Anda di halaman 1dari 19

WORKSHEET PRAKTIKUM

BLOK DERMATOMUSCULAR
SYSTEM (DMS)

Editor:
dr. Hanna Mutiara,M.Kes.,Sp.Par.K

BAGIAN PARASITOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
2020

1
 Tujuan Pembelajaran:

Setelah praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :


 Menjelaskan dan karakteristik Sarcoptes scabiei, Pediculus humanus capitis, Pediculus humanus
corporis, dan Phtirus pubis
 Mengidentifikasi serta menjelaskan morfologi Sarcoptes scabiei, Pediculus humanus capitis,
Pediculus humanus corporis, dan Phtirus pubis
 Menjelaskan siklus hidup Sarcoptes scabiei, Pediculus humanus capitis, Pediculus humanus
corporis, dan Phtirus pubis
 Menjelaskan teknik pemeriksaan penunjang untuk mendukung penegakan diagnosis yang
tepat pada penyakit karena infestasi ektoparasit tersebut.

 Alat dan bahan:


1. Alat:
a. Mikroskop

2. Bahan:
a. Preparat sediaan

A. Sarcoptes scabiei
Penyebab skabies pada manusia adalah Sarcoptes scabiei varietas hominis, yang
merupakan tungau dimana seluruh siklus hidupnya berada di kulit. Tungau ini termasuk filum
Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Acari, famili Sarcoptidae, dan genus Sarcoptes.
 Morfologi:
 Tungau berwarna putih-krem dan tubuhnya simetris bilateral berbentuk oval yang cembung
pada bagian dorsal dan pipih pada bagian ventral. Tubuhnya terbagi atas kapitulum, thorax
dan abdomen yang tidak begitu jelas batasnya.
 Ukuran tungau betina berkisar antara 330-450 x 250-350 μm, sedangkan tungau jantan
berukuran lebih kecil yakni 200-240 x 150-200 μm.

Gambar 1. Tungau Sarcoptes scabiei (var. Hominis)


betina dengan perbesaran 400x
Sumber: Walton & Currie 2007

2
 Warna tungau jantan lebih gelap daripada betina.
 Permukaan tubuhnya bersisik dan dilengkapi dengan kutikula serta banyak dijumpai garis-
garis paralel yang berjalan transversal.
 Pada kapitulum terdapat chelicera dan pedicalp
 Tungau dewasa mempunyai empat pasang tungkai berwarna coklat yang mengeras dan
terletak pada thoraks. Baik jantan maupun betina memiliki bentuk seperti cakar yang
berguna untuk mencengkeram kulit inang yang ditinggalinya. Ujung sepasang kaki pertama
dan kedua pada jantan dewasa didapatkan alat penghisap (pulvilli) sedangkan pada betina
didapatkan setae yang panjang.
 Thoraks dan abdomen menyatu membentuk idiosoma, segmen abdomen tidak ada atau
tidak jelas. Pada notogaster terdapat anus, genital apron, epiandrium dan sel telur.

 Larva memiliki enam kaki (3 pasang) sedangkan nimfa dan dewasa memiliki delapan kaki (4
pasang).
 Perbedaan nimfa dan tungau dewasa adalah ukuran nimfa yang lebih kecil. Selain itu, pada
nimfa alat kelaminnya belum berkembang sempurna.
 Telur Sarcoptes scabiei berbentuk oval berukuran panjang 0.1 – 0.15mm. Sekitar 10 - 25
buah telur diletakkan memanjang membentuk garis horizontal sesuai jalur terowongan yang
digali oleh tungau betina.
.

 Karakteristik dan Siklus hidup:


Tungau tinggal di dalam stratum korneum (lapisan tanduk) kulit dan memakan cairan sel.
Tungau menggali hanya dilapisan bagian atas kulit dan tidak pernah sampai di bawah stratum
korneum. Tungau jantan akan mati setelah melakukan kopulasi sedangankan tungau betina yang

3
telah dibuahi akan menggali terowongan untuk meletakkan telur dalam terowongan sampai
mencapai jumlah 40-50 butir.

Gambar 3. Telur, nimfa dan butiran feses


(skibala) Sarcoptes scabiei pada kerokan kulit yang
ditetesi NaOH 10%. Sumber: Hengge et al, 2006)

Telur akan menetas menjadi larva dalam waktu 2-4 hari. Sebagian larva tinggal di dalam
terowongan dan sebagian lain keluar dari terowongan menuju permukaan kulit membentuk kantung
kecil di stratum korneum. Larva mendapat makanan dan berkembang dalam kantung, setelah 2-3
hari larva keluar dari kantung menjadi nimfa. Selanjutnya nimfa akan berkembang menjadi bentuk
tungau dewasa jantan atau betina dalam 3-6 hari. Siklus hidup dari telur sampai bentuk dewasa
berlangsung antara 10-14 hari. Pada kasus skabies klasik dapat ditemukan 5-10 tungau betina yang
hidup, sedangkan pada kasus skabies yang sudah membentuk krusta, akan ditemukan ratusan
bahkan jutaan tungau betina.

Gambar 4. Siklus hidup Sarcoptes scabiei. Sumber: htpp://www/dpd.cdc.gov


4
Tungau tidak dapat terbang ataupun lompat tetapi dapat berjalan dengan kecepatan 2,5 cm
per menit pada kulit yang hangat. Tungau dapat bertahan 24-36 jam pada suhu ruangan (21°C) dan
dengan kelembaban 40% - 80%. Pada suhu yang lebih rendah (10-15°C) dengan kelembaban yang
lebih tinggi, tungau Sarcoptes scabiei dapat bertahan hidup lebih lama.

 Cara pemeriksaan:
Untuk mencari hewan dengan menggunakam jarum atau scapel di gang-gang di bawah
epidermis. Dapat juga dengan mengerok bagian kulit yang terinfeksi dengan scapel agak dalam.
Bagian hasil kerokan kulit tersebut kemudian dimasukkan dalam gelas erloji yang berisi air sedikit,
lalu periksa dibawah mikroskop. Apabila terdapat pergerakan, itulah hewannya.
Untuk pembuatan preparat permanen dapat dengan berlese, lacoohenol lalu pinggirannya
ditutup dengan lak. Untuk pemeriksaan yang cepat dapat dipakai larutan KOH ao% untuk
menjernihkan sisik sisik kulit.

B. Pediculus humanus var capitis

Kepik (bugs), kutu (lice), dan pinjal (fleas) yang menimbulkan gangguan pada kesehatan,
dalam istilah sehari-hari sering bercampur dalam satu istilah yaitu ‘kutu”. Salah satu contohnya
adalah kutu anjing (dog flea) dan kutu kucing (cat flea), disamakan istilahnya dengan tuma atau
kutu kepala (head lice). Kepik sejati termasuk ke dalam Ordo Hemiptera (True Bugs) yaitu dari
Famili Reduviidae. Contoh genusnya adalah Triatoma, Panstrongylus dan Rhodnius. Famili lain
dari ordo Hemiptera adalah Famili Cimicidae dengan genus Cimex dan Haematosiphon. Tuma atau
kutu kepala termasuk Ordo Anoplura dari Famili Pediculidae dengan genus Pediculus dan Phthirus.
Spesies ini memiliki metamorfosis tidak lengkap,terdapat siklus perubahan dari telur,
nympha (1, 2, 3), akhirnya menjadi dewasa. Nympha dan imago bentuknya sama, hanya
dibedakan oleh ukuran dan warna serta alat kelamin yang belum sempurna. Stadium nympha dan
dewasanya menghisap darah sedikit demi sedikit dalam jangka waktu lama.
 Morfologi :
 Telur (nits) berwarna putih, dilekatkan pada rambut dengan perekat mirip khitin (chitine-
like cement).

Gambar 5. Telur Pediculus sp melekat pada


helaian rambut

5
 Tubuh Pediculus humanus bilateral simetris, pipih dorsoventral, tidak bersayap, kepala
berbentuk segitiga dengan bentuk mulut tipe mencucuk dan menghisap.

Gambar 6. Morfologi Pediculus humanus var.


capitis dewasa betina dan jantan (Ansyah,
2013).

 Bagian tubuhnya jelas terpisah atas bagian kepala, thorax dan abdomen.
 Pada daerah kepala terdapat:
o Clypeus
o Frons, letaknya antara antenna dan mata
o Sepasang mata facet
o Sepasang antenna yang bersegmen 4 buah
o Haustelllum (didalamnya terdapat stylet dengan maxillae, hypopharynx dan
labium)
 Memiliki 3 pasang kaki yang setiap ujungnya dilengkapi dengan kuku penjepit. Tuma
kepala ini berjalan dari satu helai rambut ke rambut lain dengan menjepit rambut dengan
kuku-kukunya, atau dapat pindah ke hospes lain. Kaki terdiri atas:
o Coax
o Trochanter
o Femur
o Tibia
o Tibia tumb
o Tarsus
o Tarsal claw (kuku)
 Abdomen terdiri atas 9 segmen. Pada setiap segmen abdomen terdapat pleural plate dan
di bagian dorsal lateral terdapat abdominal spirakel dan transverse band.
 Segmen abdomen 1 dan 2 berada di bawah thorax dan tidak terdapat spirakel, segmen 3
sd 8 mempunyai spirakel (6 pasang) dan segmen ke-9 menjadi alat kelamin.

6
 Pada jantan, segmen terakhir tersebut terdapat adeagus dan bentuknya asimetris,
sedangkan pada betina terdapat gonopodia.

7
Pediculus humanus corporis (tuma badan) memiliki morfologi hampir sama dengan
tuma kepala. Spesien ini hidup pada rambut dada, rambut ketiak, dan serat pakaian. Pada
dada yang tidak berambut, kutu ini menghisap darah dengan cara berpegangan pada serat
baju dan menjulurkan kepalanya untuk menjucuk kulit dada.
 Siklus hidup:
Pediculus dewasa lebih menyukai rambut di bagian belakang kepala daripada rambut
bagian depan kepala. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan sejak telur diletakkan sampai
menjadi dewasa rata-rata 18 hari, sedangkan tuma dewasa dapat hidup selama 27 hari.

Gambar 10. Skematik siklus hidup Pediculus capitis. Sumber: Bolognia dkk,2008
8
Tungau adalah ektoparasit obligat yang menghabiskan seluruh siklus hidupnya yaitu
telur, larva, nimfa dan dewasa dirambut dan kulit kepala manusia. Baik stadium nimfa maupun
dewasa merupakan bentuk infektif dan juga merupakan stadium diagnostik.

Gambar 11. Siklus hidup Pediculus humanus var. capitis (CDC, 2003).

Tungau ini merupakan jenis parasit penghisap darah. Kelainan kulit yang timbul
disebabkan oleh gigitan tungau rasa gatal dan garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Gatal
timbul karena pengaruh air liur dan ekskresi tungau yang ikut masuk kedalam kulit kepala
ketika tungau sedang menghisap darah. Menurut beberapa penelitian tungau ini hanya dapat
bertahan kurang dari 48 jam untuk dapat hidup tanpa menghisap darah atau tidak berada
dikulit kepala, sedangkan telurnya dapat bertahan sekitar 1 minggu bila tidak berada di rambut
atau kulit kepala manusia.

9
Gambar 12.Siklus hidup Pediculus humanus var. corporis (CDC, 2003).
Tungau adalah ektoparasit obligat yang menghabiskan seluruh siklus hidupnya yaitu
telur, larva, nimfa dan dewasa pada permukaan tubuh manusia. Baik stadium nimfa maupun
dewasa merupakan bentuk infektif dan juga merupakan stadium diagnostik. Tungau ini
merupakan jenis parasit penghisap darah. Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh gigitan
tungau rasa gatal dan garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Gatal timbul karena pengaruh
air liur dan ekskresi tungau yang ikut masuk kedalam kulit ketika tungau sedang menghisap
darah. (Stone et al., 2012; Burn, 2004;CDC,2003).

C. Phtirus pubis
Phthirus pubis secara umum dikenal juga dengan istilah kutu baok, kutu kemaluan, atau
crab louse. Karena bentuknya menyerupai ketam maka P. pubis juga disebut "Crab louse".
Spesies ini umumnya ditemukan hidup pada rambut kemaluan, akan tetapi dapat juga ditemukan
pada rambut ketiak, jenggot, kumis, alis dan bulu mata.

10
 Morfologi dan karakteristik:
 Tuma ini memiliki bentuk tubuh pipih ke arah dorsoventral, bulat menyerupai ketam atau
kepiting dengan kuku pada ketiga pasang kakinya.
 Pleural plate tidak nampak jelas dan segmen 3 s/d 5 bersatu sehingga tampak 3 pasang
spirakel, sementara pada segmen lain hanya terdapat 1 pasang spirakel.
 Pada abdomen terdapat taju lateral.
 Stadium dewasa berukuran 1.5 - 2 mm dan berwarna coklat abu-abu.

Gambar 13. Phthirus pubis.


Sumber: https://www.cdc.gov/parasites/lice/

Pada waktu menghisap darah, tuma ini akan mencucukkan bagian mulutnya ke dalam
kulit untuk jangka waktu beberapa hari sambil mengisap darah tanpa dilepaskan sehingga akan
menimbulkan rasa gatal pada tempat tusukan dan terkadang kulit di sekitar tusukan tampak pucat.
 Siklus Hidup:
. Phthirus pubis memiliki tiga stadium, yakni telur, nimfa dan dewasa. Spesies betinanya
akan meletkkan sekitar 30 butir telur selama 3-4 minggu siklus hidupnya. Telur akan menetas

11
dalam waktu 1 minggu menjadi nimfa yang merupakan bentuk kecil dari Phthirus pubis dewasa.
Nimfa akan mengalami tiga kali molting kemudian akan menjadi Phthirus pubis dewasa. Spesies
ini hanya ditemukan pada hospes manusia dan akan menghisap darah pejamunya untuk
bertahan hidup. Phthirus pubis dewasa akan mati dalam 24-48 jam tanpa penghisap darah
pejamunya.

Gambar 14. Siklus hidup Phthirus pubis (CDC, 2003).

12
Tabel 1. Perbedaan antar spesies
Karakteristik P.h.corporis P.h. capitis Phthirus pubis
Ukuran 2,4 – 3,3 mm 2 – 3 mm 1,5 – 2 mm
Warna Tergantung pada Tergantung pada rambut Putih abu-abu
rambut dan tubuh dan tubuh penderitanya
penderitanya (abu2, (abu2, coklat)
coklat)
Bentuk Langsing Langsing Seperti kepiting dan
melebar
Pleural plate Tidak begitu jelas, Jelas sehingga Tidak nampak jelas
bentuknya melengkung bentuknya seperti
festoon
Segmen Ada 7 segmen Ada 7 segmen abdomen Segmen 3 sd 5 bersatu
abdomen abdomen dengan dengan sepasang dan ada 3 pasang
sepasang spirakel spirakel spirakel, segmen lain
terdapat 1 pasang
spirakel
Taju lateral Tidak ada Tidak ada Ada pada abdomen

13
F. Latihan 1. Sarcoptes scabiei

KLASIFIKASI

KLAS : ....................................... FAMILI : ........................................


ORDO : ........................................ GENUS : ........................................
Stadium Larva Keterangan

Stadium Nimfa

14
Stadium Dewasa

15
Latihan 2. Pediculus humanus var capitis
KLASIFIKASI

KLAS : ....................................... FAMILI : ........................................


ORDO : ........................................ GENUS : ........................................
Stadium Nimfa

Stadium Dewasa

16
Latihan 3. Pediculus humanus var corporis

KLASIFIKASI

KLAS : ....................................... FAMILI : ........................................


ORDO : ........................................ GENUS : ........................................
Stadium Nimfa

Stadium Dewasa

17
Latihan 4. Phtirus pubis

KLASIFIKASI

KLAS : ....................................... FAMILI : ........................................


ORDO : ........................................ GENUS : ........................................
Stadium Nimfa

Stadium Dewasa

18
19

Anda mungkin juga menyukai