NSAID Chiropractic
DIET
TERAPI
• PEMERIKSAAN RADIOLOGI
b. Pembengkakan, nyeri • Imobilisasi yang baik adalah dengan pading (bantalan) dan
fiksasi ekstremitas pada posisi yang nyaman
c. Keterbatasan gerak dalam 2-3 jam
Tanda dan gejala Dislokasi :
d. Rongent untuk mengetahui
a. Asimetris dari sendi
kemungkinan fraktur
b. Nyeri
Tindakan : c. Bengkak
• Istirahatkan bagian yang cedera d. Kehilangan fungsi
• Kompres es Tindakan :
• Tinggikan bagian yang cedera • Reposisi secara tertutup atau terbuka dengan kontrol anesthesi
• Imobilisasi dengan bantalan lunak
• Bebat dengan verban elastis.
• Terapi analgetik
• Kolaborasi dalam pemberian analgetik
LUKA TERBUKA
• Inspeksi (look) : • Reduksi dilakukan dengan segera dengan cara traksi (menarik)
dan gentle
– Raut muka pasien, cara
• Bila ada tahanan pada saat reduksi jangan dipaksa, lakukan
berjalan/duduk/tidur.
pembidaian pada posisi yang nyaman menurut pasien
– Lihat kulit, jar lunak, tulang dan sendi.
Hasil penelitian asuhan
keperawatan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elly Apriliya Tri Utamidan Mellia Silvy Irdianty, S.Kep., Ns. Di
IGD RSUD Dr.Moewardi Surakarta pada tahun 2019 di dapatkan hasil asuhan keperawatan dengan diagnose
medis 1/3 distal humerus sinistra dengan fragmen fraktur angulasi ke lateral, disertai soft tissues lost
sweeling dan emfisema subkutis.Yaitu :
•Pengkajian yang didapatkan nyata pada kasus tersebut adalah pasien mengeluhkan nyeri lengan kiri karena
terjadi patah tulang pada lengankirinya.
•Diagnosa Keperawatan yang muncul pada kasus tersebut ialah nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis dibuktikan dengan pasien terlihat meringis kesakitan, bersikap protektif dan sulit tidur
•Intervensi yang dilakukan adalah berfokus pada pemeberian teknik non farmakologi relaksasi nafas dalam
•Implementasi dilakukan selama 1x8 jam diruang ROI IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan melakukan
relaksasi nafas dalam selama 15 menit sebelum memberikan obatanalgesik.
•Evaluasi keperawatan pada pasien yang dilakukan selama 1x6 jam dengan menggunakan SOAP, masalah
nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis teratasi sebagian karena kriteria hasil dalam tujuan
belum tercapai. Pasien dipindahkan ke bangsal untuk perawatan lebih lanjut.
Trend dan issue trauma
muskuloskletal
POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN
MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA
MANUAL HANDLING BAGIAN ROLLING MILL
Hasil penelitian ini yaitu sebanyak 73,34% (11 orang) postur kerja
pekerja dengan kategori sangat tinggi, 73,34% (11 orang) pekerja
mengalami keluhan MSDs dengan kategori sedang. Nilai koefi sien
korelasi spearman sebesar 0,770 yang artinya ada hubungan yang
sangat kuat antara postur kerja dengan keluhan MSDs. Postur kerja
yang tidak ergonomi atau tidak alamiah dapat menyebabkan kejadian
keluhan MSDs. Semakin buruk postur kerja, maka keluhan
musculoskeletal semakin besar. Pihak perusahaan melakukan redesign
layout, salah satunya dengan menghindarkan lantai bertingkat.
Melakukan pengawasan rutin pada kegiatan yang berisiko terjadinya
cidera, dan mengadakan secara rutin kegiatan olah raga satu kali dalam
seminggu.
Evidence Based
Practice
Postur Kerja dan Keluhan Musculoskeletal Disorder Pada Perawat di
Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Moeloek
•Pembahasan
Musculoskeletal disorder pada dasarnya adalah sebuah keluhan rasa nyeri
pada bagian tubuh yang mencakup otot, sendi, ligamen, rangka, dan saraf. Postur
kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
keluhan Musculoskeletal Disorder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan postur kerja dengan keluhan Musculoskeletal Disorder pada perawat di
instalasi rawat inap RSUD Abdul Moeloek.Penelitian ini melibatkan 144 responden
dengan metode proportional random sampling yang mengisi kuesioner nordic body
maps untuk menilai keluhan Musculoskeletal Disorder dan dilakukan penilaian
postur kerja menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA).
Simpulan, postur kerja yang paling banyak dimiliki oleh responden yaitu postur
kerja dengan resiko rendah.Sebagian besar responden memiliki keluhan
Musculoskeletal Disorder sedang.Terdapat hubungan yang bermakna antara
postur kerja dengan keluhan MusculoskeletalDisorder.
Postur Kerja dan Keluhan Musculoskeletal Disorder Pada Perawat di
Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Moeloek
•Metode intervensi
Penelitian ini menggunakan metode observasional-analitik
dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan
mengumpulkan data Musculoskeletal Disorder dengan kuesioner
Nordic Body Maps dan mengumpulkan data postur kerja dengan
observasi serta sekaligus pada waktu yang sudah ditentukan
mencari hubungan antara postur kerja dengan keluhan
Musculoskeletal Disorder pada perawat instalasi rawat inap di
RSUD Abdul Moeloek
Postur Kerja dan Keluhan Musculoskeletal Disorder Pada Perawat di
Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Moeloek
•Hasil
Terdapat hubungan yang bermakna postur kerja dengan
keluhan Musculosceletal Disorder pada perawat instalasi Rawat
Inap RSUD Abdul Moeloek. Kebanyakan dari responden bekerja
terlalu membungkuk saat mendorong kursi roda atau tempat
tidur pasien, sehingga bagian tubuh seperti leher, bahu, siku
tangan, dan punggung berkontribusi pada posisi tersebut, dan
melakukan pemasangan infus atau melakukan tindakan injeksi
dari sisi pasien yang berlawanan dengan daerah injeksi, saat
berdiri bertopang pada satu kaki, dan sudut bagian tubuh yang
terlalufleksi.
THANK YOU