Anda di halaman 1dari 4

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Quality Control PT.

Sanbe Farma

Persaingan industri saat ini saling berlomba untuk meningkatkan jaminan kualitas terhadap
produk/jasa yang mereka tawarkan. Oleh karena itu, kualitas produk/jasa yang dihasilkan
sangat erat hubungannya dengan pengukuran kualitasi yang dilakukan oleh dapartemen Quality
Control di laboratorium dalam menjamin mutu dari produk/jasa yang dihasilkan.

PT. Sanbe Farma merupakan industri yang bergerak dalam bidang farmasi. Beralamat di Jl.
Industri No. 8, Cimareme, Kabupaten Bandung Barat. Produk yang dihasilkan berupa berbagai
macam obat yang diperlukan masyarakat. Baik itu berupa sediaan tablet, sirup, injeksi, infus
bahkan obat untuk hewan. Untuk menjamin mutu produknya PT. Sanbe Farma memiliki
Dapartemen Quality Control. Quality Control atau Pengawasan mutu merupakan bagian yang
essensial dari CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) di Industri Farmasi untuk memberikan
kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan
pemakaiannya. Berikut ini merupakan diagram alir mengenai sistem kerja di Departemen
Quality Control PT. Sanbe Farma :

Gambar 1.Diagram Alir Quality Control PT. Sanbe Farma

Secara garis besar, proses pengawasan mutu dimulai dari sampel bahan baku atau Raw
Material berupa bahan baku obat dan bahan kemasan yang diperiksa kesesuaiannya dengan
spesifikasi yang dibutuhkan dalam membuat obat sebelum dilakukan proses produksi. Setelah
bahan baku teruji, dilanjutkan ke proses produksi. Sebelum proses produksi dimulai,
kebersihan alat produksi dan air yang digunakan juga diperiksa dalam laboratorium. Setelah
produksi selesai, obat jadi diuji kembali dalam laboratorium untuk memastikan mutu produk
yang dihasilkan. Selain itu, disisihkan sampel dari obat jadi yang diproduksi untuk dicek
kestabilannya secara berkala, sampel ini disebut dengan sampel stabilitas.

Untuk menjamin mutu produknya PT. Sanbe Farma memiliki dapartemen Quality Control
yang terdiri dari 2 laboratorium yaitu, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi.
Laboratorium Kimia merupakan laboratorium yang kegiatannya meliputi penerapan dasar
praktikum kimia, yaitu penimbangan, pemipetan, pelarutan, pembuatan larutan atandard, dan
identifikasi bahan/produk secara fisik dan kimia. Dalam laboratorium kimia ini terdapat juga
alat instrument yang digunakan untuk menganalisa produk yang akan dipasarkan. Sedangkan,
Laboratorium Mikrobiologi adalah laboratorium yang didesain secara khusus untuk keperluan
praktikum atau eksperimen yang berhubungan dengan mikrobiologi, bertujuan untuk
memastikan tidak ada mikroorganisme berbahaya yang terkandung dalam bahan baku obat
ataupun obat jadi yang akan diproduksi.

Laboratorium merupakan salah satu tempat paling penting yang berada baik di perusahaan,
lembaga pendidikan, maupun lembaga penelitian. Selain karena perannya untuk menganalisa
dan menguji suatu produk layak dipasarkan, laboratorium juga menggunakan banyak bahan-
bahan kimia berbahaya dalam proses analisa dan pengujiannya. Oleh karena itu, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium adalah hal mutlak yang perlu diimplemntasikan. K3
Laboratorium adalah semua upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja
laboratorium dari resiko-resiko yang ada di laboratorium.

Sri rejeki dalam bukunya yang berjudul Kesehatan dan Keselamatan Kerja mengatakan,
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan
kerja maka para pihak diharapkan tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan
nyaman serta mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Karyawan yang bekerja di laboratorium kimia memiliki resiko yang lebih berbahaya karena
potensi terpapar dari bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, powder maupun suspensi pekat.
Resiko tersebut dapat timbul dari bahaya penggunaan bahan kimia yang reaktif, mudah
terbakar, beracun, bahaya radiasu, bahaya kondisi operasi dan bahaya pelepasan air. Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan dan pelatihan yang memadai untuk bekerja di laboratorium
kimia.

Upaya unruk menekan kecelakaan kerja yang dilakukan oleh PT Sanbe Farma salah satunya
menerapkan pemberlakuan disiplin keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) kepada karyawan secara benar dan konsekuen.
Pentingnya menggunakan APD ini telah ditetapkan di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1970 yaitu Kewajiban penyediaan alat pelindung diri oleh pengurus dan kewajiban penggunaan
alat pelindung diri secara benar oleh pekerja. Alat Pelindung Diri yang digunakan dalam
laboratorium ini diantaranya sepatu kanvas navy, gloves, googles, masker dan jas lab. Selain
itu, ada juga respirator, face shield dan sarung tangan tahan panas yang bias digunakan jika
kegiatan analisa yang dilakukan memiliki tingkat paparan kimia yang lebih tinggi.

Selain menggunakan alat pelindung diri, terdapat alat keselamatan laboratorium (Laboratory
Safety Equipment). Peralatan ini digunakan sebagai pertolongan pertama jika terjadi situasi
gawat darurat yang tidak diinginkan. Beberapa alat yang disediakan diantaranya Pembasuh
mata (Eye Wash), Fire Blanket, Safety Shower,Spill neutralizers, alat pemadam api ringan dan
P3K. Alat-alat ini dicek secara berkala untuk memastikan bahwa alat ini selalu siap digunakan
kapanpun dalam keadaan darurat.

Upaya lain yang dilakukan PT. Sanbe Farma untuk memastikan keselamatan karyawannya
adalah memberikan pelatihan (Training) setiap tahunnya. Training yang diberikan bernama
Good Laboratory Practices atau GLP berisi suatu cara pengorganisasian laboratorium dalam
proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin agar
pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standar
nasional/internasional serta memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan serta
menekankan kepedulian terhadap lingkungan.

Pembekalan yang telah dilakukan PT. Sanbe Farma terhadap keselamatan karyawannya sudah
cukup baik selama ini. Hanya saja dalam pelaksanaanya sikap pengabaian karyawan dalam
pemakaian alat pelindung diri secara baik dan benar masih tinggi karena kurangnya
pengawasan. Rekomendasi yang diperlukan untuk menyadarkan pentingnya penggunaan alat
pelindung diri dapat dilakukan dengan pemberian training K3 kepada semua karyawan
laboratorium quality control PT. Sanbe Farma dan menambah tim pengawas dalam
laboratorium untuk melakukan pengawasan kepada karyawan yang sedang bekerja, dan
memastikan APD selalu tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Redjeki, Sri. (2016). Kesehatan dan Keselamtan Kerja. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Isworo, Slamet. (2021). Disiplin Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui pemakaian alat
pelindung diri di laboratorium kimia PT Sucofindo Jakarta. Diakses 15 September 2022.
Hermida dkk. (2019). Pelatihan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Laboratorium bagi
laboran PT. Tunas Baru Lampung. Diakses 15 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai