HEPATITIS A AKUT
Pembimbing :
dr. Alwinsyah Abidin, Sp.PD-KP
Disusun Oleh :
Sumita Sewi
20360118
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan referat yang berjudul “ Hepatitis A akut
“. Referat ini Disusun Sebagai Tugas Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) Ilmu
Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Haji Medan Sumatera Utara.
Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pengajar di
SMF Ilmu Penyakit Dalam, khususnya dr. Alwinsyah Abidin, Sp.PD-KP atas
bimbingannya selama berlangsungnya pendidikan di bagian Ilmu Penyakit Dalam ini
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas paper ini. Saya menyadari bahwa referat ini
masih jauh dari sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki referat ini dan untuk melatih kemampuan menulis
makalah untuk selanjutnya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan referat ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan.
Sumita Dewi
2
BAB I
PENDAHULUAN
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti
kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (seperti di atritis, dermatitis, dan
melalui makanan/ minuman yang tercemar kotoran (tinja) dari seseorang yang
terinfeksi masuk ke mulut orang lain. HAV terutama menular melalui makanan
mentah atau tidak cukup dimasak, yang ditangani atau disiapkan oleh seseorang
HAV dapat menular melalui ‘rimming’ (hubungan seks oral-anal, atau antara mulut
Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang akut, berarti tidak menyebabkan infeksi
kronis. Sekali kita pernah terkena hepatitis A, kita tidak dapat terinfeksi lagi.
Namun, kita masih dapat tertular dengan virus hepatitis lain (Green, 2005).
Angka kejadian hepatitis A akut diseluruh dunia adalah 1,5 juta kasus per
tahun, dimana diperkirakan jumlah kasus yang tidak dilaporkan adalah 80%. Infeksi
virus hepatiits A yang endemis tinggi terdapat pada negara dengan sanitasi yang
buruk dan kondisi sosial ekonomi yang rendah, dimana infeksi biasanya terjadi
pada usia kurang dari 5 tahun (Setyohadi dkk, 2012). Hepatitis A atau peradangan
pada hati akibat serangan virus hepatitis A adalah penyakit menular yang sering
sekali menimbulkan wabah di dunia. Sebanyak 1,4 juta pasien menurut data WHO
mengalami serangan hepatitis A tiap tahunnya. Kejadian luar biasa (KLB) hepatitis
3
A paling besar terjadi di Shanghai China tahun 1988 yaitu mencapai 300.000
(Marantika, 2013).
Asia, Afrika, Mediterania, dan Amerika Selatan dimana anak yang berusia sampai
sehingga lebih dari 75% memiliki anti HAV (+).1,4,7 Pada anak yang terinfeksi
HAV, hanya 30% yang menunjukkan gejala klinis (simtomatis), sedangkan 70%
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti
kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (seperti di atritis, dermatitis, dan
Hepatitis virus akut adalah inflamasi hati akibat infeksi virus hepatitis yang
berlangsung selama < 6 bulan (Alwi dkk, 2015). Hepatitis A merupakan penyakit
2.2 Epidemiologi
Sebanyak 1,4 juta pasien menurut data WHO mengalami serangan hepatitis A tiap
tahunnya. Kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A paling besar terjadi di Shanghai
Selatan, Asia Tengah, dan Asia Tenggara, paparan terhadap HAV hampir mencapai
100% pada anak berusia 10 tahun. Di Indonesia prevalensi di Jakarta, Bandung, dan
Makassar berkisar antara 35%-45% pada usia 5 tahun, dan mencapai lebih dari 90%
pada usia 30 tahun. Di Papua pada umur 5 tahun prevalensi anti HAV mencapai
30-65% dari umur 4 tahun sampai 37 tahun (juffrie et al). Pada tahun 2008 terjadi
outbreak yang terjadi disekitar kampus universitas Gadjah Mada yang menyerang
5
lebih dari 500 penderita, yang diduga berasal dari pedangan kaki lima yang berada
sekitar kampus (harikus ). Di negara maju prevalensi anti HAV pada populasi
umum di bawah 20% dan usia terjadinya infeksi lebih tua daripada negara
hepatitis A sehingga kasus infeksi bergeser dari usia muda pada usia yang lebih tua,
diikuti konsekuensi timbulnya gejala klinis. Infeksi pada anak menunjukkan gejala
klinis ringan atau subklinis, sedangkan infeksi pada dewasa memberi gejala yang
lebih berat. Walaupun jumlah infeksi pada dewasa berkurang tetapi kasus hepatitis
A akut yang manifes maupun berat, dan kadang-kadang fulminan lebih sering
dijumpai (Juffrie dkk, 2010). Virus ini tersebar di tinja, dan terutama disebarkan
oleh makanan yang terkontaminasi materi tinja. Hepatitis A juga dapat dikontrak
dari air yang terkontaminasi, kontak (seperti berada di rumah tangga yang sama
dengan seseorang yang memiliki virus, atau melalui anak-anak di pusat penitipan
anak), kontak seksual (terutama pada pria yang berhubungan seks dengan pria), dan
menjadi sangat rendah (estimasi insidens kurang dari 5 kasus per 105), rendah (5-
15 kasus per 105), intermediate (15-150 kasus per 105), dan tinggi (lebih dari 150
6
2.3 Etiologi
tahan terhadap empedu sehingga efisien dalam transmisi fekal oral. Terdapat 4
genotipe tapi hanya 1 serotipe. Kerusakan hepar yang terjadi disebabkan karena
terjadinya hepatitis kronis atau persisten. Infeksi HAV menginduksi proteksi jangka
panjang terhadap re-infeksi. Host infeksi HAV sangat terbatas, hanya manusia dan
beberapa primata yang dapat menjadi host alamiah. Karena tidak ada keadaan
karier, infeksi HAV terjadi melalui transmisi serial dari individu yang terinfeksi ke
individu lain yang rentan. Transmisi HAV pada manusia melalui rute fekal-oral.
Virus yang tertelan bereplikasi di intestinum dan bermigrasi melalui vena porta ke
hepar dengan melekat pada reseptor viral yang ada di membran hepatosit. HAV
bersama feses (Juffrie dkk, 2010). HAV tahan terhadap pH rendah dan panas (60
ºC untuk 60 menit) serta suhu beku. Virus dapat bertahan dalam feses dan tanah
2.4 Patogenesis
terutama melalui kejadian luar biasa (transmisi melalui makanan dan minuman),
7
dan kontak dari orang ke orang. Pada cairan tubuh, virus hepatitis A terkonsentrasi
sebagian besar pada feses, serum, dan air liur. Virus hepatitis A sangat jarang
terdapat pada feses selama 3-6 minggu selama masa inkubasi, dapat memanjang
pada fase awal kerusakan hepatoselular pada pasien yang simptomatik maupun
yang asimptomatik. Penempelan virus paling maksimal terjadi pada saat terjadinya
HAV masuk ke hati dari saluran pencernaan melalui aliran darah, menuju
polymerase. Proses replikasi ini tidak terjadi di organ lain. Pada beberapa penelitian
didapatkan bahwa HAV diikat oleh imunoglobulin A (IgA) spesifik pada mukosa
saluran pencernaan yang bertindak sebagai mediator antara HAV dengan hepatosit
melalui reseptor asialoglikoprotein pada hepatosit. Selain IgA, fibronectin dan alfa-
2-makroglobulin juga dapat mengikat HAV. Dari hepar HAV dieliminasi melalui
sinusoid, kanalikuli, masuk ke dalam usus sebelum timbulnya gejala klinis maupun
laboratoris. Mekanisme kerusakan sel hati oleh HAV belum sepenuhnya dapat
melibatkan proses netralisasi oleh IgM dan IgG, hambatan replikasi oleh interferon,
dan apoptosis oleh sel T sitotoksik (cytotoxic T lymphocyte/ CTL). Antibodi IgM
dan IgG ditemukan 1-2 minggu setelah terinfeksi HAV dan bertahan dalam waktu
3-6 bulan. Sedangkan IgG anti-HAV dapat dideteksi 5-6 minggu setelah terinfeksi,
8
bertahan sampai beberapa dekade, memberi proteksi terhadap HAV seumur hidup.
hati, yang normalnya akan sembuh spontan tanpa sekuele kronik. Masa inkubasi
virus hepatitis A biasanya 14-28 hari, bahkan sampai 50 hari (Setyohadi dkk, 2012).
Gejala muncul secara mendadak: panas, mual, muntah, tidak mau makan, dan nyeri
perut. Pada bayi dan balita, gejala-gejala ini sangat ringan dan jarang dikenali, dan
jarang terjadi ikterus (30%). Sebaliknya pada orang dewasa yang terinfeksi HAV,
hampir semuanya (70%) simtomatik dan dapat menjadi berat. Dibedakan menjadi
4 stadium yaitu :
2 Masa prodromal, terjadi selama 4 hari sampai 1 minggu atau lebih. Gejalanya
adalah fatigue, malaise, nafsu makan berkurang, mual, muntah, rasa tidak
nyaman di daerah kanan atas, demam (biasanya < 39o C), merasa dingin, sakit
kepala, gejala seperti flu. Tanda yang ditemukan biasanya hepatomegali ringan
3 Fase ikterik, dimulai dengan urin yang berwarna kuning tua, seperti teh, diikuti
oleh feses yang berwarna seperti dempul, kemudian warna sklera dan kulit
bertambah berat.
4 Fase penyembuhan, ikterik menghilang dan warna feses kembali normal dalam
9
Gejala klinis terjadi tidak lebih dari 1 bulan, sebagian besar penderita sembuh total,
tetapi relaps dapat terjadi dalam beberapa bulan. Tidak dikenal adanya petanda
1. Hepatitis A klasik.
sebelum jaundice. Sekitar 80% dari penderita yang simtomatis mengalami jenis
klasik ini. IgG antiHAV pada bentuk ini mempunyai aktivitas yang tinggi, dan
2. Hepatitis A relaps.
20-40 tahun. Gejala klinis dan laboratoris dari serangan pertama bisa sudah
hilang atau masih ada sebagian sebelum timbulnya relaps. Gejala relaps lebih
3. Hepatitis A kolestatik.
hepatitis dalam beberapa bulan disertai panas, gatal-gatal, dan jaundice. Pada
saat ini kadar AST, ALT, dan ALP secara perlahan turun ke arah normal tetapi
4. Hepatitis A protracted
Pada bentuk protracted (8.5%), clearance dari virus terjadi perlahan sehingga
pulihnya fungsi hati memerlukan waktu yang lebih lama, dapat mencapai 120
10
hari. Pada biopsi hepar ditemukan adanya inflamasi portal dengan piecemeal
5. Hepatitis A fulminan.
Terjadi pada 0,35% kasus. Bentuk ini paling berat dan dapat menyebabkan
mulai timbulnya gejala. Penderita berusia tua yang menderita penyakit hati
kronis (HBV dan HCV) berisiko tinggi untuk terjadinya bentuk fulminan ini.
2.6 Diagnosis
malaise, anorexia, mual dan rasa tidak nyaman pada perut. Beberapa individu
dapat mengalami diare. Ikterus (kulit dan sclera menguning), urin berwarna
gelap, dan feses berwarna dempul dapat ditemukan beberapa hari kemudian.
pada anak-anak), sakit ringan, hingga sakit yang menyebabkan hendaya yang
11
B. Pemeriksaan penunjang
1. Diagnosis hepatitis A ditegakkan dengan tes darah. Tes darah ini mencari
dua jenis antibodi terhadap virus, yang disebut sebagai IgM dan IgG (Ig
- Bila tes darah menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan IgG, kita
- Bila tes menunjukkan positif untuk antibodi IgM dan negatif untuk IgG, kita
kemungkinan tertular HAV dalam enam bulan terakhir ini, dan sistem
Bila tes menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan positif untuk antibodi
IgG, kita mungkin terinfeksi HAV pada suatu waktu sebelumnya, atau kita
2. RNA HAV dapat dideteksi dalam cairan tubuh dan serum menggunakan
polymerase chain reaction (PCR) tetapi biayanya mahal dan biasanya hanya
- Pemeriksaan ALT dan AST tidak spesifik untuk hepatitis A. Kadar ALT
dapat mencapai 5000 U/l, tetapi kenaikan ini tidak berhubungan dengan
- Hiperbilirubinemia
12
- Gamma glutamyl transpeptidase meningkat
4. Biopsi hati untuk mendeteksi keberadaan sel-sel abnormal pada hati tetapi
Diagnosis banding paling sering dari infeksi hepatitis A akut adalah sebagai
berikut :
a. Cytomegalovirus
b. Virus Epstein-Barr
c. Hepatitis B, C, dan E
d. Varisela
e. Demam Q
f. Hepatitis alkoholik
2.8 Tatalaksana
hidrasi yang memadai, dukungan nutrisi, penggunaan antietik untuk muntah parah,
dan penggunaan antipiretik untuk demam tinggi (Jeong dan lee, 2010). Tidak ada
pengobatan anti-virus spesifik untuk HAV. Infeksi akut dapat dicegah dengan
vaksin. Pada penderita tipe kolestatik dapat diberikan kortikosteroid dalam jangka
pendek. Pada tipe fulminan perlu perawatan di ruang perawatan intensif dengan
13
2.9 Pencegahan
a. Imunisasi pasif
juga diberikan pada usia dibawah 2 tahun yang ikut bepergian sebab vaksin
Dosis 0,02 ml/kgBB untuk perlindungan selama 3 bulan, dan 0,06 ml/kg untuk
vaksin.
14
Kejadian Lama perlindungan Dosis IG (ml/kgBB)
dalam bulan
Tabel 2. Dosis imunoglobulin yang dianjurkan pada saat, sebelum dan setelah paparan.
b. Imunisasi aktif
Vaksin yang beredar saat ini adalah HavrixTM (Smith Kline Beecham), VaqtaTM
Kadar protektif antibodi mencapai 88% sampai 100% pada bulan ke-1 dan
tahun atau lebih. Tidak ditemukan kasus infeksi hepatitis A dalam waktu 6 tahun
1. Individu yang akan bekerja ke negara lain dengan prevalensi HAV sedang
sampai tinggi.
2. Anak-anak 2 tahun keatas pada daerah dengan endemisitas tinggi atau periodic
outbreak.
3. Homoseksual.
15
4. Pengguna obat terlarang, baik injeksi maupun noninjeksi, karena banyak
5. Peneliti HAV.
6. Penderita dengan penyakit hati kronis, dan penderita sebelum dan sesudah
meningkat.
Vaksin tersebut harus disimpan dalam suhu 2-8°C dan dapat disimpan
inaktif belum disetujui untuk diberikan kepada anak usia dibawah 2 tahun.
dipertimbangkan pada individu dengan penyakit akut derajat sedang dan berat,
serta pada kehamilan; karena sampai saat ini keamanan vaksin hepatitis A untuk
dalam pemberian vaksin kedua, maka vaksin kedua dapat langsung diberikan
2.10 Komplikasi
pasien setelah resolusi awal hepatitis tetapi sebagian besar merupakan bentuk
16
hepatitis yang lebih ringan dibandingkan dengan yang pertama. Viremia dan
pelepasan virus tinja muncul kembali dengan hepatitis yang kambuh. Sering
terjadi pada orang dewasa yang berusia di atas 50 tahun. (Shin dan joeng, 2018).
kematian setiap tahun di Amerika Serikat pada era pra-vaksin. Risiko meningkat
jika ada penyakit hati yang mendasari, seperti hepatitis B atau C, atau jika terdapat
koinfeksi dengan lebih dari satu genotipe HAV pada waktu yang sama.
akut, atau perikarditis dapat terjadi pada pasien dengan HAV, dan infeksi.
Terdapat laporan kasus terjadinya gagal ginjal akut dan perikarditis akut pada
e. Prognosis
menyebabkan hepatitis virus kronik. Rata-rata angka mortalitas < 0,2 % (Alwi dkk,
2015).
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hepatitis A akut atau peradangan pada hati akut disebabkan oleh virus
hepatitis A (HAV )adalah penyakit menular yang sering sekali menimbulkan wabah
di dunia. Sebanyak 1,4 juta pasien menurut data WHO mengalami serangan
hepatitis A tiap tahunnya. HAV menular melalui makanan/ minuman yang tercemar
kotoran (tinja) dari seseorang yang terinfeksi masuk ke mulut orang lain terutama
menular melalui makanan mentah atau tidak cukup dimasak. Masa inkubasi virus
hepatitis A biasanya 14-28 hari, bahkan sampai 50 hari hingga menimbulkan gejala.
Gejala Hepatitis A terdiri dari 4 stadium yaitu inkubasi, prodromal, fase ikterus,
dan fase penyembuhan dan mempunya 5 macam gejala klinis yaitu hepatitis A
klasik, relaps, kolestatik, protacted, dan fulminan. Gold standar diagnosis hepatitis
dan untuk pencegahannya dengan cara imunisasi pasif dengan Imunoglubulin dan
imunisasi aktif dengan vaksin. Infeksi HAV akan sembuh sendiri dan tidak
dari 6 bulan. Hepatitis A akut Biasanya sembuh komplit dalam waktu 3 bulan, tidak
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi, I., Simon, S., Rudy, H., Juferdi, K., & Dicky, L. (2015). Hepatitis Virus Akut
dalam Penatalaksanaan di bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktek
Klinis. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. Hal 231-
235
2. Green, C. W. (2005). Hepatitis Virus dan HIV. Yayasan Spiritia: Jakarta. Hal 5-8
3. Jeong, S. H., & Lee, H. S. (2010). Hepatitis A: clinical manifestations and
management. Intervirology, 53(1), 15–19. https://doi.org/10.1159/000252779
4. Arief, S. (2010). Hepatitis A dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid
1. Jakarta: Balai Penerbit IDAI. Hal : 294-302
5. Marantika, E. R. (2013). Hepatitis Akut Disebabkan Oleh Virus Hepatitis A. Jurnal
Medula, 1(01), 89-98.
6. Matheny, S. C., & Kingery, J. E. (2012). Hepatitis A. American family
physician, 86(11), 1027–1012.
7. Sanityoso, A., dan Christine, G. (2012). Hepatitis A akut dalam EIMED PAPDI
kegawat daruratan penyakit dalam. Buku 2. Hal : 252-281
8. Shin, E. C., & Jeong, S. H. (2018). Natural History, Clinical Manifestations, and
Pathogenesis of Hepatitis A. Cold Spring Harbor perspectives in medicine, 8(9),
a031708. https://doi.org/10.1101/cshperspect.a031708
9. World Health Organization. (2000). Hepatitis A vaccines: WHO position
paper. Weekly Epidemiological Record= Relevé épidémiologique
hebdomadaire, 75(05), 38-44.
10. World Health Organization. (2012). WHO position paper on hepatitis A vaccines—
June 2012. Weekly Epidemiological Record= Relevé épidémiologique
hebdomadaire, 87(28-29), 261-276.
19