Anda di halaman 1dari 19

Associations between early term

and late/post term infants and


development of epilepsy:
A cohort study

Maqhi Suhada
(112019090)

Dokter Pembimbing: dr. Leonardo Susanto Isman., Sp.A

Critical Appraisal of Journal KEPANITERAAN IKA


FK UKRIDA PERIODE 23 NOV– 26 DES 2020
RSUD KOJA JAKARTA
Outline
I. PENDAHULUAN II. TELAAH KRITIS III. PENUTUP

a. Judul jurnal a. Outline/Abstrak Kesimpulan


b. Penulis jurnal b. Introduction
c. Publikasi c. Metode
d. Penelaah & tgl telaah d. Hasil
e. Diskusi
I. PENDAHULUAN

1. Judul Jurnal/ Artikel : Associations between early term and late/post term infants and
development of epilepsy: A cohort study
2. Penulis : David Odd, Alessandra Glover Williams, Cathy Winter, Timothy Draycott
3. Publikasi dan Link : PLOS ONE. https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.
pone.0210181#references
4. Penelaah : Maqhi Suhada
5. Tanggal Telaah : 20 Desember 2020
Abstrak
Latar Belakang
Bayi yang lahir 1 atau 2 mgg lebih awal dan akhir dr tanggal batas waktu (aterm) memiliki resiko epilepsi. Namun intervensi dapat digunakan
u/mempercepat kelahiran jika risiko melanjutkan kehamilan lebih tinggi drpd intervensi. Dik. bahwa risiko epilepsi pada masa kanak'' lebih tinggi pada
bayi yg terpajan ggn perinatal. Tujuan: u/mengukur kemungkinan anak'' mengalami epilepsi -> u-kehamilan mereka saat lahir (37-38 mgg atau ≥41 mgg)

Metode
Penelitian -> pada bayi yang lahir di Swedia th 1983 - 1993 (n = 1.030.168). Kelompok referensi: sbg bayi yg lahir pada u-kehamilan 39 atau 40 mgg;
dibandingkan dg bayi yang lahir pada early term (37/38 minggu) atau late / post term (41 minggu atau lebih). Hasil utama: diagnosis epilepsi ≤ 20 th.
Hasil sekunder: kematian anak (<5 th), dan disabilitas sebelum u-20 th. Menggunakan model regresi logistik

Hasil
Bayi yang lahir ≥7 hari setelah tgl batas waktu memiliki risiko epilepsi dan disabilitas yang lebih tinggi drpd kelompok referensi, tetapi risiko kematian
anak serupa. Bayi early term menunjukkan risiko epilepsi, disabilitas dan kematian anak yang lebih tinggi. Bayi early term (AOR 1.19 (1.11 – 1.29)) dan
bayi late /post term (AOR 1.13 (1.06 - 1.22 )).

Kesimpulan
Bayi yg lahir pd u-kehamilan 37/38 mgg atau ≥ 41 mgg, jika dibandingkan dg bayi yg lahir pd u-kehamilan 39 atau 40 mgg, memiliki risiko lebih tinggi
terkena epilepsi. Data ini dapat berguna dalam membantu wanita dan pemberi perawatan membuat keputusan terkait dg waktu induksi persalinan.
Introduction

• Ibu hamil -> kesehatan bayi mereka yang belum lahir adalah satu-satunya prioritas terbesar selama persalinan dan
kelahiran. Manajemen waktu kehamilan yang optimal mendekati tanggal batas waktu (aterm) masih
diperdebatkan. Meskipun penelitian terbaru menunjukkan bahwa induksi lebih dini dikaitkan dengan penurunan
kelahiran sesar dengan kemungkinan perbaikan untuk hasil bayi

• Sebagian besar bayi lahir pada u-kehamilan 39 atau 40 mgg dan lainnya lahir sesaat sebelum atau sesudahnya.
Sekarang ada bukti bahwa bayi yang lahir pada usia 37 dan 38 minggu (early term) berada pada risiko lebih
tinggi dari masalah perkembangan saraf, tetapi lebih sedikit bukti yang ada untuk mereka yang lahir late/post
term
Introduction

• Induksi persalinan (IOL), tampaknya bermanfaat pada kelompok risiko tinggi tertentu, membutuhkan penelitian
lanjut
• Salah satu kondisi neurologis penting, yang diketahui terkait dengan gangguan janin dan asfiksia perinatal adalah
perkembangan epilepsi di kemudian hari
• Hipotesis : angka kejadian epilepsi mungkin lebih tinggi pada bayi yang lahir lebih dari satu minggu lebih awal
atau lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir aterm
• Tujuan -> mengukur risiko pada usia kehamilan 37/38 minggu dan 41 minggu atau lebih pada risiko
perkembangan epilepsi
Metode

• Data perinatal berasal dari pencatatan kelahiran medis yang menyediakan data tentang 98% hingga 99%
kelahiran di Swedia dan mencakup skor Apgar, serta diagnosis neonatal dan ibu (metode penilaian u-kehamilan
tidak dicatat)
• Dengan menggunakan data nomor ID unik Swedia yang dihubungkan ke Longitudinal Integration Database
for Health Insurance and Labour Market Studies (LISA) (1990-2012) u/ pengukuran pendidikan dan data sosial
ekonomi pekerjaan

• The Register of the Social Insurance Office -> u/ mendapatkan data tentang diagnosis disabilitas (1980-2013)
• Inpatient Care Register (1973-2013) -> u/ diagnosis epilepsi
• The Ethical Review Board of Stockholm -> Persetujuan etis
• Analisis multivariabel, model regresi logistik digunakan u/ menilai setiap hubungan hasil dengan u-kehamilan
saat lahir
Metode

Definisi

• Early term -> 37-38 minggu


• Late / Post term -> ≥ 41 minggu
• Kel. referensi (Aterm) -> 39-40 minggu

• Primary outcome : diagnosis epilepsi sebelum usia 20 tahun


• Secondary outcome: kematian anak (sebelum usia lima tahun), dan disabilitas sebelum usia 20 tahun

• Kovariat dipilih sebagai dugaan perancu, dan dikategorikan menjadi tiga kelompok:
• i) sosial (usia ibu, pekerjaan ibu, pendidikan ibu),
• ii) antenatal (jenis kelamin bayi dan primiparitas), dan
• iii) faktor intrapartum dan neonatal (ibu atau infeksi bayi, berat badan lahir (skor-z), lahir operasi caesar)
Metode

• Kriteria Inklusi

 Bayi yang lahir di swedia pada th 1973 - 2012 pada kehamilan 37 mgg atau lebih (tanpa
kelainan bawaan)
 Rev. u/bayi yang lahir pd th 1983 - 1993

 Ibu berusia 20 - 35 th pada saat persalinan

• Kriteria Eksklusi

 Bayi dengan data yang hilang

 Bayi yang tidak ada data di RS/Epilepsi sd 20 th


Gambar S1. Flow chart of participants
Metode
Tabel 1. Karakteristik populasi penelitian menurut usia kehamilan (n = 1.030.168)
Hasil
Gambar 1. Proporsi anak dengan epilepsi atau disablitas sebelum usia 20 tahun, dan
Hasil
kematian sebelum usia 5 tahun dibagi berdasarkan usia kehamilan (n = 1.030.168).
Hasil
Tabel 2. Jumlah dan frekuensi hasil menurut kategori usia kehamilan saat
melahirkan (n = 1.030.168)
Hasil
Tabel 3. Model regresi u/hub. antara early atau late term dan
risiko epilepsi, disabilitas sblm u-20 th dan kematian sblm u- 5 tahun (n = 1.030.168)

X X X
Diskusi
• Dalam penelitian ini, meneliti peningkatan risiko epilepsi pada bayi yang early term atau late / post term, jika
dibandingkan dengan bayi aterm. Hubungan ini meningkat lebih jauh dan bertahan dalam sejumlah analisis
sensitivitas. Asosiasi tampaknya konsisten dengan penelitian sebelumnya dan menunjukkan hubungan berbentuk
'U' dengan kehamilan aterm; dengan risiko terendah mendekati tanggal lahir bayi dan meningkat untuk bayi early
term dan post term.

• Hipotesis penelitian-> tingkat epilepsi tinggi dikarenakan konsekuensi umum dari cedera otak yang lebih jelas
pada bayi yang lahir setelah usia kehamilan 39 atau 40 minggu. Sementara penelitian lain telah menunjukkan
peningkatan risiko asfiksia perinatal pada bayi awal dan pasca lahir dapat memiliki dampak pada kognisi,
pergerakan dan metrik sosial bila dibandingkan dengan aterm
Diskusi
• Bayi-bayi aterm memiliki risiko penyakit ibu yang lebih tinggi (terutama pre-eklamsia dan infeksi),
dibandingkan dengan bayi early term. -> mungkin dikarenakan morbiditas yang terkait dengan bayi (penyakit
yang mendasari) yang mengarah pada persalinan, bukan akibat dari u-kehamilan

• Pada bayi late dan post term menunjukkan sedikit atenuasi setelah adjustment, bahkan setelah adjustment u/
faktor intrapartum dan neonatal (seperti cara lahir). Tampaknya masuk akal bahwa kemunduran lingkungan
dalam rahim, dengan konsekuensi lain dari kelahiran terlambat atau pascakelahiran (yaitu kemungkinan
pencabutan yang lebih sulit) dapat menyebabkan kondisi kelahiran yang lebih buruk dan konsekuensi jangka
panjang. Berbeda dengan kelahiran prematur, pengawasan yang ditingkatkan,
Diskusi
• Induksi lebih dini atau persalinan operatif dapat menjadi pilihan u/ meminimalkan risiko pada
wanita dan bayi yang melewati batas waktu (aterm). Sebuah uji coba acak baru-baru ini
menunjukkan bahwa induksi dini 39/40 minggu -> dpt mengurangi resiko

• Mengingat keamanan induksi persalinan yang jelas bagi ibu, hasil dari penelitian ini dan
tampaknya bisa menjadi pertimbangan untuk mendiskusikan dan / atau menawarkan induksi
persalinan atau paling tidak meningkatkan perawatan antenatal dan intrapartum untuk semua
wanita yang kehamilannya berlanjut hingga usia kehamilan 39 atau 40 minggu.
III. PENUTUP

Kesimpulan

Bayi yang lahir pada early term (usia kehamilan 37 atau 38 minggu) dan late/ post term
(usia kehamilan 41 minggu atau lebih) tampaknya memiliki peningkatan risiko epilepsi,
kematian masa kanak-kanak dan disabilitas. Data ini dapat memberikan informasi yang
berguna untuk membantu wanita dan care givers membuat keputusan yang berkaitan
dengan waktu induksi persalinan

Anda mungkin juga menyukai