Anda di halaman 1dari 50

2.

Baja Prategang

Data strands cable - standard VSL


Jenis strands Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 grade 270
Tegangan leleh strand fpy = 1580 MPa      
Kuat tarik strand fpu = 1860 MPa      
Diameter nominal strands   12.7 mm ( = 1/2")    
Luas tampang nominal satu strands Ast = 98.7 mm2      
Beban putus minimal satu strands Pbs = 187.32 kN ( 100% UTS )  
Jumlah kawat untaian ( strands cable )   19 kawat untaian/ tendon  
Diameter selubung ideal   84 mm      
Luas tampang strands   1875.3 mm 2
     
Beban putus satu tendon Pb1 = 3559.1 kN ( 100% UTS )  
Modulus elastis strands Ec = 193000 MPa    
Tipe dongkrak   VSL 19        

3. Baja tulangan

Untuk baja tulangan D > 13 mm   U - 39 Kuat leleh baja, fy = U * 10 = 390MPa


Untuk baja tulangan D < 13 mm   U - 24 Kuat leleh baja, fy = U * 10 = 240MPa
PENENTUAN LEBAR EFEKTIF PLAT LANTAI
Lebar efektif plat ( Be ) diambil nilai
terkecil dari :

L/4 = 10 m
s= 1.75 m
12 * ts = 2.4 m
Be = 1.75 m
fc'plat = 0.83*K(plat) = 35 MPa
Diambil lebar efektif plat lantai , fc'balok = 0.83*K(balok) = 50 Mpa
Kuat tekan beton plat Eplat =4700*√fc'plat = 27805.575 MPa
Kuat tekan beton balok, Eb = 0.043*(wc)1.5*√fc'balok = 39152.881 Mpa
Modulus elastik plat beton, n = Ep/Eb = 0.7101795
Modulus elastik balok beton prategang, Beff = n * Be = 1.24 m
Nilai perbandingan modulus Ep dan Eb
Jadi lebar pengganti beton plat lantai jembatan,
SECTION PROPETIES BALOK PRATEGANG

Dimensi Luas Jarak thd Statis Inersia Inersia


b h Tampang alas Momen Momen Momen
No
    A y A*y A * y2 Io
m m m2 m m3 m4 m4
1 0.64 0.07 0.04480 1.97 0.088032 0.17298 0.00002
2 1 0.18 0.18000 1.84 0.3312 0.60941 0.00049
3 0.35 0.15 0.05250 1.7 0.08925 0.15173 0.00007
4 0.3 1.5 0.45000 1.00 0.45 0.45000 0.08438
5 0.3 0.25 0.07500 0.33 0.025 0.00833 0.00026
6 0.9 0.25 0.22500 0.13 0.028125 0.00352 0.00117
Total : 1.02730 1.011607 1.39596 0.08638

Tinggi balok prategang : h= 2.00m ts = 0.2m


Luas penampang balok
prategang : A= 1.02730m2 Beff = 1.24m
Letak titik berat : yb = ∑ A*y/∑A = 0.985m ya = h - yb = 1.015m

Momen inersia terhadap alas


balok, Ib = ∑ A*y2 + ∑Io = 1.48234m4
Momen inersia thd titik berat
balok, Ix = Ib - A*yb2 = 0.4861883m4
Tahanan momen sisi atas, Wa = Ix /ya = 0.4788731m3
Tahanan momen sisi bawah, Wb = Ix / yb = 0.49373m3
Penentuan Batas Inti Balok Prategang : Ka = 0.481m
Kb = 0.466m
SECTION PROPETIES BALOK KOMPOSIT ( BALOK PRATEGANG + PLAT )

Dimensi Luas Jarak thd Statis Inersia Inersia


b h Tampang alas Momen Momen Momen
No
    A y A*y A * y2 Ico
m m m 2
m m 3
m 4
m4
0 1.24 0.2 0.24856 2.10 0.521982 1.09616 0.0008285
1 0.64 0.07 0.04480 1.97 0.088032 0.17298 0.00002
2 1 0.18 0.18000 1.84 0.3312 0.60941 0.00049
3 0.35 0.15 0.05250 1.7 0.08925 0.15173 0.00007
4 0.3 1.5 0.45000 1.00 0.45 0.45000 0.08438
5 0.3 0.25 0.07500 0.33 0.025 0.00833 0.00026
6 0.9 0.25 0.22500 0.13 0.028125 0.00352 0.00117
Total : 1.27586 1.533589 2.49213 0.08721

Tinggi total balok komposit : hc = 2.20m


Luas penampang balok komposit : Ac = 1.27586m2
Letak titik berat : ybc = ∑ Ac * y / ∑ Ac = 1.202m yac = hc - ybc = 0.998m

Momen inersia terhadap alas balok : Ibc = ∑Ac*y2 + ∑ Ico = 2.57933m4

Momen inersia terhadap titik berat balok komposit : Ixc = Ibc - Ac*ybc = 0.7359566m4

Tahanan momen sisi atas plat: Wac = Ixc/yac = 0.7374325m3

Tahanan momen sisi atas balok: W'Ac = Ixc / (yac-ts) = 0.922253m3

Tahanan momen sisi bawah balok :


Wbc = Ixc / ybc = 0.612276m3
Penentuan Batas Inti Balok Prategang : Kb' = 0.4798917m
Ka' = 0.5779873m
perbandingan modulus penampang balok dengan komposit : mb = 0.8063856
ma = 0.6493789
Resume analisa penampang
Uraian A (m2) ya (m) yb (m) Ix (m4) Wa (m3) Wb (m3)
Balok Prategang 1.02730
1.015 0.985 0.486188 0.478873 0.49373
Balok Komposit 1.27586 0.998 1.202 0.735957 0.737432 0.612276
PEMBEBANAN BALOK PRATEGANG

Berat sendiri ( MS )

1. Berat diafragma

Ukuran diafragma : tebal = 0.25m lebar = 1.75m tinggi = 1.1m


Berat 1 buah diafragma :
W= 12.03kN
m
jarak antara diafragma : s= 6.00

Jumlah diafragma : n= 7bh Berat diafragma, W= 80.208333kN


Panjang bentang : L= 40.00m
q= 2.01kN/m
2. Berat balok prategang

Panjang bentang, L= 40.00m Luas penampang, A= 1.027m2


Berat balok prategang + 10 % W balok = A * L * Wc = 1047.8kN
Qbalok = Wbalok / L = 26.196kN/m

3. Gaya geser dan momen akibat berat sendiri ( MS )

Beban, QMS = A * W kN/m Panjang bentang L = 40.00m


Gaya geser, VMS = 1/2 * QMS * L kN
Momen, MMS = 1/8 * QMS * L2 kNm

b h A Berat isi QMS VMS MMS


No Jenis beban berat sendiri
m m m2 kN/m3 kN/m kN kNm
1 Balok prategang           26.196 523.923 5239.230
2 Plat lantai   1.75 0.2 0.35 25.00 8.75 175.000 1750.000
3 Deck slab   1.11 0.07 0.078 25.00 1.94 38.850 388.500
4 Diafragma             2.005 40.104 401.042
Total : 38.894 777.877 7778.772
Beban mati tambahan ( MA )

Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban pada
balok ( girder ) jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan.
Girder jembatan direncanakan mampu memikul beban mati tambahan berupa :
a. Aspal beton setebal 100 mm untuk lapisan kembali dikemudian hari.
b. Genangan air hujan setinggi 50 mm apabila seluruh drainase tidak bekerja dengan baik

Beban, QMA = A *W kN/m Panjang bentang, L= 40.00m


Gaya geser, VMA = 1/2 * QMA * L kN
Momen, MMA = 1/8*QMA*L2 kNm

b h A Berat isi QMA VMA MMA


No Jenis beban berat sendiri
m m m2 kN/m3 kN/m kN kNm
1 Lapisan aspal + overlay   1.75 0.1 0.175 22.00 3.850 77.000 770.000
2 Air hujan     1.75 0.05 0.0875 9.80 0.858 17.150 171.500
Total : 4.708 94.150 941.500

Beban lajur "D"

Beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata ( Uniformly Distributed Load ), UDL dan bebas garis ( Knife Edge Load ),
KEL seperti terlihat pada gbr. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L
yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus sbb:
q= 8kPa untuk L ≤ 30 m
q =8.0 * ( 0.5 + 15/L) kPa untuk L > 30 m

KEL mempunyai intensita, P= 44kN/m


Faktor beban dinamis untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA =0.4 untuk L ≤ 50 m
DLA =0.4 - 0.0025 * ( L - 50 ) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.4 untuk L ≥ 90 m
Panjang balok : L= 40.00m Jarak antara balok prategang, s= 1.75m
Beban merata : q = 8.0 * ( 0.5 + 15/L) = 7kPa
Beban merata pada balok : QTD = q * s = 12.25kN/m
Beban garis : P= 44kN

Faktor beban dinamis : DLA = 0.4


Beban terpusat pada balok : PTD = ( 1 + DLA ) * P * s = 107.8kN

Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * QTD * L + 1/2 * PTD = 298.9kN
MTD = 1/8 * QTD * L + 1/4 * PTD * L =
2
3528kNm

Gaya rem ( TB )

Pengaruh pengereman dari alu litas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada
jarak 1.80 diatas muka lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergntung panjang total
jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, HTB = 250kN untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5 * ( Lt-80 )kN untuk 80 < Lt < 180
Gaya rem, HTB = 500kN untuk Lt ≥ 180 m

Panjang balok : L= 40.00m


Gaya rem, HTB = 250kN
Jumlah balok prategang untuk jalur selebar b1, n balok = 4
Jarak antar balok prategang s= 1.75m
Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m, TTB = HTB / n balok = 62.5kN
Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur " D " tanpa faktor beban dinamis,
QTD = q * s = 12.25kn/m PTD = P * s = 77kN
TTB = 0.05 * (QTD*L + PTD )= 28.35kN
Diambil gaya rem, TTB = 62.5kN
Lengan thd. Titik berat balok, y = 1.80 + ts + ta + yac = 3.098m
Momen akibat gaya rem, M = TTB * y = 193.62491m
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem:
VTB = M/L = 4.8406228kN
MTB = 1/2 * M = 96.812455kNm

Beban angin ( EW )

Beaban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup kendaraan
di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus : TEW = 0.0012*CW*(VW)2 kN/m dengan,
Cw = koefisien seret = 1.25
Vw = kecepatan angin rencana = 35m/det
TEW = 0.0012 * Cw * (Vw)2 = 1.8375kN/m
Bidang vetikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2 m diatas lantai jembatan.
h= 2m Jarak antar roda kendaraan, x= 1.75m
Transver beban angin ke lantai jembatan, QEW = (1/2*h/x*TEW) = 1.05kN/m
Panjang balok, L= 40m

Gaya geser dan momen maksimum akibat beban angin :


VEW = 1/2 * QEW * L = 21kN
MEW = 1/8*QEW*L2 = 210kNm
Beban gempa ( EQ )

Gaya gempa vertikal pada balok prategang dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal kebaeah minimal

sebesar 0.10 * g atau dapat diambil 50 % koefisien gempa horisontal statik ekivalen.

Koefisien beban gempa horisontal :


Kh = c * s
koefidien beban gempa horisontal,
Kh =
koefidien geser dasar untuk wilayah gempa, dan kondisi tanah setempat
C=
faktor tipe struktur yang berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa dari struktur.
S=
Waktu getar struktur dihitung dengan rumus : T = 2*p*√ ( Wt/(g*Kp))

Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
Wt =
Kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan.
Kp =

g = percepatan grafitasi bumi =


9.81m/det2
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan : Wt = PMS + PMA

Berat sendiri, Beban mati tambahan,


QMS = 38.894kN/m QMA = 4.708kN/m
Panjangbalok
L= 40m
WT = (QMS + QMA)* L =
1744.054kN
Momen ineersia balok prategang,
Ixc = 0.7359566m4
Modulus elastik,
Ec = 39152.88MPa EC = 39152881kPa
Kekakuan balok prategang, KP = 48*Ec*Ixc/L3 =
21611kN/m
Waktu getar, T = 2*p*√ ( Wt/(g*Kp)) =
0.5699det
untuk lokasi di wilayah gemap 3 di atas tanah sedang, dari kurva diperoleh koefisien geser dasar
C= 0.125
untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton prategang
penuh, S = 1.3 * F
dengan, F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil > 1
F = Faktor perangkaan n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral.
F = 1.25 - 0.025 * n
=
untuk, n= 1 maka : 1.225
Faktor tipe struktur,
S = 1.3 * F = 1.5925
Koefisien beban gempa horisontal,
Kh = C*S = 0.1990625
Koefisien beban gempa vertikal, Kv=50%*Kh =
0.099531 < 0.10
Diambil Kv =
0.10
Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt =
174.40543 kN
Beban gempa vertikal , QEQ = TEQ / L =
4.3601 kN/m

Gaya geser dan momen maksimum akibat beban gempa vertikal :


VEQ = 1/2 * QEQ * L =
87.20271667 kN
MEQ = 1/8 * QEQ * L2 =
872.0271667 kNm
Resume momen dan gaya geser pada balok

Kode Q P M Vmax Mmax


No Jenis beban
Beban kN/m kN kNm kN kNm
1 Berat balok prategang   balok 26.196        
2 Berat plat plat 8.75        
3 Berat sendiri   MS 38.894     777.877 7778.772
4 Beban mati tambahan   MA 4.708     94.150 941.500
5 Lajur "D" TD 12.25 107.8   298.900 3528.000
6 Gaya rem   TB     193.6249 4.841 96.812
7 Angin   EW 1.05     21.000 210.000
8 Gempa   EQ 4.3601     87.203 872.027
  combinasi              
1MS+MA+TD+TB           1175.768 12345.084
2MS+MA+TD+EW           1191.927 12458.272
3MS+MA+TD+TB+EW           1196.768 12555.084
4MS+MA+EQ           959.230 9592.299

Diambil Mt = 12555.084kNm Vc = 1196.768kN


Mp = 7778.772kNm
Mc = 4776.312kNm
Perhitungan Gaya Prategang :
fc' = 50Mpa
fci' = 40.00Mpa
Kondisi Awal
fti (tarik) = 3.16Mpa
fci (Tekan)= 24Mpa
Kondisi Akhir
ft (tarik) = 3.54Mpa
fc (Tekan) = 22.50Mpa

1. Perkiraan Awal Gaya Prategang

F= 9657.757017kN
Kehilangan tegangan rata-rata untuk sistem
Fo = 12072.19627kN
2. Mencari letak eksentrisitas 3. Perhitungan gaya prategang yang dibutuhkan
(CGS) gaya prategang efektif

125.439446 F= 7721.692846kN
e1 = 9mm
Mg = 5239.23kNm gaya prategang awal
e2 = 433.991453mm Fo = 9652.116058kN
e = e1+e2+Kb < Yb 984.7240339mm
e= 1025.578154mm
diambil eksentrisitas tendon (CGS), e = 984.724mm

4. Kontrol tegangan yang terjadi


akibat gaya prategang awal

 𝑓 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = + 𝐹𝑜 (1 + 𝑒  
)
𝐴 𝐾𝑎
f bottom = 29445.01252kN/m2
f top = -11275.8313kN/m2

akibat gaya prategang efektif

f bottom = 23556.01002kN/m2
akibat berat sendiri balok prategang

f bottom = -10611.5171kN/m2
f top = 10940.74879kN/m2

akibat muatan total

f bottom = -25429.021kN/m2
f top = 26217.97886kN/m2

Kombinasi tegangan :
keadaan awal (Gaya pretegang awal + berat sendiri balok prategang)
serat atas (ft) = -335.082469kN/m2
0.335082469 Mpa < 3.16Mpa OK
serat bawah (fb) = 18833.49542kN/m2
18.83349542Mpa < 24Mpa OK
akibat gaya prategang efektif (gaya prategang efektif + muatan total)
serat atas (ft) = 17197.31385kN/m2
17.19731385Mpa < 22.50Mpa OK
serat bawah (fb) = -1873.01102kN/m2
1.873011018Mpa < 3.54Mpa OK
Perhitungan Kabel Prategang (Tendon)

1. Ukuran tendon

digunakan untaian kawat/strand "seven wire strand" dengan diameter setiap strand 0,5"

Luas tiap strand jumlah strand


129.016 mm2 20
Luas tampang
2580.32 mm2
25.8032 cm2
Tegangan batas fpu =
19000kg/cm2
19t/cm2
Gaya pra-penegangan terhadap beban

fpu x luas tampang


Fpu =
490.2608 t
tegangan baja prategang, tegangan ijin menurut ACI :

Tegangan saat transfer Tat = 0.8 Tpu

Tegangan saat beton bekerja Tap = 0.7 Tpu

Fo = 9652.116058 kN
965.2116058 t
n 3 buah
2. perhitungan daerah aman tendon
untuk daerah aman tendon ditinjau terhadap tiga kondisi
1. kondisi saat transfer dan gaya prategang awal
peninjauan dilakukan setiap interval 5m

a2 = jarak titik berat tendon dibawah batas bawah kern (kb')


q= 26.196kN/m
Fo = 9652.116058kN
titik tinjau Jarak langsung (m) Momen (Mg) (kNm) Jarak (a1)(m)
x1 0 0 0
x2 5 2292.163125 0.237478
x3 10 3929.4225 0.407105
x4 15 4911.778125 0.508881
x5 20 5239.23 0.542806

2. Kondisi saat beton bekerja penuh

a2 = jarak titik berat tendon dibawah batas bawah kern (kb')


Mt = 12555.084kN
q= 62.775kN/m
F= 7721.692846kN
titik tinjau Jarak langsung (m) Momen (Mg) (kNm) Jarak (a1)(m)
x1 0 0 0
x2 5 5492.849303 0.711353
x3 10 9416.313091 1.219462
x4 15 11770.39136 1.524328
x5 20 12555.08412 1.62595
1. akibat tegangan elastis beton

As = 7740.96 mm2
Ac = 1027300 mm2
Fo = 9652116.058 N
Es = 200000 Mpa
Ec = 33234.01872 MPa
Ic = 4.86188E+11 mm4
e= 984.7240339 mm
MG = 5239230000 Nmm
n= 6.017930053
Fpo = 1246.888765 N/mm2
Fcs = 8.640421521 MPa
ΔfpES = 51.99745234 Mpa
dikurangi Pi direduksi 10%

ΔfpES = 46.7977071 Mpa


Es = 23.39885355 Mpa

2. akibat rangkak beton

kcr = 1.6
Mp = 7.779E+09 Nmm
Fcsd = 15.75509542 Mpa
ΔfpCR = 68.50497579 Mpa
3. akibat susut beton

€SH = 0.0005
setelah umur beton 28 hari baru dilaksanakan kabel, pada saat tersebut susut beton mencapai 40%
Eps 200000Mpa
ΔfpSH= 40Mpa

4. akibat relaksasi baja

fpi = 1425Mpa
pengurangan gaya akibat relaksasi 17%
fpi' = 1182.75Mpa
waktu durasi saat relaksasi selama 5tahun
t= 43800jam
ΔfpR = 47.9522294Mpa

Kehilangan gaya prategang total 179.8561Mpa


PEMBESIAN BALOK PRATEGANG

Tulangan arah memanjang digunakan besi diameter


D13 mm
As = p/4 * D = 2
0.00013m2
Luas tampang bagian bawah :
Abawah = 0.37500m2
Luas tulangan bagian bawah : As bawah =0.5%*Abawah =
0.00188m2
Jumlah tulangan = Asbawah / (p/4 * D2 ) = 14.12618buah
Digunakan :
12D13

Luas tampang bagian atas :


Aatas = 0.32230m2
Luas tulangan bagian atas : As atas =0.5%*Aatas =
0.00161m2
Jumlah tulangan = Asatas / (p/4 * D2 ) = 12.14098buah
Digunakan :
8D13

Luas tampang bagian badan :


Abadan = 0.45000m2
Luas tulangan bagian badan : As badans =0.5%*Abadan =
0.00225m2
Jumlah tulangan = Asbadan / (p/4 * D2 ) = 16.95141buah
Digunakan :
14D13
Tulangan Geser

Vu = 1196767.789 N
selimut
beton = 50mm
d= 1950mm
fy = 240MPA
digunakan besi
10mm As = 78.53982mm2
Vud = 1196767.8 N
φ= 0.65
Vnd = 1841181.2 N
Vc = 2068287.3 N
Vu > 0.5*φ*Vc
Perlu tulangan geser
1196768 > 672193.3839
jumlah kaki = 2 buah
Av = 157.07963 mm
Vs Perlu = 250190.96 N
s= 290 mm
Shear Connector
direncanakan
diameter angkur 16mm As = 201.0619mm2
jumlah kaki 2
tinggi angker masuk ke pelat 17cm
tinggi angker masuk ke gelagar 27cm

1. Menghitung kekuatan angkur

Angkur yang masuk ke plat


H/d = 10.625
Q= 2634.1268kg
dipakai 2 kaki Q= 5268.254kg
Angkur yang masuk ke plat
H/d = 16.875
Q= 3148.383712kg
dipakai 2 kaki Q= 6296.767kg
2. menghitung jarak dan jumlah angkur
kekuatan shear connector per 1m

V= 119676.779kg
sxp = 0.223m3
Ixk = 0.736m4

jarak (m) V (kg) q (kg/m) S (mm)


0 119676.779 36296.90048 100
5 89757.58421 27222.67536 200
10 59838.38947 18148.45024 300
Panjang bentang balok,
L= 40 m
Jenis beban Persamaan momen Persamaan gaya geser
No  
Mx =1/2*QMS*(L*X-X2) VX =QMS*(L/2-X)
1 Berat sendiri (MS)        
Mx =1/2*QMA*(L*X-X )
2
VX =QMA*(L/2-X)
2 Mati tambahan (MA)        
Mx =1/2*QTD*(L*X-X ) + 1/2*PTD*X
2
VX =QTD*(L/2-X) +
3 Lajur"D" (TD)   1/2*PTD    
Mx =X/L * MTB
4 Gaya rem (TB)       VX =MTB / L    
Mx =1/2*QEW*(L*X-X )
2
VX =QEW*(L/2-X)
5 Angin (WE)        
Mx =1/2*QEQ*(L*X-X )
2
VX =QEQ*(L/2-X)
6 Gempa (EQ)        
Momen maksimum akibat berat balok, Mbalok = 1/8 * Qbalok * L =
2
5239.23 kNm
Mplat = 1/8 * Qplat * L2 =
1750 kNm
Momen pada balok prategang
Jarak Momen pada balok prategang akibat beban Kombi I Kombi II Kombi III Kombi IV
X Berat MS MA TD TB EW EQ MS+MA + MS+MA+ MS+MA+ MS+MA+
  balok             TD + TB TD+EW TD+TB+EW EQ
m kNm kNm kNm kNm kNm kNm kNm kNm kNm kNm kNm
0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1.0 510.82 758.43 91.80 292.78 4.84 20.48 85.02 1147.84 1163.48 1168.32 935.25
2.0 995.45 1477.97 178.89 573.30 9.68 39.90 165.69 2239.83 2270.05 2279.73 1822.54
3.0 1453.89 2158.61 261.27 841.58 14.52 58.28 241.99 3275.97 3319.73 3334.25 2661.86
4.0 1886.12 2800.36 338.94 1097.60 19.36 75.60 313.93 4256.26 4312.50 4331.86 3453.23
5.0 2292.16 3403.21 411.91 1341.38 24.20 91.88 381.51 5180.70 5248.37 5272.57 4196.63
6.0 2672.01 3967.17 480.17 1572.90 29.04 107.10 444.73 6049.28 6127.34 6156.38 4892.07
7.0 3025.66 4492.24 543.72 1792.18 33.88 121.28 503.60 6862.02 6949.41 6983.29 5539.55
8.0 3353.11 4978.41 602.56 1999.20 38.72 134.40 558.10 7618.90 7714.57 7753.30 6139.07
9.0 3654.36 5425.69 656.70 2193.98 43.57 146.48 608.24 8319.93 8422.84 8466.41 6690.63
10.0 3929.42 5834.08 706.13 2376.50 48.41 157.50 654.02 8965.11 9074.20 9122.61 7194.22
11.0 4178.29 6203.57 750.85 2546.78 53.25 167.48 695.44 9554.44 9668.67 9721.91 7649.86
12.0 4400.95 6534.17 790.86 2704.80 58.09 176.40 732.50 10087.92 10206.23 10264.32 8057.53
13.0 4597.42 6825.87 826.17 2850.58 62.93 184.28 765.20 10565.54 10686.89 10749.82 8417.24
14.0 4767.70 7078.68 856.77 2984.10 67.77 191.10 793.54 10987.32 11110.65 11178.42 8728.99
15.0 4911.78 7292.60 882.66 3105.38 72.61 196.88 817.53 11353.24 11477.50 11550.11 8992.78
16.0 5029.66 7467.62 903.84 3214.40 77.45 201.60 837.15 11663.31 11787.46 11864.91 9208.61
17.0 5121.35 7603.75 920.32 3311.18 82.29 205.28 852.41 11917.53 12040.52 12122.81 9376.47
18.0 5186.84 7700.98 932.09 3395.70 87.13 207.90 863.31 12115.90 12236.67 12323.80 9496.38
19.0 5226.13 7759.32 939.15 3467.98 91.97 209.48 869.85 12258.42 12375.92 12467.89 9568.32
20.0 5239.23 7778.77 941.50 3528.00 96.81 210.00 872.03 12345.08 12458.27 12555.08 9592.30
21.0 5226.13 7759.32 939.15 3575.78 101.65 209.48 869.85 12375.90 12483.72 12585.37 9568.32
22.0 5186.84 7700.98 932.09 3611.30 106.49 207.90 863.31 12350.86 12452.27 12558.76 9496.38
23.0 5121.35 7603.75 920.32 3634.58 111.33 205.28 852.41 12269.97 12363.92 12475.25 9376.47
24.0 5029.66 7467.62 903.84 3645.60 116.17 201.60 837.15 12133.24 12218.66 12334.84 9208.61
25.0 4911.78 7292.60 882.66 3644.38 121.02 196.88 817.53 11940.65 12016.50 12137.52 8992.78
26.0 4767.70 7078.68 856.77 3630.90 125.86 191.10 793.54 11692.20 11757.45 11883.30 8728.99
27.0 4597.42 6825.87 826.17 3605.18 130.70 184.28 765.20 11387.91 11441.49 11572.19 8417.24
28.0 4400.95 6534.17 790.86 3567.20 135.54 176.40 732.50 11027.77 11068.63 11204.17 8057.53
29.0 4178.29 6203.57 750.85 3516.98 140.38 167.48 695.44 10611.77 10638.87 10779.24 7649.86
30.0 3929.42 5834.08 706.13 3454.50 145.22 157.50 654.02 10139.92 10152.20 10297.42 7194.22
Gaya geser pada balok prategang
Jarak Gaya geser pada balok prategang akibat beban Kombi I Kombi II Kombi III Kombi IV
X Berat MS MA TD TB EW EQ MS+MA + MS+MA+ MS+MA+ MS+MA+
  balok             TD + TB TD+EW TD+TB+EW EQ
m kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN
0.0 523.92 777.88 94.15 298.90 4.84 21.00 87.20 1175.77 1191.93 1196.77 959.23
1.0 497.73 738.98 89.44 286.65 4.84 19.95 82.84 1119.92 1135.03 1139.87 911.27
2.0 471.53 700.09 84.74 274.40 4.84 18.90 78.48 1064.07 1078.12 1082.97 863.31
3.0 445.33 661.20 80.03 262.15 4.84 17.85 74.12 1008.21 1021.22 1026.06 815.35
4.0 419.14 622.30 75.32 249.90 4.84 16.80 69.76 952.36 964.32 969.16 767.38
5.0 392.94 583.41 70.61 237.65 4.84 15.75 65.40 896.51 907.42 912.26 719.42
6.0 366.75 544.51 65.91 225.40 4.84 14.70 61.04 840.66 850.52 855.36 671.46
7.0 340.55 505.62 61.20 213.15 4.84 13.65 56.68 784.81 793.62 798.46 623.50
8.0 314.35 466.73 56.49 200.90 4.84 12.60 52.32 728.96 736.72 741.56 575.54
9.0 288.16 427.83 51.78 188.65 4.84 11.55 47.96 673.11 679.81 684.66 527.58
10.0 261.96 388.94 47.08 176.40 4.84 10.50 43.60 617.25 622.91 627.75 479.61
11.0 235.77 350.04 42.37 164.15 4.84 9.45 39.24 561.40 566.01 570.85 431.65
12.0 209.57 311.15 37.66 151.90 4.84 8.40 34.88 505.55 509.11 513.95 383.69
13.0 183.37 272.26 32.95 139.65 4.84 7.35 30.52 449.70 452.21 457.05 335.73
14.0 157.18 233.36 28.25 127.40 4.84 6.30 26.16 393.85 395.31 400.15 287.77
15.0 130.98 194.47 23.54 115.15 4.84 5.25 21.80 338.00 338.41 343.25 239.81
16.0 104.78 155.58 18.83 102.90 4.84 4.20 17.44 282.15 281.51 286.35 191.85
17.0 78.59 116.68 14.12 90.65 4.84 3.15 13.08 226.29 224.60 229.44 143.88
18.0 52.39 77.79 9.42 78.40 4.84 2.10 8.72 170.44 167.70 172.54 95.92
19.0 26.20 38.89 4.71 66.15 4.84 1.05 4.36 114.59 110.80 115.64 47.96
20.0 0.00 0.00 0.00 53.90 4.84 0.00 0.00 58.74 53.90 58.74 0.00
21.0 -26.20 -38.89 -4.71 41.65 4.84 -1.05 -4.36 2.89 -3.00 1.84 -47.96
22.0 -52.39 -77.79 -9.42 29.40 4.84 -2.10 -8.72 -52.96 -59.90 -55.06 -95.92
23.0 -78.59 -116.68 -14.12 17.15 4.84 -3.15 -13.08 -108.81 -116.80 -111.96 -143.88
24.0 -104.78 -155.58 -18.83 4.90 4.84 -4.20 -17.44 -164.66 -173.71 -168.86 -191.85
25.0 -130.98 -194.47 -23.54 -7.35 4.84 -5.25 -21.80 -220.52 -230.61 -225.77 -239.81
26.0 -157.18 -233.36 -28.25 -19.60 4.84 -6.30 -26.16 -276.37 -287.51 -282.67 -287.77
27.0 -183.37 -272.26 -32.95 -31.85 4.84 -7.35 -30.52 -332.22 -344.41 -339.57 -335.73
28.0 -209.57 -311.15 -37.66 -44.10 4.84 -8.40 -34.88 -388.07 -401.31 -396.47 -383.69
29.0 -235.77 -350.04 -42.37 -56.35 4.84 -9.45 -39.24 -443.92 -458.21 -453.37 -431.65
30.0 -261.96 -388.94 -47.08 -68.60 4.84 -10.50 -43.60 -499.77 -515.11 -510.27 -479.61
GAYA PRATEGANG, EKSENTRISITAS DAN JUMLAH TENDON

1. Kondisi awal (saat transfer)

Mutu beton , K-500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K*100 = 41500kPa


Kuata tekan beton pada saat kondisi awal (saat trasfer), fci' = 0.80*fc' = 33200kPa
Sectionn properties, Wa = 0.47887m3 Wb = 0.49373m3 A= 1.02730m2

Ditetapkan jarak tititk berat tendon terhadap alas balok : z0 = 0.1375m


Eksentrisitas tendon, es = yb - zo = 0.847m
Momen akibat berat sendiri balok, Mbalok = 5239.23kNm

Tegangan diserat atas, 0 = -Pt/A+Pt*es/Wa-Mbalok/Wa (Persamaan 1)


Tegangan diserat bawah, 0.6*fci' = -Pt/A+Pt*es/Wb + Mbalok/Wb (persamaan 2)
Besarnya gaya prategang awal,
Dari persamaan (1) : Pt = Mbalok/(es - Wa/A) = 13748.49kN
Dari persamaan (2) : Pt = (0.60*fci'*Wb+Mbalok)/(Wb/A+es) = 11352.58kN

Diambil besarnya gaya prategang, Pt = 11352.58kN


2. Kondisi akhir

Digunakan kabel yang terdiri dari beberapa kawat baja untaian " strands cable" standar VSL dengan data sbb:
Data strands cable - standard VSL
Jenis strands Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 grade 270
Tegangan leleh strand fpy = 1580000 kPa      
Kuat tarik strand fpu = 1860000 kPa      
Diameter nominal strands   0.0127 m ( = 1/2")    
Luas tampang nominal satu strands Ast = 0.0001 m2      
Beban putus minimal satu strands Pbs = 187.32 kN ( 100% UTS )  
Jumlah kawat untaian ( strands cable )   19 kawat untaian/ tendon  
Diameter selubung ideal   84 mm      
Luas tampang strands   0.00188 mm2      
Beban putus satu tendon Pb1 = 3559.1 kN ( 100% UTS )  
Modulus elastis strands Ec = 1.93E+08 kPa    
Tipe dongkrak   VSL 19        
Gaya prategang awal : Pt = 11352.58kN
Beban putus satu tendon : Pb1 = 3559.1kN
Beban putus minimal satu strands : Pbs = 187.32kN
Gaya prategang saat jacking : Pj = Pt1 / 0.85 (persamaan 1)

Pj = 0.80*Pb1 * nt (persamaan 2)

Dari persamaan 1 dan 2 diperoleh jumlah tendon yang diperlukan :

nt = Pt/(0.85*0.80*Pb1) =
4.691tendon
Diambil jumlah tendon
nt = 5tendon
Jumlah kawat untaian yang diperlukan, ns = Pt/(0.85*0.80*Pbs) =
89.125tendon
Diambil jumlah strand
ns = 93strands
Posisi Baris tendon :

dengan selubung tendon =


nt1 = 4tendon 19 strands / tendon =   76strands 84mm
dengan selubung tendon =
nt2 = 1tendon 17 strands / tendon =   17strands 76mm
Jumlah strands,
nt = 5tendon ns = 93strands

Persentase tegangan leleh yang timbul pada baja ( % jacking force )

Po = Pt/(0.85*ns*pbs) =
76.667% < 80 % OK!
Gaya prategang yang terjadi akibat jackig : Pj = Po * ns * Pbs =
13355.98kN
Diperkirakan kehilangan tegangan (loss of prestress) =
30%
Gaya prategang akhir setelah kehilangan tegangan sebesar 30% :

Peff = 70% * Pj = 9349.18kN


PEMBESIAN BALOK PRATEGANG

Tulangan arah memanjang digunakan besi diameter


D13 mm
As = p/4 * D = 2
0.00013m2
Luas tampang bagian bawah :
Abawah = 0.37500m2
Luas tulangan bagian bawah : As bawah =0.5%*Abawah =
0.00188m2
Jumlah tulangan = Asbawah / (p/4 * D2 ) = 14.12618buah
Digunakan :
12D13

Luas tampang bagian atas :


Aatas = 0.32230m2
Luas tulangan bagian atas : As atas =0.5%*Aatas =
0.00161m2
Jumlah tulangan = Asatas / (p/4 * D2 ) = 12.14098buah
Digunakan :
8D13

Luas tampang bagian badan :


Abadan = 0.45000m2
Luas tulangan bagian badan : As badans =0.5%*Abadan =
0.00225m2
Jumlah tulangan = Asbadan / (p/4 * D2 ) = 16.95141buah
Digunakan :
14D13
POSISI TENDON
1. Posisi tendon di tengah bentang

Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke-1 : a= 0.1 m


Jumlah tendon baris ke-1 : nt1 = 4tendon 19 strands = 76 strands
Jumlah tendon baris ke-2 : nt4 = 1tendon 17 strands = 17 strands
nt = 5tendon ns = 93 strands
Eksentrisitas, es = 0.847m
zo = yb es = 0.138m
yd = jarak vertikal antara as ke as tendon.
Momen statis tendon terhadap alas :
ns * zo = n1 * a + n2 * ( a + yd )
yd = ns * (zo - a)/ n2 ) = 0.205147 Diambil, yd = 0.250m
Diameter selubung tendon , dt = 0.076m
Jarak bersih vertikal antara selubung tendon, yd - dt = 0.174m
174> 25 mm ( OK )
2. Posisi tendon di tumpuan

Diambil dari alas balok ke as baris endon ke-4 : a' = 0.35m


Jumlah tendon baris ke-1 : n1 = 1 tendon 17 strands = 17 strands
Jumlah tendon baris ke-2 : n2 = 1 tendon 19 strands = 19 strands
Jumlah tendon baris ke-3 : n3 = 1 tendon 19 strands = 19 strands
Jumlah tendon baris ke-4 : n4 = 1 tendon 19 strands = 19 strands
Jumlah tendon baris ke-5 : n5 = 1 tendon 19 strands = 19 strands
Jumlah strands, ns = 93 strands
ye = Letak titik berat tendon terhadap pusat tendon terbawah
Letak titik berat penampang balok terhadap alas, yb = 0.985m

Momen statis tendon terhadap pusat tedon terbawah :


ni yd' ni*yd' ∑ni * yd' = ns * ye
17 0 0 ye/yd' =(∑ni*yd'/yd')/ns = 2.043 m
19 1 19 ye = yb - a' = 0.635 m
19 2 38 yd' = ye / (ye/yd') = 0.311 m
19 3 57 z0 = a' + ye = yb = 0.985 m
19 4 76
∑ni*yd'/yd' = 190
3. Eksentrisitas masing-masing tendon

Posisi tendon di tumpuan zi' Nomor Posisi tendon di zi fi


Nomor tendon tengah bentang = zi' - zi
x = 0.00 m m   x = 20.00 m m m
1 z1' = a' + 4 * yd' 1.593 1 z1 = a + yd 0.350 1.243
2 z2' = a' + 3 * yd' 1.282 2 z2 = a 0.1 1.182
3 z3' = a' + 2*yd' 0.971 3 z2 = a 0.1 0.871
4 z4' = a' + yd' 0.661 4 z2 = a 0.1 0.561
5 z5' = a' 0.350 5 z2 = a 0.1 0.250

LINTASAN INTI TENDON

Panjang balok, L= 40m Eksentrisitas, es = 0.84722m


Persamaan linear tendon : Y = 4* f * X / L2 * (L-X) dengan , f = es
X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y
-0.25 -0.021 8.00 0.542 17.00 0.828 26.00 0.771 35.00 0.371 44.00 -0.373 53.00 -1.459
0.00 0.000 9.00 0.591 18.00 0.839 27.00 0.743 36.00 0.305 45.00 -0.477 54.00 -1.601
1.00 0.083 10.00 0.635 18.00 0.839 28.00 0.712 37.00 0.235 46.00 -0.585 55.00 -1.747
2.00 0.161 11.00 0.676 20.00 0.847 29.00 0.676 38.00 0.161 47.00 -0.697 56.00 -1.898
3.00 0.235 12.00 0.712 21.00 0.845 30.00 0.635 39.00 0.083 48.00 -0.813 57.00 -2.052
4.00 0.305 13.00 0.743 22.00 0.839 31.00 0.591 40.00 0.000 49.00 -0.934 58.00 -2.211
5.00 0.371 14.00 0.771 23.00 0.828 32.00 0.542 41.00 -0.087 50.00 -1.059 59.00 -2.374
6.00 0.432 15.00 0.794 24.00 0.813 33.00 0.489 42.00 -0.178 51.00 -1.188 60.00 -2.542
7.00 0.489 16.00 0.813 25.00 0.794 34.00 0.432 43.00 -0.273 52.00 -1.322 0.25 0.021

xo = 0.25m L/2 + xo = 20.25m aAB = 2*(es + eo ) / ( L/2 + xo ) = 0.086


eo = 0.021m es + eo 0.868m aBC = 2*(es + eo ) / ( L/2 + xo ) = 0.086
1. Sudut angkur

Persamaan linear tendon : Y = 4*fi*X/L2*(L-X)

dY/dX = 4*fi*X/L2*(L-x)

Untuk x = 0 ( posisi angkur di tumpuan ), maka dY/dX = 4*fi/L

Persamaan sudut angkur, a = ATAN ( dY/dX )

No Jumlah Diameter Eksentri


fi dY/dX Sudut angkur
tendon strand selubung sitas  

1 17 76 f1 = 1.243 0.1243 a1 = 0.12364 rad = 7.08396 o

2 19 84 f2 = 1.182 0.1182 a2 = 0.11766 rad = 6.74132 o

3 19 84 f3 = 0.871 0.0871 a3 = 0.08692 rad = 4.97995 o

4 19 84 f4 = 0.561 0.0561 a4 = 0.05601 rad = 3.20910 o

5 19 84 f5 = 0.250 0.0250 a4 = 0.02499 rad = 1.43210 o


2. Tata letak dan trace kabel Jarak Trace Posisi masing - masing cable
x Zo z1 z2 z3 z4 z5
m m m m m m m
L= 40m f1 = 1.243m 0.00 0.9847 1.5927 1.2820 0.9714 0.6607 0.3500
fo = es = 0.84722 m f2 = 1.182m 1.00 0.9021 1.4716 1.1668 0.8864 0.6060 0.3256
yb = 0.985 f3 = 0.871m 2.00 0.8238 1.3566 1.0575 0.8058 0.5542 0.3025
f4 = 0.561 m 3.00 0.7496 1.2479 0.9540 0.7296 0.5051 0.2806
4.00 0.6797 1.1453 0.8565 0.6577 0.4588 0.2600
f5 = 0.250m 5.00 0.6141 1.0490 0.7649 0.5901 0.4154 0.2406
Posisi masing - masing cable : zi = z' - 4*fi*X/L2 * ( L-X ) 6.00 0.5526 0.9589 0.6792 0.5270 0.3747 0.2225
7.00 0.4955 0.8751 0.5994 0.4682 0.3369 0.2056
8.00 0.4425 0.7974 0.5255 0.4137 0.3018 0.1900
9.00 0.3938 0.7259 0.4576 0.3636 0.2696 0.1756
10.00 0.3493 0.6607 0.3955 0.3178 0.2402 0.1625
11.00 0.3091 0.6017 0.3394 0.2765 0.2135 0.1506
12.00 0.2731 0.5488 0.2891 0.2394 0.1897 0.1400
13.00 0.2413 0.5022 0.2448 0.2067 0.1687 0.1306
14.00 0.2138 0.4618 0.2064 0.1784 0.1505 0.1225
15.00 0.1905 0.4277 0.1739 0.1545 0.1350 0.1156
16.00 0.1714 0.3997 0.1473 0.1349 0.1224 0.1100
17.00 0.1566 0.3780 0.1266 0.1196 0.1126 0.1056
18.00 0.1460 0.3624 0.1118 0.1087 0.1056 0.1025
19.00 0.1396 0.3531 0.1030 0.1022 0.1014 0.1006
20.00 0.1375 0.3500 0.1000 0.1000 0.1000 0.1000
21.00 0.1396 0.3531 0.1030 0.1022 0.1014 0.1006
22.00 0.1460 0.3624 0.1118 0.1087 0.1056 0.1025
23.00 0.1566 0.3780 0.1266 0.1196 0.1126 0.1056
24.00 0.1714 0.3997 0.1473 0.1349 0.1224 0.1100
25.00 0.1905 0.4277 0.1739 0.1545 0.1350 0.1156
26.00 0.2138 0.4618 0.2064 0.1784 0.1505 0.1225
27.00 0.2413 0.5022 0.2448 0.2067 0.1687 0.1306
28.00 0.2731 0.5488 0.2891 0.2394 0.1897 0.1400
29.00 0.3091 0.6017 0.3394 0.2765 0.2135 0.1506
30.00 0.3493 0.6607 0.3955 0.3178 0.2402 0.1625
3.Pemakaian angkur
TEGANGAN YANG TERJADI PADA PENAMPANG BALOK

1. Keadaan awal (Saat transfer)

Mutu beton balok prategang, Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K * 100 =
K- 500 41500 kPa
Kuat tekan beton kondisi awal (saat trasfer), fci' = 0.80*fc' =
33200 kPa
Tegangan ijin tekan beton, -0.6*fci' =
-19920 kPa

Pt = 11352.58 kN Wa = 0.47887 m3 A= 1.02730 m2


Mbalok = 5239.23 kNm Wb = 0.49373 m 3
es = 0.84722 m
Tegangan di serat atas, fca = -Pt/A + Pt * e / Wa - Mbalok/Wa =
-1907 kPa
Tegangan di serat bawah, fcb = -Pt/A - Pt * e / Wb + Mbalok/Wb =
-19920 kPa
< -0.6 * fci' (aman)
2. Keadaan setelah loss of
prestress

Mutu beton baok prategang, Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K *100 =
K- 500 41500 kPa
Tegangan ijin beton, -0.45 * fc' =
-18675 kPa
Peff = 9349.18 kN Wa = 0.47887 m 3
A= 1.02730 m 2

Mbalok = 5239.23 kNm Wb = 0.49373 m3 es = 0.84722 m

Tegangan di serat atas, fa = -Peff/A + Peff * e / Wa - M balok/Wa =


-3501 kPa
Tegangan di serat bawah, fb = -Peff/A - Peff * e / Wb + M balok/Wb =
-14532 kPa
< -0.45 * fc' (aman)
3. Keadaan setelah plat lantai selesai dicor
( beton muda )

Mutu beton baok fc' = 0.83 * K *100


prategang, K-500 Kuat tekan beton, = 41500kPa
Tegangan ijin
beton, -0.45 * fc' = -18675kPa
Peff = 9349.18 kN Wa = 0.47887 m3 A = 1.02730 m2

Mbalok = 5239.23 kNm Wb = 0.49373 m3 es = 0.84722 m


Mb+plt
= 6989.230 kNm Mplat = 1750 Knm
fa = -Peff/A + Peff * e / Wa -
Tegangan di serat atas, Mb+plat/Wa = -7155 kPa
fb = -Peff/A - Peff * e / Wb +
Tegangan di serat bawah, Mbalok/Wb = -10988 kPa

< -0.45 *
fc' (aman)
4. Keadaan setelah plat dan balok menjadi komposit

Mutu beton baok prategang, K-500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K *100 = 41500kPa
Tegangan ijin beton, -0.45 * fc' = -18675kPa
Peff = 9349.18 kN Wac = 0.73743 m3 Ac = 1.27586 m2
Mbalok = 5239.23 kNm Wbc = 0.61228 m3 Eksentrisitas tendon untuk penampang komposit :
Mb+plt = 6989.230 kNm Mplat = 1750 Knm e's = es + (ybc - yb ) = 1.065 m

Tegangan di serat atas plat, fac = -Peff/A + Peff * e's / Wac - Mb+plat/Wac = -3310 kPa

Tegangan di serat bawah, fb = -Peff/A - Peff * e's / Wbc + Mbalok/Wbc = -12167 kPa
< -0.45 * fc' (aman)
KEHILANGAN TEGANGAN (LOSS OF PRESTRES) PADA CABLE

1. Kehilangan tegangan akibat gesekan angkur

Gaya prategang akibat jacking,


pj = 13355.98 kN
Kehilangan gaya akibat gesekan angkur diperhitungkan sebesar 3% dari gaya prategang akibat jacking.

Po = 97% * pj =
12955.30 kN

2. Kehilangan tegangan akibat gesekan kabel

Sudut lintasan tendon dari ujung ke tengah :


a AB = 0.086 rad a BC = 0.086 rad
Perubahan sudut total lintasan tendon : a = a AB + a BC =
0.172 rad

Dari tabel 6.6 (NAASRA Bridge Design Spesification) diperoleh :


m= 0.2
Dari tabel 6.7(NAASRA Bridge Design Spesification) diperoleh :
b= 0.012
Gaya prategang akibat jacking setelah memperhitungkan loss af prestres akibat gesekan angkur,

Po = 12955.30 kN
Loss of prestres akibat gesekan kabel :

(bilangan natural)
dengan, e= 2.7183
Untuk , Lx = 30 m = 11648.79 kN
Untuk , Lx = 60 m = 10839.55 kN
3. Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis beton
Jarak titik berat tendon baja terhadap titik berat tampang balok : es = 0.84722m
Momen inersia tampang balok beton : Ix = 0.4861883 m4
Luas tampang balok beton : A= 1.02730 m2
Modulus elastisitas balok beton E balok = 39152881 kPa
Modulus elastis baja prategang (strand) Es = 193000000 kPa
Jumlah total strand ns = 93
Luas tampang nominal satu strands Ast = 0.0001 m2
Beban putus satu strand Pbs = 187.32kN
Momen akibat berat sendiri balok Mbalok = 5239.230 kNm
Luas tampang tendon baja prategang At = ns * Ast = 0.01178 m2
Modulus ratio antara baja prategang dengan balok beton n = Es/Ebalok = 4.929
Jari - jari inersia penampang balok beton i= √ ( Ix/A) = 0.688 m
Ke = At/A * ( 1+es2/i2)= 0.0288608

Tegangan baja prategang sebelum loss of prestress ( di tengah bentang ) :


spi = ns * Pbs/At = 1478723kPa
Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik dengan memperhitungkan pengaruh berat sendiri :
∆spe' = spi *n *Ke / ( 1 + n * Ke ) = 184171kPa
Tegangan beton pada level bajanya oleh pengaruh gaya prategang Pt :
sbt = ∆spe' /n - Mbalok* es/Ix = 28232kPa
Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik tanpa pengaruh berat sendiri :
∆spe = 1/2 * n * sbt = 69583kPa
Loss of prestress akibat perpendekan elastis :
∆Pe = ∆spe * At = 819.76kPa
4. Kehilangan tegangan akibat pengangkuran

Panjang tarik masuk ( 2-7 mm ) diambil 2mm :


∆L = 0.002m
Modulus elastisitas baja prategang :
Es = 193000000kPa
Luas tampang tendon baja prategang :
At = 0.01178m2
Loss of prestres akibat gesekan angkur :
Po = 12955.30 kN
Loss of prestres akibat gesekan kabel :
Px = 11648.79 kN
Jarak dari ujung sampai tengah bentang balok :
Lx = 30m
Kemiringan diagram gaya : m=tanw = (PO-Px)/Lx = 43.550kN/m
Jarak pengaruh kritis slip angkur dari ujung : Lmax =√(∆L*Es*At/m)=
10.22m
Loss of prestress akibat angkur : ∆P = 2*Lmax * m ) =
890.04kN
P'max = Po-∆P/2 =
12510kN
Pmax = P'max -∆Pe =
11691kN
5. Kehilangan tegangan akibatrelaksasi baja

a. Pengaruh susut

∆esu = eb * kb * ke * kp

eb = regangan dasar susut. Untuk kondisi kering udara dengan kelembaban < 50%,
Dari tabel 6.4 ( NAASRA Bridge Design Spesification ) diperoleh :
eb = 0.0006
Kb = Koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen untuk beton mutu tinggi dengan faktor

cement content =
air semen , w= 0.4 4.5 kN/m3
Dari kurva 6.1 (NAASRA Bridge Design Spesification) diperoleh :
kb = 0.905
Ke = Koefisien yang tergantung pada tebal teoritis ( em )

Luas penampang balok


A= 1.02730 m2
Keliling penampang balok yang berhubungan dengan udara luar,
K= 5.700 m
em =2*A/K = 0.360 m
Dari kurva 6.2 ( NAASRA Bridge Design Spesification ) diperole :
ke = 0.734
Kp = Koefisien yang tergantung pada luas tulangan baja memanjang non prategang : p=
0.50%
kp = 100/(100+20 * p) =
0.999
∆esu = eb * kb * ke * kp = 0.0003982
Modulus elastisitas strand,
Es = 193000000 kPa
Tegangan susut, ssh = ∆esu * Es = 76845.62 kPa
b. Pengaruh rayapan ( Creep )

P initial ( keadaan saat transfer ) di tengah bentang : Pi = Px - ∆Pe = 10829kN


Pi / (ns * Pbs ) = 62.161635%UTS
Mbalok = 5239.230kNm Ebalok = 39152881kPa
Wa = 0.478873m3 es = 0.84722m
Wb = 0.49373m3 A= 1.02730m2
Tegangan betn di serat atas, fa = -Pi/A + Pi*es / Wa - Mbalok /Wa = -2323.2428kPa
Tegangan di serat bawah , fb = -Pi/A - Pi*es / Wb + Mbalok /Wb = -18511.965kPa

Regangan akibat creep, ecr = (fc/Ebalok )* kb * kc * kd * ke * ktn


kc = Koefisien yang tergantung pada kelembaban udara, untuk perhitungan diambil kondisi kering dengan kelembaban
udara < 50% . Dari tabel 6.5 ( NAASRA Bridge Design Spesification ) diperoleh : kc = 3
kd = koefisien yang tergantung pada derajat pengerasan beton saat dibebani dan pada suhu rata-rata di sekelilingnya
selama pengerasan beton. Karena grafik pada gbr 6.4 di dasarkan pada temperatur 20 oC, sedang temperatur
rata-rata di indonesia umumnya lebih dari 20 oC, maka perlu ada koreksi waktu pengerasan beton sbb:
Jumlah hari dimana pengerasan terjadi pada suhu rata-rata T, t= 28hari
Temperatur udara rata-rata, T= 27.5 oC
Umur pengerasan bton terkoreksi saat dibebani: t' = t * ( T+10)/30 = 35hari
Dari kurva 6.4 ( NAASRA Bridge Design Spesification ) untuk semua semen nominal tipe 1 diperoleh : kd = 0.938
ktn = Koefisien yang tergantung pada waktu (t) dimana pengerasan terjadi dan tebal teoritis (em).
Untuk, t= 28hari em = 0.360m
Dari kurva 6.4 ( NAASRA Bridge Design Spesification ) untuk semua semen nominal tipe 1 diperoleh : ktn = 0.2
fc =fb = 18511.96kPa
ecr = (fc/Ebalok )* kb * kc * kd * ke * ktn = 0.00018
scr = ecr * Es = 34114.96kPa
∆ssc = scr +ssh = 110960.58kPa
spi = Pi / At = 919198.39kPa
Besar tegangan terhadap UTS = 62.161635% UTS
X= 0 Jika : spi < 50% UTS
X= 1 Jika : spi = 50% UTS
X= 2 Jika : spi = 70% UTS Nilai X= 1.6080817

Relaksasi setelah 1000 jam pada 70 % beban putus ( UTS ) : c= 2.50% 62.16%UTS

sr = X * c * (spi - ∆ssc ) = 32493kPa


Loss of prategang jangka panjang = ∆ssc + sr = 143453.39kPa
∆P = (∆ssc + sr ) * At = 1690kN
Gaya efektif di tengah bentang balok : Peff = Pi - ∆P = 9139kN
Kehilangan gaya prategang total, (1-peff/Pj)*100% = 31.573619%

Kontrol tegangan pada tendon baja pasca tarik segera setelah penyaluran gaya prategang :
Tegangan ijin tendon baja pasca tarik : 0.70*fpu = 1302000kPa
Tegangan yang terjadi pada tendon baja pasca tarik : fp = Peff/At = 793585kPa
< 0.70 * fpu ( OK )
PEMBESIAN END BLOCK

Gaya prategang akibat jacking pada masing - masing kabel : Pj = Po * ns * Pbs


Angkur Angkur
No hidup VSL   mati VSL   ns Pbs Po Pj sudut
tendon Sc (ton) Dim (mm) P (ton) Dim(mm) (Strand) (kN)   (kN) (o)
1 19 265 19 250 17 187.32 0.767 2441.42 7.08396
2 19 265 19 250 19 187.32 0.767 2728.64 6.74132
3 19 265 19 250 19 187.32 0.767 2728.64 4.97995
4 19 265 19 250 19 187.32 0.767 2728.64 3.20910
5 19 265 19 250 19 187.32 0.767 2728.64 1.43210

Momen statis penampang


balok
Letak titk berat : ya = 1.015m
yb = 0.985m
Momen statis luasan bagian atas (Sxa)
Lebar Tebal Luas Lengan Statis
NO b h Shape A y momen
m m m2 m m3
1 0.64 0.07 1 0.04480 0.9803 0.04392
2 1 0.18 1 0.18000 0.8553 0.15395
3 0.35 0.15 1 0.05250 0.7153 0.03755
4 0.3 1.5 1 0.45000 0.7500 0.33750
Sxa = 0.57292

Momen statis luasan bagian bawah (Sxb)


Lebar Tebal Luas Lengan Statis
NO b h Shape A y momen
m m m2 m m3
4 0.3 1.50 1 0.45000 0.367 0.16531
5 0.3 0.25 1 0.07500 0.651 0.04885
6 0.9 0.25 1 0.22500 0.860 0.19344
Sxb = 0.40761
1. Perhitungan sengkang untuk bursting force

PLAT ANGKUR SENGKANG UNTUK BURSTING FORCE


Rasio perbandingan lebar plat angkur untuk sengkang arah vertikal :
ra = a1/a
Rasio perbandingan lebar plat angkur untuk sengkang arah horisontal :
rb = b1/b
Bursting force untuk sengkang arah vertikal : 0.33*(1-ra)*Pj
Pbta =
Bursting force untuk sengkang arah vetikal : 0.33*(1-rb)*Pj
Pbtb =
Luas tulangan sengkang arah horisontal yang diperlukan : Pbta/ (0.85* fs )
Ara =
Luas tulangan sengkang arah vertikal yang diperlukan : Pbtb/ (0.85* fs )
Arb =
fs = tegangan ijin tarik baja sengkang untuk mutu baja sengkang :
U- 32
Tegangan ijin baja sengkang :
fy = 320000 kPa
Tegangan leleh baja sengkang : fs = 0.578 * fy =
184960 kPa
Digunakan sengkang tertutup berdiameter :
2D 13 mm
Luas penampang sengkang : As = 2 * p/4 * D2 = 265.465 mm2 = 0.000265 m2
Jumlah sengkang arah vertikal yang diperlukan :
n= Ara/As
Jumlah sengkang arah horisontal yang diperlukan :
n= Arb/As
Perhitungan sengkang vertikal
No Angkur hidup VSL Angkur mati VSL Pj a1 a ra Pbta Ara Jumlah
tendon Sc(ton) Dim(mm) P (ton) Dim(mm) (kN) (mm) (mm)   (kN) m2 sengkang
1 19 265 19 250 2441.42 250 340 0.735 213.26 0.0013565 5.1E+00
2 19 265 19 250 2728.64 250 340 0.735 238.35 0.0015161 5.7E+00
3 19 265 19 250 2728.64 250 340 0.735 238.35 0.0015161 5.7E+00
4 19 265 19 250 2728.64 250 340 0.735 238.35 0.0015161 5.7E+00
5 19 265 19 250 2728.64 250 340 0.735 238.35 0.0015161 5.7E+00

Perhitungan sengkang vertikal


No Angkur hidup VSL Angkur mati VSL Pj b1 b ra Pbtb Ara Jumlah
tendon Sc(ton) Dim(mm) P (ton) Dim(mm) (kN) (mm) (mm)   (kN) m2 sengkang
1 19 265 19 250 2441.42 250 340 0.735 213.26 0.0013565 5.1E+00
2 19 265 19 250 2728.64 250 340 0.735 238.35 0.0015161 5.7E+00
3 19 265 19 250 2728.64 250 340 0.735 238.35 0.0015161 5.7E+00
4 19 265 19 250 2728.64 250 340 0.735 238.35 0.0015161 5.7E+00
5 19 265 19 250 2728.64 250 340 0.735 238.35 0.0015161 5.7E+00
2. Jumlah sengkang yang digunakan untuk bursting
force

Angkur hidup VSL Angkur mati VSL


No Jumlah
tendon Sc(ton) Dim(mm) P (ton) Dim(mm) sengkang
1 19 265 19 250 6.00
2 19 265 19 250 6.00
3 19 265 19 250 6.00
4 19 265 19 250 6.00
5 19 265 19 250 6.00

Anda mungkin juga menyukai