Anda di halaman 1dari 9

MULTYPEL TRAUMA

Kelompok 2
Khofi Indaka AK 118088
Lia Yuliana AK 118092
Marcella AK 118098
M. Jaenudin Ca AK 118096
Tri Arieyanto H AK 118193
Via Yulianengsih AK 118197
Yayah Badriah AK 118204
Yuliana Nurannisa AK 118208
PENGERTIAN

Definisi multiple trauma


Multiple Trauma dapat didefinisikan sebagai cedera pada minimal dua sistem organ yang menyebabkan
kondisi yang mengancam jiwa. Secara khusus, Multiple Trauma adalah suatu sindrom dari cedera multiple
dengan derajat keparahan yang cukup tinggi dengan Injury Severity Score (ISS) > 16 yang disertai dengan
reaksi sistemik akibat trauma yang kemudian menimbulkan terjadinya disfungsi atau kegagalan dari organ
yang letaknya jauh dan sistem organ yang vital yang tidak mengalami cedera akibat trauma secara langsung.
(Trentz, 2000).
Manifestasi Klinis
Manifestasi berupa disfungsi beberapa organ tubuh yaitu :
1. Disfungsi otak : delirium
2. Disfungsi paru-paru : hipoksia
3. Disfungsi jantung dan pembuluh darah : syok dan edema
4. Disfungsi ginjal : oliguria
5. Disfungsi saluran pencernaan : ileus
6. Disfungsi liver : hiperbilirubinemia
7. Disfungsi hematologi : koagulopati dan anemia (Gerard M. D 2006)
Selain disfungsi beberapa organ tubuh juga terjadi gangguan terhadap system imunitas tubuh pasien berupa sapresi
imun. Syndrome tersebut dikenal dengan multiple organ dyafunction syndrome (MODS). MODS kemudian akan
menyebabkan terjadinya multiple organ failure (MOF) yang kemudian berakhir dengan kematian (Gerard M D, 2006).
Komplikasi
1) Kerusakan arteri Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT menurun, sianosis
bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh emergency splinting,
perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi dan pembedahan. 2) Kompartemen syndrom.Kompartement
sindrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam
jaringan parut. Ini disebabkan oleh odema atau peredaran arah yang menekan otot, tulang, saraaf danpembuluh darah.
Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat. 3) Fat embolism syndrom Kompilasi
serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone
marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah yang ditandai dengan gangguan
pernafasan, takikardi, hipertensi, takipneu dan demam. 4) Infeksi Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada
jaringan. Pada trauma orthopedik infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk kedalam. Ini biasanya terjadi pada
kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena pengunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat . 5)
Avaskuler nekrosis Avaskuler Nekrosis (AV) terjadi karena aliran daarah ke tulang rusak atau terganngu yang bisa
menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkman Ischemia. 6) ShockShock terjadi karena kehilangan
banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebakan menurunnya oksigenasi
Patofisiologi
Etiologi
​ rauma dapat disebabkan oleh benda tajam, benda tumpul, atau peluru. Luka tusuk dan luka tembak pada suatu rongga dapat di kelompokan dalam kategori
T
luka tembus. Untuk mengetahui bagian tubuh yang terkena,organ apa yang cedera ,dan bagaimana derajat kerusakannya, perlu diketahui biomekanik
terutama cedera pada trauma dapat terjadi akibat tenaga dari luar berupa benturan, perlambatan (deselerasi), dan kompresi, baik oleh benda tajam , benda
tumpul, peluru, ledakan, panas, maupun zat kimia . Akibat cedera ini dapat menyebabkan cedera muskuloskeletal dan kerusakan organ.
Cedera traumatis dapat disebabkan oleh banyak hal. Beberapa penyebab yang paling umum adalah:
• Terjatuh
• Kecelakaan
• Trauma akibat benda tumpul pada kepala atau bagian tubuh lainnya
• Luka bakar
• Luka tusuk
Apabila mengalami cedera yang parah, organ tubuh biasanya akan berhenti bekerja. Hal ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk melindungi organ
tersebut. Tubuh berusaha untuk menyimpan sebanyak mungkin energi untuk proses penyembuhan. Namun, adanya faktor lain seperti pendarahan dapat
mempersulit proses pemulihan, sehingga harus segera diberikan pertolongan medis.
Trauma adalah penyebab kematian utama pada usia di bawah 44 tahun di Amerika Serikat (AS). Di Indonesia, trauma menjadi penyebab kematian utama
pada kelompok umur 15 – 24 tahun, dan nomor 2 pada kelompok usia 25 – 34 tahun. Penyebab umumnya ialah kecelakaan lalulintas, diikuti jatuh dari
ketinggian, luka bakar dan karena kesengajaan (usaha pembunuhan atau kekerasan lain dan bunuh diri). Salah satu perintis pelayanan kedaruratan medik
termasuk kasus trauma adalah Dr. Adams R. Cowley, dari beliau muncul konsep “The golden hour”. Pelatihan Advanced Trauma Life Support (ATLS) dimulai
pada tahun 1980 di Alabama, AS, dan atas prakarsa Dr. Aryono D.
Pusponegoro, Ketua Komisi Trauma IKABI pusat, mulai 1995 kursus ATLS terselenggara di Indonesia. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dalam kurun
waktu Januari sampai Juli 2014 dengan jumlah pasien meninggal di instalasi gawat darurat bedah Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
sebanyak 58 pasien. Melalui penelitian ini akan ditelusuri penyebab kematian dilihat dari segi pertolongan pertama ketika pasien datang ke instalasi gawat
darurat, dengan mengacu kepada prosedur Advanced Trauma Life Support (ATLS) yang biasa diterapkan. Hasilnya, pasien meninggal di
instalasi gawat darurat bedah Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dari Januari sampai Juli 2014 sebanyak 58 pasien, sebanyak 6 pasien (10,34%)
meninggal pada satu jam pertama, 12 pasien (20,68%) meninggal pada satu sampai enam jam pertama. Dinilai dari segi prosedur Advanced Trauma Life
Support (ATLS), mayoritas mengalami kegagalan pada tahap disability (D), yaitu sebanyak 41 pasien
meninggal (70,06%), pada tahap circulation (C) sebanyak 10 pasien (17,24%), pada tahap breathing
(B) sebanyak 6 pasien (10,34%) dan tahap airway (A) sebanyak 1 pasien (1,72%).
Pemeriksaan penunjang

1. Radiologi
2. Pemeriksaan X-ray untuk screeningtrauma tajam
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. MRI
5. Angiografi untuk kemungkinan kerusakan vena hepatic
6. CT Scan
7. Radiograf dada mengindikasikan peningkatan
diafragma,kemungkinan pneumothorax atau fraktur tulang
rusuk VIII-X.
Daftar Pustaka
https://docplayer.info/44186580-Bab-ii-kajian-pustaka-multiple-trauma-adalah-suatu-sindrom-dari-cedera-multipel-dengan-derajat-
keparahan.html
NANDA. (2014). Nursing Diagnosis: definitions and Classification 2015-2017. Tenth Edition. ​NANDA International
Carpenito, Lynda J., Moyet. (2013). BukuSaku Diagnosis Keperawatan. Ed. 13. Jakarta: EGC
Yoga,Manitus. Trauma Kepala. Scribd https://www.scribd.com/document/77758467/Patofisiologi-Cedera-Kepala diakses pada 6 Juni
2021
https://id.scribd.com/doc/307080061/MAKALAH-TRAUMA-MULTIPLE-doc diakses 06 juni 2021
jurnal.um-palembang.ac.id/syifamedika/article/download/1339/pdf diakses 06 juni 2021
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai