Anda di halaman 1dari 23

Kritisi Jurnal

PENGARUH PENENTUAN KEJADIAN REAKSI KUSTA


BERDASARKAN REAKSI BIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS
PADA PENDERITA KUSTA DI RS NAOB KABUPATEN
Azarien Aulia TTU
2007501010041

Ahmad Irfan Anshory 2007501010143

Pembimbing:
dr. Sulamsih Sri Budini, Sp. KK, FINSDV
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2021
Latar Belakang
• Reaksi kusta merupakan episode akut Ada 2 jenis penyakit kusta reaksi, yaitu:

pada riwayat kusta sebagai akibat


1. reaksi tipe I (Reversal Reaction)
perubahan mendadak pada sistem
2. reaksi tipe II (Erythema Nodusum
kekebalan. Leprosum).

• Reaksi kusta bisa terjadi sebelumnya,


selama, dan setelah perawatan
Data dari Kementerian Kesehatan RI di 2018,
Penyakit kusta merupakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada
penyakit dengan prevalensi Tahun 2017 terdapat 405 kasus baru dengan
tertinggi di Asia Tenggara, CDR 7,6 /100.000 penduduk, dengan tingkat
dan Indonesia sendiri prevalensi 0,8 / 10.000 penduduk.
menempati urutan ketiga
penyumbang kasus kusta Rumah Sakit Kusta Naob merupakan
terbesar. di dunia setelah salah satu Unit Pelaksana Teknis
India dan Brasil. (Technical
Implementation Unit/ UPK) di Kabupaten
Pada tahun 2017, WHO menyatakan bahwa Timor Tengah Utara (TTU) yang melayani
Jumlah kasus baru kusta di Indonesia pun pasien kusta.
14.397 kasus dengan Case Detection Rate
(CDR) 5.43/ 100.000 penduduk dengan
jumlah penderita kusta kasus 19.033 (angka
prevalensi 0,72 / 10.000 populasi)
Pada tahun 2018, dari 45
penderita kusta, 8 orang
(17,7%) mengalami reaksi pada tahun 2020 terdapat 19
kusta, 3 di antaranya cacat
penderita kusta, 5 diantaranya
mengalami reaksi kusta tanpa
disabilitas
Jumlah penderita
kusta dan reaksi kusta
di RS Kusta Naob

Pada tahun 2019 terdapat 35


penderita kusta, 7
diantaranya mengalami reaksi
kusta dan kecacatan
Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-faktor


determinan reaksi kusta berdasarkan reaksi biologis dan psikologis pada penderita
kusta di RS Naob Kabupaten TTU.
Metode Penelitian
• Desain

cross-sectional
• Lokasi Penelitian

RS Naob Kabupaten TTU


• Sampel

penderita kusta yang mengalami reaksi kusta tipe I dan II


Metode Penelitian

Penelitian survei analitik dengan desain cross-sectional. Analisis


data meliputi univariat, bivariat dengan uji chi square, dan
multivariat dengan uji regresi logistik. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah teknik total sampling. Penyajian data
dalam penelitian ini dalam bentuk tabel dan narasi.
Hasil
Pengaruh Faktor Penentu Kejadian Reaksi Kusta

Tidak Parah Berat


Reaksi Kusta T o ta l p -v a lu e
n % n % n %
Jenis Penyakit Kusta
Tipe MBP 21 5 1 ,2 20 4 8 ,8 4 1 6 3 ,1
Tipe PBT 4 1 6 ,7 20 8 3 ,3 2 4 3 6 ,9
Durasi Penyakit 0 ,0 1 2
Baru 16 5 9 ,3 11 4 0 ,7 2 7 4 1 ,5
Lama 9 2 3 ,7 29 7 6 ,3 3 8 5 8 ,5
Total 25 3 8 ,5 40 6 1 ,5 65 100
0 ,0 0 8
Disabilitas
Ringan 18 5 8 ,1 13 4 1 ,9 3 1 4 7 ,7
Berat 7 2 0 ,6 27 7 9 ,4 4 4 5 2 ,3
Total 25 3 8 ,5 40 6 1 ,5 65 100
0 ,0 0 4
Stres
Ringan 15 6 0 ,0 10 4 0 ,0 2 5 3 8 ,5
Berat 10 2 5 ,0 30 7 5 .0 4 0 6 1 ,5
T o ta l 25 3 8 ,5 40 6 1 ,5 65 100
0 ,0 1 0
Langkah Regresi Logistik Multivariat 1

  B S. Wald Df Sig Exp (B) 95% CI untuk EXP (B)


E

Rendah Tinggi

Jenis Kusta 2.098 .885 5.619 1 .018 8.146 1.438 46.151

Durasi 2.333 .785 8.825 1 .003 10.304 2.211 48.011


Penyakit

Disabilitas 2.108 .748 7.935 1 .005 8.228 1.899 35.656

Stres 1.551 .759 4.171 1 .041 4.715 1.064 20.881


Pemodelan Akhir Analisis Multivariate

  B S.E Wald Df Sig Exp (B) 95% CI untuk EXP (B)

Rendah Tinggi

Jenis Kusta 2.098 .885 5.619 1 .018 8.146 1.438 46.151

Durasi 2.333 .785 8.825 1 .003 10.304 2.211 48.011


Penyakit

Disabilitas 2.108 .748 7.935 1 .005 8.228 1.899 35.656

Stres 1.551 .759 4.171 1 .041 4.715 1.064 20.881


Diskusi
Analisis Faktor Jenis Kusta dengan Kusta Reaksi

menurut peneliti ini menunjukkan bahwa jenis kusta merupakan


salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya reaksi kusta. karena
secara umum kusta MB memiliki gejala yang lebih parah
Diskusi
Analisis Lama Sakit dengan Kusta Reaksi

Semakin banyak Reaksi tipe II atau ENL


Mycobacterium leprae dapat terjadi jika penderita
yang mati atau rusak kusta sudah lama tidak
dan menjadi antigen mendapat pengobatan
yang memicu reaksi sehingga banyak antigen
kusta dari kuman kusta memicu
respon imun
Analisis Faktor Disabilitas dengan Kusta Reaksi

Menurut Reaksi kusta Terjadinya defek Reaksi kusta dapat


peneliti yang tidak pada penderita berlangsung beberapa
karena didiagnosis, kusta disebabkan minggu hingga
kecacatan diobati, dan oleh rusaknya beberapa bulan dan
dan reaksi ditangani fungsi saraf tepi dapat mengakibatkan
kusta sangat secara baik oleh kuman kecacatan permanen.
erat memadai maupun akibat Pencegahan,
kaitannya akan peradangan saraf penemuan, dan
satu sama menyebabkan (neuritis) pada penanganan disfungsi
lain kecacatan. saat terjadi reaksi neurologis menjadi
kusta prioritas utama dalam
pemberantasan
penyakit kusta
Analisis Faktor Stres dengan Reaksi Kusta

1 2 3

Menurut Sebagian besar Dalam keadaan


peneliti karena responden stres, tubuh akan
stres dapat menunjukkan ciri- mengalami
menyebabkan ciri stres seperti gangguan umum
penurunan rasa kering di yang dapat memicu
imunitas mulut, menggigil, reaksi kusta.
sehingga dapat panik, dan jantung
memicu reaksi berdebar-debar
penyakit kusta tanpa aktivitas
fisik
Hasil Penelitian
● Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara reaksi biologis
(Jenis Kusta, Lama Sakit dan Cacat), dan ada hubungan yang signifikan
antara reaksi psikologis (Stres) dengan kejadian reaksi kusta pada pasien
di RS Naob. Kabupaten TTU dengan p-value <α (0,05). Secara simultan
variabel bebas (Jenis Kusta, Lama Sakit, Cacat dan Stres) berpengaruh
sebesar 55% terhadap variabel terikat (Reaksi Kusta) pada penderita kusta di
RSUD Naob Kabupaten TTU. Variabel bebas yang paling berpengaruh
adalah lamanya sakit.
Kesimpulan

Ada pengaruh yang signifikan antara jenis reaksi kusta, lama sakit, kecacatan, dan stres
dengan kejadian reaksi kusta pada masyarakat. Penderita kusta di RS Naob Kabupaten
TTU dan variabel lama sakit sebagai reaksi biologis memiliki pengaruh paling dominan
terhadap kejadian reaksi kusta pada penderita kusta di rumah sakit, dengan kata lain
penderita kusta yang memiliki riwayat penyakit yang lama memiliki risiko 10.304 kali
lebih tinggi untuk mengalami reaksi tersebut. dibandingkan dengan penderita kusta baru
Kritisi Jurnal
Diagnostik
1 Apakah terdapat ketersamaan dengan
baku emas (Gold Standard)?
Dimana kusta terjadi akibat perubahan system
-Ya kekebalan tubuh secar tiba-tiba. Reaksi kusta dapat
terjadi sebelum, selama dan setelah pengobatan.
.

Reaksi kusta bisa terjadi sebelumnya, selama, dan


2 Apakah sampel subyek penelitian
setelah perawatan. Ada 2 jenis penyakit kusta reaksi,
meliputi spektrum penyakit dari yang yaitu:
1. reaksi tipe I (Reversal Reaction)
ringan sampai berat, penyakit terobati
2. reaksi tipe II (Erythema Nodusum Leprosum)
dan tidak dapat terobati ?
Di Reaksi kusta tipe I, sangat penting dilakukan kenali
-Tidak dan perlakukan dengan tepat, jika tidak, bisa menjadi
kerusakan saraf yang cepat dan luas saat dalam tipe
ringan II reaksi, bisa langsung menghilang tapi parah
reaksi tipe II dapat bertahan selama bertahun-tahun
3 Apakah lokasi penelitian
disebutkan dengan jelas
Lokasi penelitian ini adalah pada pasien penderita kusta di RS
-Ya
Naob Kabupaten TTU

4 Apakah presisi uji


diagnosa dan variasi
Penelitian survei analitik dengan desain cross-sectional.
pengamat dijelaskan ?
Analisis data meliputi univariat, bivariat dengan uji chi
-Ya
square, dan multivariat dengan uji regresi logistik. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik total
sampling. Penyajian data dalam penelitian ini dalam bentuk
tabel dan narasi.
5 Apakah istilah “normal” Peneliti hanya menjelaskan temuan kelainan yang didapatkan tetapi
dijelaskan ? tidak diterangkan secara jelas bagaimana kondisi normal
seharusnya
-Tidak

6 Apabila uji diagnosa yang


Peneliti tidak menjelaskan uji diagnosa, Penelitian ini dilakukan
diteliti merupakan bagian dari
melalui questioner yang diberikan kepada 65 pasien penderita
suatu kelompok uji diagnosa,
apakah kontribusinya pada kusta yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
kelompok uji diagnosa tersebut
pengaruh faktor-faktor determinan reaksi kusta berdasarkan
dijelaskan ?
reaksi biologis dan psikologis pada penderita kusta di RS Naob
-Tidak
Kabupaten TTU.
7 Apakah cara dan teknik melakukan
uji diagnosa yang sedang diteliti
dijelaskan sehingga dapat
direplikasi ? Penelitian ini tidak menegaskan adanya uji diagnostic yang
sedang diteliti.
-Tidak

8 Apakah kegunaan uji diagnosa


yang sedang diteliti disebutkan ? Penelitian ini tidak menegaskan Uji diagnosa yang dilakukan

kepada pasien. Peneliti menggunakan logistik multivariat


-Tidak
metode regresi untuk melihat pengaruh dari beberapa variabel

independen pada satu variabel dependen diuji pada waktu yang

sama. Variabel yang dilanjutkan dengan multivariat adalah jenis

kusta, durasi penyakit, kecacatan, dan stres.


Kesimpulan

Berdasarkan hasil telaah kritis jurnal didapatkan dari 8 pertanyaan yang


memiliki jawaban “Ya” adalah sebanyak 3 pertanyaan, “Tidak” sebanyak 5
pertanyaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa jurnal dengan judul
“Pengaruh Penentuan Kejadian Reaksi Kusta Berdasarkan Reaksi
Biologis dan Psikologis pada Penderita Kusta di RS Naob Kabupaten
TTU” ini tidak di rekomendasikan, dan tidak layak untuk diadaptasikan
sebagai sebuah penelitian lanjutan di RSUDZA.
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai