Wilis Sukmaningtyas
Pilihan anastesia-reanimasi
2. Jenis kelamin
Wanita anastesia umum (emosional dan rasa malu lebih dominan)/ anastesia regional +obat sedatif
Pria anastesia umum dan regional
3. Status fisik
Penyakit sistemik yang sedang diderita,komplikasi dari penyakit primernya dan terapi yang sedang dijalaninya. Mengingat
adanya interaksi antara penyakit sistemik /pengobatan yang sedang dijalanidengan tindakan/ obat anastesi yang digunakan.
4. Jenis operasi
Ada 4 pilahan masalah/ empat “SI”:
Lokasi operasi
Kepala leher anastesi umum
Abdominal bawah, anus dan ekstremitas bawah anastesi regional blok spinal
Posisi operasi
Tengkurap anastesi umum
Manipulasi operasi
Manipulasi intra abdominal dengan segala resikonya anestesi umum
Durasi operasi
Berlangsung lama anastesia umum
Ada 3 jenis anestesia-analgesia
1. Anastesia umum
2. Analgesia lokal
3. Analgesia regional
I. Anestesia umum
Merupakan suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh
hilangnya rasa nyeri diseluruh tubuh akibat pemberian obat anestesia
Propofol Hipnotik
Triopenton Hipnotik
Pemakaian kombinasi obat anastetik iv yang berkhasiat hipnotik, analgetik, dan relaksasi otot
secara berimbang
Komponen trias anestesi yang dipenuhi: hipnotik analgesia, dan relaksasi otot
Indikasi : operasi yang membutuhkan relaksasi lapangan operasi optimal.
Kontra indikasi: yang absolut tidak ada. Pilihan obat disesuaikan dengan penyakit yang diderita
pasien.
penyulit: berhubungan dengan efek samping obat dan pemasangan PET
Tata laksananya:
Pasien telah disiapkan sesuai dengan pedoman
Pasang alat pantau yang diperlukan
Siapkan alat-alat dan obat-obat resusitasi
Siapkan alat bantu nafas manual/mekanik/mesin anestesi
Induksi dapat dilakukan dengan diazepam + ketamin atau hipnotik lainnya, dilanjutkan dengan pemberian
suksinil kholin iv untuk fasilitas intubasi
Berikan nafas buatan melalui sungkup muka dengan O2 100% mempergunakan alat bantu nafas sampai
fasikulasi hilangdan otot rahang relaksasi
Lakukan laringoskop dan pasang PET
Fiksasi PET dan hubungkan dengan alat bantu nafas / mesin anestesi
Berikan obat anestesi iv secara intermiten atau tetes kontinyu
Pernapasan pasien dikendalikan secara mekanik /manual dengan bantuan tangan dan berikan oksigen
sesuai kebutuhan
Selesai operasi , pemberian obat-obatan dihentikan dan pernafasan pasien dipulihkan dengan pemberian
obat antikholinesterase, yaitu: neostigmin dan dikombinasi dengan atropin
Setelah kelumpuhan otot pulih dan pasien mampu bernafas spontan, dilakukan ekstubasi PET setelah air
liur atau benda cair lain di rongga mulut dibersihkan/diisap pada PET
Anestesia-Analgesia Neurolept
Inhalasi melalui ETT dan pemakaian obat pelumpuh otot non depolarisasi, selanjutnya dilakukan nafas
kendali
Komponen trias anstesi yang dipenuhi: hipnotik, analgesia dan relaksasi otot
Indikasi: kraniotomi, torakotomi, laparotomi, posisi miring/ tengkurap, berlangsung lama (>1jam)
Kontra indikasi: berhunbungan dengan obat yang digunakan
Penyulit: berhubungan dengan efek samping obatm, pemasangan ETT dan ventilasi mekanik
Tata laksananya:
Pasien telah disiapkan sesuai dengan pedoman
Pasang alat pantau yang diperlukan
Siapkan alat-alat dan obat-obat resusitasi
Siapkan mesin anestesi dengan sirkuitnya dan gas anestesi yang dipergunakan
Induksi dengan pentothal atau dengan obat hipnotik yang lain
Berikan obat pelumpuh otot suksinil kholin iv secara cepat untuk fasilitasi intubasi
Berikan nafas buatan melalui sungkup muka dengan O2 100% mempergunakan fasilitas mesin anestesi sampai
fasikulasi hilang dan otot rahang relaksasi
Lakukan laringoskopi dan pasang ETT
Fiksasi ETT dan hubungkan dengan mesin anestesia
Berikan salah satu kombinasi obat inhalasi tersebut dan obat pelumpuh otot non depolarisasi secara iv
Kendalikan nafas pasien secara manual atau mekanik dengan volume dan frekuensi nafas disesuaikan
dengan kebutuhan pasien
Pantau tanda vital secara kontinyu dan periksa analisis gas darah apabila ada indikasi
Apabila operasi sudah selesai, hentikan aliran gas N2O dan berikan O2 100% (4-8 liter/menit) selama 2-5
menit.
Berikan penawar obat pelumpuh otot, yaitu neostigmin bersama atropin
Ekstubasi ETT dilakukan apabila pasien sudah bernafas spontan adekuat dan jalan nafas( ongga mulut,
hidung dan pipa endotrakea) sudah bersih
C. Anastesi Imbang
Analgesia yang dilakukan dengan cara menyuntikkan abat anestetik lokal pada
daerah atau disekitar lokasi pembedahan yang menyebabkan hambatan konduksi
impuls aferen yang bersifat temporer
Jenis-Jenis Anestesia Lokal
A. Topikal
B. Infiltrasi lokal
C. Blok lapangan
A. Analgesia Topikal
Dengan cara menempatkan obat anestetik lokal dengan cara oles, semprot atau tetes pada permukaan
mukosa atau jaringan atau pada rongga tubuh
Indikasi: endoskopi.keteterisasi saluran kemih, anelgesia lokal pada luka memar, cabut gigi.
Kontra indikasi: pasien tidak kooperatif dan pasien menolak
Obat dan kemasannya
Larutan lidokain 2 %, bupivakain 0,5%dan lain-lain
Semprot (spray), yaitu: “Xylocain Spray”
Pasta/jeli (lidonest 10%)
Tetes mata (tetrakain)
Penyulit
Angka kegagalan tinggi
Pasien tidak kooperatif
Intoksikasi obat analgetik lokal (jarang)
Caranya:
Menempelkan kain kasa yang telah dibasahi dengan larutan obat anastetik lokal konsentrasi 1-2 %
Semprot, obat anestetik lokal disemprotkan pada permukaan, digunakan larutan semprot
Oleskan, obat anastetik lokal berupa salep/pasta dioleskan pada permukaan mukosa
Instalasi dengan alat suntik, obat anestesia lokal disemprotkan kesaluran, misalnya uretra
Tetes mata, obat tersebut diteteskan pada mata
B. Analgesia Lokal Infiltrasi
Tindakan analgesia yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat anastesia lokal
pada lokasi serat saraf yang menginervasi regio tertentu, yang menyebabkan
hambatan konduksi impuls aferen yang bersifat temporer
Jenis-jenis analgesia regional
A. Blok saraf
B. Blok fleksus brakhalis
C. Blok spinal sub araknoid
D. Blok spinal epidural
E. Blok regional intravena
A. Blok Saraf
Tindakan analgesia regional dengan cara menyuntikkan abat analgetik lokal didaerah perjalanan urat saraf
yang melayani daerah yang akan di eksplorasi.
Obat disuntikkan jauh dari daerah lapangan operasi, biasanya untuk operasi didaerah ekstremitas dan untuk
area yang diinervasioleh saraf tertentu
Indikasi blok saraf:
Operasi dilengan bawah dan tangan, dilakukan blok pada nervus radialis, medianus dan nervus ulnaris
Operasi didaerah tungkai bawah, dilakukan blok pada nervus iskiadikus atau femoralis atau peronius, untuk kaki
dilakukan pada nervus tibialis
Konta indikasi
Pasien tidak kooperatif dan paien menolak
Persiapan
Rutin
Alat pantau yang diperlukan
Kit emergensi
Obat anestetik lokal isobarik (prokain 2 %, lidokain 1-2%, bupivakain 0,5%)
Penyulit
Angka kegagalan tinggi
Pasien tidak kooperatif
Intoksikasi obat
Neuropati
Caranya:
Desinfektan area
Suntikkan obat anestetik lokal pada lokasi yang paling mudah dicapai dari perjalanan saraf tersebut,
misalnya blok nervus ulnaris pada sulkus ulnaris
Sebelum memasukkan obat, lakukan aspirasi untuk meyakinkan bahwa ujung jarum berada diluar
pembuluh darah
Tunggu 5-10 menit guna menunggu mulai kerja obat
B. Blok pleksus brakialis
Tindakan analgesia regional dengan cara menyuntikkan obat anestetik lokal didaerah perjalanan fleksus brakhialis yang
melayani ekstremitas superior
Blok regional yang dilakukan dengan jalan menyuntikkanobat anastetik lokal kedalam ruang sub arakhnoid
melalui tindakan fungsi lumbal
Indikasi: abdominal bawah dan inguinal, anorektal dan genital eksterna, ekstremitas inferior
Kontra indikasi: pasien tidak kooperatif, pasien menolak, gangguan faal hemostasis, penyakit saraf otot,
infeksi didaerah lumbal, dehidrasi, syok, anemia, SIRS, kelainan tulang belakang.
Blok subaraknoid
Penyulit
Persiapan
Bradikardi dan hipotensi (seringkali terjadi)
Rutin
Hipoventilasi sampai henti nafas
Alat pantau yang diperlukan
Blok spinal total
Kit emergensi
Menggigil
Obat anestetik lokal hiperbarik(lidokain 5% /
bupivakain 0,5%) Pasien tidak kooperatif
Berikan infus tetes cepat (hidrasi akut) sebanyak 500- Intoksikasi obat
1000 ml dengan kristaloid atau koloid Kegagalan blok
Jarum khusus fungsi lumbal Nyeri kepala
Larutan epedrin yang mengandung 5 mg/ml Nyeri pinggang
Neuropati (sindroma kauda ekuina)
Retensio urin
Caranya
Pasang alat antau yang diperlukan
Pungsi lumbal dapat dilakukan dengan posisi pasien tidur miring kekanan atau kekiri atau duduk, sesuai dengan indikasi
Desinfektan area pungsi lumbal dan tutup dengan duk steril
Lakukan pungsi lumbal dengan jarum spinal ukuran paling kecil pada celah interspinosum lumbal 3-4 atau 4-5 sampai
keluar cairan likuor
Masukkan obat anestetik lokal yang dipilih sambil melakukan barbotase
Tutup luka tusukan dengan kasa steril
Atur posisi pasien sedemikian rupa agar posisi kepala dan tungkai lebih tinggi dari badan
Nilai ketinggian blok dengan skor “bromage”
Segera pantau tekanan darah dan denyut nadi
D. Blok Spinal Epidural
Tindakan blok regional yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat analgetik
lokal ke dalam ruang epidural
Tindakan blok regional yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestetik lokal kedalam ruang
epidural melalui tindakan pungsi lumbal
Indikasi: abdominal bawah dan inguinal, anorektal dan genitalia eksterna, ekstremitas inferior
Kontra indikasi: pasien tidak koopertif, pasien menolak, gangguan faal hemostasis, penyakit saraf oto,
infeksi didaerah fungsi lumbal,dehidrasi, syok anemia, SIRS, kelainan tulang belakang( termasuk artritis,
kelainan anatomi)
Penyulit
Persiapan
Blok total (durameter tembus sehingga obat masuk
Rutin
kedalam ruang subarakhnoid)
Alat bantu yang diperlukan
Intoksikasi obat
Kit emergensi
Kegagalan blok
Obat yang digunakan, larutan anastetik lokal
Bradikardi dan hipotensi
isobarik(lidokain 5%/ bupivakain 0,5%)
Depresi nafas
Berikan infus tetes cepat(hidrasi akut) sebanyak 500-
1000 ml dengan kristaloid atau koloid Menggigil
Jarum dan kateter epidural no 18G atau 16G Mual-muntah
Larutan epedrin yang mengandung 5 mg/ml Pasien tidak kooperatif
Neuropati
Nyeri pinggang
Caranya:
Pasang alat pantau yang diperlukan
Posisi pasien tidur miring kekanan atau ke kiri sesuai dengan posisi untuk melakukan pungsi lumbal
Desinfeksi area pungsi lumbal dan tutup dengan duk lubang steril
Lakukan pungsi lumbal dengan jarum epidural nomor 18G atau 16G pada celah interspinosum lumbal 3-4 atau 4-5 sampai menembus
ligamentum flavum
Lakukan uji bebas tahanan (sebagai tanda bahwa ujung jarum suda berada diruang epidural) dengan spuit berisi udara atau cairan isotonis
Masukkan kateter epidural melalui jarum epidural ke arah kranial sampai kateter yang berada diruang epidural sepanjang 2-5 cm
Masukkan obat lidokain 2 % atau obat lain sebanyak 20-30 ml sambil dilakukan aspirasi
Setelah selesai tindakan, posisi pasien diatur sedemikian rupa agar posisi kepala dan tungkai lebih tinggi dari badan
Nilai ketinggian blok dengan skor “bromage”
Segera pantau tekanan darah dan denyut nadi
Blok epidural kaudal
Blok regional yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestetik lokal ke dalam ruang epidural
melalui suntikan pada hiatus sakralis
Indikasi: hanya untuk operasi didaerah anorektal dan genitalia eksterna
Kontra indikasi: pasien tidak kooperatif, pasien menolak, gangguan faal hemostasis, penyakit saraf otot,
infeksi didaerah anorektal, dehidrasi,syok, anemia, SIRS, kelainan tulang sakrum
Blok epidural kaudal
Persiapan Penyulit
Rutin Kegagalan blok
Alat pantau yang diperlukan Intoksikasi obat
Kit emergensi Pasien tidak kooperatif
Jarum suntik 10 ml Neuropati sebagai komplikasi lanjut
Obat yang digunakan, larutan anestetik
isobarik(lidokain 2%, bupivakain 0,5%)
Caranya:
Pasang alat pantau yang diperlukan
Posisi pasien tidur miring kekanan atau ke kiri sesuai dengan posisi untuk melakukan pungsi lumbal
Desinfeksi area pungsi lumbal atau kaki yang dibawah lurus sedangkan kaki yang diatas ditekuk maksimal
Lakukan suntikan pada hiatus sakralis dengan jarum suntik 10 ml kearah kranial
Lakukan uji bebas tahanan (sebagai tanda bahwa ujung jarum suda berada diruang epidural) dengan spuit berisi udara
atau cairan isotonis
Masukkan obat lidokain 2 % atau obat lain sebanyak 10 ml sambil dilakukan aspirasi
Setelah selesai tindakan, posisi pasien dikembalikan terlentang datar
Keberhasilan blok dinilai dengan melihat perubahan penis menjadi dilatasi
pantau tekanan darah dan denyut nadi
Blok analgesia regional intravena
Blok yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat anastetik lokal kedalm venayang telah dieksangunasi secara
tertutup baik pada ekstremitas superior maupun pada ekstremitas inferior
Indikasi: operasi didaerah siku dan lengan bawah, operasi didaerah lutut dan tungkai bawah
Kontra indikasi: pasien tidak kooperatif,pasien menolak,gangguan faal hemostasis
E. Blok analgesia regional intravena
Persiapan Penyulit