Anda di halaman 1dari 10

Pathobiocenosis ;

Interaksi tikus, artropoda dan manusia

Leptospirosis

Kupu, Lepidoptera Caplak,


Haemophysalis,
Hyaloma,
Kutu, Anoplura Dermacentor,
Ornithodoros,
Rhipicephalus

Kalajenking
(Acarina)
Pinjal

Tikus di dalam sarang


Tungau (Acarina)

Kelabang, Myriapoda
(Acarina) Demam semak

Kaki seribu, Diplopoda Kumbang predator,


Hemiptera
Ektoparasit pada tikus
Kutu. Selama hidup menempel pada rambut inang, Ciri- Pinjal adalah serangga kecil ordo Siphonaptera,
ciri kutu adalah tubuh terbagi atas 3 bagian : kepala, dada berukuran 1,5 - 4 mm, pipih di bagian samping (dorso
(tkhoraks), dan perut (abdomen), berukuran 0,5 mm – 1 lateral), kepala – thoraks – abdomen terpisah secara jelas,
mm, pipih dibagian perut (dorso ventral), kepala lebih dilengkapi banyak bulu kaku yang mengarah ke belakang,
sempit daripada thoraks, tidak bersayap, di ujung kaki- tidak bersayap, berkaki panjang terutama kaki belakang,
kakinya terdapat kuku besar untuk bergantung pada bergerak aktif diantara rambut inang, dapat meloncat, dan
rambut inang, pasif, berwarna putih dan banyak ditemukan berwarna coklat muda atau tua. pinjal ditemukan hampir
menempel pada rambut punggung dan perut. diseluruh tubuh inang yang ditumbuhi rambut.
Kutu, Pinjal

Caplak,
Tungau (Acarina)

Tungau telah mengalami modifikasi pada anatominya. Caplak. Bentuk caplak mirip tungau, kepala – dada – perut
Kepala – dada – perut bersatu menjadi suatu bentuk yang bersatu menjadi suatu bentuk yang terlihat sebagai
terlihat sebagai badannya seperti kantong. Ukuran badan 0,5 badanya, namun berdasarkan kekerasan kulitnya caplak
- 2 mm, berkaki empat pasang, aktif bergerak dan berwarna terbagi atas 2 kelompok , yaitu caplak keras dan caplak
putih kekuningan atau kecoklatan. Banyak ditemukan di lunak. Karakteristik caplak, berukuran badan 2 – 4 mm,
seluruh tubuh tikus terutama di badan bagian atas (femur dan berkaki empat pasang, pasif menempel erat pada bagian
punggung ) dan bawah (perut). leher dan di bawah mata dan berwarna abu-abu, kehitaman.
Kutu

Kutu. Selama hidup menempel


pada rambut inang banyak
ditemukan menempel pada rambut
punggung dan perut.
Morfologi kutu
Klipeus Antena
Koksa

Trokanter

Femur

Tibia

Cakar tarsal

Spirakel

Lempeng pleural

Anus

Organ genital
Tempat kesukaan pinjal menggigit pada tubuh
manusia
Jenis ektoparasit lebih suka
menggigit bagian tubuh yang
berbeda pada manusia
• Kutu
Menggigit pada kepala
•Pinjal
Menggigit sepanjang
lambung, pinggang, bahu,
paha dan betis kaki.
•Kepinding (kutu busuk)
Menggigit tangan, pipi,
leher dan kaki.
2. Karakteristik kutu
a. Kepala
Memanjang ke depan membentuk segitiga

b. Antena
Terletak di sisi lateral, tegak dan tersusun atas 3 – 5
segmen

c. Mata
Mata sederhana berupa tonjolan ukular. Tidak berfungsi
baik.

c. Toraks
Toraks terbagi tiga segmen yang tidak jelas batasannya.
Terdapat tiga pasang kaki
d. Alat mulut
Tipe mulut penusuk penghisap. Alat penusuknya adalah
stilet

d. Tubuh pinjal
Tubuh pinjal berbentuk pipih dorsoventral, menempel erat
pada rambut inang dan pasif

e. Kaki
Sangat kuat, menempel pada lempeng toraks. Menggegam
rambut. Kaki terdiri dari lempeng koksa yang lebar,
trokanter kecil, femur pendek, tibia pendek, tarsus
panjang, kuku besar dan melengkung

f. Abdomen
Terdiri atas 11 segmen. Organ genitalia terdapat pada
segmen ke 8 – 9, sedangkan yang jantan pada segmen ke
10.
Bagan Klasifikasi Phylum Arthropoda
Serangga
Trilobita Mandibulata Chelicerata

Klass Insekta Arachnida

Apterygota Pterygota

Protura
Diplura Exopterygota Endopterygota
Thysanura •Ephemeroptera •Coleoptera
Collembola •Odonata •Mecoptera
•Orthoptera •Trichoptera
•Isoptera •Lepidoptera
•Plecoptera •Diptera
•Dermaptera •Siphonaptera
•Embioptera •Hymenoptera
•Mallophaga
•Anoplura
•Thysanoptera
•Hemiptera
•Homoptera
•Neuroptera
b.Klasifikasi
• Sub ordo Anoplura
– 6 familia
– 225 jenis

• Sub ordo Mallophaga (3000


jenis)

•Kutu pada tikus


– Hoplopleuridae
• Polyplax (Polyplax spinulosa)
• Hoplopleura (Hoplopleura pasifica)
c.Biologi kutu dan Ekologi
Siklus hidup kutu

Kutu betina bertelur, dapat


mencapai 50 - 150 butir 10-
20 butir per hari Telur
Telur menetas menjadi nimfa
setelah 1 minggu
Pada tahap nimfa terjadi
perkembangan dari instar I –
III kemudian dewasa

Suhu, kelembaban dan cahaya


a. Suhu optimal untuk perkembangan pinjal 18 – 27oC.
b. Kelembaban yang sesuai untuk perkembangan pinjal 75 – 80%

Anda mungkin juga menyukai