Anda di halaman 1dari 29

Fisiologi Menstruasi

Siklus Menstruasi
• Perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium.
• Normal/Klasik 28 hari, bervariasi tiap individu.
• Lama menstruasi  3-5 hari.
• Jumlah darah yang keluar rata2 33,2 ± 16 cc
• Siklus menstruasi siklus ovarium dan siklus uterus.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Fisiologi Siklus Menstruasi
Anatomi:
Fisiologi Siklus Menstruasi
Parakrin & autokrin (hormon) pengatur fungsi ovarium (1):
1. Siklus fungsi ovarium dengan pematangan folikel-folikel, ovulasi, formasi corpus
luteum diatur oleh sistem kelenjar hypothalamo-hipofise seperti halnya dengan
mekanisme intraovarial.
2. Hypothalamus memproduksi gonadotropin-releasing hormones (GnRH)
3. GnRH dibawa melalui sistem vena portal menuju kelenjar hipofise anterior
4. GnRH menyatu pada reseptor spesifik yang menginduksi sekresi luteotropic
hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH)
Fisiologi Siklus Menstruasi
Interaksi hipotalamus, hipofise
dan ovarium. Mekanisme umpan
balik negatif dan positif:
Aspek Neuroendokrin dalam Siklus Menstruasi
Siklus Ovarium
• Terdapat dua fase:
a. Fase Folikuler
b. Fase Luteal
Fisiologi Siklus Menstruasi
Siklus Ovarium:
- Embrio perempuan mempunyai 4 - 7 juta folikel primordial.
- Pada saat pubertas hanya 400,000 folikel primordial tersisa.
- 30 – 35 tahun proses reproduksi mengkonsumsi semua folikel
(siklus bulanan menggunakan ratusan hingga ribuan folikel).
- Setiap bulan hanya satu folikel, dari ovarium kanan atau kiri
yang akan menjadi dominan dan menjadi folikel matang (folikel
deGraaf, berdiameter 25 mm).
- Seleksi dari folikel dominan terjadi pada hari ke-6 to 8 setelah
siklus.
Fisiologi Siklus Menstruasi
 Jumlah sel germinativum pada ovarium manusia:
Fase Folikuler
Pembentukan Esterogen oleh Folikel
Ovarium
Kolesterol
LH FSH

+ +
+
Androgen Sel-sel
Sel-sel
(berdifusi ke Granulosa
teka
dalam sel
granulosa) +
+

Esterogen

Berperan
dalam Disekresikan
pembentukan ke dalam
Antrum darah
Fisiologi Siklus Menstruasi
Fisiologi Siklus Menstruasi

 Ilustrasi Seleksi Folikel:

Hanya satu folikel matang yang menjadi


dominan. Ratusan folikel lain menjadi
atretik. 99% dari seluruh folikel mengalami
kematian sel yang terprogram (apoptosis).

Folikel dominan yang masih bertahan


dibantu oleh FSH, epidermal growth factor
(EGF), transforming growth factor beta
(TGF-ß), basic fibroblast growth factor
(bFGF), insulin-like growth factor (IGF-1)
dan estrogens.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Perkembangan Folikel (1):
Folikel primordial umumnya
ditemukan pada korteks
ovarium.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Apoptosis pada Ovarium:

- Kurang dari 1% dari keseluruhan Folikel mencapai tahap Folikel


deGraaf, dengan 99% dari folikel-folikel (ratusan/siklus) berdegenerasi
dengan mekanisme apoptosis.

- Programmed Cell Death = apoptosis adalah proses yang sepenuhnya


bergantung pada ketersediaan energi dan diikuti oleh degradasi DNA.

- Kemampuan hidup folikel utama tergantung dari adanya growth factor:


EGF-1 (epidermal growth factor), TGF-beta (transforming growth
factor), IGF-1 (insulin-like growth factor), dan estrogens.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Ovulasi:
1. Reseptor LH pra ovulasi bermunculan pada sel granulosa folikel
dominan (FSH dependent)
2. Testosteron dari sel Theka beraromatisasi menjadi estradiol di dalam
sel granulosa
3. Bertambahnya estradiol menyebabkan kenaikan synthesis dan
penyimpanan LH (umpan balik mekanisme positif Diagram Interaksi)
4. 8 sampai 10 jam setelah puncak LH, akan diikuti dengan ovulasi
Fisiologi Siklus Menstruasi
Perubahan morfologis
dan endokrin pada
siklus menstruasi:
Fisiologi Siklus Menstruasi
Corpus luteum (yellow body):
 Bekas folikel yang pecah setelah ovulasi,
berkembang menjadi corpus luteum.
 Tanda sitomorfologisnya berupa
vaskularisasi baru dari sel granulosa yang
semula avaskuler
 Corpus luteum terhubung ke sirkulasi
dan reseptor-reseptor low density
lipoprotein (LDL) terbentuk.
 Sebagai hasilnya sel-sel granulosa dapat
menggunakan kolesterol yang ada untuk
biosintesis progesteron vaskularisasi baru dari
 Level maksimum serum progesteron 15 Sel-sel granulosa

ng/ml 6 sampai 8 hari setelah ovulasi


Siklus Uterus

• Pd masa reproduksi & keadaan tak hamilmukosa


uterus mengalami perubahan siklik
4 Fase Endometrium dalam Siklus Haid
a. Fase Menstruasi: hari 1-4
b. Fase Regenerasi (folikuler)
c. Fase Proliferasi: early, mid, late hari ke 5-14
d. Fase Sekresi (luteal): dini dan lanjuthari ke 15-28

Uteric Cycle
Fisiologi Siklus Menstruasi
Perubahan-perubahan Endometrium:
Endometrium mengandung: epithel mukosa, epithel
kelenjar, endometrial stroma, jaringan ikat dengan
fibroblas dan makrofag.

Estradiol menyebabkan proliferasi luas endometrium


akibat meningkatnya mitosis seluler. Estradiol melekat
ke reseptor estrogen yang akan merangsang reseptor
progesteron. Endometrium akan menjadi sensitif
terhadap progesteron pada fase sekresi dalam siklus
(O‘Malley et al. 1991).

Ketebalan Endometrium bertambah dari 1 mm pada


hari ke-1 hingga 7-8 mm pada hari ke 14.
Fisiologi Siklus Menstruasi

Corpus-luteum gravidum (Kehamilan):

• Bila terjadi fertilisasi dan implantasi, human choriogonadotrophin (hCG), yang


mirip dengan molekul LH, akan menstimulasi corpus luteum, untuk menghasilkan
progesteron secara berkesinambungan untuk memelihara kehamilan.

• Bila tidak terjadi kehamilan, corpus luteum akan mengalami „luteolysis“.

• Prostaglandins, sitokinin, dan growth factors seperti TNF-beta (tumor necrosis


factor), dan makrofag akan menginfiltrasi jaringan kapiler sehingga
menyebabkan regresi dari corpus luteum dan terbentuk jaringan parut (corpus
albicans).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai