Anda di halaman 1dari 25

SIKLUS HAID BINAHAYATI

DEFINISI HAID
perdarahan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium. Haid normal adalah
perdarahan haid yang panjang, lama dan jumlah perdarahan dalam batas normal.
Panjang siklus haid normal adalah 28 ± 7 hari (21-35 hari)

Keadaan Normal :
- Panjang siklus 28 ± 7 hari
- Lama haid 3 – 7 hari.
- Banyaknya 2-3 kali ganti duk sehari
POROS HIPOTALAMUS-
HIPOFISIS-OVARIUM
ASPEK ENDOKRIN DALAM SIKLUS HAID

•Hipofisis menghasilkan
• Ovarium menghasilkan :
Hipotalamus menghasilkan : - gonadotropin (FSH dan LH) :
- Estrogen yang berfungsi
Releasing hormone/Releasing factor FSH berfungsi merangsang ovarium
merangsang endometrium untuk
(GnRH dan PIF) yang berfungsi untuk menghasilkan folikel
berproliferasi
merangsang hipofisis mengeluarkan (folikulogenesis)
gonadotropin dan menghambat - Progesteron yang berfungsi
LH berfungsi memecahkan sel
prolaktin. merangsang endometrium untuk
telur yang matang dan membentuk
bersekresi
korpus luteum.
FASE-FASE HAID
Ovarium : Endometrium :
- Fase Proliferasi
- Fase Folikuler - Fase Sekresi
- Ovulasi -Fase menstruasi
- Fase Luteal
SIKLUS OVARIUM

Embrio perempuan mempunyai 1-2 juta folikel primordial.


- Pada saat pubertas hanya sekitar 400,000 folikel primordial yang tersisa.
- 30 – 35 tahun proses reproduksi mengkonsumsi semua folikel (siklus bulanan
menggunakan ratusan hingga ribuan folikel).
- Setiap bulan hanya satu folikel, dari ovarium kanan atau kiri yang akan menjadi
dominan dan menjadi folikel matang (folikel deGraaf, berdiameter 25 mm).
- Seleksi dari folikel dominan terjadi pada hari ke-6 - 8 setelah siklus.
FOLIKULOGENESIS
PERKEMBANGAN FOLIKEL
 Stimulus awal berasal dari hipotalamus dengan pelepasan gonadotrophic-releasing
hormone (GnRH) ke dalam pembuluh darah portal hipofisis. GnRH merangsang
pertumbuhan dan maturasi gonadotrof yang mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada 15-
20 folikel primer terpilih, dengan berikatan dengan sel granulose teka yang mengelilinginya.

 Folikel primer terdiri dari 1 sel oosit dan sel granulosa

 Sel granulosa berproliferasi menghasilkan zona pelusida yang memisahkan oosit primer dan
sel granulosa. Bersamaan dengan itu jaringan ikat ovarium berdiferensiasi dan berproliferasi
membentuk sel theca (bagian paling luar folikel)

 Gabungan sel theca dan sel granulosa disebut sel folikel yang akan menghasilkan estrogen.
Folikel pada fase ini disebut folikel pra antral (belum terbentuk antrum). Antrum = rongga
yang berisi follicular fluid yang mengandung estrogen
 FSH mempengaruhi folikel pra antral sehingga berkembang menjadi folikel antral (folikel
sekunder). Pada tahap ini folikel dapat terlihat melalui USG transvaginal
 Folikel antral berkembang menjadi folikel matang (folikel de graff/ folikel tersier). Dari
15-20 folikel yang direkrut, hanya 1-2 yang akan menjadi folikel matang (folikel de graff).
Yang berhasil matang adalah folikel yang paling banyak mengandung reseptor FSH
 Folikel de graff dengan pengaruh LH akan pecah (ovulasi) mengeluarkan oosit (ovulasi)
 Folikel yang pecah akan berubah menjadi corpus luteum yang menghasilkan estrogen dan
progesterone namun dominan progesteron untuk menunjang endometrium menjadi tempat
implantasi. Corpus luteum banyak menghasilkan steroid (banyak mengandung precursor
steroid, lemak dan kolesterol) sehingga warnanya kuning, makanya dinamakan badan
kuning/corpus luteum

 Jika tidak dibuahi maka corpus luteum akan mengalami degenerasi sehingga akan difagosit
serta masuknya jaringan ikat yang membuat corpus luteum menjadi corpus albicans.

 Terbentuknya corpus albicans menandakan berakhirnya fase luteal dan berakhirnya satu fase
PERAN FSH DAN LH PADA SEL FOLIKEL

LH berikatan pada reseptor sel theca


FSH berikatan pada reseptor sel granulosa
LH mempengaruhi sel theca untuk menghasilkan androgen
Androgen kemudian memasuki sel granulosa → FSH melalui
enzim aromatase mengubah androgen menjadi estrogen
KONTROL FUNGSI HORMON PADA
SIKLUS OVARIUM DAN
ENDOMETRIUM
FASE FOLIKULAR
Perkembangan oosit dan perkembangan folikel menyebabkan peningkatan estrogen karena peran FSH dan LH

Peningkatan estrogen memberikan negative feedback ke hipotalamus hipofisis sehingga sekresi GnRH ↓ → FSH ↓. Penurunan FSH juga
disebabkan oleh sekresi inhibin oleh sel folikel

Mengapa hanya FSH yang turun? Karena Estrogen menekan penurunan selektif pada FSH, sedangkan LH tidak hanya dipengaruhi oleh
Estrogen tapi juga oleh Progesteron. Oleh karena pada fase folikular Progesteron kadarnya tidak tinggi maka LH tetap meningkat

Peningkatan kadar LH inilah yang kemudian merangsang terjadinya ovulasi.


OVULASI
Efek endokrinologik peningkatan kadar estrogen ini menimbulkan umpan balik negatif pada
hipofisis anterior dan hipotalamus. Akibatnya sekresi FSH menurun sedangkan sekresi estrogen
meningkat mencapai puncak.

Sekitar 24 jam kemudian terjadi lonjakan besar sekresi dari LH (LH surge) dan lonjakan sekresi
FSH yang lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu ovum dari folikel
yang paling besar, sehingga terjadi ovulasi.

Folikel yang pecah tadi menjadi korpus luteum sedangkan folikel-folikel lain akan mengalami
atresia (mati). Fungsi folikel adalah menghasilkan estrogen, sedangkan penghasil estrogen sudah
mati maka kita lihat pada pertengahan siklus kadar Estrogen menurun drastis
FASE LUTEAL
Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel granulose teka berproliferasi dan warnanya menjadi kuning disebut sel
luteinteka. Folikel yang kolaps 2hari kemudian menjadi korpus luteum.

Sel-sel lutein korpus luteum menghasilkan progesterone dan estrogen dengan dominasi Progesteron. Makanya pada grafik kita lihat estrogen
yang sebelum turun akan meningkat kembali bersama dengan Progesteron. Sekresi progesterone mencapai puncak datar (plateau) sekitar empat
hari setelah ovulasi, kemudian meningkat secara progresif apabila ovum yang dibuahi mengadakan implantasi ke dalam endometrium.

Sel-sel trofoblastik embrio yang telah tertanam segera menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang memelihara korpus luteum
sehingga sekresi estrogen dan progesterone terus berlanjut

Sebaliknya, jika tidak terjadi kehamilan, corpus luteum berdegenerasi sehingga menghasilkan estrogen dan progesteron yang lebih sedikit, hal
ini mengurangi umpan balik negatif pada hipotalamus hipofisis yang menyebabkan meningkatnya kembali sekresi FSH → mulai siklus folikular
baru
SIKLUS ENDOMETRIUM
1. FASE MENSTRUASI
Apabila tidak ada kehamilan, sekresi estrogen dan progesteron menurun karena korpus luteum menjadi tua. Penuaan ini menyebabkan peningkatan asam
arakidonat dan endoperoksidase bebas di dalam endometrium.

Enzim-enzim ini menginduksi lisosom sel stroma untuk mensintesis dan mensekresi prostaglandin (PGF2α dan PGE2) dan prostasiklin. PGF2α merupakan
suatu vasokonstriktor yang kuat dan menyebabkan kontraksi uterus, PGE2 menyebabkan kontraksi uterus dan vasodilatasi, sedangkan prostasiklin adalah
suatu vasodilator, yang menyebabkan relaksasi otot dan menghambat agregasi trombosit.

Perubahan ini mengurangi aliran darah melalui kapiler endometrium dan menyebabkan pergeseran cairan dari jaringan endometrium ke kapiler, sehingga
mengurangi ketebalan endometrium. Hal ini menyebabkan bertambahnya kelokan arteri spiralis bersamaan dengan terus berkurangnya aliran darah.

Daerah endometrium yang disuplai oleh arteri spiralis menjadi hipoksik, sehingga terjadi nekrosis iskemik. Daerah nikrotik dari endometrium mengelupas
ke dalam rongga uterus disertai dengan darah dan cairan jaringan, sehingga menstruasi terjadi.

Pada fase menstruasi lapisan endometrium superifisial dan media dilepaskan, tetapi lapisan basal profunda endometrium dipertahankan
2. FASE PROLIFERASI
Pada fase proliferatif terjadi proses perbaikan regeneratif, setelah endometrium mengelupas sewaktu menstruasi.

Fase regeneratif dini berlangsung dari hari ke-3 siklus menstruasi hingga hari ke-7, ketika proliferasi semakin cepat.

Perkembangan folikel di ovarium menyebabkan peningkatan kembali Estrogen yang akan menebalkan kembali endometrium. Estrogen tinggi
menyebabkanproliferasi endomtreium sampai ketebalan 8 mm, maksimal 12 mm (jika > 12 mm disebut hyperplasia endomtetrium.

Kelenjar-kelenjar epitel bertambah besar dan tumbuh ke bawah tegak lurus terhadap permukaan. Sel-selnya menjadi kolumner dengan nukleus
di basal sel-sel stroma berploriferasi, tetap padat dan berbentuk kumparan. Pembelahan sel terjadi pada kelenjar dan stroma.

Pada saat menembus endometrium basal, masing-masing arteri berjalan lurus, tetapi pada lapisan superfisial dan media arteri berubah menjadi
spiral.
FASE SEKRESI
Setelah ovulasi folikel de graff yang pecah akan menjadi corpus rubrum (di sini Estrogen dan Progesteron tetap dihasilkan tapi kadarnya rendah). 2 hari kemudian corpus rubrum menjadi corpus luteum
yang menghasilkan Progesteron juga Estrogen.

Progesteron membuat endometrium kompak → memasuki fase sekresi dimana kelenjar menjadi panjang, berkelok-kelok, mengeluarkan getah, penimbunan glikogen dan kapur sehingga menjadi
gembur. Saat ini endometrium siap menerima telur yang dibuahi

Perubahan ini mulai pada 2 hari terakhir fase proliferatif, tetapi meningkat secara signifikan setelah ovulasi. Vakuol-vakuol sekretorik yang kaya glikogen tampak di dalam sel-sel yang melapisi kelenjar
endometrium.

Pada hari ke-6 setelah ovulasi, fase sekresi mencapai puncak.

Jika terjadi pembuahan → hasil konsepsi berimplantasi → tumbuh trophoblast →trophoblast menghasilkan HCG → HCG mempertahankan corpus luteum untuk terus mensekresikan Estrogen dan
Progesteron → sampai usia kehamilan 16 minggu fungsi corpus luteum diambil alih oleh plasenta.

Jika tidak terjadi pembuahan → corpus luteum regresi → Estrogen dan Progesteron ↓ → vasokonstriksi arteri spiralis → deskuamasi epitel superfisial (Stratum compactum dan spongiosum) →
menstruasi

tinggal stratum basale yang tetap dipertahankan


NOTE
(catatan kuliah tahun 1998, maaf ya kalo
udah gak relevan hehe)
Corpus luteum terbentuk pada hari ke-3 ovulasi (hari ke-16) dan umurnya 10-12 hari jika tidak ada kehamilan → hal ini
menyebabkan fase sekresi dari tiap orang sama → sedangkan fase proliferasi berbeda-beda tergantung kadar Estrogen dalam plasma.

Estrogen disintesis dari : lemak → cholesterol → androgen → Estrogen (E2)

Pada orang gemuk: lemak >> → estrogen >> sehingga siklus haid menjadi tidak teratur → endometrium bisa hyperplasia atau
atropi.

Jika hyperplasia endometrium → endometrium luruh sebelum terjadi ovulasi → perdarahan anovulatoar (hal ini disebabkan E2 ↑ →
negative feedback ke hipotalamus → hipofisis tidak sekeresi FSH → folikel tidak matang → tidak ovulasi).

Hiperplasia endometrium lama-lama jadi atropi


NOTE
Yang menyebabkan ovulasi bukan LH surge tapi tanpa LH surge tidak akan terjadi
ovulasi. LH surge menunjukkan E2 sudah cukup banyak untuk menimbulkan ovulasi.
Ovulasi terjadi karena folikel matang menjadi tipis pada bagian yang disebut STIGMA
sehingga pecah
NOTE
Siklus haid tidak teratur : pengobatannya tergantung dimana disfungsionalnya (apakah endometrium,
ovarium, hipofisis atau hipotalamus)
Cara mengetahuinya?
I. Tentukan apakah ada ovulasi atau tidak
Cara mengetahui adanya ovulasi:
1. suhu badan basal (SBB): kurva bifasis
2. spinbarkeit : konsistensi lender serviks seperti benang (antara kental dan cair) yang dapat
ditarik sepanjang 10-20 cm
3. fern test: spinbarkeit dioleskan di object glass →lihat di bawah mikroskop (gambar seperti
daun pakis)
4. biopsi endometrium: dilakukan pada fase luteal akhir (karena sulit menentukan fase luteal
akhir maka dilakukan pada awal menstruasi (dalam 24 jam pertama)
CONT
II. Periksa hormon
Siklus haid

ovulatoar anovulatoar

Periksa kadar FSH dan LH

FSH & LH
Ovarium baik Normal

Gangguan di Gangguan di hopofisis


ovarium
Periksa GnRH

Normal GnRH ↓

Hipotalamus Gangguan
baik hipotalamus
GANGGUAN MENSTRUASI

Anda mungkin juga menyukai