dari populasi Inggris yg berusia > 55 tahun terkena, tp terdapat variasi
geografis yg luas. Laki-laki paling sering terkena. Faktor genetik (teridentifikasi
sebanyak 25%) dan infeksi virus (misalnya paramyxoviruses).
Diagnosis
kombinasi peningkatan terisolasi pada alkalin fosfatase (ALP) dan gambaran
radiologis khas.
Gambaran Klinis
Temuan insidental sering asimtomatik, nyeri tulang, osteoartritis (OA), fraktur
patologis, deformitas tulang, gangguan pendengaran (PDB basis cranii), kompresi
tali pusat (PDB vertebral) dan yg jarang adalah osteosarkoma.
Pemeriksaan penunjang
● Tes darah: peningkatan ALP karena isoenzim tulang (mungkin merupakan
temuan tes terisolasi secara kebetulan)
● Pencitraan: diagnostik sinar-X, pemindaian tulang isotop berguna untuk
distribusi keseluruhan dan penilaian dasar.
Penatalaksanaan
● Indikasi utama pengobatan adalah nyeri tulang.
● Obat-obat amino-bifosfonat yg lebih baru seperti alendronate, risedronate
dan zoledronate (ZA) adalah pengobatan pilihan dan bekerja dengan
menekan aktivitas metabolik melalui penurunan aktivitas osteoklas.
● ZA mungkin yg paling umum digunakan dan efektif, dengan satu dosis
intravena menghasilkan remisi 90%, yg dapat berlanjut selama beberapa
tahun atau bahkan jangka panjang.
● Penatalaksanaan ulang biasanya didasarkan pada kembalinya gejala
daripada pemeriksaan serial ALP.
● Sementara nyeri tulang akibat PDB merupakan indikasi untuk pengobatan
bifosfonat, pasien mungkin memerlukan penilaian radiologis lebih lanjut
untuk memastikan bahwa nyeri tersebut disebabkan oleh PDB aktif dan
bukan komplikasi seperti osteoartritis.
Karakteristik X-ray
● Selama fase aktif, terlihat lusen pada area yang terkena dengan batas jelas
dimana pada tengkorak menjadi asal dari istilah 'geographic skull'.
● Pada tulang panjang, tepinya memiliki tepi yang menyerupai bentuk nyala
(kobaran) api.
● Dalam fase established, ciri khas pada X-ray adalah trabekulasi kasar,
penebalan kortikal, ekspansi tulang dan sklerosis.
● Pelunakan tulang dapat menyebabkan deformitas pada area penahan-beban
dari tulang.
Osteoartropati Hipertrofik
(HOA)
● Kondisi tidak umum ini dapat terjadi akibat penyebab yg tidak diketahui
(sekitar 5%) atau lebih umumnya merupakan kondisi sekunder dari penyakit
lain terutama penyakit paru-paru, termasuk 5% pasien dengan kanker paru-
paru, terutama mereka yang menderita kanker non-small-cell. Karena ini
adalah asosiasi yang paling umum, sering juga disebut osteoartropati
hipertrofik pulmonal (HPOA).
● Penyebab lain mungkin termasuk kondisi paru lain seperti mesothelioma atau
abses paru, penyakit jantung bawaan sianotik dan inflammatory bowel
disease.
● Hal ini ditandai dengan periostitis yang dapat mempengaruhi persendian kecil
pada tangan dan tulang panjang terutama di sekitar pergelangan kaki dan
pergelangan tangan. Pasien merasakan nyeri di lokasi tersebut. Sering
dikaitkan dengan ‘clubbing’ pada jari tangan dan kaki.
Karakteristik X-ray
● X-ray menunjukkan reaksi periosteal halus inkomplet yg berdekatan dengan
sendi dengan pembentukan tulang baru yg melibatkan terutama diafisis dan
metafisis tulang panjang, tanpa kelainan pada tulang yang berdekatan.
● Gambaran biasanya terlihat di setiap sisi tulang. Mungkin ada beberapa
jaringan lunak yg bengkak. Seiring perkembangan kondisi, perubahan
periosteal dapat meluas sedikit lebih jauh ke distal dan menjadi berlapis-
lapis dengan tampilan 'kulit bawang'.
Nekrosis Avaskular (AVN)
● Kondisi ini ditandai dengan hilangnya suplai darah dan kematian sel-sel
tulang yang diikuti oleh nekrosis, kerusakan dan kolaps.
● Tulang apapun dapat terpengaruh, tetapi terutama kepala femoralis, talus,
skafoid, dan batang tulang panjang. Satu atau lebih lokasi mungkin terlibat.
● Penyebabnya sering tidak diketahui, tetapi sejumlah faktor risiko telah
dikaitkan dengan AVN yang meliputi trauma, kemo- atau radioterapi,
kelebihan alkohol, patologi sumsum tulang, penyakit dekompresi akibat
menyelam dan pemberian obat termasuk kortikosteroid dan bifosfonat (yg
terutama terkait dengan AVN rahang).
● Menariknya, kondisi ini seringkali tidak bergejala atau muncul dengan nyeri
di tempat yang terkena dengan intensitas bervariasi.
Karakteristik X-ray
● Biasanya normal pada tahap awal kondisi ini.
● MRI serta pemindaian tulang isotop adalah pemeriksaan pencitraan awal
yang lebih sensitif.
● Osteopenia ringan mungkin merupakan tanda radiografi pertama.
● Terjadi resorpsi tulang dan tulang yang terkena mungkin tampak lebih
radio-opak dengan sklerosis subkondral, dengan diikuti kolaps tulang
subkondral yg dapat menyebabkan munculnya 'crescent sign' dengan
lusensi subkondral di kepala femoralis yg mungkin kehilangan bentuk
melengkungnya disertai destruksi tulang rawan. yg mengarah ke artropati
degeneratif sekunder.
● Ciri khas AVN yang terbentuk adalah fragmentasi dan peningkatan
kepadatan area tulang yang terkena.
09
JOINT
REPLACEMENT
Arthropati, terutama osteoartritis pinggul dan lutut, sangat umum terjadi pada
orang dewasa yang lebih tua. Penggantian sendi atau artroplasti adalah
penatalaksanaan yg sangat sukses disaat tindakan konservatif tidak lagi cukup
untuk mengontrol gejala. Sebagai hasilnya, sekarang sering dilakukan
penggantian sendi dalam praktik sehari-hari, dan oleh karena itu, penting untuk
menyadari fitur normal dan abnormal artroplasti pada X-ray dan juga
keterbatasan film polos untuk mengevaluasi komplikasi.
Berbagai desain implan tersedia untuk banyak sendi yg berbeda. Sendi dapat
diganti seluruhnya atau sebagian, dan komponen mungkin disemen atau tidak
disemen. Namun, secara umum, artroplasti memiliki potensi komplikasi yang
sama: kegagalan hardware, pelonggaran aseptik, infeksi, malalignment,
ketidakstabilan, dan fraktur periprostetik.
Kegagalan Hardware dan
Pelonggaran Aseptik
● Logam prostesis dapat patah jika mengalami tekanan yang cukup, namun jarang
terjadi. Hal ini dapat dilihat pada X-ray sebagai perubahan bentuk normal dan
kontinuitas dari komponen, paling umum pada bagian leher atau batang hip
replacement. Penggantian sendi lebih sering gagal akibat penggunaan
berlebihan pada permukaan sendi.
● Banyak jenis penggantian sendi menggunakan polietilen di satu sisi artikulasi
untuk mengurangi gesekan. Tetapi gesekan tidak akan pernah bisa sepenuhnya
dihilangkan, sehingga seiring waktu hal ini menyebabkan pelepasan partikel
mikro logam dan polietilen dari permukaan sambungan. Khususnya, polietilen
sangat lambat aus dan hilangnya ketebalan secara bertahap dapat terlihat pada
sequential X-ray.
● Polietilen memiliki kepadatan sinar-X yang mirip dengan jaringan lunak,
mungkin dianggap mirip dengan tulang rawan hialin yg menempati 'ruang
sendi'. Karena 'ruang sendi' menyempit, dapat dinilai dengan membandingkan
X-ray yang diambil segera setelah sendi ditanamkan dengan gambar terbaru.
Menilai keausan polietilen pada film polos memiliki keterbatasan karena
pengukuran bervariasi dgn ketepatan posisi pasien saat dilakukan rontgen dan
sudut X-ray beam.
● Namun, pembentukan mikro-partikel merupakan masalah yg lebih besar
karena ini adalah penyebab utama pelonggaran aseptik: Puing-puing mikro-
partikel secara bertahap masuk ke dalam tulang, baik secara langsung ke
prostesis atau di antara tulang dan semen, di mana hal ini menyebabkan
terjadinya osteolisis histiositik. Proses ini secara bertahap mengikis lapisan
tulang tempat prostesis diikat sehingga menjadi longgar.
● Pengenduran menjadi terlihat pada sinar-X sebagai kejernihan progresif di
sekitar penggantian sendi, baik secara umum atau di area fokus. Ketika
osteolisis menjadi lebih parah di sekitar suatu komponen, posisinya dapat
berubah. Misalnya, sudut suatu komponen dapat berubah atau komponen
femoralis pengganti pinggul dapat turun ke dalam tulang paha. (Catatan: satu
pengecualian adalah bahwa komponen femoralis dari penggantian panggul
total yang tidak disemen (uncemented total hip replacement / THR) dapat
turun hingga 1 cm sebagai temuan normal.)
● Fraktur semen yang mengelilingi komponen merupakan tanda lebih lanjut
dari pelonggaran.
● Perubahan ini biasanya tidak kentara dan oleh karena itu penting untuk
membandingkan tampilan pada sinar-X saat ini dengan yang ada pada film yang
diambil segera setelah operasi dilakukan.
● Sebuah hal normal untuk melihat garis tipis celah antara semen dan tulang di
sekitarnya (atau antara prostesis dan tulang jika tidak disemen). Garis bercahaya
ini tidak boleh lebih dari 2 mm dalam situasi normal.
● Adanya penggantian sendi mempengaruhi beban tulang di sekitarnya yg
merespons, menurut hukum Wolff, dengan resorpsi di area dengan beban yg
berkurang dan penebalan di mana tekanan meningkat.
● Misalnya, hal ini terlihat setelah penggantian pinggul tanpa semen, dimana
sering terjadi kehilangan kepadatan tulang secara bertahap di kalkar (area padat
tulang yg ada di femur posteromedial, di atas trokanter yg lebih rendah) dan
peningkatan ketebalan korteks di sekitar stem sebagai respons tulang terhadap
redistribusi tekanan.
● Perubahan normal ini tidak boleh disalahartikan sebagai tanda pelonggaran.
Infeksi
● Organisme yang menginfeksi biasanya mendapat akses pada saat operasi,
dan oleh karena itu infeksi cenderung muncul secara klinis dalam minggu-
minggu pertama hingga beberapa bulan setelah operasi.
● Penting untuk disadari bahwa X-ray saja tidak sensitif atau spesifik sebagai
tes untuk infeksi. Mungkin normal atau menunjukkan fitur yang mirip
dengan pelonggaran aseptik.
● Oleh karena itu, penilaian keseluruhan mencakup evaluasi klinis, penanda
inflamasi pada darah, kultur mikrobiologi dan kemungkinan pencitraan
lebih lanjut seperti pemindai medis-nuklir untuk sel darah putih.
● Aspirasi sendi dapat dilakukan dengan bantuan pemeriksaan X-ray atau
panduan ultrasonografi jika diperlukan.
Kelainan Penempatan dan
Ketidakstabilan
● Penempatan masing-masing komponen merupakan faktor penting dalam
memastikan hasil jangka panjang yang baik dalam operasi penggantian
sendi.
● Selain teknik pembedahan, posisi akhir sendi juga akan dipengaruhi oleh
faktor jaringan lunak dan tulang pada masing2 pasien.
● Subluksasi dan dislokasi adalah masalah yang dapat terjadi dengan
penggantian sendi di lokasi manapun, dan oleh karena itu keselarasan antara
kedua sisi sambungan harus diperiksa.
● Kedua permukaan artikular prostesis sendi harus sebangun dan bagian
tengah permukaan artikular di satu sisi sendi harus sejajar dengan pusat
komponen di sisi yang berlawanan. Ini harus diperiksa pada kedua sisi pada
90° apabila dicurigai ada dislokasi dan tidak terlihat pada satu sisi.
Fraktur Periprostetik
● Komplikasi yg mungkin terjadi pada saat pembedahan atau setelahnya.
● Fraktur yg terjadi saat pembedahan kadang tidak terdeteksi oleh ahli bedah
sehingga mungkin hanya terungkap pada pemeriksaan X-ray pasca operasi.
● Fraktur periprostetik kemudian biasanya mudah dilihat tetapi kadang tidak
ada pergeseran dan sulit dideteksi, misalnya di panggul yang berdekatan
dengan komponen asetabular pada pasien osteoporosis.
● CT mungkin berguna untuk memeriksa fraktur dalam situasi ini.
Terima
Kasih