Pengertian ARDS
Definisi Bronkopneumonia
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa
oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya
dimana tekanan darah persisten diatas 140/90 mmHg. Pada pasien
hipertensi, tekanan darah akan meningkat ≥ 140 mmHg/ ≥ 90 mmHg secara
persisten (Soenarta dkk, 2015)
PATOFISIOLOGI
HIPERTENSI
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
Menurunkan berat badan Pelihara berat badan normal 5-20 mmHg untuk setiap penurunan 10 Kg
(BMI 18,5-24,9) BB
Menjalankan menu DASH ( dietary Konsumsi makanan kaya buah, 8-14 mmHg
approaches to stop hypertention) sayur, susu rendah lemak dan
rendah lemak jenuh
Mengurangi asupan garam/sodium Kurangi natrium sampai tidak 2-8 mmHg
lebih dari 2,4 d/hari atau NaCl 6
g/hari
Meningkatkan aktifitas fisik Berolahraga aerobik teratur 4-9 mmHg
seperti misalnya berjalan kaki
(30 menit/hari 4-5 hari
seminggu)
Kurangi konsumsi alkohol Batasi kondsumsi alkohol, jangan 2-4 mmHg
lebih dari 2x/hari untuk pria dan
1x/hari untuk perempuan
TERAPI FARMAKOLOGIS
TERAPI FARMAKOLOGIS
Corona Virus Disease
19 (Covid19)
2. Vitamin D
3. Pengobatan simptomatis
1. Terapi oksigen
Pemberian vitamin yang dapat diberikan pada derajat berat atau kritis
adalah vitamin C, B, dan D.
6. Antivirus
Pilihan jenis antivirus pada derajat berat atau kritis umumnya sama
dengan derajat sedang, yaitu favipiravir atau remdesivir.
7. Kortikosteroid
8. Anti Interleukin
9. Antikoagulan
Pada pasien derajat berat atau kritis, terapi antikoagulan standar yang
disarankan adalah:
Title Title
Entrepreneurial activities differ substantially depending on the type of organization and creativity involved. Entrepreneurship
ranges in scale from solo, part-time projects to large-scale undertakings that create
THANKS
No Drug therapy problem Check list keterangan
1 Terapi obat yang tidak diperlukan
- Terdapat duplikasi terapi ya Pasien mendapatkan kombinasi obat
ranitidine injeksi dan omeprazol injeksi
2 Kesalahan obat Ya - Obat kortikostreroid (dexametason)
- Terdapat kontra indikasi ya kontraindikasi relatif terhadap hipertensi.
- terdapat obat lain yang lebih efektif - pasien mendapatkan antibiotik
ceftazidime, untuk tatalaksana BP
terbaru menggunakan ceftriaxone
sebagai antibiotik lini pertama.
3 Reaksi yang tidak diinginkan Ya Interaksi obat hipertensi dengan
- Terjadi interaksi obat dexametason
4 Pasien membutuhkan terapi tambahan Ya Perlu penambahan obat anti koagulan
- Terdapat kondisi yang tidak diterapi karena dari hasil pemeriksaan labor
didapatkan nilai APTT yang memendek
dan D-Dimer pasien tinggi
Pembahasan
Di bangsal interne, pasien menjalani pemeriksaan fisik, laboratorium dan rongent thorax.Hasil
pemeriksaan rongent thorax menyatakan bahwa pasien mengalami Typical Pneumonia dan pasien juga
di nyatakan ARDS . Hal ini menyebabkan terjadinya inflamasi pada parenkim paru yaitu alveoli
sehingga neutrofil menumpuk di alveoli sehingga alveoli akan berisi cairan yang akan menyebabkan
pasien sesak nafas.Dan juga hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai APTT pada pasien
memendek. APTT (Activated Partial Tromboplastin Time) merupakan uji laboratorium untuk menilai
aktifitas factor koagulasi jalur intrinsic. Nilai APTT yang didapatkan memendek menandakan bahwa
darah dalam tubuh pasien lebih cepat mengalami penggumpalan (hiperkoagulasi). Selain dari hasil
APTT yang memendek didapatkan juga hasil pemeriksaan D-Dimer yang tinggi dari nilai rujukan.Uji
D-Dimer merupakan suatu jenis uji sampel darah yang bertujuan untuk membantu melakukan
diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkan hiperkoagulabilitas.Dari hasil pemeriksaan labor
tersebut, pasien memerlukan terapi tambahan berupa antikoagulasi .
Pada tanggal 31 Agustus pasien juga diberikan terapi ranitidine 2x1 ampul (injeksi),
dexamethasone 5 mg (2x1 ampul, iv), omeprazole 1x1 (injeksi), ceftazidime 2x1 gram (injeksi)
paracetamol 3x500 mg (per-oral), N-acetyl Systein 3x200 mg (per-oral) , zinc 2x1 (per-oral),
amlodipine 10 mg1x1 (per-oral), candesartan 8 mg 1x1 (per-oral).
Lalu, pada tanggal 02 September 2021 pasien mendapatkan perubahan terapi seperti
diberikan terapi tambahan berupa nitrogliserin (nitrokaf) 2,5 mg 2x1 (per-oral) dan pemberian
zink dihentikan sehari sebelumnya.
Pasien mendapatkan terapi obat anti hipertensi seperti amlodipine 10 mg dan candesartan 8 mg.
Alasan diberikan terapi kombinasi karena pasien memiliki riwayat hipertensi dan pada saat
pasien mendapatkan terapi obat anti hipertensi kombinasi, menyebabkan pasien mengalami
hipotensi. Maka dari itu, disarankan sebaiknya untuk dosis obat anti hipertensi (amlodipine)
dapat diturunkan menjadi 5 mg.
Pasien juga mendapatkan terapi antibiotik yaitu ceftazidime.Saran, sebaiknya ceftazidime
dapatdi ganti dengan ceftriaxone.Menurut hasil penelitian yang dilakukan Yeni pada tahun 2016,
antibiotik tunggal yang sering digunakan pada terapi empiris pneumonia adalah
Ceftriaxone.Begitupula dengan penelitian dengan yang dilakukan oleh Stevany pada tahun
2016, bahwa penggunaan antibiotik tunggal yang sering digunakan pada pasien pneumonia
adalah Ceftriaxone. Menurut jurnal Pharmaceutical Science and Clinical Research tahun 2017
yang mengutip penelitian Katzung pada tahun 2004, antibiotik tunggal yang banyak digunakan
adalah Ceftriaxone. Hal ini dikarenakan Ceftriaxone merupakan antibiotik golongan sefalosporin
generasi ketiga yang digunakan sebagai lini pertama untuk mengobati sejumlah besar infeksi
parah yang diakibatkan oleh organisme-organisme yang resisten terhadap obat lain. Sedangkan
menurut Jayesh, 2010, antibiotik ini memiliki aktivitas yang sangat kuat untuk melawan bakteri
gram negatif dan gram positif dan beberapa bakteri anaerob lain termasuk Streptococcus
pneumonia, Haemophilus influenza, dan Pseudomonas.
Pasien juga mendapatkan terapi Dexamethasone bersamaan dengan obat antihipertensi
yang akan menyebabkan terjadinya interaksi obat dimana dexamethasone dapat mengurangi
efek dari amlodipin dan candesartan dalam menurunkan tekanan darah. Tetapi, interaksi
mungkin terjadi ketika dexamethasone digunakan lebih dari 1 minggu, karena penggunaan
jangka panjang dapat menyebabkan retensi natrium.Tapi pada kasus ini, pemberian
dexamethasone sangat dibutuhkan karena pasien mengalami inflamasi berat pada paru,
sehingga kontraindikasi antara dexamethasone dan obat antihipertensi dapat ditolerir dan juga
perlu dilakukan penyesuaian dosis dan pemantauan lebih sering, sehingga kedua obat ini
dapat digunakan dengan aman.
Terapi selanjutnya yang didapatkan oleh pasien yaitu kombinasi ranitidine injeksi dan
omeprazol injeksi, dimana kedua obat tersebut memiliki mekanisme kerja obat yang hampir
sama. Ranitidine merupakan golongan obat antagonis reseptor H2 dengan mekanisme kerja
memblok reseptor histamine pada sel parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang
untuk mengeluarkan asam lambung. Omeprazol merupakan obat golongan proton pump
inhibitor (PPI) dengan mekanisme menghambat asam lambung dengan menghambat kerja
enzim (K+H+ATPase) yang akan memecah K+H+ATP menghasilkan energy yang digunakan
untuk mengeluarkan asam HCl dari kanalikuli sel parietal kedalam lumen lambung.Maka
sebaiknya pemberian obat untuk mencegah stress ulcer pada pasien tidak perlu dikombinasi,
cukup gunakan salah satu
Kesimpulan
1. Terdapat obat lain yang lebih efektif yaitu terapi antibiotic ceftazidime di ganti dengan ceftriaxone
karena ceftriaxone merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang digunakan
Kesimpulan
sebagai lini pertama untuk mengobati sejumlah besar infeksi parah yang diakibatkan oleh organisme-
organisme yang resisten terhadap obat lain.
2. pasien menjalani pemeriksaan fisik laboratorium dan rongent thorax. Hasil pemeriksaan rongent
thorax menyatakan bahwa pasien mengalami Typical Pneumonia. Dan juga hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan nilai APTT pada pasien memendek. APTT yang didapatkan memendek
menandakan bahwa darah dalam tubuh pasien lebih cepat mengalami penggumpalan
(hiperkoagulasi). Selain dari hasil APTT yang memendek didapatkan juga hasil pemeriksaan D-Dimer
yang tinggi dari nilai rujukan. Dari hasil pemeriksaan labor tersebut, pasien memerlukan terapi
tambahan berupa antikoagulasi seperti heparin.
3. Terdapat duplikasi terapi yaitu omeprazole (injeksi) dan ranitidine (injeksi), sebaiknya pasien hanya
mendapatkan salah satu obat untuk mencegah terjadinya stess ulser.
4. Pasien juga mendapatkan terapi Dexamethasone bersamaan dengan obat antihipertensi yang akan
menyebabkan terjadinya interaksi obat dimana dexamethasone dapat mengurangi efek dari amlodipin
dan candesartan dalam menurunkan tekanan darah. Tetapi, interaksi mungkin terjadi ketika
dexamethasone digunakan lebih dari 1 minggu, karena penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan retensi natrium. Tapi pada kasus ini, pemberian dexamethasone sangat dibutuhkan
karena pasien mengalami inflamasi berat pada paru, sehingga kontraindikasi antara dexamethasone
dan obat antihipertensi dapat ditolerir dan juga perlu dilakukan penyesuaian dosis dan pemantauan
lebih sering, sehingga kedua obat ini dapat digunakan dengan aman.
Thank you : )