Anda di halaman 1dari 5

Notulensi Ilmu Kesehatan Anak

Bimbingan Kepaniteraan IKA RSUD Koja


Group UKRIDA IKA
Periode 23 November 2020 – 26 Desember 2020

HARI : Rabu
TANGGAL : 23 Desember 2020
ACARA : Journal Reading
PEMBIMBING : dr. Riza Mansyoer, Sp.A(K)

Pada hari Senin, tanggal 23 Desember 2020 pukul 20.00 WIB, pertemuan kali ini
dibimbing oleh dr. Riza Mansyoer, Sp.A(K). Pada pertemuan ini membahas journal reading
mengenai Ensefalitis. Beberapa pertanyaan yang dibahas adalah:

1. Apa saja keterbatasan pada penelitian ini


a. Kesalahan dan kelalaian tenaga medis pada saat pengisian rekam medis
b. Letak geografis Houston, Texas membuat penelitian ini memiliki
generalitsasi yang terbatas apabila diterapkan diluar bagian Amerika
Selatan.
2. Apa saja modalitas yang digunakan untuk setiap etiologi baik bakteri, virus, dan
autoimun?
a. Pemeriksaan virus menggunakan PCR
b. Pemeriksaan bakteri menggunakan kultur
c. Pemeriksaan autoimun menggunakan antibody

Ketiga pemeriksaan ini menggunakan cairan serebrospinal sebagai bahan


yang diuji

1
3. Apakah ada alasan tertentu mengapa West Nile Virus menjadi etiologi yang
paling banyak?
a. Pada penelitian ini peneliti mentafsirkan bahwa dikarenakan iklim
subtropis pada kota Houston membuat virus dengan vector memiliki
angka kejadian yang tinggi. WNV sendiri merupakan golongan arbovirus
dengan vector nyamuk Culex.
4. Mengapa hampir 42% etiologinya tidak dapat ditemukan?
a. Selain keterbatasan tadi, peneliti juga melihat bahwa mayoritas anak-anak
yang etiologinya tidak ditemukan, tidak mendapatkan pemeriksaan
etiologi yang maksimal. Peneliti juga menemukan bahwa banyak anak-
anak yang tidak dilakukan pemeriksaan anti-NMDAR walaupun
sebenarnya pemeriksaan tersebut menghasilkan hasil yang positif lebih
banyak dari yang diperkirakan. Sebagai contoh, mungkin saja anak yang
etiologinya virus diperiksaan autoimun, ataupun sebaliknya. Sehingga
terjadi miss pada saat diagnosis.
5. Apa artinya CSF Pleocytosis dan mengapa dilakukan pemeriksaan tersebut?
a. CSF Pleocytosis adalah kondisi dimana terdapat peningkatan sel darah
putih pada cairan serebrospinal. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
tanda-tanda infeksi. Oleh sebab itu, hasil dari CSF pleocytosis akan
memperkuat diagnosis ensefalitis dan membantu kita untuk mencari
etiologi yang tepat.
6. Apakah kemungkinan untuk co-infeksi pada penelitian ini tinggi?
a. Ya, sangat tinggi dikarenakan bisa saja anak dengan ensefalitis autoimun
juga terkena ensefalitis viral/bakteri. Oleh karena itu pemeriksaan
etiologis yang terperinci sangat dibutuhkan untuk memperbaiki prognosis.

2
Foto Kegiatan :

3
Absensi

NO NAMA NPM TANDA TANGAN

1 Arneta Sarah Simarmata 112019170

2 Maqhi Suhada 112019090

3 Augustinus Yohanes 112019033

4 Charlie Cleary CCB 112019095

5 Monica Chandra 112019075

6 Louis Hendri 112019045

7 Annisza 112019108

4
8 Ricko 112019055

9 Thya Fitriani 112019017

10 Bryan Alim 112019023

11 Mutiara Nur Adinda 112019030

12 Agung Setiawan 112019078

Pembimbing,

dr. Riza Mansyoer, Sp.A(K)

Anda mungkin juga menyukai