Anda di halaman 1dari 16

CAMPAK

RIFA ARVIANTI
SHINTA PERANDANI
SITI KUSMIATI
SYIFA KHAIRINA QURANI
VERA GISA ADINDA
WINDA WIDIYAWATI
WULAN APRILIA

TINGKAT 2A
Definisi
• Campak adalah suatu infeksi akut yang sangat menular
ditandai oleh gejala prodormal panas, batuk, pilek,
radang mata disertai dengan timbulnya bercak merah
makulopapurer yang menyebar ke seluruh tubuh yang
kemudian menghitam dan mengelupas.

• Penyebabnya sejenis virus yang tergolong dalam family


Paramixovirus, yaitu genus virus morbili yang terdapat
dalam secret nasofaring dan darah selama prodormal
sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak.
Manifestasi Klinis
• Masa tunas 10 – 20 hari tanpa gejala.
• Stadium kabaral / prodormal.
• Stadium erupsi
• Stadium konvalesensi

Patofisiologi
Droplet > System retikulo endothelial > berklembang
biak > Menyebar ke seluruh tubuh > Gejala > Antibodi
membentuk ruam.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya
leukopeni.
• Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat
ditemukan adanya multinucleated giant sel yang khas.
• Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination
inhibition test dan complement fiksatior test akan
ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1–3
hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya
pada 2–4 minggu kemudian.
Penatalaksanaan Terapi
• Morbili merupakan suatu penyakit self–limiting, sehingga
pengobatannya hanya bersifat symtomatik, yaitu:
• Memperbaiki keadaan umum. o Antipiretika bila suhu
tinggi.
• Seldativum
• Obat batuk. Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder.
Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada
penderita morbili yang mengalami ensefalitis, yaitu:
 Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari.
 Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian • Riwayat kesehatan lalu.
a. Biodata • Riwayat kesehatan
• Anak yang sakit keluarga.
• Orang tua. • Riwayat kehamilan (anak
b. Riwayat kesehatan yang sakit). ANG…...x,
imunisasi……x, ada
• Keluhan utama. kelainan/tidak.
• RPS (demam tinggi, • Riwayat imunisasi (bayi
anoreksia, malaise, dll). dan anak).
• Riwayat nutrisi.
• Riwayat tumbuh kembang.
c. Pola aktivitas sehari-hari 1) Dirumah
Nutrisi / minum: 2) Dirumah sakit
1) Dirumah d. Pemeriksaan fisik
2) Dirumah sakit • K/U lemah
Tidur / istirahat: • TTV (suhu di atas 38oC)
1) Dirumah • Pemeriksaan mulai dari
2) Dirumah sakit kepala – musculoskeletal
Kebersihan: termasuk neurology
1) Dirumah
e. Pemeriksaan penunjang
2) Dirumah sakit
• Pemeriksaan darah
Eliminasi:
• Pemeriksaan sel giant
• Pemeriksaan serologis
f. Diagnosis keperawatan • Resiko terjadi komplikasi
• Gangguan kebutuhan berhubungan dengan
nutrisi kurang dari daya tahan tubuh yang
kebutuhan tubuh menurun.
berhubungan dengan • Kurangnya pengetahuan
anoreksia. orang tua tentang
• Ganguan peningkatan penyakit.
suhu tubuh berhubungan
dengan infeksi virus.
• Gangguan rasa aman dan
nyaman berhubungan
dengan adanya demam,
tidak enak badan, pusing,
mulut terasa pahit,
kadang-kadang muntah
Intervensi/Implementasi
a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
• Kriteria-standar:
- Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan
peningkatan yang tepat.
- Menunjukkan perilaku/perubahan pola hidup untuk
meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang tepat.
• Intervensi Keperawatan:
- Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak
memakai es).
• Rasional: untuk mengkompensasi adanya peningkatan
suhu tubuh dan merangsang nafsu makan
- Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan tidak
terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat
ketika diminum).
• Rasional: untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan
bernutrisi.
- Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup
atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi dengan
kuantitas yang sering.
• Rasional: untuk memudahkan mencerna makanan dan
meningkatkan asupan makanan.
- Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan
mulai membaik.
• Rasional: untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah
sakit.
b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus.
 kriteria – standart:
- Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh mencapai normal.
- Pasien menunjukkan tidak adanya komplikasi.
 Intervensi keperawatan:
- Memberikan kompres dingin / hangat.
• Rasional: untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh pada
pasien.
- Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretikum.
• Rasional: antipiretikum bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan
suhu tubuh.
- Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai
indikasi.
• Rasional: suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.
c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam, tidak enak
badan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan gatal.
 Kriteria – standart:
- Pasien menunjukkan kenyamanan, tidak merasa gatal lagi.
- Badan kelihatan segar dan tidak merasa pusing.
 Intervensi keperawatan:
- Bedaki tubuh anak dengan bedak salisil 1% atau lainnya atas resep dokter.
• Rasional: bedak salisil 1% dapat mengurangi rasa gatal pada tubuh anak.
- Menghindari anak tidak tidur di bawah lampu karena silau dan membuat tidak
nyaman.
• Rasional: lampu yang terlalu terang membuat anak silau dan menambah
rasa tidak nyaman.
- Selama demam masih tinggi tidak boleh dimandikan dan sering-sering dibedaki.
• Rasional: tubuh yang dibedaki akan membuat rasa nyaman pasa pasien.
- Jika suhu tubuh turun, untuk mengurangi gatal dapat dimandikan dengan PK atau
air hangat atau dapat juga dengan bethadine.
• Rasional: air hangat / PK dapat mengurangi gatal dan menambah rasa
nyaman.
d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang
menurun.
 kriteria – standart:
- Pasien menunjukkan peningkatan kondisi tubuh.
- Daya tahan tubuh optimal tidak menunjukkan tanda-tanda mudah terserang
panyakit.
 Intervensi keperawatan:
- Mengubah sikap baring anak beberapa kali sehari dan berikan bantal untuk
meninggikan kepalanya.
• Rasional: meninggikan posisi kepala dapat memberikan sirkulasi
udara dalam paru.
- Mendudukkan anak / dipangku pada waktu minum.
• Rasional: mencegah terjadinya aspirasi.
- Menghindarkan membaringkan pasien di depan jendela atau membawanya
keluar selama masih demam.
• Rasional: menghindarkan anak terkena angin dan menambah suhu
tubuh.
a. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
 Kriteria – standart:
- Orang tua menunjukkan mengerti tetang proses penyakit.
- Orang tua mengerti bagaimana pencegahan dan meningkatkan gizi
agar tidak mudah timbul komplikasi yang berat.
 Intervensi keperawatan:
- Memberikan penyuluhan tentang pemberian gizi yang baik bagi
anak, terutama balita agar tidak mudah mendapat infeksi.
• Rasional: memberikan pengetahuan kepada orang tua.
- Menjelaskan pada orang tua tentang morbili tentang hubungan
pencegahan dengan vaksinasi campak dan peningkatan gizi agar
tidak mudah timbul komplikasi yang berat.
• Rasional: memberikan pengetahuan kepada orang tua
tentang pencegahan penyakit anaknya.
Evaluasi
• Suhu tubuh normal / turun (36,7 oC – 37,6oC).
• Cairan dan nutrisi dalam tubuh seimbang.
• Tubuh tidak merasa gatal.
• Orang tua / keluarga mengerti mengenai penyakit
morbili dan pencegahannya
Thank You

Anda mungkin juga menyukai