Anda di halaman 1dari 36

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI
KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
WILAYAH
PUSKESMAS TAMBARANGAN TAPIN
PERIODE 22 JANUARI 2018 – 10 FEBRUARI 2018
Oleh:
dr. Noor Anita Rahmalia
dr. Periskha Bunda Syafiie
dr. Siti Adjar Novika Wulandari
dr. Siti Dewi Fitria Ardianti

Pembimbing
dr. H. Akhmad Syarif
Pendahuluan
Latar Belakang

Diabetes Melitus

Penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat


kegagalan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya
National Diabetes Fact Sheet 2014:
21 juta merupakan diabetes terdiagnosis
dan 8,1 juta jiwa 27,8% tidak
terdiagnosis. International Diabetes Federation
(IDF) 2012 :
Prevalensi DM di Indonesia sebanyak
4,8%
Lebih dari setengah kasus DM (58,8%)
adalah diabetes mellitus tidak terdiagnosis
Pendahuluan
Latar Belakang

Diabetes Melitus
• Penyakit yang lebih banyak dicetuskan karena gaya hidup
• Apabila tidak ditatalaksanai akan menimbulkan berbagai komplikasi

Faktor risiko
Usia
Jenis Kelamin
Faktor keturunan
Gaya hidup
Pola makan
Pendahuluan
Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran faktor-faktor yang


mempengaruhi angka kejadian Diabetes
Melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas
Tambarangan Tapin periode 22 Januari 2018 –
10 Februari 2018?
Pendahuluan
Tujuan Penelitian

• Penelitian bertujuan untuk • Menggambarkan faktor-faktor yang


Umum

Khusus
Tujuan

Tujuan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian
mempengaruhi angka Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah
kerja Puskesmas Tambarangan Tapin
kejadian Diabetes Melitus tipe periode 22 januari 2018 – 10
2 di wilayah kerja Puskesmas februari 2018 ditinjau dari usia,
Tambarangan Tapin periode jenis kelamin, pola makan, gaya
22 januari 2018 – 10 februari hidup, keturunan dan kepatuhan
2018 minum obat
Pendahuluan
Manfaat Penelitian

Memberikan informasi dan masukan kepada Dinas Kesehatan Tapin dan Puskesmas Tambarangan
tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah
kerja Puskesmas Tambarangan Tapin periode 22 januari 2018 – 10 februari 2018 agar dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan ataupun program penatalaksanaan penderita Diabetes
Melitus tipe 2

Memberikan informasi terhadap masyarakat setempat tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi angka kejadian Diabetes Melitus tipe 2 agar dapat dicegah dan
mengurangi angka kejadian Diabetes Melitus tipe 2

Menambah ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi angka


kejadian Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Tambarangan Tapin periode
22 januari 2018 – 10 februari 2018
Kerangka Konsep
Usia

Jenis Kelamin
Kejadian
Faktor Diabetes
Keturunan Melitus tipe
2
Pola Hidup
Nirgerak

Pola Makan

Berat Badan Diteliti

Ras
Tidak diteliti
Kondisi Medis
Lainnya
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian

Studi Deskriptif Cross sectional


Populasi dan Sampel
Populasi: seluruh penderita diabetes mellitus tipe 2 yang berobat di
Puskesmas Tambarangan Tapin pada tanggal 22 Januari 2018 sampai
10 Februari 2018

Pengambilan Sampel: accidental sampling

Jumlah Sampel: 30 buah


Instrumen Penelitian

Hasil kuesioner yang didapat dari


penderita diabetes mellitus tipe 2
yang berobat ke Puskesmas
Tambarangan
Variabel Penelitian
• usia, jenis kelamin, • kejadian diabetes
gaya hidup nirgerak, mellitus tipe 2
faktor keturunan, pola
makan, dan kepatuhan
obat

Variabel Variabel
Bebas Terikat
Definisi Operasional

Diabetes mellitus tipe 2


adalah peningkatan kadar
gula darah sewaktu ≥200
mg/dl atau pernah
didiagnosis diabetes
mellitus tipe 2
sebelumnya oleh dokter.
Definisi Operasional
Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan yang diukur dalam
tahun. Usia dikelompokkan berdasarkan kriteria berikut:

Usia muda: Usia <15 tahun

Usia produktif: Usia 15  64 tahun

Usia tua atau nonproduktif: Usia ≥65 tahun


Definisi Operasional

Pola makan diabetogenik adalah pola makan yang memenuhi tiga dari enam kriteria:

Makan besar lebih dari 3 kali sehari


Konsumsi nasi lebih dari 2 centong penuh setiap makan

Kurangnya konsumsi sayur


Mengonsumsi minuman manis atau instan lebih dari 3 kali per hari

Mengonsumsi gula lebih dari 12 sendok teh per hari


Mengonsumsi kue manis lebih dari 3 per hari
Definisi Operasional
Kepatuhan obat adalah perilaku pasien yang mentaati semua nasihat dan petunjuk yang
dianjurkan oleh kalangan tenaga medis, seperti dokter dan apoteker yang memenuhi 4
dari 7 kriteria:

Memiliki kesadaran perlunya berobat


Memiliki kesadaran perlunya berobat rutin
Rutin kontrol setiap bulanTidak pernah putus obat
Mengetahui jadwal minum obat dengan benar
Mengetahui cara minum obat dengan benar
Mendapatkan dukungan keluarga untuk melakukan pengobatan
Prosedur Penelitian
Persiapan penelitian dengan pengurusan perizinan di
Puskesmas Tambarangan Tapin

Pelaksanaan penelitian
• Pengambilan data kuesioner di poli umum Puskesmas Tambarangan Tapin.
• Pencatatan data penelitian sesuai dengan blanko kuesioner penelitian.

Pelaporan penelitian: semua hasil penelitian dan analisis data


dilaporkan sesuai format laporan penelitian.
Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

• Data diperoleh dari kuesioner terhadap penderita diabetes mellitus tipe 2 di


Puskesmas Tambarangan Tapin. Data diolah dalam bentuk tabel frekuensi
Tempat dan Waktu Penelitian
• Penelitian dilaksanakan di Poli Umum Puskesmas Tambarangan Tapin
dengan jadwal kegiatan pelaksanaan:

Waktu Pelaksanaan Penelitian Minggu Ke-


Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengumpulan dan persiapan
               
referensi
Pelaksanaan Penelitian
               
Pengolahan Data                
Presentasi Hasil                
HASIL DAN PEMBAHASAN
Distribusi usia penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas
Tambarangan Tapin periode 22 Januari 2018 10 Februari 2018
≥65 tahun
3%

15 - 64 tahun
97%
Distribusi penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Tambarangan Tapin
periode 22 Januari 2018 10 Februari 2018 berusia 15-64 tahun
≥65 tahun; 1 >25 - 34 tahun; 2

>55 - 64 tahun; 7 >35 - 44 tahun; 7

>45 - 54 tahun; 13
• penduduk Indonesia
Riskesdas tahun terbanyak adalah penduduk
usia produktif, terutama
2013 pada kelompok umur 45 
54 tahun.

Internasional • 382 juta orang menderita


diabetes
Diabetes • jumlah terbesar berusia
Federation (IDF) antara 40 tahun dan 59
2013 tahun
Peningkatan risiko diabetes disebabkan karena pada usia tersebut
mulai terjadi peningkatan intoleransi glukosa.

Adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya kemampuan


sel β pankreas dalam memproduksi insulin.

Pada individu yang berusia lebih tua terdapat penurunan aktivitas


mitokondria di sel-sel otot sebesar 35%.

Prevalensi pada usia 65 tahun ke atas semakin menurun


dikarenakan responden DM berkomplikasi berat sehingga tak bisa
datang ke tempat pemeriksaan atau kemungkinan pada kelompok
tersebut sebagian besar sudah meninggal.
Distribusi jenis kelamin penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas
Tambarangan Tapin periode 22 Januari 2018 10 Februari 2018

Laki-laki
37%

Perempuan
63%
Desy L.
Tandra dkk:
dkk:

perempuan yang lebih banyak wanita lebih berisiko

menderita DM tipe 2 dibandingkan


laki-laki (32,9%).
menginap DM tipe 2

Perempuan lebih berisiko menderita karena secara fisik wanita
DM tipe 2 dihubungkan dengan memiliki peluang
kehamilan di mana kehamilan
merupakan faktor risiko terjadinya peningkatan indeks masa
penyakit diabetes mellitus. tubuh yang lebih besar.
Distribusi gaya hidup nirgerak penderita diabetes mellitus tipe 2 di
Puskesmas Tambarangan Tapin periode 22 Januari 2018 10 Februari
2018

Gaya hidup nirgerak


Tidak
10%

Ya
90%
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa aktivitas fisik baik berat maupun ringan
dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes relatif sekitar 30%. Semua jenis aktivitas
fisik pada waktu luang serta ataupun saat kerja berhubungan terbalik dengan risiko
diabetes.

Terdapat hubungan kuat antara waktu duduk dengan obesitas atau kejadian diabetes,
terlepas dari tingkat aktivitas fisik. Semakin lama waktu yang dihabiskan untuk
duduk atau berbaring dapat melipatgandakan risiko diabetes.

Dalam sebuah penelitian, setiap jam menonton televisi meningkatkan risiko diabetes
selama 3,2 tahun 3,4%. Hubungan kedua hal tersebut terjadi dua arah, gaya hidup
yang tidak aktif menjadi faktor risiko obesitas dan begitu juga sebaliknya.
Distribusi faktor keturunan penderita diabetes mellitus tipe 2 di di
Puskesmas Tambarangan Tapin periode 22 Januari 2018 10 Februari
2018
Ayah Ibu
7% 23%

Tidak tahu
57%

Saudara kandung
13%
DM Tipe 2 adalah penyakit yang diturunkan. Memiliki satu orang tua dengan DM
peningkatkan risiko DM hingga 2 kali lipat, risiko bisa meningkat hingga 6 kali lipat
jika memiliki dua orang tua dengan diabetes. Perkiraan adanya penambahan genetik
DM Tipe 2 secara turun temurun berkisar antara 25-40%.

Studi asosiasi genomik telah mengidentifikasi lusinan varian genetik yang umum
dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Dari varian yang sejauh ini
ditemukan, yang memiliki efek paling kuat pada kerentanan adalah transkripsi faktor
7—seperti 2 (TCF7L2).

Dari penelitian didapatkan sebanyak 17 orang tidak mengetahui adanya keluarga


sedarah yang menderita diabetes mellitus tipe 2. Hal ini dapat menjadi bias dalam
penelitian karena masih tidak dapat menyingkirkan tidak adanya faktor keturunan
pada pasien tersebut.
Distribusi pola makan diabetogenik pada penderita diabetes mellitus tipe
2 di Puskesmas Tambarangan Tapin periode 22 Januari 2018 10 Februari
2018

Pola makan
Tidak
17%

Ya
83%
Gaya hidup diabetogenik yaitu pola makan yang terdiri asupan kalori yang
berlebihan, pengeluaran kalori yang tidak memadai, serta obesitas.

Pola makan diabetogenik menitikberatkan pada asupan tinggi kalori, rendah protein,
dan rendah lemak.

Kelebihan berat badan dan obesitas menyebabkan metabolisme glukosa yang


abnormal, dimana berhubungan kuat dengan peningkatan resistensi insulin.

Obesitas dapat memicu perubahan pada metabolisme tubuh yang menyebabkan jaringan lemak
(adiposa) untuk melepaskan asam lemak dalam jumlah yang lebih banyak, gliserol, hormon,
sitokin pemicu inflamasi, dan faktor lain yang memicu perkembangan resistensi insulin.
Distribusi kepatuhan obat pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di
Puskesmas Tambarangan Tapin periode 22 Januari 2018 10 Februari
2018

Kepatuhan obat
Tidak
3%

Ya
97%
Hubungan antara pasien, penyedia layanan kesehatan, dan dukungan sosial
merupakan faktor penentu interpersonal yang mendasar dan terkait erat dengan
kepatuhan minum obat.

Salah satu faktor yang berperan dalam kegagalan pengontrolan glukosa darah pasien
diabetes melitus tipe 2 adalah faktor ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan. Faktor
yang memengaruhi ketidakpatuhan pengobatan dan penyakit antara lain faktor pasien,
faktor demografi, sosio ekonomi, durasi atau lamanya penyakit, dan keparahan penyakit.

Dari penelitian didapatkan sebanyak 29 orang yang patuh dan rutin mengonsumsi
obat. Hal ini dapat menjadi bias dalam penelitian karena sampel penelitian hanya
menggunakan pasien yang rutin berobat ke puskesmas untuk mengambil obat dan
tidak menggunakan kelompok kontrol.
SIMPULAN
Sampel yang digunakan pada penelitian adalah Lebih banyak penderita diabetes mellitus
sebanyak 30 sampel dan didapatkan terbanyak pada
usia produktif. tipe 2 berjenis kelamin perempuan.

Lebih banyak penderita diabetes mellitus


tipe 2 yang memiliki gaya hidup nirgerak.

Lebih banyak penderita diabetes mellitus tipe Penderita diabetes mellitus kebanyakan
2 yang memiliki riwayat serupa pada ibu. memiliki pola makan diabetogenik.
SARAN

Diharapkan untuk Diharapkan dari Diharapkan orang-orang


peneliti selanjutnya, hasil penelitian terdekat (keluarga) penderita
Diabetes Melitus tipe 2
pengambilan dapat digunakan
memberikan dukungan dan
sampel penelitian untuk skrining motivasi kepada penderita
menggunakan penyakit Diabetes dalam menjalani pengobatan
sampel kontrol. Melitus tipe 2. Diabetes Melitus.

Anda mungkin juga menyukai