Anda di halaman 1dari 12

Telaah kritis

Kedokteran Berbasis Bukti (Evidence-Based Practice)

A. Pertanyaan klinis
Bagaimana prognosis anak penderita kejang
demam untuk terjadinya kejang demam berulang

B. Komponen pertanyaan foreground (PICO)


Problem : Anak penderita kejang demam
Intervention : -
Comparisons : -
Outcome : kejang demam berulang
2
C. Metode penelusuran

Pubmed: kata kunci “febrile seizure AND


recurrence risk AND prognostic factors”

Judul ” Which factors determine febrile seizure


recurrence? A prospective study” diambil dari
Brain & Development. 2008; 30: 7-13

3
KAJIAN KRITIS KEDOKTERAN BERBASIS BUKTI
ASPEK PROGNOSIS

Apakah bukti tentang prognosis ini valid?

1. Apakah awal penelitian didefinisikan dengan jelas dan


taat asas?

√ Ya TidakTidak jelas

Hal ini dapat di lihat pada metode penelitian, dengan


jumlah sampel 260 anak dan kriteria inklusi dan
eksklusi yang jelas. Semua sampel diikuti secara
prosfektif selama 2.5 sampai 7.5 tahun
4
2. Apakah pemantauan dilakukan secara memadai?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Semua sampel yang didapatkan dilakukan pemantauan dari sejak
terjadi kejang pertama antara bulan Agustus 1998 sampai Pebruari
2003. Data yang diambil berdasarkan pemantauan yang dilakukan
setiap 4 sampai 6 bulan

3. Apakah luaran dinilai dengan kriteria obyektif, bila mungkin


tersamar?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Luaran yang dinilai secara objektif berupa kejadian kejang demam
berulang pada pasien dengan kejang demam. Penilaian tidak
dilakukan tersamar.

5
4. Apakah diidentifikasi kelompok dengan prognosis yang
berbeda?
√Ya TidakTidak jelas
Pada penelitian ini dilakukan identifikasi kelompok dengan
prognosis yang berbeda dimana dilakukan analisa hubungan
antara faktor risiko dengan kejadian kejang demam berulang

5. Apakah hasil sudah divalidasi pada kelompok subyek yang lain?


√Ya TidakTidak jelas
Penjelasan: Hasil sudah divalidasi dengan melakukan analisis
multivariat dengan memperhitungkan faktor prognostik lain

6
Apakah bukti tentang prognosis yang valid ini
penting?

1. Berapa besar kemungkinan terjadinya luaran dari


waktu ke waktu?

Sampel diikuti selama 2.5 tahun sampai 7.5 tahun


dengan rerata 4.3 tahun. Pengamatan dilakukan
tiap 4 sampai 6 bulan. Dinilai luaran setelah pasien
pertama kali mengalami kejang untuk
kemungkinan terjadinya kejang demam berulang
7
2. Berapa tepatkah estimasi terjadinya luaran yang
diteliti?

Penderita kejang demam jika kejang terjadi pada usia


kurang dari 18 bulan terbukti menjadi faktor risiko
untuk kejang demam berulang dengan OR 1.95 (IK
1.23 ; 3.46), untuk kejang demam kompleks OR 1.32
(IK 0.719 ; 2.423), dan untuk riwayat keluarga
menderita kejang demam OR 1.13 (IK 0.776 ± 1.648)
dengan p<0.05
8
Apakah kita dapat menerapkan bukti tentang prognosis
yang valid dan penting ini kepada pasien kita?

1. Apakah pasien kita mirip dengan subyek penelitian?


√ Ya TidakTidak jelas
Usia pasien saat pertama kali menderita kejang
demam adalah 11 bulan, termasuk dalam kelompok
yang diteliti (usia anak) dan gejala yang timbul pada
anak ini

9
2. Apakah simpulan kita terhadap hasil studi
bermanfaat apabila disampaikan kepada pasien
dalam tatalaksana secara keseluruhan?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Hasil dari penelitian ini dapat membantu dalam
menjelaskan prognosis anak dengan kejang
demam kepada orang tua

10
Kesimpulan: Hasil penelitian ini valid, penting
dan dapat diterapkan, dimana pada anak
dengan kejang demam jika usia saat pertama
kali kejang terjadi kurang dari 18 bulan,
dijumpai kejang demam kompleks, dan
dijumpai riwayat keluarga menderita kejang
demam maka akan berisiko untuk terjadinya
kejang demam berulang

11
12

Anda mungkin juga menyukai