PEMBAHASAN
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
yang memproduksi kosmetika yang telah memiliki izin usaha industri atau tanda
2010).
Nusantara Beta Farma telah memiliki sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) untuk sediaan cairan obat dalam nonbetalaktam, cairan obat luar
Beta Farma telah menerapkan aspek-aspek CPOB baik dari segi sistem mutu
industri farmasi sampai kualifikasi dan validasi. Selain itu juga PT Nusantara Beta
(CPKB).
menerapkan seluruh aspek yang tercantum dalam CPOB agar dihasilkan obat
yang berkhasiat, aman dan bermutu. Untuk mencapai peran dan tanggung jawab
yang memadai serta harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
1
Industri Farmasi yang sesuai dengan CPOB yaitu APJ Quality Control (QC), APJ
Quality Assurance (QA) dan APJ Produksi sedangkan pada bagian kosmetika juga
aspek Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB). Dimana syarat industri
kosmetika.
inspeksi diri dan penanganan keluhan terhadap obat, penarikan kembali obat dan
mutu dan bagian pemastian mutu dipimpin oleh apoteker yang bertanggung jawab
Sistem kerja yang digunakan adalah sistem rolling yang bertujuan untuk
ruang Kelas E dari lingkungan luar dengan dibatasi oleh Kelas F, pemanfaatan
sistem oven dua pintu dan pemakaian AC central sebagai sarana pertukaran udara
2
serta meminimalisir kemungkinan menetapnya debu diruang produksi dengan
laundry, ruang ganti pakaian, toilet dan kantin. Tetapi fasilitas kantin yang ada di
baik terhadap bahan baku obat, bahan tambahan, bahan pengemas, etiket, produk
jadi, stabilitas maupun produk kembalian. Setiap bagian dapat saling memberikan
saran atau masukan untuk menunjang proses produksi, seperti dalam pengolahan
bets dan penciptaan kondisi yang menunjang dalam proses penyimpanan bahan-
bahan digudang.
Bidang produksi juga dilengkapi dengan alat-alat seperti : Liquid Filler Machine
tube), Filling cream, dan alat penunjang seperti dash colektor (alat penghisap
3
yang digunakan harus dikalibrasi dan divalidasi agar penggunaannya tepat dan
akurat.
yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil
terhadap bahan baku obat, bahan tambahan, bahan pengemas, etiket, produk jadi,
saran atau masukan untuk menunjang proses produksi, seperti dalam pengolahan
bets dan penciptaan kondisi yang menunjang dalam proses penyimpanan bahan-
bahan di gudang.
Tingkat sanitasi dan hygiene yang tinggi harus diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Oleh sebab itu segala kegiatan harus dilakukan sesuai
bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya dan setiap
hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran harus
dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan hygiene yang menyeluruh dan
4
tempat sampah, toilet yang memadai, adanya loker karyawan dan lain-lain.
prosedur yang ditetapkan pada CPOB. Dimana limbah cair yang berasal dari
aerasi. Pada bak aerasi dilengkapi aerator yang berfungsi menghasilkan oksigen
menguraikan zat-zat organik menjadi CO2 dan H2O. Limbah dari bak aerasi
berupa lumpur kemudian air limbah dialirkan ke bak biokontrol. Pada bak
biokontrol ada 2 indikator pemeriksaan yang dilakukan yaitu secara fisika dan
mengetahui apakah limbah tersebut masih berbahaya atau tidak. Jika ikan tersebut
ada yang mati maka limbahnya belum boleh dialirkan ke sungai atau aliran air
lainnya karena masih berbahaya dan jika tidak ada lagi ikan yang mati, air limbah
meliputi pemeriksaan COD, BOD, pH, total nitrogen, fenol dan total zat
PROPER memiliki lima tingkatan yaitu, emas, hijau, biru, merah dan hitam. Di
5
PT Nusantara Beta Farma saat ini PROPER yang didapatkan yaitu merah karena
untuk pembuangan limbah B3 belum memiliki kerja sama dengan pihak ke-3
karena perlu biaya yang besar untuk kerja sama dengan pihak ke-3, sementara
limbah B3 yang dihasilkan PT Nusantara Beta Farma tidak terlalu banyak, salah
dan pengawasan mutu. Dokumentasi juga harus sesuai dengan protap, gunanya
Sistem Air Handling Unit (AHU) pada PT. Nusantara Beta Farma ini
adalah untuk mengatur tata udara yang meliputi temperatur, kelembaban, tekanan
udara, aliran udara diruangan dan jumlah frekuensi udara per jam, sehingga sesuai
dengan kondisi yang dibutuhkan. Kondisi lingkungan yang kritis terhadap kualitas
partikel, maka pemakaian Air Handling Unit dan pengontrolan Air Handling Unit
memproduksi air yang di butuhkan oleh Industri Farmasi. Pada PT Nusantara Beta
6
Farma sumber air yang digunakan ada 3 yaitu air hujan air PDAM, dan air tanah.
Air hujan dan air PDAM ini diolah dan dikontrol sesuai dengan prosedur tetap
(protap) yang sudah ada. Sedangkan untuk air tanah digunakan sebagai air di
b. Kuasi : Boraks Gliserin, Salaf 2-4, Salaf Ichtiol, Salaf AAV 1 dan Salaf AAV
Rivanol Kompres, Gentian Violet 1%, H2O2 3%, Handsanitizer dan PK kristal.
d. Kosmetika :Molisa handbody lotion, Molisa daily face powder, Molisa bedak
kocok anak & dewasa, Glozz baby & kids, Hebta deodorant powder, sandiana
Farma.
Beta Farma, setelah itu baru produk bisa dikirimkan melalui expedisi yang disertai
dengan faktur an surat jalan. Jika pada pengiriman barang ke PT Panay Farmalab
terjadi kerusakan produk misalnya, kemasan rusak, etiket rusak, maka barang
memeriksa ulang kembali produk return tersebut yang mana produk return harus
7
disertai surat penangan produk jadi kembalian,setelah itu QA an QC akan bekerja
sama untuk memeriksa produk return tersebut. Produk reject akan dimusnahakan
BAB VI
8
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Suspensi).
Quality Assurance (QA) yang dipegang oleh apt. Nasty Ranura, S. Farm,
Jawab Quality Control (QC) apt. Riri Ramadhani, S. Farm. Sedangkan untuk
kosmetik.
4. CPOB terdiri dari 12 aspek mulai dari manajemen mutu sampai kualifikasi &
validasi, dan untuk CPKB juga terdiri dari 12 aspek mulai dari sistem mutu
9
7. PROPER yang didapatkan oleh PT Nusantara Beta Farma saat ini adalah
merah
6.2 Saran
1. Untuk
hanya disurat kabar dan radio tetapi juga di pasarkan melaui iklan ditelevisi
dan jejaring sosial agar lebih dikenal masyarakat serta diiringi dengan
2. Sebaiknya
3. PT.
penjualan setiap daerah sehingga daerah atau kota yang ada di provinsi lainnya
4. Untuk
zaman saat ini, seperti desain produk kosmetik dengan menggunakan warna
dan gambar yang menarik, hal ini di harapkan dapat mengambil perhatian
5. Tingkatkan
6. Untuk
10
dan juga untuk obat(OBH) seharusnya letaknya diberi dinding pembatas
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. 2018. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia 2010 Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010
tentang Industri Farmasi. Jakarta.
BPOM. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia. Jakarta
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Pelaksanaan Sampling dan Pengujian alat Kesehatan
(ALKES) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Muliyawan, Dewi & Suriana, Neti. 2013. A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: PT Elex Media
Komputerindo.
11
12
LAMPIRAN
13
Lampiran 2. Denah Lokasi Industri Kosmetik
14
Lampiran 3. Denah Lokasi Industri PKRT
15
Lampiran 4. Struktur Organisasi PT. Nusantara Beta Farma
16
Lampiran 5. Bagan Alur Kegiatan Produksi
17
Lampiran 6. Alur Pemesanan Barang dan Barang Datang
Ka. GBA
PPIC
Legalitas Suplier
Karakteristik bahan, mutu bahan dan harga
bahan
Memiliki COA (Certificated of analysis)
Sistem pembayaran
Suplier QC
Sampling
Jika ditolak akan dicari
supplier lain
Jika lulus barang akan
Pemesananbarang dipesan
BarangDatang PPIC
GudangKarantina
Dikembalikan ke Suplier,
QC Reject barang diganti sesuai spech
yang dininginkan
Lulus dengan diberi label hijau oleh
QC
Diperiksa / dicocokan barang yang
ada dengan dokumennya oleh QA
GBA
19
Lampiran 8. Surat Pemesanan
21
Lampiran 10. Surat Permohonan Periksa Bahan Baku
22
Lampiran 11. Hasil Pemeriksaan Pengujian Bahan Baku
23
Lampiran 12. Label Bahan Baku
12.a . Gambar label bahan baku karantina belum boleh diproses
12.b. Gambar label bahan baku karantina memenuhi syarat boleh diproses
12.c
.
Ga
mba
r
label bahan baku karantina tidak memenuhi syarat tidak boleh diproses
24
Lampiran 13. Kartu Persediaan Bahan Baku
25
Lampiran 14. Kartu Persediaan Bahan Pengemas Primer
26
Gambar 14. Kartu Persediaan Bahan Pengemas Primer
27
Gambar 15. Kartu Pesediaan Bahan Pengemas Sekunder
Lampiran 16. Blanko Spesifikasi Pengemas
28
Gambar 16. Blanko Spesifikasi Pengemas
29
Gambar 17. Catatan Pengujian Produk Ruahan
30
Gambar 18. Label Produk Ruahan
31
Gambar 19. Blanko Catatan In Process Control
32
Gambar 20. Catatan Pemeriksaan Produk Jadi
33
Gambar 21. Label Karantina Produk Jadi
34
Gambar 22. Label Diluluskan Produk Jadi
35
Gambar 23. Label Ditolak Produk Jadi
36
Gambar 24. Surat Penyerahan Produk Jadi
37
Gambar 25. Blanko Checklist Dokumen Catatan Bets
38
Gambar 26. Berita Acara Pemusnahan Produk
39
Lampiran 27. Sertifikat CPOB Cairan Oral Nonbetalaktam
40
Lampiran 28. Sertifikat CPOB Cairan Obat Luar Nonbetalaktam
41
Lampiran 29. Sertifikat CPOB Semisolid Nonbetalaktam
42
Gambar 29. Sertifikat CPOB Semisolid Nonbetalaktam
43
Gambar 30. Sertifikat CPKB Serbuk Tabur
44
Gambar 31. Sertifikat CPKB Cairan Kental
45
Gambar 32. Sertifikat CPKB Cairan Suspensi
46