I. PENDAHULUAN
Perlindungan tenaga kerja atau pegawai dari segala aspek yang berpotensi
membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari
jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja,
dan karakteristik pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya. Tujuannya agar
tenaga kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi sehingga menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi.
Untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh para analis/penguji/laboran
dilingkungan Laboratorium Pengujian Mutu Pakan Ternak UPTD Pengujian Pakan
dan Pembibitan Ternak Dinas Pertanian dari bahaya paparan sumber-sumber
bahaya bahan kimia dan peralatan di laboratorium dapat dilakukan pencegahan salah
satunya dengan pemberian extra fooding (makanan tambahan), seperti
pemberian sumber protein dan vitamin untuk pegawai yang melaksanakan
pekerjaan di lingkungan laboratorium kimia tersebut.
Demikian Kajian Akademis ini kami buat dan telah mempertimbangkan
landasan atau acuan yang berlaku saat ini dalam pengajuan pencantuman
pemberian extrafooding lingkup Instalasi Laboratorium Pengujian Mutu Pakan
Ternak UPTD Pengujian Pakan dan Pembibitan Ternak Dinas Pertanian Provinsi
Banten.
KAJIAN AKADEMIS ANALISIS BEBAN KERJA INSTALASI TERNAK
UPTD PENGUJIAN PAKAN DAN PEMBIBITAN TERNAK
DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN
I. PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara agraris, masyarakat sangat dekat dengan
pertanian dan hewan ternak. Peternakan adalah salah satu yang diminati oleh
masyarakat sebagai sumber pemasukan utama maupun sebagai penghasilan tambahan.
Salah satu faktor kunci keberhasilan dalam pembangunan sub sektor peternakan adalah
bibit ternak, disamping pakan dan tata laksana pemeliharaan. Bibit ternak dan
tatalaksana dalam pemeliharaan ternak adalah faktor penting yang harus diperhatikan
karena ada faktor mahluk hidup di dalamnya yaitu ternak dan manusia pemeliharanya.
Banyak faktor yang bisa menunjang keberhasilan usaha pembibitan ternak.
Produktifitas ternak yang bisa optimal dan sesuai dengan yang diharapkan salah
satunya tidak terlepas dari peran petugas teknis budidaya ternak yaitu Pengawas Bibit
Ternak (Wasbitnak), petugas pemelihara ternak dan penyabit rumput. Mereka berperan
sangat krusial terhadap program pembibitan ternak yang ada di UPTD Pengujian Pakan
dan Pembibitan Ternak. Tanpa mereka bisa dipastikan seluruh kegiatan pelaksanaan
manajemen pembibitan ternak akan berhenti bahkan bisa lumpuh total.
Peran penting Wasbitnak tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009
Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan pada Bab IV pasal 13 ayat (4) bahwa setiap
benih atau bibit yang beredar wajib memiliki sertifikat layak benih atau bibit yang
memenuhi keterangan mengenai silsilah dan ciri-ciri keunggulan tertentu dan ayat (5),
Sertifikat layak benih atau bibit sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi Benih atau Bibit yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh menteri.
Tugas Wasbitnak adalah mengawasi peredaran bibit ternak agar bibit yang diproduksi
dan diedarkan terjamin mutunya sehingga dapat memberikan perlindungan kepada
konsumen dari benih/bibit yang tidak memenuhi standar.
Tenaga Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak) merupakan salah satu tenaga yang
sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas/ mutu bibit ternak dan
pengawasan peredaran bibit ternak yang ada di masyarakat. Dalam operasional di
Instalasi Ternak pada UPTD P3T dilakukan bersama tenaga pemelihara ternak (anak
kandang) dan penyabit rumput. Oleh karena itu perlu terus ditingkatkan kemampuan
kerjanya baik di bidang pengetahuan dan stamina fisik.
Tenaga Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak) merupakan salah satu tenaga yang
sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas / mutu bibit ternak dan
pengawasan peredaran bibit ternak yang ada di masyarakat. Dalam operasional di
Instalasi Pembibitan Ternak pada UPTD P3T dilakukan bersama tenaga pemelihara
ternak (anak kandang) dan penyabit rumput. Oleh karena itu perlu terus ditingkatkan
kemampuan kerjanya baik di bidang pengetahuan dan stamina fisik.
Selain dari sistem pemeliharaan ternak, kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
adalah pedoman wajib untuk diketahui dan diimplementasikan oleh setiap pelaku kerja
pada industri di berbagai bidang termasuk pada bidang peternakan. Kegiatan produksi
pada industri bidang peternakan merupakan salah satu kegiatan yang paling berbahaya
bagi pekerjanya. Pekerjaan di industri peternakan memiliki risiko kecelakaan kerja yang
cukup tinggi, namun tidak sedikit pekerja yang mengabaikan aspek keselamatan dan
kesehatan pekerja. Pekerja peternakan memiliki tingkat kecelakaan dan penyakit akibat
kerja yang tinggi, karena mereka dihadapkan pada berbagai bahaya, termasuk bekerja
dengan mesin, kendaraan, peralatan dan hewan, kebisingan dan getaran yang
berlebihan, tergelincir, limbung, dan jatuh dari ketinggian, kebutuhan untuk
mengangkat beban berat dan melakukan pekerjaan berulang dan pekerjaan, paparan
debu dan zat organik lainnya, bahan kimia, agen/zat infektif, serta agen penyakit
zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia) dan kondisi kerja lainnya
seperti paparan matahari, suhu ekstrim dan cuaca buruk
Instalasi ternak harus merupakan tempat yang aman bagi pekerjanya, terhadap
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan terpapar penyakit yang menular dari hewan ke
manusia (zoonosis) pada seseorang sehingga dapat bekerja dengan produktif dan
efisien. Keadaan sehat dalam instalasi, dapat diciptakan apabila ada kemauan dari
setiap pekerja untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan suatu kesadaran dan
tanggung jawab, bahwa kecelakaan dapat berakibat pada diri sendiri dan orang lain
serta lingkungannya.Tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja memegang
peranan penting dalam pencegahan kecelakaan disamping disiplin setiap individu
terhadap peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja.
II. LANDASAN YURIDIS (HUKUM)
Tenaga Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak) mempunyai tugas pokok salah
satunya melakukan pengawasan mutu bibit ternak. Hal ini mengacu pada landasan
yuridis sebagai berikut :
t. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan
Hewan;
u. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor: 2 Tahun 2011 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Bibit Ternak Dan Angka Kreditnya;
v. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.08/Permentan/OT.140/2012
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak
dan Angka Kreditnya;
w. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/3/2012 Tentang
Persyaratan Mutu Benih, Bibit Ternak, dan Sumber Daya Genetik Hewan;
x. PeraturanPemerintah No. 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat
Veteriner (Lembaran Negara RI Tahun 1983 No. 28, Tambahan Lembaran
Negara RI No. 3253);
y. UU no. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;
z. UU no.36 2009 tentang Kesehatan BAB XII / tentang Kesehatan Kerja Pasal
164Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan;
aa. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 472/Menkes/Per/V/1996 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya bagi Kesehatan;
bb.Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
No Nama Jabatan
1 Rd. Teten Al Basyit, S.Pt. Petugas Kesehatan Ternak
2 Dendi Hidayat Petugas Instalasi Ternak
3 Baehaki Petugas Instalasi Ternak
4 Bahrawi Petugas Instalasi Ternak
5 Daman Haji Petugas Instalasi Ternak
6 Fatoni Petugas Instalasi Ternak
7 Fauzi Petugas Instalasi Ternak
8 Jamhari Petugas Instalasi Ternak
9 Mujtahidin Petugas Instalasi Ternak
10 Rijal Petugas Instalasi Ternak
11 Rival Aditya Gozali Petugas Instalasi Ternak
12 Saefudin Petugas Pemelihara Lingkungan
13 Sahroni Petugas Instalasi Ternak
14 Sanam Petugas Instalasi Ternak
15 Satiman Petugas Instalasi Ternak
16 Sukijan Petugas Instalasi Ternak
17 Supali Petugas Instalasi Ternak
18 Uci Sanusi Petugas Instalasi Ternak
19 Umar Maulana Petugas Instalasi Ternak
20 Elfan Petugas Instalasi Ternak
21 Moch Zaynata Kusuma Petugas Instalasi Ternak
22 Haerul Mustaqim Petugas Instalasi Ternak
23 Ujang Hendri Petugas Instalasi Ternak
Lampiran 3 : Usulan harga satuan untuk Extra Fooding