Anda di halaman 1dari 7

Siklus Menstruasi

a. Menstruasi Menstruasi adalah pendarahan secara priodik dan siklik di uterus disertai pelepasan endometrium . Volume darah yang di keluarkan 33,2 +_ 16 cc .Siklus menstruasi berlangsung dibawah pengaruh hormon dan biasanya berlangsung dalam interval 4 minggu kecuali masa kehamilan dan menyusui.Lama siklus :24-35 hari,

biasanya :+/- 28 hari dan yang dikeluarkan ketika menstruasi antara lain: Darah

Jaringan mukosa endometrium Inflammatory exudates Proteolitik enzyme Mukus

b. Fase fase Menstuasi :

MENSTRUAL PHASE
Biasanya berlangsung pada 1-5 hari pertama pada siklus menstruasi. Estrogen, progesteron, dan inhibin menurun, karena tidak adanya sekresi dari corpus luteum,sementara sel-sel granulose belum dapat menghasilkan hormon-hormon tersebut. FSH dan LH meningkat karena tidak adanya negative feedback dari estrogen dan inhibisi oleh inhibin terhadap FSH serta tidak adanya negative feedback dari progesteron terhadap LH Pada ovarium Di bawah pengaruh FSH beberapa primordial follicle berkembang menjadi primary follicle dan kemudian menjadi secondary follicle. Pertumbuhan follicle ini dapat berlangsung beberapa bulan, karenanya folikel yang mulai berkembang pada siklus menstruasi tertentu dapat tidak mencapai kematangan dan berovulasi sampai beberapa siklus menstruasi berikutnya. Pada uterus Jumlah menstrual flow yang normal adalah 30-80 ml, namun dapat juga berkisar 50-150 ml.Pelepasa cairan menstrual terjadi karena menurunnya level progesteron dan estrogen yang akan menstimulasi pelepasan prostaglandin yang menyebabkan uterine spiracle arterioles akibanya sel-sel akan kekurangan oksigen dan mulai mengalami kematian sel . Akhirnya stratum fungsionalis akan meluruh atau mengelupas .

PREOVULATORY PHASE
Waktu antara akhir menstruasi sampai ovulasi Berlangsung pada hari 6-13 siklus menstruasi

Estrogen dan inhibin mulai meningkat, karena mulai disekresikan oleh sel granulose pada folikel yang semakin berkembang dibawah prngaruh FSH

FSH semakin menurun, karena meningkatnya inhibisi FSH oleh inhibin, dan peningkatan estrogen pada tingkat moderate akan menekan FSH melaui negative feedback

LH semakin meningkat, karena stimulasi estrogen Pada ovarium (follicular stage) : Beberapa secondary follicle mulai mensekresikan estrogen dan inhibin pada hari ke 6 Single secondary follicle dari salah satu ovarium akan berkembang menjadi dominant follicle , sedangkan folikel yang tidak berkembang akan mengalami atresia karena negative feedback dari estrogen dan sekresi inhibin Dominant folikel akan terus berkembang dan menjadi folikel yang matang dan terus mensekresikan estrogen

Pada uterus (proliferatif stage): Tingkat estrogen yang semakin meningkat akan memacu proliferasi endometrium Ketika endometrium menebal, berkembanglah endometrial gland yang pendek dan lurus sedangkan arteriola akan memanjang dan meliuk-liuk serta mulai menembus stratum funsionalis Ketebalan endometrium pada awal proliferasi kira-kira :1-2 mm, sedangkan akhir proliferasi kira-kira :3,5-5 mm

OVULASI
Adalah rufturnya graafian follicle, disertai dengan pelepasan secondary oocyte ke pelvic cavity. Biasanya terjadi pada hari ke 14 dari siklus menstruasi 28 hari. Tingkat estrogen yang tinggi pada akhir preovulatory phase akan memacu positive feedback terhadap GnRH untuk memperbanyak sekresi LH dan FSH sehingga LH dan FSH pun meningkat kembali . Stimulasi estrogen yang >200

pg/ml akan memacu LH surge. Sekitar 24-36 jam setelah LH surge, akan terjadi ovulasi. Pada saat ovulasi, LH, FSH dan estrogen akan mulai menurun. Pada ovarium Dengan stimulasi LH pada saat ovulasi, graafian follicle akan rupture dan terjadilah pelepasan secondary oocyte yang masih diselubungi zona pellucida dan corona radiata. Sementara sisa graafian follicle yang tidak ikut bersama secondary oocyte akan membentuk corfus hemorrhagicum sebelum nantinya membentuk corfus luteum. Pada uterus Dengan meningkatnya stimulasi estrogen terhadap endometrium, maka endometrium meresponnya dengan terus berproliferasi, ketika sesaat stimulasi estrogen menurun ketika ovulasi dan beberapa saat setelahnya. Sebelum terbentuknya corfus luteum (karena sebelum terbentuknya corfus luteum, tidak ada yang mensekresikan estrogen) maka endometrim akan sedikit berkurang progresivitas proliferasinya.

POST OVULATION
Hormon Lh sangat penting untuk perkembangan final follicle dan ovulasi. Meskipun FSh tinggi apabila tidak ada LH maka ovulasi tidak akan terjadi. Dua hari sebelum ovulasi, sekresi LH sangat tinggi. Efek spesifik nya pada sel granulosa dan theca-cells adalah mengubah kedua jenis sel tersebut menjadi progesterone-secreting cell. Maka 1 hari sebelum ovulasi, kadar estrogen menurun dan kadar progesterone meningkat.

Setelah ovulasi, sisa granulosa dan sel theca interna berubah menjadi Lutein Cells. Lalu akan membesar dan diisi oleh lipid inklusi menjadi berwana kuning. Proses ini bernama Luteinization dan massa tersebut bernama Corpus Luteum. Sel granulosa Corpus Luteum membuat RE halus, kemudian RE halus membuat progesterone dan esterogen. Sel Theca membuat androgen, androstenedion, dan testosterone yang nantinya kebanyakan akan diubah oleh sel granulosa menjadi Female Sex Hormone. Corpus Luteum berdiameter 1,5 cm, umurnya 7-8 hari, apabila oosit

sekunder tidak ada yang membuahi, maka corpus luteum akan menjadi corpus albican lalu menjadi jaringan ikat yang nantinya akan kembali di absorbs.

Estrogen dan Progesteron yang disekresi oleh Corpus Luteum memberikan efek feedback negative pada anterior pituitary sehingga kadar FSH dan LH tetap rendah. Lutein Cells juga mensekresi sedikit hormone inhibin yang berfungsi untuk menghambat FSH sehingga Corpus Luteum umur nya tidak lama dan akhirnya akan berdegenerasi yang disebut Involution.

Final Involution terjadi pada 12 hari kehidupan Corpus Luteum, ketika hari ke-26, 2 hari sebelum menstruasi dimulai. Penghentian sekresi estrogen, progesterone, inhibin, menghilangkan inhibisi feedback FSH dan LH. Sehingga kadar FSH dan LH mulai naik dan disekresikan kembali.

Disfungsional Uterine Bleeding (DUB)


a. Pengertian Perdarahan uterus yang banyak dan irregular tanpa adanya lesi organik (submukosa fibrinoid, endometrial polyps, kehamilan, infeksi dan penyakit sistemik). Pendarahan uterus abnormal yang terjadi di dalam maupun di luar siklus, yang semata-mata disebabkan gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamushipofisis-ovarium-endometrium tanpa kelainan organ reproduksi. Berbagai manifestasi perdarahan pada wanita tidak menunjukan atau secara medis tidak menderita penyakit tertentu. b. Epidemiologi Paling sering ditemukan pada wanita premanrcle dan wanita premanapause Terjadi pada 5%-10% pada wanita > 50 % pada premanapause , 20 % remaja dan 30 % pada usia reproduksi dengan gangguan emosi Tidak dipengaruhi sukun dan ras Penyebab yang tidak jelas c. Faktor Resiko Usia Stess Trombositopenia d. Klasifikasi 1. Ovulatorik

20% dari kasus DUB terjadi karena penurunan kadar estrogen sehingga memberikan feedback negatif terhadap FSH dan LH. Sehingga,kadar progesteron menjadi rendah. 2. Anovulatorik 80% dari kasus DUB dan terjadi pada masa perimenopause (40-50 tahun). Hal ini terjadi ketika sekresi inhibin dan progesteron rendah atau tidak ada. Sehingga mengakibatkan kadar estrogen tinggi dan progesteron rendah. Kekurangan dari growthlimiting progesteron mengakibatkan endometrium mencapai ketebalan yang abnormal dan peningkatan hypervaskuler dan kelenjar,tapi tanpa campur tangan stromal support matrix,sehingga menyebabkan dinding endometrium rapuh. Kekurangan progesteron juga menyebabkan endometrium kehilangan mekanisme kontrolnya.

Anda mungkin juga menyukai