SKENARIO
Anak budi dibawa oleh ibunya ke puskesmas pada tanggal 25 Januari 2019 untuk
rencana imunisasi. Budi lahir pada tanggal 23 November 2017, riwayat lahir premature
36 minggu. Saat hamil ibu mengalami hipertensi sejak trimester 1 kehamilan. Bayi lahir
tidak segera menangis, dan mendapatkan tindakan resusitasi dengan berat badan lahir
2000 gram, panjang badan lahir 44cm, lingkar kepala 33cm.
Pemeriksaan fisis saat datang: Berat badan 9 kg, panjang badan 76 cm, lingkar kepala
45 cm.
Aspek motorik kasar: Mampu berjalan mundur dan berjalan baik, belum mampu naik
tangga
Aspek motorik halus: Mampu corat-coret, membenturkan 2 kubus tetapi belum mampu
menyusun 2 menara kubus
Aspek bahasa: Hanya mampu menyebut mama-papa spesifik, belum mampu menunjuk
gambar
Aspek personal sosial: Mampu menirukan kegiatan, menggunakan sendok garpu dan
mampu membuka pakaian
Riwayat imunisasi:
Budi anak ke 3 dari empat bersaudara, anak ke-1:5 tahun, anak ke-2: 3tahun, anak ke-
4:1 bulan.
KATA SULIT
KATA KUNCI
-Berat badan lahir 2000 gram, panjang badan lahir 44 cm, lingkar kepala 33 cm
-Pemeriksaan fisis saat datang: berat badan 9 kg, panjang badan 76 cm, lingkar kepala
24 cm
-Aspek motorik kasar: mampu berjalan mundur dan berjalan baik, belum mampu naik
tangga
-Aspek motorik halus: mampu corat-coret, membenturkan 2 kubus tetapi belum mampu
menyusun 2 menara kubus
-Aspek bahasa: hanya mampu menyebut mama-papa spesifik, belum mampu menunjuk
gambar
-Aspek personal sosial: mampu menirukan kegiatan, menggunakan sendok garpu dan
mampu membuka pakaian
-Budi anak ke-3 dari empat bersaudara, anak ke-1: 5 tahun, anak ke-2: 3 tahun, anak
ke-4; 1 bulan
PERTANYAAN
1.Apa kemungkinan yang terjadi pada anak baru lahir dari ibu preeklamsia?
5.Apakah imunisasi pada skenario sudah lengkap atau tidak dan apakah faktor yang
dapat mempengaruhi keterlambatan imunisasi?
8.Langkah-langkah diagnosis?
9.Penatalaksanaan holistik?
JAWABAN
1) 1. Kemungkinan yang akan terjadi pada anak baru lahir dari ibu preeklamsia
a. Berat badan lahir rendah
Berat badan lahir rendah pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan preeklamsi
dapat terjadi karena bayi lahir kurang bulan atau cukup bulan tetapi mengalami
gangguan pertumbuhan.Gangguan pertumbuhan janin dapat terjadi akibat
gangguan sirkulasi retropalsenter dimana spasme arteriola menyebabkan
asfiksia janin dan spasme yang berlangsung lama dapat mengganggu
pertumbuhan janin.Spasme pembuluh darah arteriola yang menuju organ
penting dalam tubuh dapat menimbulkan mengecilnya aliran darah yang menuju
retroplasenta sehingga mengakibatkan gangguan pertukaran CO2, O2 dan
nutrisi pada janin (Cunningham et.al, 2006).Preeklamsi menyebabkan
berkurangnya perfusi uteroplacental yang menyebabkan the unique pathogenic
process, berkurangnya aliran darah ini dapat menyebabkan berat badan lahir
bayi rendah (Xiong et. Al, 2002).
b. Prematur
Diagnosis antepartum preeklamsi ringan, sedang, dan berat didasarkan pada
serangkaian kriteria yang ditetapkan terjadi setelah 20 minggu kehamilan. PE
berat didefinisikan sebagai tekanan darah lebih besar dari 160 mm Hg (sistolik)
atau 110 mm Hg (diastolik) yang terkait dengan proteinuria lebih besar atau
sama dengan 5 gram per hari. Selain itu, PE dianggap parah dengan adanya
keterlibatan multiorgan termasuk trombositopenia (jumlah trombosit kurang dari
100.000 / uL), edema paru, atau oliguria (kurang dari 500 mL per
hari).Sebaliknya, PE ringan ditandai dengan peningkatan tekanan darah kurang
dari 160 mm Hg (sistolik) atau 120 mm Hg (diastolik) dengan proteinuria lebih
besar dari 300 mg, tetapi kurang dari 5 g, per hari.
1. Morbiditas
Semakin banyak literature menunjukkan bahwa bayi premature terlambat
berisiko lebih besar untuk sejumlah komplikasi, terutama masalah
pernapasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi premature akhir
berisiko lebih tinggi mengalami sindrom gangguan pernapasan (RDS),
takipnea transien pada bayi baru lahir (TTN), hipertensi paru persisten
(PPHN), dan gagal napas disbandingkan dengan bayi cukup bulan
Sebuah studi yang lebih baru mencatat bayi yang lahir pada usia 34 minggu
18 kali lebih mungkin membutuhkan oksigen tambahan untuk setidaknya
satu jam dan lebih dari 19 kali lebih mungkin membutuhkan ventilasi
bantuan dibandingkan dengan bayi yang lahir pada usia kehamilan 38-40
minggu.
2. Resiko Janin Stillbirth
Stillbirth merupakan penyebab penting dari kehilangan janin pada bayi
premature terlambat.Meskipun lebih besar dari 90% kematian janin terjadi
pada 20 minggu pertama kehamilan, angka kelahiran mati adalah sekitar 3
per 1000 kelahiran hidup setelah kehamilan 28 minggu. Menariknya, bukti
menunjukkan bahwa mulai sekitar 36 minggu, risiko kematian janin
intrauterine meningkat secara substansial.Preeklamsia berat merupakan
faktor risiko signifikan untuk kematian janin intrauterin, dengan perkiraan
tingkat kelahiran mati 21 per 1.000.Dalam pengaturan preeclampsia berat,
seperti yang telah dibahas sebelumnya, risiko kematian janin lebih besar
dari pada potensi manfaat perpanjangan kehamilan .Namun, dalam kasus
preeklamsia ringan, risiko kematian janin lebih dari 50% lebih rendah dari
kehamilan dengan preeclampsia berat (angka kelahiran mati 9 per 1000).
3. IUGR
(IUG
R), didefinisikan sebagai proses patologis penurunan pertumbuhan janin,
telah dikaitkan dengan peningkatan mortalitas perinatal. Preeklampsia,
suatukondisi yang ditandai dengan menurunnya aliran darah uteroplasenta
dan iskemia, merupakan faktor risiko signifikand alam perkembangan IUGR
dan merupakan penyebab paling umum IUGR padabayi yang tidak anomali.
Data secara konsisten menunjukkan bahwa untuk usia kehamilan tertentu
saat lahir, termasuk masa kehamilan, berat di bawah persentil ke-10 secara
signifikan meningkatkan risiko kematian. Untuk itu, bayi pada usia 38-40
minggu dengan berat 1.250 gram memiliki risiko kematian yang jauh lebih
besar dari pada bayi yang lahir dengan berat yang sama pada 32 minggu.
4. Efekhematologi
Preeklamsia maternal dapat menyebabkan trombositopenia neonatal,
biasanya didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 150.000 /
uL.Pada kehamilan yang dipersulit oleh preeklampsia, trombositopenia
umumnya diidentifikasi saat lahir atau dalam 2-3 hari pertama setelah
persalinan, dengan resolusi 10 hari hidup dalam kebanyakan kasus. Tingkat
keparahan trombositopenia terkait dengan preeclampsia sangat bervariasi,
dengan persentase kecil bayi yang mengalami trombositopenia yang
signifikan secara klinis (<50.000 / uL) .Patogenesis trombositopenia di
antara bayi yang lahir dari ibu dengan preeklamsia tidak diketahui .Salah
satu mekanisme potensial adalah bahwa preeklampsia, dan hipoksia janin
yang dihasilkan, memiliki efek depresan langsung pada proliferasi
megakaryocyte.Ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa
neonatus yang terbatas pertumbuhannya memiliki defek
megakaryocytopoeitic yang signifikan tanpa bukti peningkatan
destruksitrombosit.Saat ini, ada kekurangan rekomendasi berdasarkan bukti
untuk memandu dokter yang jumlah trombositnya memerlukan
intervensi.Mengingat risiko yang melekat dari transfuse trombosit, termasuk
induksi respon inflamasi sistemik dan memburuknya fungsi paru segera
setelah transfusi, studi tambahan diperlukan untuk memandu manajemen
klinis.
2) Panjangbadan 48-52 cm
4) Lingkarkepala 33-35 cm
BERAT BADAN
Panjang:0.5-1 cm/minggu
BALLARD SKOR
Sistem penilaian ini di kembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard, MD untuk menentukan
usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik. Penilaian
neuromuskular meliputi postur, square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign
dan heel to ear maneuver. Penilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo, permukaan
plantar, payudara, mata/telinga, dan genitalia
a. Postur
Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya tahanan
saat otot diregangkan.Pada awal kehamilan hanya pergelangan kaki yang fleksi.Lutut
mulai fleksi bersamaan dengan pergelangan tangan.Pinggul mulai fleksi, kemudian
diikuti dengan abduksi siku, lalu fleksi bahu.Pada bayi prematur tonus pasif ekstensor
tidak mendapat perlawanan, sedangkan pada bayi yang mendekati matur menunjukkan
perlawanan tonus fleksi pasif yang progresif.Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan
terlentangdan pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi
nyamannya.Jika bayi ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari
ekstremitas dengan memfleksikan jika ekstensi atau sebaliknya. Hal ini akan
memungkinkanbayi menemukan posisi dasar kenyamanannya. Fleksi panggul tanpa
abduksi memberikan gambaran seperti posisi kaki kodok.
b.Square Window
Fleksibilitaspergelangantangandanatautahananterhadappereganganekstensormemberi
kanhasilsudutfleksipadapergelangantangan.Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan
menekan punggung tangandekat dengan jari-jari dengan lembut. Hasil sudut antara
telapak tangan dan lengan bawah bayi dari preterm hingga posterm diperkirakan
berturut-turut> 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °, dan 0 °.
C.Arm Recoil
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps denganmengukur sudut
mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan.Arm recoil dilakukan dengan
cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian
bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan dan
lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor 0: tangan tetap terentang/
gerakan acak, Skor 1:fleksi parsial 140-180 °, Skor 2: fleksi parsial 110-140 °, Skor 3:
fleksi parsial 90-100 °, dan Skor 4:kembali ke fleksi penuh
Pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas
bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa popok, paha
ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi rileks dalam
posisi ini, pemeriksa memegang kaki satusisi dengan lembut dengan satu tangan
sementara mendukung sisi pahadengan tangan yang lain. Kaki diekstensikan sampai
terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi.Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan
betis didaerah popliteal.
E.Scarf Sign
Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi
melalui dada bagian atas dengan satutangan dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa
diletakkan pada siku bayi.Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua
bahu harustetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati
posisisiku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja,
yakni,penuh pada tingkat leher (-1);garis aksila kontralateral (0); kontralateral baris
puting (1); prosesus xyphoid (2); garis puting ipsilateral (3); dan garis
F. Heel to Ear
Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang pangguldengan memberikan
fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi bayi
terlentang lalu pegang kaki bayidenganibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin
dengan kepala tanpa memaksa,pertahankan panggul pada permukaan meja periksa
dan amati jarak antarakaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut ( bandingkan dengan
angka pada lembar kerja).Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan
dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada pada ataudekat: telinga (-
1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2); daerah pusar (3);dan lipatan femoralis (4)
2. Penilaian Maturitas Fisik
a. Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan
dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa.Oleh
karena itu kulit menebal,mengering dan menjadi keriput dan / atau mengelupas dan
dapat timbul ruam selama pematangan janin.Fenomena ini bisa terjadi dengan
kecepatan berbeda-beda pada masing-masing janin tergantung pada padakondisi ibu
dan lingkungan intrauterin.Sebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum
corneumnya, kulit agak transparan dan lengket ke jari pemeriksa. Padausia
perkembangan selanjutnya kulit menjadi lebih halus, menebal dan menghasilkan
pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang akhirkehamilan. pada keadaan
matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan mekonium dalam cairan ketuban. Hal
ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit,menyebabkan mengelupas ,pecah-
pecah,dehidrasi,sepeti sebuah perkamen.
b. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus.Pada extreme prematurity kulit
janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga
25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika
memasuki minggu ke 28. Lanugo mulai menipis dimulai dari punggung bagian
bawah.Daerah yang tidak ditutupi lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan
biasanya yang paling luaster dapat didaerah lumbosakral.Pada punggung bayi matur
biasanya sudah tidak ditutupi lanugo.Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-
masing usia gestasi tergantung pada genetik,kebangsaan,keadaan hormonal,metabolik,
serta pengaruh gizi. Sebagai contoh bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo
yang sangat banyak.Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada
daerah yang mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari
punggung bayi.
c. Permukaan Plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior inikemungkinan berkaitan
dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan.Bayi dari ras selain kulit putih
mempunyai sedikit garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. Di sisi lain pada bayi kulit
hitam dilaporkan terdapat percepatan maturitas neuromuscular sehingga timbulnya
garis pada telapak kaki tidak mengalami penurunan. Namun demikian penialaian
dengan menggunakan skor.
d. Payudara
Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi esterogen
ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin. Pemeriksa
menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat pertumbuhan
papilla Montgomery
(Gambar 2.9).Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah areola dengan
ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam millimeter.
e. Mata/Telinga
Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring perkembangannya
menuju matur.Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago
kemudian pemeriksa melipat daun telinga kearah wajah kemudian lepaskan dan
pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi
semulanya.
Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika
dilepaskan.Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan
perkembangan palpebra.Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan palpebra
superior dan inferior dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi
extremely premature palpebara akan menempel erat satu sama lain.Dengan
bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu sisi
dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.Hasil pemeriksaan pemeriksa
kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel. Perlu diingat bahwa banyak terdapat
variasi kematangan palpebra pada individu dengan usia gestasi yang sama. Hal
Ini dikarenakan terdapat faktor seperti stress intrauterin dan faktor humoral yang
mempengaruhi perkembangan kematangan palpebra.
f. Genital (Pria)
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneumke dalam scrotum kurang lebih
pada minggu ke 30 gestasi.Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar
minggu ke 32.Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian
atas atau bawah pada minggu ke 33hingga 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit
skrotum menjadi lebih tebal dan membentuk rugae.
g. Genital (wanita)
Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatesharus diposisikan
telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 45 dari garis horisontal.Abduksi yang
berlebihan dapat menyebabkan labia minora dan klitoris tampak lebih menonjol
sedangkan aduksi menyebabkan keduanya tertutupi oleh labia majora.
Eksternal
- Gizi: nutrisi pada ibu h amil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan
- Mekanis : beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital
- Toksit/zatkimia : beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan
kongenital
- Radiasi : paparan radium dan sinar rontgen dapat menyebabkan kelainan pada
janin seperti deformitas anggota gerak
- Infeksi :infeksi trimester pertama dan dua oleh virus TORCH dapat
menyebabkan kelainan pada janin, katarak, bisutuli, retradasi mental dan
kelainan jantung.
- Persalinan :komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak
Internal
- Genetik :adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri
khasnya. Ada beberapa kelainan genetic yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
- Kelainan kromosom : umumnya di sertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pada down sindrom
- Sosial ekonomi :kemiskinan sering di artikan dengan ketidakmampuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup seperti makanan, tempat tingggal
maupun pendidikan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak.
5. Imunisasi adalah proses di mana seseorang dibuat kebal atau kebal terhadap
penyakit menular, biasanya dengan pemberian vaksin. Vaksin merangsang system
kekebalan tubuh sendiri untuk melindungi orang tersebut dari infeksi atau penyakit
selanjutnya.
Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan menghilangkan penyakit
menular yang mengancam jiwa dan diperkirakan mencegah antara 2 dan 3 juta
kematian setiap tahun. Ini adalah salah satu investasi kesehatan yang paling hemat
biaya, dengan strategi terbukti yang membuatnya dapat diakses bahkan oleh populasi
yang paling sulit dijangkau dan rentan. Ini memiliki kelompok sasaran yang jelas itu
dapat disampaikan secara efektif melalui kegiatan penjangkauan dan vaksinasi tidak
memerlukan perubahan gaya hidup utama (WHO)
Keterangan :
1. Vaksin hepatitis B (HB) terbaik diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir.
Apa bila diberikan vaksin HB kombinasi dengan DTPw, maka jadwal pemberian
di usia 2, 3, dan 4 bulan.
2. Vaksin polio diberikan secara oral pertama kali setelah bayi lahir atau sebelum
bayi dibawa pulang dari tempat bersalin. Vaksin polio selanjutnya saat bayi
berusia 2, 3, dan 4 bulan bisa berupa vaksin oral maupun suntik. Namun,
disarankan setidaknya mendapatkan 1 kali polio suntik.
3. Vaksindifteri, tetanus, dan pertusis (DTP) pertama diberikan paling cepat usia 6
minggu. Dapat diberikan bersamaan dengan vaksin polio, HB, dan Hib di usia
2,3,dan 4 bulan. Untuk anak usia lebih dari 7 tahun vaksin yang diberikan adalah
Td/Tdap.
4. Vaksin BCG diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan. Apabila bayi berusia lebih
dari 3 bulan dianjurkan untuk melakukan uji tuberculin dahulu sebelum vaksinasi
BCG
5. Vaksin pneumonia (PCV) diberikan dalam 3 kali dosis dasar dan 1 kali
dosis booster. Pada anak usia di bawah 1 tahun diberikan pada usia 2, 4 dan 6
bulan. Selanjutnya booster diberikan setelah usai 1 tahun.
6. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama diberikan saat usia 6-
14 minggu dan dosis kedua diberikan minimal 4 minggu berikutnya. Maksimal
pemberian dosis kedua pada usia 24 minggu. Untuk, vaksin rotavirus pentavalen
diberikan sebanyak 3 kali.Dosis pertama diberikan pada usia 6-14 minggu, dosis
kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4-10 minggu. Batas akhir pemberian
di usia 32 minggu.
7. Vaksin influenza diberikan setelah usia 6 bulan dan dilakukan pengulangan
setiap tahun.
8. Vaksin MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9
bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat menggantikan imunisasi Campak.
9. Vaksin HPV diberikan untuk remaja usia 10-13 tahun sebanyak 2 dosis dengan
interval 6-12 bulan.
10. Vaksin Japanese encephalitis (JE) diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah
endemis atau turis yang akan bepergian kedaerah endemis.
11. Vaksin varisela diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pada usia sebelum
masuk sekolah
Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,
30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining
tersebut, minta ibu dating kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan
rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9
bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan
KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.
Alat / instrument
Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
Alat Bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tennis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang
tanah, potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1 cm.
Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir.
Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur
3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari
dibulatkan menjadi 3 bulan.
Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena
itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian)
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
DENVER II
Denver II adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. Denver II memenuhi semua
persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik.
Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan telah diratifikasi Indonesia
padatahun 1990, Bagian 1 Pasal 1, yang dimaksud anak adalah setiap orang yang
berusia dibawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak
ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal. Berdasarkan Undang-undang No. 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, Anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Sedangkan menurut WHO, batasan usia anak antara 0-19 tahun. Ada 4 prinsip dasar
hak anak yang terkandung di dalam Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan telah
diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, yaitu: Non-diskriminasi, Kepentingan yang
terbaik bagi anak, Hak untuk hidup ;kelangsungan hidup; dan perkembangan, serta
Penghargaan terhadap pendapat anak. Menurut prinsip dasar hak anak yang ke-3,
anak mempunyai hak untuk bertumbuh dan berkembang. Bertumbuh berarti
bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan di antara sel-sel. Indikator
untuk mengetahui adanya pertumbuhan adalah: adanya pertambahan tinggi badan,
berat badan dan lingkar kepala. Berkembang adalah bertambahnya struktur, fungsi dan
kemampuan anak yang lebih kompleks, meliputi kemampuan :
Nutrisi: Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi
seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air
Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi
bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Kebersihan: meliputi kebersihan makanan, minuman,udara, pakaian, rumah,
sekolah, tempat bermain dan transportasi
Bermain, aktivitasfisik, tidur: anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik
dan tidur karena hal ini dapat
o Merangsang hormone pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan proteiN
o Merangsang pertumbuhan otot dan tulang
o Merangsang perkembangan
Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau /diperiksa kesehatannya
secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan
SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi
setiap bulan Februari dan bulan Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk
:mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan
tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak
mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk
menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:
milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan
belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
semakin banyak variasi maka hubungan antar se-selotak semakin kompleks/luas
merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk
mengembangkan multiple inteli gendan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.-
stimulasi mental secara diniakan mengembangkan mental-psikososial anak
seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian,
ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
8.Langkah-langkah diagnosis
OBSERVASI: Ketika balita masuk ruang periksa, cara berjalan, penampilan wajah,
bentuk kepala, proporsi tubuh, pandangan mata, komunikasi, cara bicara, interaksi
dengan lingkungan, dll.
ANAMNESIS
-riwayat kehamilan
-riwayat persalian
-riwayat imunisasi
PEMERIKSAAN FISIK
9. Berdasarkan buku pedoman deteksi dan stimulasi anak usia 0-36 bulan yang
dikembangkan oleh beberapa peneliti yang telah dijadikan pedoman di posyandu
dan juga puskesmas di Indonesia yang bertujuan untuk mengamati
perkembangan anak sesuai dengan standar tervalidasi. Bidang bidang atau
aspek perkembangan yang dinilai dan diberikan stimulasi adalah :
1) MOTORIK KASAR :Aspek perkembangan anak yang meliputi gerakan-
gerakan yang dilakukan sebagian besar otot tubuh.
2) MOTORIK HALUS :Aspek perkembangan anak yang meliputi gerakan –
gerakan yang dilakukan oleh bagian bagian tubuh tertentu yang
memerlukan koordinasi mata dengan tangan, manipulasi benda-benda
kecil, dan pemecahan masalah.
3) SOSIALISASI :Aspek kemampuan anak berinteraksi atau berhubungan
dengan orang lain.
4) BAHASA :aspek kemampuan mengungkapkan dan menyatakan suatu
keinginan atau pikiran secara lisan melalui kata-kata yang keluar dari
mulut.
3) Berikan stimulasi pada anak, khususnya bagi anak tau aspek yang menunjukan
ketidakmampuan/ tertinggal.
4) Kemudian buatlah kesimpulan dan tulis tanggal pemeriksaannya . berikan
edukasi atau saran kepada ibu, pengasuh atau keluarga untuk melatihat atau
member stimulasi pada anak secara berulang-ulang.
Imunisasi perlu dilengkapi untuk memperbaiki system pertahanan tubuh bayi
agar terhindar dari infeksi. Pada anak yang belum lengkap imunisasinya dapat
kita gunakan metode catch up untuk mengejar ketertinggalan imunisasinya.
Memberikan asupan gizi yang seimbang kepada anak untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan serta kecerdasan pada anak yaitu dengan
memberikanasi exclusive usia lahir sampai 6 bulan (selama 6 bulan),
selanjutnya berikan vitamin A,D, E, K, B, C, Arachidonic Acid (AA),
dandocosahexanoid Acid (DHA) .
DAFTAR PUSTAKA
-http://www.kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-berita/021113-kebutuhan-dasar-
anak-untuk-tumbuh-kembang-yang-optimal
-http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017
-https://www.who.int/topics/immunization/en/
-http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/download/196/182