Anda di halaman 1dari 200

MUSCULOSK

ELETAL X-
RAYS FOR
MEDICAL
STUDENTS
Dokter Pembimbing :

AND
dr. Maria Yoanita Astriani, Sp.Rad

TRAINESS
Andika Prasetyo Arifin (112019169)
Afifah Nur Utami (112019037)
Che Siti Nurfaziera binti Che Ismail (112019172)
Mega Julia Thio (112019109)
Stase Ilmu Radiologi Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat
William Tanujaya (112019036)
Periode 8 Februari - 13 Maret 2021
Table of Contents

01
INTRODUC
TION
02
PATHOLOG
Y
01
INTRODUCTION
Introduction
1. Pemeriksaan lini pertama dan banyak digunakan
dalam memvisualisasikan struktur muskuloskletal
2. Modalitas pencitraan yang umum tersedia di fasilitas
kesehatan, murah dan serta mudah di akses oleh
pasien
3. Dengan demikian, tenaga medis memerlukan
setidaknya tingkat pengetahuan dasar dan pelatihan
di bidang tersebut. Prinsip dasar meminta,
menafsirkan dan melaporkan radiografi tulang dan
sendi.
Prinsip Dasar meminta Pemeriksaan Radiologi
Tulang dan Sendi

● Daerah mana ?
● Posisi apa ?
● Bandingkan (kedua sisi/pemeriksaan sebelumnya)
● Hubungan Klinis dengan Hasil Pemeriksaan
● Safety considerations
Prinsip dasar pemeriksaan dan pelaporan
hasil foto polos tulang dan sendi

1. Mengecek identitas pasien dan pelabelan (memastikan proyeksi dan


bagian yang diperiksa sesuai, tanggal, waktu, bagian kanan atau kiri)
2. Mengamati kualitas gambar dan apakah sudut pencitraan sudah optimal
3. Mendeskripsikan adanya abnormalitas dengan jelas yang mudah dipahami.
Mendeskripsikan sesuai nama tulang yang spesifik dan letak kelainan
4. Gunakan pendekatan sistematis dalam mempertimbangkan struktur
muskuloskeletal tertentu bones, joints, cartilage and soft tissues. (Bone
alignment, korteks, tekstur, sendi, tulang rawan dan soft tissue)
5. Meninjau semua tampilan dan gambar sinar-X, bandingkan kedua sisi dan
memeriksa kembali pencitraan yang sebelumnya
02
PATHOLOGY
TRAUMA
Cedera Tulang dan
Sendi
Gambaran Xray pada Fraktur
Fraktur humerus distal
Undisplaced fracture pada processus styloideus
radii
Minimally displaced fracture pada leher radial
Minimally displaced fracture pada leher femur
Soft tissue swelling di atas fraktur transversal
malleolus lateral
Osteochondral
Fractures
Merupakan istilah yang
digunakan pada fraktur pada
permukaan sendi yang
meliputi area tulang rawan
articular dan tulang yang
menempel.
Kuning: terlihat adanya
patahan di kortex
Hijau: pecahan kecil padatan
kalsium
Avulsion
Fractures

Terjadi pada jaringan


lunak yang diberi tekanan
berlebih. Hanya dapat
terjadi pada sisipan
ligament, tendon, otot,
Hijau: fraktur pada eminensia tibia, robek pada
atau kapsul sendi ligamentum cruciate (lutut) anterior.
Orange: avulsi dari korteks tibial dengan
penempelan pada kapsul sendi lateral.
Stress & insufficiency
Fractures

Stress Fracture Insufficiency fractures


Disebut juga fragility
Dapat terjadi jika tulang
fracture. terjadi ketika
normal mendapat
tulang diberi kekuatan
perlakuan dengan
normal, namun karena
kekuatan yang cukup
kekuatan tulang lemah,
besar berulang kali . maka terjadi fraktur. Sering
Contoh: tibial shaft terjadi pada pasien
osteoporosis.
Pathological
Orange: tampak 2 fraktur pada tulang, namun bagian
Fracture tulang yang tidak patah juga (hijau) juga terlihat
abnormal.

Sebuah istilah yang


digunakan pada fraktur
yang disebabkan oleh lesi
fokal yang melemahkan
struktur tulang. Biasanya
disebabkan oleh penyakit
metastasis yang merusak
tulang.
Bukan Fraktur?

Accesory ossicles merupakan pusat


osifikasi sekunder yang terpisah dari
tulang yang berdekatan. Bentuk bulat
atau ovoid dan memiliki margin kortikal
yang halus di semua sisi
Lipatan kulit juga dapat terlihat seperti
fraktur, namun bisa dibedakan karena
lipatan kulit memiliki margin yang
melewati tulang.
Mendeskripsikan
Fraktur

●Tulang mana yang patah?


●Tempat patah pada tulang
●Jumlah pecahan
●Orientasi fraktur
Displacement

●Menggunakan posisi
anatomi untuk
mendeskripsikan
perpindahan.
●Gunakan 2 proyeksi
untuk mencari lokasi
displacement dengan
benar
Tanda X-ray lain pada cedera sendi

Gambar kiri: foto lutut normal


lateral. Tampak suprapatellar
pouch berukuran normal 2-
3mm
Gambar kanan: tampak
suprapatellar pouch yang ikut
membesar karena adanya
pembengkakan sendi lutut
Tanda X-ray lain pada cedera sendi

Pada fraktur sendi, pendarahan


dari tempat fraktur akan masuk
ke sendi dan menyebabkan
bengkak. Pada saat yang sama,
lemak dari sumsum tulang juga
bisa masuk ke tempat yang
sama, hasilnya akan terbentuk
lemak yang mengapung diatas
darah -> lipohaemarthrosis
Specific
Injuries
Bahu
Standard pemeriksaan x-ray pada trauma adalah proyeksi AP,
selanjutnya dapat dilakukan proyeksi axial ataupun lateral.

95% dislokasi bahu - anterior


5% - posterior

Proyeksi AP:
dapat terlihat bagian caput humerus dan glenoid terpisah, namun tidak bisa
membedakan dislokasi anterior / posterior
Proyeksi axial / lateral:
dapat digunakan untuk menentukan dislokasi anterior / posterior dengan
mengidentifikasi bagian scapula (misal: processus coracoideius)
Hijau: caput humerus
Dislokasi bahu anterior Kuning: glenoid
Ungu: proc. coracoideus

Dislokasi bahu anterior Dislokasi bahu anterior Dislokasi bahu anterior


proyeksi AP proyeksi axial proyeksi lateral
Dislokasi bahu posterior

Pada proyeksi AP, dislokasi tidak jelas karena


caput humeri berada sejajar dengan permukaan
glenoid.
Dislokasi bahu posterior
●Bare glenoid sign proyeksi AP
●Light bulb appearance on humerus

Pada proyeksi axial, bagian scapula yang terlihat


lebih sedikit, sehingga proc. Coracoideus tidak
masuk terlihat.
Akromion tampak berputar ke anterior
menempati ujung lateral clavicula pada sendi
Dislokasi bahu posterior
acromioclavicular proyeksi axial
Siku
Fraktur Siku
Wrist
Fraktur scaphoid

●Sering terjadi pada remaja / dewasa


muda
●Mudah patah karena merupakan Fraktur scaphoid proyeksi AP dan lateral
jembatan bagian distal dan proximal
dari carpal sehingga tekanannya
menjadi lebih intensif.

Fraktur scaphoid proyeksi oblique


●Jika fraktur tidak dapat
Fraktur scaphoid
ditemukan melalui x-ray,
lakukan MRI Imaging

●Gambar: tidak
ditemukan fraktur pada
foto polos. Pada MRI
terlihat fraktur linear di Fraktur scaphoid
sepanjang scaphoid MRI
dengan edema dan
pendarahan pada sumsum
tulang
Fraktur distal radius

●Sering terjadi pada lansia karena


osteoporosis
●Disebut juga ‘colles’ fracture

●Gambar: proyeksi AP
menunjukkan fraktur transversal
dengan pemendekan dan
displacement ke arah lateral pada
bagian distal.
Proyeksi lateral menunjukkan Fraktur distal radius Fraktur distal radius
dorsal angulation proyeksi AP proyeksi lateral
Perilunate Dislocation

●‘Four Cs’ pada proyeksi lateral


1.Proksimal os. Capitate
2.Permukaan distal os. Lunate
3.Permukaan proksimal os. Lunate Dislokasi perilunate Dislokasi perilunate
4.Permukaan distal os. radius proyeksi lateral proyeksi AP

Gambar: pada proyeksi lateral terlihat bahwa permukaan distal os. Lunate tidak berartikulasi
dengan permukaan proximal dari os. Capitate. Pada proyeksi AP terlihat bahwa tulang carpal
saling bertumpuk secara abnormal
Panggul
Femoral Neck Fracture
Fraktur intra-articular Fraktur
●Etiologi: osteoporosis
beresiko merusak intertrochanteric
●Fraktur intra-articular &
pembuluh darah yang men- berada lebih distal dari
fraktur extra-articular
supply darah ke caput dan pembuluh darah yang
(intertrochanteric)
collum femoris. Sehingga men-supply darah ke
sangat mungkin terjadi caput femoris, sehingga
nekrosis avascular (AVN) tidak memiliki resiko
sebagai komplikasi. AVN
Tatalaksana: ganti caput Tatalaksana: hip screw
femoris (hemiarthroplasty)
Intra artricular fracture

Displaced Intra-articular fracture on


right femoral neck Terapi fraktur intra-articular
Intertrochanteric fracture

Fraktur intertrokanter pada colum


femoris kanan Terapi fraktur intertrokanter
Occult femur fracture

Fraktur intertrokanter pada colum


Terapi fraktur intertrokanter
femoris kanan

Gambar: pasien dengan Riwayat jatuh dan gejala yang mendukung fraktur caput
femoris, hasil foto AP polos terlihat normal. Pada MRI terlihat garis fraktur
melintasi caput femoris
Lutut
Fraktur medial
tibial plateau

●Terjadi pada trauma ringan pada pasien


dengan osteoporosis atau trauma berat pada
pasien dengan tulang normal.
Gambar :Fraktur medial tibial plateau tanpa
pergeseran tulang, proyeksi AP. Tampak garis
fraktur radiolusen searah horizontal pada
medial tibial plateau dan vertical dari proximal
tibial shaft
Fraktur lateral
tibial plateau
●CT scan sering digunakan untuk
mendapatkan pola fraktur yang seutuhnya.
CT memiliki resolusi yang tinggi, serta dapat
direkonstruksi dalam berbagai bidang,
sehingga memungkinkan untuk
mendapatkan lokasi dan ukuran fraktur yang
tepat

Gambar :Fraktur lateral tibial plateau dengan


pergeseran pada permukaan articular dengan
proyeksi AP dan CT coronal dan sagittal.
Ankle and Foot
●Minor to severe
●! perhatikan fraktur yang tampak pada
foto x-ray serta cedera jaringan lunak Gambar: ada ruang antara tibia
yang menyertai dan fibula yang melebar
Linsfrac Injury

●Merupakan fraktur subluksasi pada bagian


tengah kaki
●Trauma subluksasi pada lateral four
tarsometatarsal joints (TMTJs)
●Sering tidak terlihat pada x-ray
●! Perhatikan perpindahan alignment antara
metatarsals dan tulang tarsal yang sesuai.
Gambar: linsfrac injury. Jari ke 2 pada
tarsometatarsal joint (TMTJ) tersubluksasi kearah
lateral. Tampak lekukan (orange) pada sisi medial
dari jari ke 2.
Spine
Menilai x-ray tulang belakang
Kecukupan gambaran xray

● Foto polos harus menunjukkan dasar tulang kepala


dari paling atas hingga T1, memperlihatkan sisi
posterior dari tulang belakang.
● Cervicothoracic junction sulit dinilai karena
tertutup Pundak pasien -> ‘swimmer view’
Kesejajaran dan Tulang

•Garis 1 menelusuri korteks


●Terdapat 3 garis yang dapat anterior tulang vertebra
ditelusuri pada proyeksi lateral (kecuali C1)
untuk melihat kesejajaran tulang •Garis 2 menelusuri korteks
belakang secara keseluruhan. posterior tulang vertebra
●Jarak antar proc. Spinosus •Garis 3 disebut juga garis
harus sama spinolaminar karena
●Jarak antara lekung anterior menelusuri dasar proc.
Spinosus yang bergabung
C1 dengan ujung tinggi C2
dengan laminae
harus 2 mm atau kurang pada
dewasa.
Anterior soft tissues

●Beberapa cedera tulang belakang disertai dengan pembengkakan


jaringan lunak yang menyebabkan pelebaran yang dapat terlihat dari
proyeksi lateral.
●Kenapa lateral?
○Terdapat batasan antara bagian anterior vertebra dengan udara di
faring dan trakea
●Ketebalan jar. Lunak < 7mm pada C2 dan < 22mm pada C6
Proyeksi AP

●Menilai kesejajaran proc. Spinosus, korteks


lateral, pedikel, dan sendi facet dengan badan
vertebra diatas dan dibawahnya.
●Memeriksa garis fraktur dan deformitas
●Kesejajaran C1 dan C2 diperiksa dari arah
frontal dengan membuka mulut pasien.
●Gambar: proyeksi AP tulang belakang cervical
normal.
Proyeksi mulut C1 & C2

●Gambar: foto normal dengan


proyeksi melalui mulut untuk melihat
C1 dan C2.
●Peg of C2 simetris dengan jarak
massa lateral C1 (hijau).
●Sisi lateral C1 dan C2 harus sejajar.
(2 mm or less)
●Inspeksi fraktur / deformitas
Severe lower c-spine subluxation

Gambar:
○foto kiri hanya menunjukkan sampai vertebra C6 saja
○Foto kanan dilakukan manuver ‘swimmer’s view’ sehingga cervicothoracic junction lebih terlihat
jelas, sehingga tampai sampai C7.
Penggunaan CT scan & MRI

●CT scan sudah digunakan sebagai pemeriksaan utama pada suspek trauma
spinal. Hasil imaging dari CT menghasilkan detail yang sangat baik dan
image yang dihasilkan dapat direkonstruksi pada bidang apapun.
●Dapat mendeteksi fraktur halus dan dapat mengkonfigurasi secara tepat.
●MRI dapat digunakan pada pasien trauma spinal dengan neurological
deficit, karena dapat secara langsung menunjukkan sumsum tulang belakang
dan spinal nerve roots.
Fraktur pada dasar peg of C2

●Gambar kiri: fraktur pada dasar dari peg of C2. C1 terdorong kebelakang Bersama
dengan patahan.
●Gambar tengah: bagian massa lateral dari C1 terdorong kebelakang, menyebabkan cincin
pada C1 menjadi sangat lebar
●Gambar kanan: foto MRI menunjukkan memar pada substansi tulang belakang pada
level C1/2
Fraktur unilateral pada C6/7

●Gambar kiri: proyeksi lateral menunjukkan perubahan kesejajaran dan pembengkakan jaringan
lunak prevertebral
●Gambar tengah: proyeksi AP menunjukkan perubahan kesejajaran pada proc. Spinosus (orange).
●Gambar kanan:CT scan sagittal menunjukkan fraktur pada C7, melintang dari superior ke inferior
proc. Artikularis
Paediatric Fractures
●Tulang yang masih bertumbuh lebih sulit untuk dibaca
Paediatric oleh x-ray
●Pelat pertumbuhan dan sinkondrosis dapat terlihat seperti
Fractures fraktur

●Growth plate (kuning) selalu berorientasi ●Fractur lebih berorientasi transversal


longitudinal. (orange)
Salter-Harris Growth Plate Fracture Classification

Fraktur II Salter-Harris pada


distal tibia pada anak remaja.
Fraktur Suprakondilar Humerus

●Biasanya disertai dengan


angulasi posterior pada fragmen
distal.
●Mudah dikenali pada derajat
displacement sedang hingga berat
●‘anterior humeral line sign’
Gambar: fraktur suprakondilar pada humerus
dengan proyeksi lateral dapat Proyeksi AP (kiri): terlihat garis fraktur
membantu mendiagnosa fraktur Proyeksi lateral: menunjukkan angulasi posterior
pada fragmen distal
yang tidak bergeser
Fractures in child abuse
Fraktur metasfisis Gambar: foto
proyeksi AP pada
distal tibia pada
• Fraktur yang meluas ke metafisis anak usia 2 bulan
yang berbatasan langsung dengan menunjukkan fraktur
growth plate dimana tulang masih metafisis. Fraktur
relative lemah berada tepat di
proksimal dari
growth plate dengan
• dapat terjadi karena menarik atau fragmen yang
memutar lengan dengan kasar atau terpisah dari
dengan menggoyangkan anak dengan metafisis
kasar yang juga merupakan karakter memberikan
gambaran ‘bucket
dari child abuse
handle’
Rib fracture

•Fraktur tulang rusuk pada child abuse


sering kali terjadi Ketika anak diangkat
dan diremas dengan kuat.
•Bentuk fraktur halus sehingga sulit
ditemukan. Periksa bagian anterior dan
posterior dengan seksama
•Sering tidak terlihat sampai
pembentukan kalus
Gambar: foto polos dada pada anak usia 2
tahun dengan kalus di tulang rusuk 4 dan
11 posterior
03
ARTHRITIS
Arthritis
Osteoarthritis (OA)
Osteoartritis (OA) adalah bentuk artropati yg paling umum.
Tulang rawan artikular rusak dan menipis sehingga terjadi
proliferasi tulang dan menghasilkan osteofit plus sklerosis
dan kista di tulang subkondral. Faktor – factor yg
mempengaruhi terutama pengaruh genetik dan lingkungan,
dan peradangan yang dipicu dari tulang rawan yang rusak.

OA sering digambarkan sebagai proses keausan akibat stres


beban di sendi seperti obesitas. Selain pengaruh lokal ini,
kelainan sistemik tulang rawan artikular dapat menjadi
predisposisi OA. Misalnya, lebih sering terlihat pada diabetes
dan akromegali.
Pada Orang tua biasanya mengeluh kekakuan di pinggul atau
lutut dengan berkurangnya rentang gerakan dan jarak
berjalan kaki karena nyeri.
Osteoarthritis
OA dengan osteofit marginal (ungu) dan penyempitan celah
sendi supero-lateral (hijau). Tulang subkondral yang
berdekatan dari acetabulum menunjukkan area dengan
peningkatan kepadatan (sklerosis) relatif terhadap tulang
normal dan area bulat dengan kepadatan yang berkurang
karena adanya kista subkondral (biru).

Osteoartritis (OA) lutut. Perubahan OA yang cukup parah


terjadi di kompartemen medial berupa penyempitan celah
sendi (hijau) dan osteofit marginal (ungu).
Osteoarthritis

Osteoartritis (OA) pada sendi carpometacarpal pertama.


Perubahan OA khas dengan osteofit menonjol (ungu),
penyempitan celah sendi (hijau) dan sklerosis subkondral
minor (kuning) di kedua sisi sendi ibu jari karpometakarpal.
Rheumatoid Arthritis (RA)
Jenis poliartritis inflamasi yang paling umum. Ini adalah
penyakit autoimun sistemik kronis yang menyebabkan
peradangan sinovial dan ditandai dengan poliartritis sendi
perifer yang mengalami deformasi simetris yang mungkin
terkait dengan perkembangan nodul subkutan dan
manifestasi multi-sistem.
Deteksi dini pada RA akan memberikan hasil yg baik karena
dapat meningkatkan hasil akhir pasien dengan meredakan
gejala nyeri sendi, kekakuan dan pembengkakan;
mengurangi kemungkinan kerusakan sendi permanen;
menjaga fungsi dan kualitas hidup serta mencegah
kecacatan permanen
Tipikal pasien : seorang paruh baya yang mengeluh nyeri RA biasanya adalah poliartritis yang
yang timbul secara bertahap dan kaku di pagi hari serta mempengaruhi sendi kecil tangan (MCP
pembengkakan yang mempengaruhi sendi di jari tangan, dan PIP), kaki (MTP dan PIP), dan
pergelangan tangan dan kaki (dan mungkin lainnya) dalam pergelangan tangan dalam distribusi
distribusi simetris. simetris.
Rheumatoid Arthritis (RA)

Terdapat erosi yang luas (oranye) terlihat terutama di


metakarpal ibu jari, telunjuk dan jari tengah di kanan dan jari
tengah di sebelah kiri, bersama dengan tulang skafoid di
pergelangan tangan kiri dan styloid ulnaris di kanan terlihat
dan wajah. Ada penyempitan celah sendi yang parah pada
sendi MCP kanan pertama dan kedua (hijau).

Terdapat erosif politropati destruktif simetris yang


parah (hijau). Pergelangan tangan kiri telah
menyatu. Perubahan lebih lanjut terlihat lebih
distal dengan osteopenia periartikular, erosif dan
deformitas terutama yang mempengaruhi sendi
MCP ketiga kanan dan proksimal interphalangeal
(PIP) di mana terdapat subluksasi dini.
Rheumatoid Arthritis (RA)

Subluksasi Atlanto-aksial. Radiografi lateral tulang belakang


leher dalam posisi tertekuk pasien dengan RA yang sudah
pasti, menunjukkan subluksasi atlanto-aksial dengan interval
atlanto-dental anterior 7mm (kuning) (normal 2mm). Ini
diukur (panah) antara lengkungan anterior C1 (oranye) dan
pasak odontoid C2 (hijau)
Arthritis
Gout
Asam urat adalah jenis radang sendi yang paling umum pada pria.
Gout terjadi ketika kristal asam urat, dalam bentuk MSU, mengendap
di permukaan tulang rawan artikular, pada tendon, dan jaringan
sekitarnya, memicu reaksi inflamasi. Ini paling sering terjadi pada
pasien yang kekurangan ekskresi urat karena gangguan ginjal atau
pada mereka yang memproduksi urat berlebihan, misalnya diet kaya
purin atau peningkatan pergantian protein pada penyakit hematologis
seperti leukemia atau limfoma.
Dalam keadaan akut, satu-satunya tanda yang terlihat mungkin adalah
pembengkakan jaringan lunak tetapi dengan serangan akut berulang,
sejumlah ciri khas radiografi dapat berkembang.

Pasien tipikal
Pria paruh baya atau lanjut usia dengan riwayat gangguan ginjal, yang
mungkin kelebihan berat badan dan mengonsumsi diuretik, muncul
sebagai keadaan darurat dengan onset sendi MTP jempol kaki yang
sangat nyeri, panas, merah, bengkak, dengan riwayat episode serupa
sebelumnya.
Gout

Ada pembengkakan jaringan lunak (kuning) dan


perubahan erosif parah (ungu) yang secara khas
berbasis lebar dan 'berlubang', terletak jauh dari
margin sendi interphalangeal.

Gout tophaceous. Terdapat artropati destruktif yang


mempengaruhi sendi MTP jempol kaki dan interphalangeal
(IP), dengan kerusakan erosif parah yang ditunjukkan
sebagai hilangnya kejernihan margin tulang (oranye),
hilangnya ruang sendi (hijau), pembengkakan jaringan lunak
dan endapan tophaceous di bagian lunak. jaringan dengan
kalsifikasi belang-belang (merah muda) berdekatan dengan
sendi IP.
Kalsium
Pirofosfat
Umum terjadi, terutama pada orang tua, dan ditandai dengan
pengendapan kristal CPPD terutama di artikular hialin dan
fibrokartilago (kondrokalsinosis).
Berbagai manifestasi klinis dapat terjadi termasuk yang
berikut ini:
• Temuan kondrokalsinosis insidental asimtomatik
• Inflamasi akut mono‐ atau oligoartritis (artritis CPP akut
atau 'pseudo-gout'), yang paling banyak penyebab umum
monoartritis pada orang tua
• Artritis destruktif asimetris kronis - OA plus CPPD
(sebelumnya disebut pirofosfat kronis artropati)
Pseudogout
Tipikal pasien
Wanita lanjut usia, dengan riwayat OA, datang dengan
inflamasi monoartritis lutut akut, mungkin dipicu oleh
penyakit atau infeksi yang menyertai, atau pembedahan.

Artropati Pirofosfat
Kalsium
Pirofosfat

Artropati kalsium pirofosfat pada tangan dan pergelangan


tangan. Terdapat kondrokalsinosis pada fibrokartilago segitiga di
kompartemen ulna-karpal kedua pergelangan tangan (merah
muda), kehilangan ruang sendi (hijau) dan pembentukan osteofit
di MCP (ungu) dan latar belakang perubahan osteoartritis yang
mempengaruhi sejumlah PIP, DIP dan sendi carpometacarpal
(CMC) pertama (biru).
Kalsium
Pirofosfat

Artropati kalsium pirofosfat lutut.


(a) Tampak anterior
(b) Tampak lateral.
Ada ciri khas artropati kalsium pirofosfat dengan kondrokalsinosis pada sendi tibiofemoral (merah muda),
perubahan degeneratif sekunder yang parah pada sendi patellofemoral dengan hilangnya ruang sendi (hijau),
sklerosis subkondral (biru) dan osteofit (ungu) dan scalloping di anterior femur distal konsisten dengan 'tekanan
erosi' (oranye). Ada kalsifikasi lebih lanjut dari sinovium di kantong suprapatellar dan juga beberapa benda keras
yang diproyeksikan di lateral. reses kantong suprapatellar dan fossa poplitea (kuning).
Kalsium
Pirofosfat

Kondrokalsinosis menonjol (biru) dan kalsifikasi amorf di


daerah tendon supraspinatus (kuning).
Psoriatic
arthritis
PsA adalah artropati inflamasi kronis yang dapat
mempengaruhi hingga 20% pasien dengan psoriasis kulit
atau kuku. Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi yang
ditandai dengan plak bersisik merah yang biasanya
mengenai permukaan ekstensor siku dan lutut, garis rambut,
dan umbilikus.

Tipikal pasien
Seorang paruh baya (30-55 tahun) dengan riwayat psoriasis
kulit dan pitting kuku dan episode uveitis sebelumnya,
datang dengan nyeri, kaku dan bengkak yang mengenai lutut
kiri dan beberapa sendi jari yang berbeda dalam distribusi
asimetris.
Psoriatic
arthritis

Distribusi
Ada banyak variasi dalam pola keterlibatan sendi tetapi sering terjadi asimetri. Pasien secara tradisional
diklasifikasikan menjadi salah satu dari lima subtipe berikut:
1. Keterlibatan sendi jari DIP yang dominan
2. Mono- atau oligoartritis asimetris, biasanya lutut dan sendi perifer kecil
3. Poliartritis simetris (seperti RA)
4. Spondyloarthritis (tulang belakang dan sendi sakroiliaka)
5. Arthritis mutilans dengan kerusakan, osteolisis dan telescoping pada jari
 
Psoriatic
arthritis
Sendi DIP jari arthritis psoriatis. Kombinasi erosi (oranye)
dan pembentukan tulang baru (ungu) mempengaruhi sendi
DIP ibu jari kiri dan jari tengah serta ibu jari kanan dan
semua jari, pada tingkat keparahan yang berbeda.

Kaki arthritis psoriatis. Artropati


psoriatis yang parah dan deformitas jari-
jari kaki distal dengan erosi, osteolisis
dan beberapa pembentukan tulang baru
dan deformitas 'pencil in cup' pada
sejumlah sendi MTP dan IP (kuning).
Axial spondyloarthritis (ankylosing
spondylitis)
Ditandai dengan peradangan yang mempengaruhi sendi
sakroiliaka dan tulang belakang. Seperti PsA, ini sangat terkait
dengan HLA-B27 dan berbagi sejumlah fitur klinis, asosiasi
penyakit, dan dominasi keluarga yang serupa.Pasien biasanya
berusia muda (biasanya laki-laki berusia 15-35 tahun) dan
datang dengan rasa sakit yang terus-menerus dan kekakuan
yang mempengaruhi daerah punggung bawah.

Pasien tipikal
Seorang pria muda yang telah mengalami sakit
punggung selama hampir 2 tahun yang
membangunkannya pada malam hari dan dini hari.
Dia harus minum ibuprofen secara teratur untuk
meredakan gejalanya. Punggungnya kaku dengan
lordosis lumbal berkurang dan fleksi tulang belakang
lateral. Dia positif untuk HLA ‐ B27. aSpA selalu melibatkan kerangka aksial (sendi sakroiliaka
dan tulang belakang). Mungkin juga ada keterlibatan
asimetris dari sendi sedang dan besar terutama bahu dan
pinggul. Peradangan di tempat insersi tulang tendon dan
ligamen (enthesitis) sering terjadi di situs termasuk puncak
iliaka, tuberositas gluteal dan tibialis, serta tumit.
Axial spondyloarthritis (ankylosing
spondylitis)

Spondyloarthritis aksial yang menyerang tulang belakang lumbal dan sendi sakroiliaka. Ada
sakroiliitis bilateral dan fusi sendi sakroiliaka (kuning), kuadrat dari badan vertebral (biru),
syndesmophytes yang menjembatani dengan penampilan tulang belakang dibagian torakolumbal
(merah muda), fraktur baji anterior (ungu) kemungkinan besar terkait dengan kepadatan tulang yang
rendah, dan sekrup hanya terlihat di kepala femoralis kanan dari fiksasi internal dari fraktur leher
femur sebelumnya (oranye).
04
TUMOURS
AND
TUMOUR-LIKE
Evaluasi Radiologi pada Pasien

Dalam mengevaluasi radiologi pasien dengan tumor tulang dapat dilihat


abnormalitas dengan karakteristik yaitu:
● Pada tumor tulang ganas primer dan kebanyakan tumor jinak
biasanya terlihat pada X-Ray polos
● X-Ray kurang sensitif untuk metastasis dan myeloma sehingga
biasanya harus dipakai modalitas yang lain
● MRI sangat sensitif mendeteksi abnormalitas fokal pada tulang
dimana bisa mendeteksi lesi sebesar 5 mm
● Pada suspek metastasis, biasa dilakukan scintigraphy tulang
X-Ray Tumor pada Tulang (Prinsip Umum)

X-Ray sangat membantu dalam mendiagnosis tumor pada tulang.


Petunjuk atau tanda pada sinar-X sangat membantu dalam
menentukan kemungkinan diagnosis dan juga untuk mengecualikan
diagnosis lain. Lokasi berperan penting, baik dalam hal area tulang
mana yang terlibat, dan juga daerah spesifiknya dalam tulang tertentu.
Banyak tumor dan lesi fokal lainnya biasanya ditemukan di tempat
tertentu
Tumor Ganas

Metastasis dan myeloma multipel adalah tumor ganas yang


paling sering ditemukan pada tulang. Plasmasitoma adalah
tumor yang jarang terjadi dan tumor ganas primer seperti
osteosarkoma, kondrosarkoma dan ewing sarcoma juga
sangat jarang untuk ditemukan.
Metastasis Tulang

● Metastasis adalah kasus neoplasma umum yang


ditemukan pada tulang.
● Kanker yang paling sering menyebabkan
metastasis ke tulang adalah prostat, payudara, paru-
paru, ginjal dan tiroid.
● Metastasis tulang jarang terjadi pada tulang perifer
● Karakteristik pada metastasis adalah multiplicity
Mieloma Multipel

Mieloma adalah penyakit tumor ganas primer tersering pada


tulang. Hal tersebut terjadi karena adanya keganasan pada sel
plasma pada sumsum tulang tetapi elemen struktur kalsifikasi dari
tulang juga terlibat. Plasma sel yang telah terduplikasi akan
mensekresi paraprotein (biasanya IgG) dan dapat diidentifikasi
dengan elektroforesis plasma atau urine sebagai protein bence
jones. Sel tersebut juga memicu sekresi substansi yang
menghambat osteblas dan menambah osteoklas sehingga dapat
menyebabkan osteoporosis sekunder.
Mieloma Multipel

● “Raindrop on dry pavement” Appearance


● Lesi multipel, litik dan terlihat jelas
● Pada MRI, dapat melihat deposit pada
sumsum tulang yang berlemak (digunakan
untuk staging)
Plasmasitoma

Plasmasitoma merupakan lesi soliter fokal yang dapat


berkembang menjadi mieloma multipel. Plasmasitoma dapat
ditemukan pada pasien lebih muda dari pasien mieloma tetapi
pasien tetap berumur diatas 40 tahun. Elektroforesis protein
biasanya normal. Tumor ditemukan pada daerah sumsum tulang
di tulang axial.
Plasmasitoma

● Purely lytic appearance


● Terdapat penipisan endosteal pada
korteks
● Meskipun tumornya ganas, zona transisi
sempit dan kurangnya ekstensi melalui
korteks mencerminkan pertumbuhan
yang relatif lambat.
Osteosarkoma

Tumor ini dicirikan dengan sel penghasil osteid ganas yang


mengakibatkan area yang terlihat terkalsifikasi tidak teratur dalam
tumor pada X-Ray. Biasanya, pasien datang dengan rasa sakit
dan bengkak. Terkadang ada riwayat trauma yang biasanya
dianggap sebagai penyebab gejala. Beberapa pasien mengalami
fraktur patologis pada lokasi tumor. Osteosarkoma juga dapat
menjadi penyakit sekunder yang awalnya merupakan ada
radioterapi atau penyakit paget di usia tua. Osteosarkoma
biasanya terjadi pada metafisis tulang panjang.
Osteosarkoma

● Tumor yang muncul pada metafisis dan


berpusat di rongga medular tetapi meluas
sampai ke korteks membentuk massa
jaringan lunak.
● “Sunburst” Appearance with Codman
Triangle
● Penampilan tumor tergantung jumlah
tulang yang diproduksi bisa sklerotik atau
osteolitik tetapi biasanya memiliki area
keduanya.
Chondrosarkoma

Tumor ganas pada sel tulang rawan (Chondroid). Terdapat 2


kelompok dalam chondrosarkoma dimana kelompok pertama
tumor yang terjadi secara de novo di dalam tulang meduler
sedangkan Kelompok kedua adalah hasil dari transformasi dari
tumor tulang rawan jinak menjadi ganas, bisa berupa
osteochondroma (Eksostosis) atau enchondroma.Tumor de novo
cenderung menyerang kelompok usia yang lebih tua, paling
sering pada dekade keenam. Chondrosarkoma biasanya
menyerang pada tulang axial terutama pelvis, femur proksimal
dan humerus proksimal.
Chondrosarkoma

● Lesi besar dan bercahaya berpusat pada


rongga meduler dengan zona transisi
yang sempit.
● Pada matriks terdapat kalsifikasi
“popcorn” chondroid.
● Terdapat endosteal scalloping
Sarkoma Ewing

Tumor ini muncul dari 'sel bulat' neuroektodermal di sumsum.


Kebanyakan pasien yang mengalami tumor ini berusia antara 5
dan 15 tahun. Gambaran klinis yang ditunjukan biasanya anak
yang tidak sehat dengan pembengkakan di lokasi tumor, nyeri
yang sering terjadi berat dan bisa terjadi demam. Daerah yang
paling sering terkena sarkoma ewing adalah tulang paha, tibia,
humerus, panggul, dan tulang rusuk.
Sarkoma Ewing

● Tekstur tulang memiliki tampilan sebagian


litik ketika tumor menembus tulang
● Ada zona transisi yang luas karena
pertumbuhan yang cepat
● “Onion skin” Appearance
● Tumor biasanya terkena dibagian
diaphyseal atau mencakup metafisis dan
diafisis.
TUMOR
JINAK
Enchondroma

Enchondroma adalah tumor tulang rawan jinak yang terletak di dalam


rongga meduler tulang. Ini paling sering terjadi di tangan dan kaki.
Penyakit ini sering merupakan temuan yang kebetulan dimana
biasanya pasien di rontgen karena alasan lain, tetapi bisa juga
ditemukan ketika pasien telah sadar adanya deformitas atau fraktur
patologis. Enchondroma juga terjadi di luar tangan dan kaki pada
tulang pipih (misalnya tulang rusuk), atau tulang panjang yang lebih
besar.
Enchondroma

● Enchondroma biasanya ada di tangan dan kaki dan


ukurannya kecil (1-3 cm)
● Lesi bercahaya berbatas tegas berpusat di meduler
rongga metacarpal / metatarsal atau phalanx
● Terdapat kalsifikasi internal yang menyerupai
popcorn
● Berpotensi untuk transformasi menjadi ganas tetapi
untuk membedakannya biasanya jika ganas
terdapat nyeri, ukuran > 5 cm dan terjadi pada usia
> 20 tahun
Exotosis (Osteochondroma)

Eksostosis adalah pertumbuhan tulang dengan tutup tulang rawan.


Bentuknya mungkin bertangkai atau rata ('sessile'). Tumor ini
merupakan anomali yang tumbuh secara aktif pada waktu yang sama
dengan sisa tulang dan berhenti membesar setelahnya. Oleh karena
itu, pasien sering kali menyadari adanya benjolan keras dan hadir di
dalamnya dekade kedua ketika lonjakan pertumbuhan tulang normal
terjadi. Terkadang, eksostosis menyebabkan gejala mekanis karena
menangkap tendon atau tekanan pada saraf
Exostosis (Osteochondroma)

● Biasanya terdapat pada metafisis tulang


panjang terutama lutut dan bahu.
● Tutup tulang rawan tidak terlihat pada
sinar-X, tetapi dapat terlihat dengan jelas
pada MRI
● Jika tutupnya tebal <1 cm, maka lesi ini
jinak, tetapi jika tebalnya> 3 cm
kemungkinan besar akan menjadi ganas
Osteoid Osteoma

Penyakit ini kecil tetapi lesi tulang ini memberikan nyeri tidak
proporsional yang terdiri dari osteid dengan banyak pembuluh darah
dan elemen saraf tidak bermyelin yang memiliki nodul berukuran 5
sampai 10 mm, dikelilingi oleh tulang reaktif dan edema. Penyakit ini
biasa terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang mengeluhkan
nyeri yang tak kunjung sembuh, dan menyebabkan gangguan tidur.
75% pasien berusia antara 6 dan 30 tahun dengan usia rata-rata 18
tahun. Daerah yang terserang biasanya femur proksimal, tibia dan
kaki.
Osteoid Osteoma

● Lesi terletak di dalam korteks, dan terdapat


penebalan kortikal halus yang terlokalisasi
● Tumor kecil, oval, bercahaya terletak di
dalam area ini.
● Tumor tersebut biasa disebut ‘Nidus’
● MRI menunjukkan edema sumsum tulang
di sekitarnya yang merupakan ciri lesi ini.
TUMOR-
LIKE
LESIONS
Fibrous Cortical Defect

Lesi yang terdiri dari jaringan fibrosa / fibroblastik (bersama


dengan osteoklas) dan terletak di korteks. Ukurannya
cenderung kurang dari 3 cm. Penyakit ini biasa ditemukan
pada ekstremitas bawah anak-anak atau remaja secara
tidak disengaja.
Fibrous Cortical Defect

● 90% terjadi di tungkai bawah, hampir selalu di


tibia atau tulang paha.
● Biasanya terlihat di daerah metafisis tetapi bisa
mencapai daerah diafisis
● Lesi berpusat di korteks
● Lesi dapat meluas menuju rongga meduler,
dengan lapisan dalam yang lebih tebal dan
lapisan luar korteks yang lebih tipis
● Lesi Besar menunjukan pola “Bubble Soap”
Simple Bone Cyst

Etiologi penyakit ini masih belum diketahui. Lesi terdiri dari


selaput fibrosa tipis yang dilapisi sel epitel dan berisi cairan
yang biasanya unilokuler. Pasien biasanya adalah anak-
anak di antara usia dari 4 dan 10 tahun. 80% terjadi pada
femur atau humerus proksimal.
Simple Bone Cyst

● Lesi bercahaya yang terletak di tengah


rongga meduler dengan margin sklerotik
yang tipis
● Awalnya penyakit ini menyerang metafisis,
tetapi mereka cenderung bermigrasi ke
diafisis
● Penipisan endosteal korteks terjadi, dan
mungkin ada ekspansi tulang ringan tetapi
tidak ada reaksi periosteal
Infection

● Osteomielitis yang jalur penularannya


melalui darah bisa menyerupai tumor.
● Penyakit ini paling sering terlihat pasien
usia 5 dan 15 tahun.
● Proses infektif biasanya dimulai di daerah
metafisis
● Pada X-Ray terlihat area lucency yang
terlokalisasi dan terdefinisi dengan baik
dengan ketebalan variabel dari margin
sklerotik.
05
METABOLIC
BONE DISEASE
Osteoporosis

Penyakit kerangka sistemik dengan hilangnya massa


dan kepadatan tulang yang menyebabkan berkurangnya
kekuatan tulang dan peningkatan risiko patah tulang.
Daerah yang paling sering terkena adalah distal radius,
leher humerus, leher femur, badan vertebralis, ramus
pubic dan ala sakral.
Osteoporosis

● Sinar-X jelas penting dalam diagnosis


patah tulang karena osteoporosis.
● Patah tulang belakang sering terdeteksi
dalam X-Ray
● pencitraan lain seperti tulang isotop scan,
MRI atau CT, lebih sensitif dalam
mendeteksi patah tulang karena
osteoporosis
Osteomalacia

Tulang yang rusak karena kekurangan mineral yaitu


kekurangan vitamin D dimana pada anak dapat menyebabkan
rickets sedangkan osteomalacia pada dewasa. Kekurangan
vitamin D biasanya disebabkan oleh malabsorpsi, pola makan
yang buruk atau paparan sinar matahari yang tidak
mencukupi.CKD, penyakit hati dan sindrom resistensi vitamin
D genetik dapat menjadi penyebab tambahan. Gejala klinis
biasanya nyeri tulang, fraktur dan miopati proksimal,
kemungkinan deformitas.
Ostemalacia

● Demineralisasi dan kehilangan


tulang kortikal, fraktur insufisiensi
● Deformitas dan pseudofraktur
disebut zona Looser dengan lusensi
transversal tanpa perpindahan
tulang di daerah seperti femur
proksimal medial, skapula lateral
dan rami pubic.
Hyperparathyroid

Kondisi ini disebabkan oleh kelebihan hormon paratiroid


akibat produksi berlebih oleh kelenjar paratiroid. Tingginya
hormon paratiroid dapat memiliki efek berbahaya pada tulang
karena dapat menstimulasi osteoklas yang menyebabkan
resorpsi tulang berlebih. Dalam kasus ekstrim dapat
menghasilkan tumor coklat pada tulang. tumor coklat dicirikan
oleh banyak sel raksasa, tersusun dalam kelompok atau difus,
dalam bentuk mononuklear oval hingga spindel sel stroma.
Hiperparatiroid

● Terlihat Kondrokalsinosis,
osteopenia, tumor coklat dan
resorpsi tulang
● resorpsi tulang mempengaruhi
berkas dari falang distal dan juga
tulang subperiosteal pada aspek
radial phalanx tengah dari jari-jari
yang lebih panjang
Chronic Kidney Disease Metabolic Bone
Disorder
CKD ‐ MBD (juga disebut sebagai osteodistrofi ginjal) dapat menjadi jelas
pada pasien dengan CKD stadium 4 atau 5, setelah menemukan
peningkatan kadar fosfat dan hormon paratiroid (PTH) dan / atau
penurunan kadar kalsium. Etiologi penyakit ini terdapat empat mekanisme
yaitu hipokalsemia, peningkatan perombakan tulang akibat sekunder dan
tersier hiperparatiroidisme, asidosis dan malnutrisi protein.Mungkin sulit
untuk membedakan CKD-MBD dari osteoporosis karena keduanya
mungkin muncul dengan trauma rendah.
Chronic Kidney Disease Metabolic Bone
Disorder

● Terlihat berbagai tanda yang berhubungan


dengan kelainan metabolisme dan komplikasi
CKD misalnya rendah vitamin D atau
hiperparatiroidisme
● Berbagai macam penampilan mungkin hadir
tergantung pada tingkat keparahan dan durasi
CKD
● Resorpsi subperiosteal mungkin terjadi secara
khas di phalanx.
● “Jersey Rugger” appearance dapat terlihat.
Haemochromatosis

Kelainan bawaan dari metabolisme zat besi ini dapat menyebabkan


penumpukan zat besi berlebih di jaringan tubuh termasuk tulang sendi,
hati, pankreas dan jantung, yang dapat mengakibatkan kerusakan dan
disfungsi organ.Diagnosisnya sering tertunda sampai usia paruh baya
sebagai akibat deposisi besi progresif yang lambat dan gejala awal
non-spesifik. Manifestasi muskuloskeletal biasanya melibatkan nyeri
sendi dan kekakuan progresif kronis, biasanya dengan sedikit
gambaran klinis peradangan.
Haemochromatosis

● Terlihatkondrokalsinosis pada fibrokartilago


seperti ligamen segitiga di pergelangan tangan
dan menisci lutut.
● Gambaran artropati hemokromatosis dapat
menyerupai osteoartritis dengan penyempitan
ruang sendi, kista subkondral dan pembentukan
osteofit yang mungkin lebih menonjol menyerupai
'kail atau penampilan seperti paruh’
● Kerusakan sendi yang progresif dengan
deformitas dan subluksasi dapat terjadi seiring
waktu.
06
INFECTION
Rute Penyebaran

Infeksi dapat memasuki tulang atau persendian melalui tiga jalur yang
memungkinkan:

1. Penyebaran hematogen: Bakteri awalnya menetap di rongga meduler, dan


proses infektif berkembang keluar dari sini. Jika tidak terkendali, infeksi
menyebar melalui tulang kortikal, di bawah periosteum dan ke jaringan lunak
di sekitarnya. Ini adalah penyebab paling umum dari osteomielitis pada anak-
anak, di mana tulang tubular biasanya terpengaruh. Osteomielitis sering
dimulai pada metafisis dan dapat menyebar ke sendi yang berdekatan.
2. Penyebaran langsung ke tulang dari infeksi pada jaringan lunak yang
berdekatan: Contohnya terlihat pada pasien diabetes dengan ulkus kaki dan
pasien luka baring yang tidak bergerak.
3. Inokulasi langsung: Misalnya dari luka tembus, pembedahan atau suntikan
sendi.
Organisme
Penyebab
- Gram positif terutama Staphylococcus aureus.

- Streptokokus beta-hemolitik (terutama neonatus).

- Infeksi tulang pd kaki diabetik : anaerob.

- Umum pd pecandu narkoba : Pseudomonas

- Septik Artritis dewasa muda:Neisseria gonorrhoea


3 Bentuk Infeksi

01 Osteomielitis
02 Septik Artritis
03 Diskitis Infektif
Osteomielitis
Gambaran Klinis
● Datang dengan rasa sakit yg meningkat di tempat yang terkena.
● Nyeri mungkin bertambah buruk dengan adanya aktifitas tetapi tidak
berkurang setelah istirahat.
● Seiring waktu, rasa hangat, bengkak, dan nyeri berkembang, serta pasien
mungkin merasa tidak enak badan.
● Biasanya, pasien mengalami peningkatan suhu, laju sedimentasi eritrosit
(LED), protein reaktif C (CRP), dan jumlah sel darah putih.
Karakteristik X-ray
● Normal hingga 3 minggu sejak timbulnya gejala.
● Kasus osteomielitis yg berkembang dari penyebaran hematogen, kelainan pertama adl
penurunan kepadatan tulang yg kabur di tempat yang terkena.
● Tulang trabekuler menjadi hancur → menghasilkan area litik tidak jelas di rongga
meduler, dengan zona transisi yg luas antara tulang normal dan abnormal.
● Reaksi periosteal berkembang saat proses infektif menyebar ke jaringan lunak yg
berdekatan.
● Tulang periosteal baru ini mungkin tidak sempurna sehingga memiliki penampilan
'agresif' jika infeksinya tidak diobati.
● Pada anak-anak, periosteum kurang terikat dengan baik ke korteks memungkinkan abses
sub-periosteal berkembang lebih mudah.
● Tergantung lokasi anatomi, pembengkakan di jaringan lunak di sekitarnya dapat terlihat
pada film polos: hilangnya kejelasan bidang lemak karena edema dan permukaan kulit
yang menonjol keluar.
● Infeksi tulang akibat penyebaran dari lesi jaringan lunak yg berdekatan: perubahan
tulang berkembang dari luar ke dalam.
● Periostitis dan kerusakan kortikal terjadi pada awalnya, diikuti dengan area litik di tulang
meduler pada tahap selanjutnya.
● Osteomielitis yg tidak diobati secara lengkap → pembentukan kumpulan intraoseus
kronis, dikenal sebagai abses Brodie. Sering ditemukan pd metafisis tulang
panjang.
● Perubahan lain pada osteomielitis kronis termasuk diffuse course arsitektur tulang
dengan trabekula dan korteks yg menebal. Tulang mungkin jg memiliki penampilan
yang umumnya membesar karena reaksi periosteal kronis.
● MRI memiliki keunggulan dibandingkan sinar-X untuk menyelidiki osteomielitis.
Karena dapat menunjukkan perubahan infektif di sumsum pada stage yg lebih awal.
MRI juga menunjukkan abses jaringan lunak dan intraoseus.
● Proses infektif pada osteomielitis dapat meninggalkan sisa fragmen tulang
avaskuler (sequestrum) di dalam area yg terinfeksi. Ini memiliki cara kerja yg sama
seperti benda asing dalam mencegah pembersihan infeksi. MRI atau X-ray
mungkin menunjukkan sequestrum, terlihat sebagai fragmen tulang yg lebih padat,
tetapi CT lebih sensitif untuk menunjukkan kelainan kalsifikasi seperti ini dan
terkadang juga dapat digunakan untuk perencanaan bedah.
Septik Artritis
● Infeksi bakteri di dalam sendi adalah keadaan darurat yg membutuhkan
diagnosis dan pengobatan segera. Tujuannya adalah untuk meminimalkan
kerusakan permukaan artikular dan menghindari osteoartritis di kemudian hari.
● Aspirasi sendi dini, jika diperlukan dapat dibantu menggunakan ultrasonografi
atau pemeriksaan X-ray, memungkinkan sampel cairan sendi diperoleh untuk pem
mikroskop, kultur dan sensitivitas serta harus selalu dilakukan jika dicurigai
diagnosis ini, sebelum dimulainya prosedur pengobatan antibiotik yg sesuai.

Gambaran Klinis
Sendi yg sangat panas, bengkak, dan terdapat nyeri tekan.
Presentasi mungkin mirip dengan osteomielitis, tetapi gerakan tambahan biasanya
sangat terbatas karena nyeri. Perhatikan jika pasien mengalami imunosupresi,
gambaran klinisnya mungkin lebih tidak spesifik.
Karakteristik X-ray
● Biasanya normal. Gambaran X-ray dari septik artritis mungkin tidak bisa
dibedakan dari gejala arthritis inflamasi.
● Perubahan X-ray yg paling awal: pembengkakan sendi, jika sendi yg terkena dapat
memperlihatkan gejala (lutut atau pergelangan kaki). Pembengkakan jaringan lunak
yg berdekatan juga dapat terlihat, sekali lagi tergantung pada lokasinya.
Demineralisasi periartikular terjadi sejak awal, yg mencerminkan hiperemia akibat
peradangan.
● Tekanan tinggi dari pus intra artikular kadang2 pada awalnya dapat terlihat sbg
pelebaran ruang sendi (misalnya di bahu). Saat terjadi kerusakan tulang rawan
artikular & korteks artikular, ruang sendi dengan cepat berkurang pada X-ray serial.
Kerusakan tulang yg nyata berlanjut hingga melibatkan area subkondral dan di
sekitar tepi permukaan artikular. Kemudian, sendi dapat terjadi subluksasi karena
bone loss dan kerusakan pada struktur jaringan lunak pendukung. Perubahan ini
mempengaruhi tulang di kedua sisi sendi secara merata karena proses destruktif
dimulai dari dalam sendi dan berlanjut ke luar. Sebaliknya lesi destruktif yang
timbul di tulang seperti metastasis, cenderung menyebabkan kerusakan hanya pada
satu sisi sendi.
Diskitis Infektif
Mengacu pada infeksi diskus intervertebralis dan bagian tubuh vertebral yg
berdekatan. Bakteri biasanya mencapai lokasi melalui aliran darah, awalnya
menetap di tulang subkortikal dari lempeng ujung vertebral sebelum meluas ke
dalam disk itu sendiri. Penyebaran langsung dari proses infeksi primer di leher,
dada, perut, atau panggul adalah penyebab yg kurang umum, seperti halnya
inokulasi langsung dari prosedur medis atau cedera.

Faktor risiko untuk diskitis infektif:


• Operasi tulang belakang baru-baru ini
• Pembedahan urologi baru-baru ini pada pasien pria
• Infeksi di tempat lain
• Imunosupresi
• Diabetes
• Penyakit ginjal
Gambaran Klinis
● Pasien datang dgn onset nyeri punggung konstan (non mekanis), tidak hilang
dengan istirahat atau analgesia.
● Kadang2 gejala nyeri punggung mungkin sangat ringan dan seringkali gejalanya
tidak spesifik, sehingga penting untuk adanya indeks kecurigaan klinis yg tinggi
untuk menghindari keterlambatan diagnosis.
● LED, CRP, dan jumlah sel darah putih biasanya meningkat.
● Penting untuk menentukan organisme penyebab untuk pemilihan pengobatan
antibiotik yg paling tepat.
● Kultur darah dapat memberitahu organisme yg menginfeksi & harus selalu
diperoleh kultur dari tempat kemungkinan infeksi lainnya.
● Jika organisme penyebab belum diisolasi dari kultur darah atau dari tempat infeksi
yg diketahui pd tempat tubuh lainnya, seringkali perlu dilakukan biopsi pada diskus
& badan vertebra yg berdekatan untuk mendapatkan bahan untuk pemeriksaan
mikroskop dan kultur. Ini dilakukan dengan prosedur radiologis menggunakan
panduan skrining CT atau X-ray.
Karakteristik X-ray
● Sering menunjukkan penampilan normal pada awal penyakit.
● Selama beberapa minggu, perubahan khas mulai berkembang.
● Pelat ujung di kedua sisi disk yg terlibat kehilangan kejernihan jika dibandingkan
dengan yg normal; ketinggian disk menjadi berkurang, kemudian terjadi kerusakan
yg nyata pada pelat ujung dan area yang berdekatan dari badan vertebral.
● Jika tidak terdeteksi, lisis tulang lebih lanjut menyebabkan hilangnya tinggi badan
vertebral, dan deformitas dalam bentuk kifosis fokal atau skoliosis dapat terjadi.
● Ketika diskitis mempengaruhi tulang belakang leher, pembengkakan jaringan lunak
prevertebral juga dapat terlihat. (Jaringan lunak terlihat di sini karena aspek
anteriornya dibatasi oleh udara di faring, laring, dan trakea.)
● Meskipun fitur sinar-X pada diskitis sangat khas, tetap memerlukan waktu untuk
dapat terlihat dan penting untuk mendiagnosis serta mengobati diskitis pada tahap
awal.
● MRI adalah pemeriksaan pencitraan pilihan saat diagnosis dicurigai. Menunjukkan
perubahan ketika x-ray masih normal dan juga memberikan visualisasi yg tepat dari
abses paraspinal atau ekstradural terkait.
07
NON-TRAUMATIC
PAEDIATRIC
CONDITIONS
Non-Traumatic Paediatric Conditions

Displasia
Perkembangan Koalisi Tarsal
Pinggul (DDH)

Osteochondritis
Penyakit Perthes
Dissecans
Displasia Perkembangan
Pinggul (DDH)
● Mencakup spektrum masalah mulai dari kelemahan sementara jaringan kapsuler pada
periode pasca-kelahiran hingga asetabulum dangkal yang abnormal dengan dislokasi
posterolateral yang jelas dari kepala femur.
● Kondisi ini multifaktorial dalam etiologi. Riwayat keluarga, oligohidramnion, jenis
kelamin wanita dan posisi sungsang merupakan faktor predisposisi.
● Umumnya hadir pada periode postnatal langsung di hampir semua kasus.
● Terdeteksi dan diobati lebih awal → 95% perkembangan pinggul normal. Jika tidak,
bentuk sendi tidak normal menyebabkan beban tidak rata dan osteoartritis dini.
● Pemeriksaan fisik rutin pada semua pinggul bayi dilakukan segera setelah lahir
menggunakan tes Ortolani dan Barlow.
● Skrining awal ada kelainan atau ada faktor risiko lain → pemindaian USG.
● Awalnya, seb besar anatomi sendi tdk terlihat shg tdk dpt dilihat pd X-ray.
● Kelebihan USG: dapat menggambarkan tulang rawan yg tidak terosifikasi; gerakan
pinggul dinamis dapat dievaluasi; dan juga menghindari radiasi ion ke panggul.
● Usia 4-6 bulan: osifikasi mencapai tahap mencegah USG menunjukkan struktur pinggul
dengan jelas. Sejak usia ini, X-ray antero-posterior (AP) panggul digunakan untuk
mengevaluasi pinggul. X-ray digunakan untuk tindak lanjut selanjutnya setelah
pemeriksaan USG abnormal atau untuk presentasi DDH yang terlambat.
Karakteristik X-Ray
● Tujuan utama: mengetahui hubungan antara kepala femur dan asetabulum.
● DDH: kepala femur bergeser ke superolateral. Mencari asimetri antara kedua sisi sangat
membantu, tetapi DDH mungkin bilateral dalam 20% kasus.
● Saat menilai arsitektur pinggul, garis lengkung (garis Shenton) dapat dicari. Biasanya
membentuk lengkungan halus mengikuti aspek medial dari leher femur dan aspek
inferior dari ramus pubis superior.
● DDH: kurva halus hilang dan garis Shenton di sisi kanan dan kiri tidak simetris (kecuali
DDH bilateral).
● Selanjutnya kepala femur dapat dinilai. Osifikasi sentral kepala femur biasanya menjadi
terlihat dalam 6-9 bulan. Sering tertunda di DDH, shg mungkin lebih kecil di sisi yang
terkena.
● Posisi kepala femur adl yg terpenting. Posisinya dapat diperiksa dengan menggambar
dua garis lurus pada film. DDH: sudut atap acetabular sangat curam. Biasanya <30 °
tetapi meningkat dalam DDH

Penilaian X-ray DDH


1. Simetri, termasuk garis Shenton
2. Posisi kepala femur - garis Hilgenreiner dan Perkin
3. Pusat osifikasi kepala femoralis
4. Sudut asetabular
Penyakit Perthes
● Adalah suatu kondisi yang muncul dengan nyeri pinggul dan pincang pada
anak-anak, biasanya berusia sekitar 4–10 tahun.
● Empat kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.
● Etiologi tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini sebagai akibat dari
beberapa bentuk kerusakan vaskular pada kepala femur.
● Trauma bukan penyebab, dan perubahannya berbeda dari yang terlihat pada
nekrosis avaskular setelah fraktur atau dislokasi.
● Penatalaksanaan terdiri dari observasi dgn intervensi hanya jika diperlukan.
Tujuannya untuk mempertahankan cakupan yg baik dari kepala femoralis di
dalam acetabulum untuk mengurangi kemungkinan terjadinya osteoartritis
sekunder.
● Meskipun sembuh sendiri, penyakit ini melewati beberapa tahap selama
beberapa tahun: devascularisasi dari epiphysis femoralis, kolaps dan
fragmentasi, reossifikasi dan remodeling.
Georg Clemens Perthes (1869–1927) adalah seorang ahli bedah Jerman dan
pelopor dalam penggunaan X-ray baik untuk tujuan diagnostik dan pengobatan
kanker. Dia memulai penggunaan terapi deep X-ray pada tahun 1903 dan menjadi
penemu terapi radiologi dalam pengobatan kanker kulit dan karsinoma payudara.
Perthes mengambil foto rontgen pertama dari penyakit yang dinamai dengan
namanya pada tahun 1898.

Karakteristik X-Ray
● Pada tahap paling dini, X-ray normal, tetapi kebanyakan anak-anak memiliki
perubahan yg terlihat pada X-ray pada saat penyakit ini muncul.
● Garis fraktur halus dapat terlihat di dalam tulang subkondral yg sejajar
dengan korteks artikular kepala femur.
● Kemudian, kepala femur menjadi padat dan terfragmentasi - tanda radiologis
utama nekrosis avaskular.
● Kemudian mungkin sebagian runtuh sehingga menghasilkan tampilan yang
rata.
● Penyembuhan dan remodeling biasanya pada akhirnya mengarah ke tampilan
normal kembali tetapi ketika kerusakan kepala parah atau muncul setelah
usia 9 tahun, remodeling lebih mungkin tidak lengkap dan osteoartritis
sekunder dapat berkembang dalam kehidupan dewasa.
Koalisi Tarsal
● Meskipun ini adalah penyebab umum nyeri kaki belakang pada anak-anak dan
dewasa muda, koalisi tarsal sering kali tidak dikenali pada awalnya.
● Merupakan kelainan perkembangan mesenkim dimana sendi normal gagal
berkembang. Sebagai gantinya, terbentuk jembatan yg melintasi lokasi sendi dari
tulang, jaringan fibrosa, atau tulang rawan.
● Kurangnya gerakan menempatkan penekanan yg tidak normal di lokasi koalisi,
mengakibatkan rasa sakit dan kekakuan.
● Terjadi pada sekitar 1% populasi.
● Ada dua tempat umum: kalkanonavicular, biasanya muncul sekitar usia 10 tahun,
dan talocalcaneal, muncul pada kelompok usia yang lebih tua.
● Meskipun kondisinya bawaan, kondisi dalam beberapa tahun setelah lahir mungkin
menggambarkan adanya pengerasan progresif dan kaku di lokasi koalisi.
Karakteristik X-Ray
● Koalisi calcaneonavicular terlihat pada proyeksi kaki standard oblique (salah
satu dari dua posisi X-ray kaki yg biasa diambil) sebagai perpanjangan dari
anterior calcaneum ke aspek yg berdekatan dengan navicular.
● Mungkin ada bridging tulang berkelanjutan berupa koalisi yg terosifikasi.
● Jika terdapat koalisi jaringan lunak (baik fibrosa atau tulang rawan), ruang
menyempit dan tepi tulang yg berdekatan menunjukkan peningkatan sklerosis
atau ketidakteraturan korteks.
● Koalisi Talocalcaneo terjadi pada sambungan antara sustentaculum tali, ke arah
sisi medial kalkaneus, dan talus di atasnya. Sendi ini paling terlihat pada X-ray
lateral pergelangan kaki.
● Normal: kedua tulang dipisahkan dan permukaan ini halus dan terkortikasi.
● Koalisi tulang: sendi terisi dengan osifikasi berlanjut.
● Tampilan pergelangan kaki lateral menunjukkan ini sebagai 'tanda C'.
● Jika temuan sinar-X tidak jelas, CT atau MRI dapat memberikan detail lebih
lanjut dan memastikan atau menyingkirkan diagnosis koalisi.
Osteochondritis Dissecans
● Adalah suatu kondisi di mana area fokus kerusakan berada di tulang rawan artikular dan
epifisis dari tulang yg sedang tumbuh.
● Lokasi tersering adalah sisi lateral dari kondilus femoralis medial di lutut dan kapitelum
di siku.
● Terlihat pada pasien pria dan wanita, terutama antara usia 10 dan 20 tahun.
● Etiologi tidak sepenuhnya dipahami, tetapi mungkin ada unsur insufisiensi vaskular dan
juga trauma fokal berulang yg berperan pada penyakit ini, karena kondisi tersebut
memiliki hubungan dengan olahraga (misal lesi siku pada gimnastik).

Karakteristik X-ray
● Sebuah area fokus lusen terlihat di tulang subkondral epifisis.
● Osifikasi dan fragmentasi yg tidak teratur dapat muncul, dan dalam beberapa kasus
fragmen osteochondral yg terkena menjadi tidak stabil dan memisahkan diri menjadi
badan yang hilang di dalam sendi.
08
OTHER BONE
PATHOLOGY
Kelainan Tulang Lainnya

01 Penyakit tulang
Paget (PDB)
02 Osteoartropati
Hipertrofik (HOA)
03 Nekrosis Avaskular
(AVN)
(osteonekrosis)
Penyakit Tulang Paget (PDB)
Adalah kelainan yg tidak diketahui penyebabnya, ditandai dengan terganggunya
metabolisme tulang terlokalisasi yg tidak teratur dengan reabsorpsi tulang
berlebihan dan pembentukan tulang baru yg diikuti oleh remodeling tulang.
Tulang dapat membesar namun berkurang kekuatannya, menyebabkan nyeri,
patah tulang, dan artritis. Tulang yang paling sering terkena: pelvis, femur, tibia,
tengkorak, dan tulang belakang lumbal.
Hingga 3% dari populasi Inggris yg berusia > 55 tahun terkena, tp terdapat variasi
geografis yg luas. Laki-laki paling sering terkena. Faktor genetik (teridentifikasi
sebanyak 25%) dan infeksi virus (misalnya paramyxoviruses).

Diagnosis
kombinasi peningkatan terisolasi pada alkalin fosfatase (ALP) dan gambaran
radiologis khas.
Gambaran Klinis
Temuan insidental sering asimtomatik, nyeri tulang, osteoartritis (OA), fraktur
patologis, deformitas tulang, gangguan pendengaran (PDB basis cranii), kompresi
tali pusat (PDB vertebral) dan yg jarang adalah osteosarkoma.

Pemeriksaan penunjang
● Tes darah: peningkatan ALP karena isoenzim tulang (mungkin merupakan
temuan tes terisolasi secara kebetulan)
● Pencitraan: diagnostik sinar-X, pemindaian tulang isotop berguna untuk
distribusi keseluruhan dan penilaian dasar.
Penatalaksanaan
● Indikasi utama pengobatan adalah nyeri tulang.
● Obat-obat amino-bifosfonat yg lebih baru seperti alendronate, risedronate
dan zoledronate (ZA) adalah pengobatan pilihan dan bekerja dengan
menekan aktivitas metabolik melalui penurunan aktivitas osteoklas.
● ZA mungkin yg paling umum digunakan dan efektif, dengan satu dosis
intravena menghasilkan remisi 90%, yg dapat berlanjut selama beberapa
tahun atau bahkan jangka panjang.
● Penatalaksanaan ulang biasanya didasarkan pada kembalinya gejala
daripada pemeriksaan serial ALP.
● Sementara nyeri tulang akibat PDB merupakan indikasi untuk pengobatan
bifosfonat, pasien mungkin memerlukan penilaian radiologis lebih lanjut
untuk memastikan bahwa nyeri tersebut disebabkan oleh PDB aktif dan
bukan komplikasi seperti osteoartritis.
Karakteristik X-ray
● Selama fase aktif, terlihat lusen pada area yang terkena dengan batas jelas
dimana pada tengkorak menjadi asal dari istilah 'geographic skull'.
● Pada tulang panjang, tepinya memiliki tepi yang menyerupai bentuk nyala
(kobaran) api.
● Dalam fase established, ciri khas pada X-ray adalah trabekulasi kasar,
penebalan kortikal, ekspansi tulang dan sklerosis.
● Pelunakan tulang dapat menyebabkan deformitas pada area penahan-beban
dari tulang.
Osteoartropati Hipertrofik
(HOA)
● Kondisi tidak umum ini dapat terjadi akibat penyebab yg tidak diketahui
(sekitar 5%) atau lebih umumnya merupakan kondisi sekunder dari penyakit
lain terutama penyakit paru-paru, termasuk 5% pasien dengan kanker paru-
paru, terutama mereka yang menderita kanker non-small-cell. Karena ini
adalah asosiasi yang paling umum, sering juga disebut osteoartropati
hipertrofik pulmonal (HPOA).
● Penyebab lain mungkin termasuk kondisi paru lain seperti mesothelioma atau
abses paru, penyakit jantung bawaan sianotik dan inflammatory bowel
disease.
● Hal ini ditandai dengan periostitis yang dapat mempengaruhi persendian kecil
pada tangan dan tulang panjang terutama di sekitar pergelangan kaki dan
pergelangan tangan. Pasien merasakan nyeri di lokasi tersebut. Sering
dikaitkan dengan ‘clubbing’ pada jari tangan dan kaki.
Karakteristik X-ray
● X-ray menunjukkan reaksi periosteal halus inkomplet yg berdekatan dengan
sendi dengan pembentukan tulang baru yg melibatkan terutama diafisis dan
metafisis tulang panjang, tanpa kelainan pada tulang yang berdekatan.
● Gambaran biasanya terlihat di setiap sisi tulang. Mungkin ada beberapa
jaringan lunak yg bengkak. Seiring perkembangan kondisi, perubahan
periosteal dapat meluas sedikit lebih jauh ke distal dan menjadi berlapis-
lapis dengan tampilan 'kulit bawang'.
Nekrosis Avaskular (AVN)
● Kondisi ini ditandai dengan hilangnya suplai darah dan kematian sel-sel
tulang yang diikuti oleh nekrosis, kerusakan dan kolaps.
● Tulang apapun dapat terpengaruh, tetapi terutama kepala femoralis, talus,
skafoid, dan batang tulang panjang. Satu atau lebih lokasi mungkin terlibat.
● Penyebabnya sering tidak diketahui, tetapi sejumlah faktor risiko telah
dikaitkan dengan AVN yang meliputi trauma, kemo- atau radioterapi,
kelebihan alkohol, patologi sumsum tulang, penyakit dekompresi akibat
menyelam dan pemberian obat termasuk kortikosteroid dan bifosfonat (yg
terutama terkait dengan AVN rahang).
● Menariknya, kondisi ini seringkali tidak bergejala atau muncul dengan nyeri
di tempat yang terkena dengan intensitas bervariasi.
Karakteristik X-ray
● Biasanya normal pada tahap awal kondisi ini.
● MRI serta pemindaian tulang isotop adalah pemeriksaan pencitraan awal
yang lebih sensitif.
● Osteopenia ringan mungkin merupakan tanda radiografi pertama.
● Terjadi resorpsi tulang dan tulang yang terkena mungkin tampak lebih
radio-opak dengan sklerosis subkondral, dengan diikuti kolaps tulang
subkondral yg dapat menyebabkan munculnya 'crescent sign' dengan
lusensi subkondral di kepala femoralis yg mungkin kehilangan bentuk
melengkungnya disertai destruksi tulang rawan. yg mengarah ke artropati
degeneratif sekunder.
● Ciri khas AVN yang terbentuk adalah fragmentasi dan peningkatan
kepadatan area tulang yang terkena.
09
JOINT
REPLACEMENT
Arthropati, terutama osteoartritis pinggul dan lutut, sangat umum terjadi pada
orang dewasa yang lebih tua. Penggantian sendi atau artroplasti adalah
penatalaksanaan yg sangat sukses disaat tindakan konservatif tidak lagi cukup
untuk mengontrol gejala. Sebagai hasilnya, sekarang sering dilakukan
penggantian sendi dalam praktik sehari-hari, dan oleh karena itu, penting untuk
menyadari fitur normal dan abnormal artroplasti pada X-ray dan juga
keterbatasan film polos untuk mengevaluasi komplikasi.
Berbagai desain implan tersedia untuk banyak sendi yg berbeda. Sendi dapat
diganti seluruhnya atau sebagian, dan komponen mungkin disemen atau tidak
disemen. Namun, secara umum, artroplasti memiliki potensi komplikasi yang
sama: kegagalan hardware, pelonggaran aseptik, infeksi, malalignment,
ketidakstabilan, dan fraktur periprostetik.
Kegagalan Hardware dan
Pelonggaran Aseptik
● Logam prostesis dapat patah jika mengalami tekanan yang cukup, namun jarang
terjadi. Hal ini dapat dilihat pada X-ray sebagai perubahan bentuk normal dan
kontinuitas dari komponen, paling umum pada bagian leher atau batang hip
replacement. Penggantian sendi lebih sering gagal akibat penggunaan
berlebihan pada permukaan sendi.
● Banyak jenis penggantian sendi menggunakan polietilen di satu sisi artikulasi
untuk mengurangi gesekan. Tetapi gesekan tidak akan pernah bisa sepenuhnya
dihilangkan, sehingga seiring waktu hal ini menyebabkan pelepasan partikel
mikro logam dan polietilen dari permukaan sambungan. Khususnya, polietilen
sangat lambat aus dan hilangnya ketebalan secara bertahap dapat terlihat pada
sequential X-ray.
● Polietilen memiliki kepadatan sinar-X yang mirip dengan jaringan lunak,
mungkin dianggap mirip dengan tulang rawan hialin yg menempati 'ruang
sendi'. Karena 'ruang sendi' menyempit, dapat dinilai dengan membandingkan
X-ray yang diambil segera setelah sendi ditanamkan dengan gambar terbaru.
Menilai keausan polietilen pada film polos memiliki keterbatasan karena
pengukuran bervariasi dgn ketepatan posisi pasien saat dilakukan rontgen dan
sudut X-ray beam.
● Namun, pembentukan mikro-partikel merupakan masalah yg lebih besar
karena ini adalah penyebab utama pelonggaran aseptik: Puing-puing mikro-
partikel secara bertahap masuk ke dalam tulang, baik secara langsung ke
prostesis atau di antara tulang dan semen, di mana hal ini menyebabkan
terjadinya osteolisis histiositik. Proses ini secara bertahap mengikis lapisan
tulang tempat prostesis diikat sehingga menjadi longgar.
● Pengenduran menjadi terlihat pada sinar-X sebagai kejernihan progresif di
sekitar penggantian sendi, baik secara umum atau di area fokus. Ketika
osteolisis menjadi lebih parah di sekitar suatu komponen, posisinya dapat
berubah. Misalnya, sudut suatu komponen dapat berubah atau komponen
femoralis pengganti pinggul dapat turun ke dalam tulang paha. (Catatan: satu
pengecualian adalah bahwa komponen femoralis dari penggantian panggul
total yang tidak disemen (uncemented total hip replacement / THR) dapat
turun hingga 1 cm sebagai temuan normal.)
● Fraktur semen yang mengelilingi komponen merupakan tanda lebih lanjut
dari pelonggaran.
● Perubahan ini biasanya tidak kentara dan oleh karena itu penting untuk
membandingkan tampilan pada sinar-X saat ini dengan yang ada pada film yang
diambil segera setelah operasi dilakukan.
● Sebuah hal normal untuk melihat garis tipis celah antara semen dan tulang di
sekitarnya (atau antara prostesis dan tulang jika tidak disemen). Garis bercahaya
ini tidak boleh lebih dari 2 mm dalam situasi normal.
● Adanya penggantian sendi mempengaruhi beban tulang di sekitarnya yg
merespons, menurut hukum Wolff, dengan resorpsi di area dengan beban yg
berkurang dan penebalan di mana tekanan meningkat.
● Misalnya, hal ini terlihat setelah penggantian pinggul tanpa semen, dimana
sering terjadi kehilangan kepadatan tulang secara bertahap di kalkar (area padat
tulang yg ada di femur posteromedial, di atas trokanter yg lebih rendah) dan
peningkatan ketebalan korteks di sekitar stem sebagai respons tulang terhadap
redistribusi tekanan.
● Perubahan normal ini tidak boleh disalahartikan sebagai tanda pelonggaran.
Infeksi
● Organisme yang menginfeksi biasanya mendapat akses pada saat operasi,
dan oleh karena itu infeksi cenderung muncul secara klinis dalam minggu-
minggu pertama hingga beberapa bulan setelah operasi.
● Penting untuk disadari bahwa X-ray saja tidak sensitif atau spesifik sebagai
tes untuk infeksi. Mungkin normal atau menunjukkan fitur yang mirip
dengan pelonggaran aseptik.
● Oleh karena itu, penilaian keseluruhan mencakup evaluasi klinis, penanda
inflamasi pada darah, kultur mikrobiologi dan kemungkinan pencitraan
lebih lanjut seperti pemindai medis-nuklir untuk sel darah putih.
● Aspirasi sendi dapat dilakukan dengan bantuan pemeriksaan X-ray atau
panduan ultrasonografi jika diperlukan.
Kelainan Penempatan dan
Ketidakstabilan
● Penempatan masing-masing komponen merupakan faktor penting dalam
memastikan hasil jangka panjang yang baik dalam operasi penggantian
sendi.
● Selain teknik pembedahan, posisi akhir sendi juga akan dipengaruhi oleh
faktor jaringan lunak dan tulang pada masing2 pasien.
● Subluksasi dan dislokasi adalah masalah yang dapat terjadi dengan
penggantian sendi di lokasi manapun, dan oleh karena itu keselarasan antara
kedua sisi sambungan harus diperiksa.
● Kedua permukaan artikular prostesis sendi harus sebangun dan bagian
tengah permukaan artikular di satu sisi sendi harus sejajar dengan pusat
komponen di sisi yang berlawanan. Ini harus diperiksa pada kedua sisi pada
90° apabila dicurigai ada dislokasi dan tidak terlihat pada satu sisi.
Fraktur Periprostetik
● Komplikasi yg mungkin terjadi pada saat pembedahan atau setelahnya.
● Fraktur yg terjadi saat pembedahan kadang tidak terdeteksi oleh ahli bedah
sehingga mungkin hanya terungkap pada pemeriksaan X-ray pasca operasi.
● Fraktur periprostetik kemudian biasanya mudah dilihat tetapi kadang tidak
ada pergeseran dan sulit dideteksi, misalnya di panggul yang berdekatan
dengan komponen asetabular pada pasien osteoporosis.
● CT mungkin berguna untuk memeriksa fraktur dalam situasi ini.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai