Anda di halaman 1dari 32

POISO

N I NG
Dr. dr. H.A. YUSMANEDI, MMRS, SpEM

• RSUD RAJA AHMAD THABIB PROV


KEPRI Tanjung Pinang
• Universitas Malahayati B.Lampung

o. id
o o .c
ya h
a il : m @ 75
Em n_ e 6 19
s m a 69 2
yu 8 13
p : 0
H
Accid
enta
l Poi
sonin
Anak-anak balita g
Kebiasaan memasukan benda ke dalam
mulut (termasuk obat-obat yang menarik
warna dan rasanya, spt. Tablet berlapis gula,
warna-warni tablet dan sirup, serta
aromanya), minyak tanah dll.
Pada anak muda
biasanya golongan opiat yang
disalahgunakan (untuk mencari kesenangan)

4
Pada orang Tua
golongan barbiturat, gol Hipnotik & sedatif lain dan Obat
nyamuk cair merupakan pilihan utama bagi orang yang
mengalami depresi berat untuk bunuh diri
Self Poisoning
Kecelakaan karena kurang hati-hati dalam
penggunaan
Misal: keracunan pestisida atau insektisida

Keracunan oleh toksin tertentu (biasanya


dihasilkan oleh mikroba)
Misal : Enterotoksin yang dihasilkan oleh
kuman stafilokokus
Toksin botulinum yang yang terdapat
dalam makanan kaleng yang sudah
rusak karena pengawetan tidak sempurna
Keracunan yang disebabkan oleh makanan
sehari-hari yang mengandung racun
Misal : Sianida dalam singkong
Muskarin pada jamur
As.Jengkolat pada jengkol

Keracunan Borax dan Formalin pengawetan


makanan seperti bakso, ikan tahu dsb.
Tanda-tanda keracunan
Sangat tergantung kepada jenis dan kekuatan
kerja racun (potensi) serta tempat kerja (organ
sasaran) dari zat racun tersebut.

Banyak racun yang tidak menimbulkan gejala


spesifik,
Mis. Koma : dapat ditimbulkan oleh keracunan
hipnotik, stimulansia, gol. Salisilat, antidepresi
dsb.

ER-10 8
Namun ada beberapa bahan kimia yang
memberikan tanda/gejala khusus bila terjadi
keracunan
Mis. :
Gol. Hipnotik : menimbulkan koma dengan
tonus dan reflek otot menurun

Gol. Antikolinergik : menimbulkan gejala


midriasis, takikardia, retensi urin,halusinasi kulit
merah dan panas

9
MANAJE
MEN POI
SONING
Anamnesa
• Pasti OD atau OD yang masih belum jelas?
• Apa, kapan, seberapa banyak, bagaimana, dimana,
kenapa? Gejala akibat paparan?
• Apa ada resiko bunuh diri? Jika ada, konsul bagian
psikiatri.
• Riwayat psikiatri dan penyakit dahulu (termasuk
riwayat pengobatan).
• Apa ada percobaan bunuh diri sebelumnya?
Pasien dengan AMS atau instabilitas
hemodinamik harus ditangani pada area
critical care. Walaupun banyak kasus OD yang
dapat ditangani pada area intermediate care.
Pemeriksaan fisik

Tanda Vital

Bau
• Bau yang jelas : bensin/bahan pemutih/insektisida
• Bau lain
Tabel: Diagnosa Banding Beberapa Tanda Vital Akibat Over Dosis Obat

Temperatur Denyut Nadi/ritme Tekanan Darah Respiratory


HIPOTERMI (“COOLS”) BRADIKARDI (“Paced”) HIPOTENSI HIPOVENTILASI
C Carbon monoxide P Propanolol (beta blockers) (“CRASH”) Opioids
O Opioid A Anticholinesterase drugs C Clonidine (atau
O Oral Hypoglycaemics, insulin C Clonidine, Calsium channel antihipertensi lain)
L Liquor E Etanol/alkohol R Reserpin
S Sedative hypnotics D DigoKSin A Antidepresan
S Sedatif hipnotik
H Heroin (opiates)
HIPERTERMI (“NASA”) TAKIKARDI (“FAST’) HIPERTENSI (“CT HIPERVENTILAS
N Neuroleptic malignant F Free base (cocaine) SCAN”) I
syndrome, nicotine A AntiKolinergik, antihistamin, C Cocain Salisilat
A Antihistamin amfetamin T Teofilin CNS stimulant
, simpatomimetik S Simpatomimetik (kokain, PCP) S Simpatomimetik Sianida
A Antikolinergik, antidepressan T Teofilin C Caffein
A Antikolinergik,
amfetamin
DISRITMIA
Digoksin
Siklik antidepressant
Simpatomimetik
Fenotiazine
Khloral hidrat
Antikonvulsan
Pemeriksaan Neurologik

Tingkat Kesadaran : Lihat beberapa jenis obat dan racun yang


dapat menyebabkan koma atau stupor

CNS Depressan Umum Hipoksia selular


Antikolinergik Karbonmonoksida
Antihistamin Sianida
Barbiturat HIdrogen sulfida
Antidepresan gol.siklik Metamoglobinemia
Etanol dan alcohol lain
Fenotiazin
Obat sedative-hipnotik
Pupil
obat–obat dan racun yang berefek pada pupil :

MIOSIS (‘COPS’) MIDRIASIS (‘AAAS’)


C Cholinergics, klonidin A Antihistamin
O Opiat, organofosfat A Antidepresan
P Phenotiazines A Antikolinergik, atropin
S Sedatif-hipnotik S Simpatomimetik (kokain,
amfetamin)
Fi t s /ke j a ng
Disebabkan oleh zat dibawah ini (‘OTIS CAMPBELL’)

O Organofosfat C Camphor, cocaine


T Cylic antidepressan A Amfetamin
I Insulin, isoniazide M Metilxantin
S Sympathomimetics P PCP (Phencyclidine)
B Beta blocker
E Ethanol
L Lithium
L Lead
Pemerik
saan Pen
un jang
Laboratorium
FBC : peningkatan TWC = infeksi/zat
besi/teofilin/hidrokarbon
Elektrolit Serum
Anion Gap = [Na+] - [HCO3-]- [Cl-]
Anion gap normal = 8 sampai 16 mEq/l
Serum Urea dan kreatinin : untuk mengidentifikasi adanya
disfungsi ginjal

Pemeriksaan toksikologi terhadap kadar obat, bermanfaat pada :


1. Paracetamol
2. Salisilat
3. Kolinesterase
4. Besi
5. Litium
6. Teofilin
7. Karbonmonoksida
Foto X
Ray

Dada
Edema pulmonal non kardiak, contoh :
opiate/fenobarbiton/salisilat/karbonm
onoksida
Abdominal : toksin radioopaque pada
foto x ray
EKG
Siklik antidepresan mempengaruhi system konduksi
kardiak, misal PR yang memanjang dan QRS interval
yang memanjang
Penangganan Kasus Pada Area
Critical Care

• Peralatan manajemen airway harus selalu


dalam keadaan tersedia.
• Obat resusitasi harus selalu tersedia
• Berikan O2 untuk maintenance SPO2paling
tidak 95%
• Pasang jalur iv perifer
• Kontrol kejang dan diritmia
m i na s i
e konta
D
Prosedur dekontaminasi:
• Pindah dari area yang terkontaminasi
• Buka seluruh pakaian yang
terkontaminasi
• sikat bersih seluruh kulit dari
kontaminasi bubuk untuk menghindari
reaksi eksotermik ketika kontak dengan
air yang digunakan untuk dekontaminasi.
• Cuci seluruh area dengan air dan/atau larutan sabun
(dan shampoo rambut). Gunakan scrub yang halus
jika ada.
• Area yang harus diperhatikan adalah kepala, aksila,
dan punggung.
• Sikat bagian bawah kuku
• Irigasi mata jika terkontaminasi
• semua luka yang terbuka harus didekontaminasi
dengan air.
Dekontaminasi Lambung
Dilusi : air/susu
Indikasi : Dipertimbangkan pada
pasien telah menelan sejumlah zat
racun yang berbahaya bagi jiwa dalam
waktu < 1 jam sejak ditelan.
Kontra indikasi menelan zat korosif
• Menelan zat distilasi petroleum
• Keadaan kejang
• Menelan zat Non toxic
• Menelan bahan yang tajam
Prose
dur
• Gunakan Tube yang paling besar
• Untuk memproteksi jalan nafas
• Tempatkan pasien pada posisi left lateral dan posisi
mild tredelenburg
• Periksa penempatan tube dengan benar
• Aspirasi isi lambung dan simpang specimen untuk
dikirim/diperiksa
• Lakukan cuci lambung dengan cairan
• Ulangi hingga cairan yang dicuci telah jernih
Arang aktif
Indikasi : dapat dipertimbangkan jika pasien
telah menelan sejumlah zat toksik (yang dapat
diserap oleh arang aktif) dalam waktu 1 jam.
Tindakan untuk meningkatkan
usaha Eliminasi
• Forced alkaline diuresis
Regimen Siklus 1,5 L cairan/3jam:
1. 500 ml Dekstrose 5% + NaHCO3 8,4% dosis 1-
2ml/kgBB
2. 500 ml Dekstrose 5% + 30ml potassium chloride
7,45%
3. 500 ml NS

• IV furosemide 20 mg pada akhir dari siklus


Monitor pH serum dan elektrolit : pH urin harus
dipertahnakan pada pH ≤ 8.
Hemodialisis, indikasinya pada :
• Etilenglikol
• Metanol
• Lithium (dengan perubahan CNS yang signifikan)
• Salisilat (dengan kejang, AMS, asidosis metabolic
yang hebat serta level serum > 100mg/dl).
Antidotum S
p esifik terhad
ap Toksin

Toksin Antidotum
Asetaminofen, parasetamol N-acetylcysteine (parvolex) tiap 1 ml mengandung 200mg
Parvolex)
Arsenik, merkuri, lead BAL (Dimercaprol)
Atropin Physostigmine
Benzodiazepin Flumazenil (anexate)
Karbonmonoksida Oksigen
Sianida Amyl nitrite pearls
Sodium nitrit (larutan 3%)
Sodium tiosulfat (larutan 25%)
Ethylen glycol, methanol Etanol (10%) dicampur dengan D5W
Besi Desferoksamin
Lead EDTA : kalsium disodium edetate
Nitrit Methylen blue (larutan 1%)
Organofosfat Atropin
Opioids Pralidoxime (2-PAM)
Fenotiazin Nalokson
Isoniazid (INH) Benxtropin (cogentin)
Digoksin, digitoksin, oleander Difenhidramin
Piridoksin
Digitalis fab fragment (Digibind)

Anda mungkin juga menyukai