Baja Prategang
3. Baja tulangan
L/4 = 10 m
s= 1.75 m
12 * ts = 2.4 m
Be = 1.75 m
fc'plat = 0.83*K(plat) = 35 MPa
Diambil lebar efektif plat lantai , fc'balok = 0.83*K(balok) = 50 Mpa
Kuat tekan beton plat Eplat =4700*√fc'plat = 27805.575 MPa
Kuat tekan beton balok, Eb = 0.043*(wc)1.5*√fc'balok = 39152.881 Mpa
Modulus elastik plat beton, n = Ep/Eb = 0.7101795
Modulus elastik balok beton prategang, Beff = n * Be = 1.24 m
Nilai perbandingan modulus Ep dan Eb
Jadi lebar pengganti beton plat lantai jembatan,
SECTION PROPETIES BALOK PRATEGANG
Momen inersia terhadap titik berat balok komposit : Ixc = Ibc - Ac*ybc = 0.7359566m4
Berat sendiri ( MS )
1. Berat diafragma
Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban pada
balok ( girder ) jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan.
Girder jembatan direncanakan mampu memikul beban mati tambahan berupa :
a. Aspal beton setebal 100 mm untuk lapisan kembali dikemudian hari.
b. Genangan air hujan setinggi 50 mm apabila seluruh drainase tidak bekerja dengan baik
Beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata ( Uniformly Distributed Load ), UDL dan bebas garis ( Knife Edge Load ),
KEL seperti terlihat pada gbr. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L
yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus sbb:
q= 8kPa untuk L ≤ 30 m
q =8.0 * ( 0.5 + 15/L) kPa untuk L > 30 m
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * QTD * L + 1/2 * PTD = 298.9kN
MTD = 1/8 * QTD * L + 1/4 * PTD * L =
2
3528kNm
Gaya rem ( TB )
Pengaruh pengereman dari alu litas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada
jarak 1.80 diatas muka lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergntung panjang total
jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, HTB = 250kN untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5 * ( Lt-80 )kN untuk 80 < Lt < 180
Gaya rem, HTB = 500kN untuk Lt ≥ 180 m
Beban angin ( EW )
Beaban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup kendaraan
di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus : TEW = 0.0012*CW*(VW)2 kN/m dengan,
Cw = koefisien seret = 1.25
Vw = kecepatan angin rencana = 35m/det
TEW = 0.0012 * Cw * (Vw)2 = 1.8375kN/m
Bidang vetikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2 m diatas lantai jembatan.
h= 2m Jarak antar roda kendaraan, x= 1.75m
Transver beban angin ke lantai jembatan, QEW = (1/2*h/x*TEW) = 1.05kN/m
Panjang balok, L= 40m
Gaya gempa vertikal pada balok prategang dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal kebaeah minimal
sebesar 0.10 * g atau dapat diambil 50 % koefisien gempa horisontal statik ekivalen.
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
Wt =
Kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan.
Kp =
F= 9657.757017kN
Kehilangan tegangan rata-rata untuk sistem
Fo = 12072.19627kN
2. Mencari letak eksentrisitas 3. Perhitungan gaya prategang yang dibutuhkan
(CGS) gaya prategang efektif
125.439446 F= 7721.692846kN
e1 = 9mm
Mg = 5239.23kNm gaya prategang awal
e2 = 433.991453mm Fo = 9652.116058kN
e = e1+e2+Kb < Yb 984.7240339mm
e= 1025.578154mm
diambil eksentrisitas tendon (CGS), e = 984.724mm
𝑓 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = + 𝐹𝑜 (1 + 𝑒
)
𝐴 𝐾𝑎
f bottom = 29445.01252kN/m2
f top = -11275.8313kN/m2
f bottom = 23556.01002kN/m2
akibat berat sendiri balok prategang
f bottom = -10611.5171kN/m2
f top = 10940.74879kN/m2
f bottom = -25429.021kN/m2
f top = 26217.97886kN/m2
Kombinasi tegangan :
keadaan awal (Gaya pretegang awal + berat sendiri balok prategang)
serat atas (ft) = -335.082469kN/m2
0.335082469 Mpa < 3.16Mpa OK
serat bawah (fb) = 18833.49542kN/m2
18.83349542Mpa < 24Mpa OK
akibat gaya prategang efektif (gaya prategang efektif + muatan total)
serat atas (ft) = 17197.31385kN/m2
17.19731385Mpa < 22.50Mpa OK
serat bawah (fb) = -1873.01102kN/m2
1.873011018Mpa < 3.54Mpa OK
Perhitungan Kabel Prategang (Tendon)
1. Ukuran tendon
digunakan untaian kawat/strand "seven wire strand" dengan diameter setiap strand 0,5"
Fo = 9652.116058 kN
965.2116058 t
n 3 buah
2. perhitungan daerah aman tendon
untuk daerah aman tendon ditinjau terhadap tiga kondisi
1. kondisi saat transfer dan gaya prategang awal
peninjauan dilakukan setiap interval 5m
As = 7740.96 mm2
Ac = 1027300 mm2
Fo = 9652116.058 N
Es = 200000 Mpa
Ec = 33234.01872 MPa
Ic = 4.86188E+11 mm4
e= 984.7240339 mm
MG = 5239230000 Nmm
n= 6.017930053
Fpo = 1246.888765 N/mm2
Fcs = 8.640421521 MPa
ΔfpES = 51.99745234 Mpa
dikurangi Pi direduksi 10%
kcr = 1.6
Mp = 7.779E+09 Nmm
Fcsd = 15.75509542 Mpa
ΔfpCR = 68.50497579 Mpa
3. akibat susut beton
€SH = 0.0005
setelah umur beton 28 hari baru dilaksanakan kabel, pada saat tersebut susut beton mencapai 40%
Eps 200000Mpa
ΔfpSH= 40Mpa
fpi = 1425Mpa
pengurangan gaya akibat relaksasi 17%
fpi' = 1182.75Mpa
waktu durasi saat relaksasi selama 5tahun
t= 43800jam
ΔfpR = 47.9522294Mpa
Vu = 1196767.789 N
selimut
beton = 50mm
d= 1950mm
fy = 240MPA
digunakan besi
10mm As = 78.53982mm2
Vud = 1196767.8 N
φ= 0.65
Vnd = 1841181.2 N
Vc = 2068287.3 N
Vu > 0.5*φ*Vc
Perlu tulangan geser
1196768 > 672193.3839
jumlah kaki = 2 buah
Av = 157.07963 mm
Vs Perlu = 250190.96 N
s= 290 mm
Shear Connector
direncanakan
diameter angkur 16mm As = 201.0619mm2
jumlah kaki 2
tinggi angker masuk ke pelat 17cm
tinggi angker masuk ke gelagar 27cm
V= 119676.779kg
sxp = 0.223m3
Ixk = 0.736m4
Digunakan kabel yang terdiri dari beberapa kawat baja untaian " strands cable" standar VSL dengan data sbb:
Data strands cable - standard VSL
Jenis strands Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 grade 270
Tegangan leleh strand fpy = 1580000 kPa
Kuat tarik strand fpu = 1860000 kPa
Diameter nominal strands 0.0127 m ( = 1/2")
Luas tampang nominal satu strands Ast = 0.0001 m2
Beban putus minimal satu strands Pbs = 187.32 kN ( 100% UTS )
Jumlah kawat untaian ( strands cable ) 19 kawat untaian/ tendon
Diameter selubung ideal 84 mm
Luas tampang strands 0.00188 mm2
Beban putus satu tendon Pb1 = 3559.1 kN ( 100% UTS )
Modulus elastis strands Ec = 1.93E+08 kPa
Tipe dongkrak VSL 19
Gaya prategang awal : Pt = 11352.58kN
Beban putus satu tendon : Pb1 = 3559.1kN
Beban putus minimal satu strands : Pbs = 187.32kN
Gaya prategang saat jacking : Pj = Pt1 / 0.85 (persamaan 1)
Pj = 0.80*Pb1 * nt (persamaan 2)
nt = Pt/(0.85*0.80*Pb1) =
4.691tendon
Diambil jumlah tendon
nt = 5tendon
Jumlah kawat untaian yang diperlukan, ns = Pt/(0.85*0.80*Pbs) =
89.125tendon
Diambil jumlah strand
ns = 93strands
Posisi Baris tendon :
Po = Pt/(0.85*ns*pbs) =
76.667% < 80 % OK!
Gaya prategang yang terjadi akibat jackig : Pj = Po * ns * Pbs =
13355.98kN
Diperkirakan kehilangan tegangan (loss of prestress) =
30%
Gaya prategang akhir setelah kehilangan tegangan sebesar 30% :
dY/dX = 4*fi*X/L2*(L-x)
Mutu beton balok prategang, Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K * 100 =
K- 500 41500 kPa
Kuat tekan beton kondisi awal (saat trasfer), fci' = 0.80*fc' =
33200 kPa
Tegangan ijin tekan beton, -0.6*fci' =
-19920 kPa
Mutu beton baok prategang, Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K *100 =
K- 500 41500 kPa
Tegangan ijin beton, -0.45 * fc' =
-18675 kPa
Peff = 9349.18 kN Wa = 0.47887 m 3
A= 1.02730 m 2
< -0.45 *
fc' (aman)
4. Keadaan setelah plat dan balok menjadi komposit
Mutu beton baok prategang, K-500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K *100 = 41500kPa
Tegangan ijin beton, -0.45 * fc' = -18675kPa
Peff = 9349.18 kN Wac = 0.73743 m3 Ac = 1.27586 m2
Mbalok = 5239.23 kNm Wbc = 0.61228 m3 Eksentrisitas tendon untuk penampang komposit :
Mb+plt = 6989.230 kNm Mplat = 1750 Knm e's = es + (ybc - yb ) = 1.065 m
Tegangan di serat atas plat, fac = -Peff/A + Peff * e's / Wac - Mb+plat/Wac = -3310 kPa
Tegangan di serat bawah, fb = -Peff/A - Peff * e's / Wbc + Mbalok/Wbc = -12167 kPa
< -0.45 * fc' (aman)
KEHILANGAN TEGANGAN (LOSS OF PRESTRES) PADA CABLE
Po = 97% * pj =
12955.30 kN
Po = 12955.30 kN
Loss of prestres akibat gesekan kabel :
(bilangan natural)
dengan, e= 2.7183
Untuk , Lx = 30 m = 11648.79 kN
Untuk , Lx = 60 m = 10839.55 kN
3. Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis beton
Jarak titik berat tendon baja terhadap titik berat tampang balok : es = 0.84722m
Momen inersia tampang balok beton : Ix = 0.4861883 m4
Luas tampang balok beton : A= 1.02730 m2
Modulus elastisitas balok beton E balok = 39152881 kPa
Modulus elastis baja prategang (strand) Es = 193000000 kPa
Jumlah total strand ns = 93
Luas tampang nominal satu strands Ast = 0.0001 m2
Beban putus satu strand Pbs = 187.32kN
Momen akibat berat sendiri balok Mbalok = 5239.230 kNm
Luas tampang tendon baja prategang At = ns * Ast = 0.01178 m2
Modulus ratio antara baja prategang dengan balok beton n = Es/Ebalok = 4.929
Jari - jari inersia penampang balok beton i= √ ( Ix/A) = 0.688 m
Ke = At/A * ( 1+es2/i2)= 0.0288608
a. Pengaruh susut
∆esu = eb * kb * ke * kp
eb = regangan dasar susut. Untuk kondisi kering udara dengan kelembaban < 50%,
Dari tabel 6.4 ( NAASRA Bridge Design Spesification ) diperoleh :
eb = 0.0006
Kb = Koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen untuk beton mutu tinggi dengan faktor
cement content =
air semen , w= 0.4 4.5 kN/m3
Dari kurva 6.1 (NAASRA Bridge Design Spesification) diperoleh :
kb = 0.905
Ke = Koefisien yang tergantung pada tebal teoritis ( em )
Relaksasi setelah 1000 jam pada 70 % beban putus ( UTS ) : c= 2.50% 62.16%UTS
Kontrol tegangan pada tendon baja pasca tarik segera setelah penyaluran gaya prategang :
Tegangan ijin tendon baja pasca tarik : 0.70*fpu = 1302000kPa
Tegangan yang terjadi pada tendon baja pasca tarik : fp = Peff/At = 793585kPa
< 0.70 * fpu ( OK )
PEMBESIAN END BLOCK