• Pelayanan kesehatan sejatinya merupakan tempat dimana orang-orang mendapatkan pelayanan terhadap status
kesehatannya, baik sehat maupun dalam keadaan sakit. Rumah sakit merupakan suatu fasilitas kesehatan yang
menyediakan rawat inap dan rawat jalan dengan tenaga kesehatan profesional sebagai pemberi asuhan, sehingga rumah
sakit menjadi pusat pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2019).
• Para konsumen pelayanan kesehatan sangat memperhatikan terhadap pelayanan kesehatan dengan akses yang tepat dan
biaya yang efektif serta pelayanan yang berkualitas Dengan demikian, manajemen pelayanan kesehatan yang baik perlu
diperhatikan (Potter & Perry, 2005).
• Rumah sakit memiliki manajemen tersendiri yang mengurus beberapa hal seperti kualitas pelayanan,
sumber daya manusia, sumber daya alat dan prasarana, keuangan, dan sebagainya. Dalam manajemen
kualitas pelayanan terdapat manajemen keperawatan untuk menjaga kualitas layanan perawatan pasien.
A. LATAR BELAKANG
• Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan,
pengobatan dan bantuan terhadap pasien (Gillies, 1989). Kegiatan manajemen keperawatan menggunakan pendekatan
fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan (pengawasan dan
Evaluasi). Manajemen pelayanan keperawatan berfokus pada komponen 5 M (Man, Money, Material, Method,
Machine). Dalam setiap kegiatan manajemen selalu diawali dari Perencanaan dan diakhiri dengan Pengontrolan yang
merupakan suatu siklus yang berulang (Mugianti, 2016).
• Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito (RSUP Dr. Sardjito) sebagai pusat pelayanan kesehatan, pendidikan, serta
penelitian dan usaha-usaha lain di bidang kesehatan di Provinsi DIY memiliki tujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan selalu berorientasi untuk kepentingan masyarakat. Organisasi dan manajerial yang baik sangat diperlukan
dalam keberlangsungan pelayanan di RSUP Dr. Sardjito dan dibagi menjadi manajemen pelayanan rawat inap (IRI) dan
instalasi rawat jalan (IRJ) atau poliklinik.
• Mahasiswa keperawatan dalam stase manajemen periode 27 September – 16 Oktober 2021 dituntut untuk dapat
mengaplikasikan materi manajemen keperawatan yang telah dipelajari untuk diterapkan dalam pelaksanaan
manajemen keperawatan di poliklinik. Dengan demikian, mahasiswa dapat belajar menyusun kegiatan guna
memecahkan masalah bersama dengan tim manajemen keperawatan poliklinik dan dosen pembimbing.
B. TUJUAN
Tujuan Khusus
Tujuan Umum
• Setelah melakukan praktik manajemen
• Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 3 minggu diharapkan
keperawatan selama 3 minggu di Poliklinik mahasiswa mampu:
RSUP Dr. Sardjito, mahasiswa mampu
memahami praktik manajemen keperawatan • Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan
baik pengelolaan sarana prasarana maupun manajemen keperawatan
kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik • Mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen
dari segi kualitas maupun kuantitas. dalam tim asuhan keperawatan
• Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif
sesuai dengan kondisi ruangan
• Mengembangkan potensi diri untuk
meningkatkan kemampuan profesional
C. WAKTU DAN TEMPAT
PELAKSANAAN D. CARA PENGKAJIAN
Mahasiswa Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan FK-KMK UGM yang
sedang menjalani stase praktik manajemen keperawatan periode 27 September –
16 Oktober 2021 di Poliklinik Bedah RSUP Dr. Sardjito dengan anggota:
Poliklinik Bedah merupakan bagian dari Instalasi Rawat Jalan (IRJ) RSUP Dr.Sardjito. Secara umum, poli bedah
dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu bedah umum terletak di sayap selatan gedung lantai 2 IRJ dan bedah
orthopaedi traumatologi berada di sayap utara gedung lantai 2 IRJ. Poliklinik bedah di syap selatan memiliki sub
instalansi diantaranya poliklinik bedah anak, plastik, syaraf, digesti, bedah toraks kardiovaskular (BTKV), urologi, dan
umum. Poli bedah memiliki 6 ruangan untuk pelayanan pasien yaitu 2 ruang balut, ruang bedah umum, 2 ruang
urologi, dan ruang bypass (bedah anak, BTKV, plastik, dan syaraf). Sedangkan terdapat ruang lain seperti 1 loket
pendaftaran, 1 ruang kepala ruang, 2 ruang perawat (1 laki-laki dan 1 perempuan), dan ruang penyimpanan.
Poliklinik bedah di sayap utara terdiri dari poliklinik nyeri, poliklinik skoliosis dan tulang belakang, poliklinik tangan
dan bedah mikro, poliklinik gangguan panggul dan lutut, poliklinik tumor tulang, dan poliklinik kelainan tulang
anak. Terdapat 3 ruang periksa umum, 1 ruang periksa pengkajian nyeri, 1 ruang tindakan dan VAC, dan loket
pendaftaran
B. STRUKTUR
ORGANISASI
INPUT
1. Pasien
• Jumlah pasien poliklinik bedah Bulan Juni-27 September 2021
Ruangan Jumlah Pasien
Bedah Thoraks dan Vaskuler 306 orang Bedah Thoraks dan Vaskuler 363 orang
1 Chronic kidney disease, stage 5 38 36% 6 Varicose veins of lower extremities without 7 7%
ulcer or inflammation
2 Embolism and thrombosis of arteries of lower 19 18%
extremities 7 Malignant neoplasm: Breast, unspecified 5 5%
4 Hypertensive renal disease with renal failure 7 7% 9 Neoplasm of uncertain or unknown behavior: 4 4%
Trachea, bronchus, and lung
5 Malignant neoplasm: Bronchus or lung, 7 7%
unspecified 10 Tetralogy of Fallot 3 3%
3 Neoplasm of uncertain or unknown behavior: 14 10% 8 Neoplasm of uncertain or unknown behavior: 9 6,6%
Brain, supratentorial Other specified sites
5 Urinary tract infection, site not specified 10 6,6% 10 Chronic kidney disease, stage 5 6 4%
4 Neoplasm of uncertain or unknown behavior: 4 11% 9 Congenital absence, atresia and stenosis of 2 5,7%
6 Craniosynostosis 3 5%
1 Hypertrophic scar 15 27%
7 Papua 0,48%
8 Banten 0,4%
9 Lampung 0,38%
September 2021
3 RS Panti Rapih
4 RSUD Wonosari
6 RS Hermina Yogyakarta
7 RS Bethesda
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa pada periode Juni-27 September 2021 terdapat 13.259 pasien yang
melakukan kunjungan di poliklinik bedah RSUP Dr. Sardjito. Kasus penyakit terbanyak pada poliklinik bedah plastik adalah
Hypertropic scar, pada poli bedah umum adalah Generalized enlarged lymph nodes, pada poli bedah orthopedi adalah
Gonarthrosis, unspecified, pada poli bedah thoraks dan vaskuler adalah CKD stage 5, pada poli bedah digestive adalah
Calculus of gallbladder without cholecystitis, pada poli bedah saraf adalah adalah Benign neoplasm: Meninges, unspecified,
pada poli urologi adalah Other and unspecified hydronephrosis, dan pada poli bedah anak adalah Unilateral or unspecified
inguinal hernia, without obstruction or gangrene. Untuk asal daerah pasien terbanyak dari Daerah Istimewa Yogyakarta,
kemudian diikuti oleh Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan asal rumah sakit rujukan terbanyak berasal dari RS PKU
Muhammadiyah Gamping. Untuk tindakan terbanyak yang dilakukan di Poliklinik Bedah adalah Ganti Verban.
2. Mahasiswa Praktik
• Mahasiswa Praktik di Poliklinik Bedah pada Bulan Juni-September 2021
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa pada periode Juni-September 2021 terdapat peserta
didik dari program keperawatan yang berasal dari STIKES Notokusumo dan Universitas Gadjah
Mada sebanyak 41 orang. Pada data diatas dapat dilihat bahwa hampir setiap bulan terdapat
praktikan dimana data ini selaras dengan konsep rumah sakit pendidikan yang dimiliki oleh RSUP
Dr. Sardjito.
Unsur Input
Instrumental Input
1. Man: ketenagaan
• Kuantitas
o Jumlah rata-rata pasien harian di poliklinik = 166 pasien
o Jumlah jam perawatan pasien per hari di poliklinik bedah = 23 menit
o Jumlah jam efektif perawat dalam 1 hari = 7 jam
Kebutuhan perawat di poli bedah Rumah Sakit Sardjito adalah sebagai berikut:
Saat ini jumlah perawat yang bertugas di poliklinik bedah sebanyak 6 perawat + 1 KaRu, dimana seharusnya tenaga keperawatan yang ideal di
poliklinik bedah menurut perhitungan Depkes, 2005 adalah 10 orang, sedangkan menurut Douglas 1984 adalah 11 orang. Sehingga di poliklinik
bedah Rumah Sakit Sardjito masih kekurangan tenaga keperawatan sebanyak 3 orang, sedangkan dengan perhitungan Douglas kekurangan 4
orang teaga keperawatan. Solusi yang saat ini dilakukan oleh poliklinik bedah untuk mengatasi kekurangan tenaga keperawatan adalah dengan
menerima tenaga keperawatan magang sebanyak 1 orang dan meminta relawan dari bagian lain untuk membantu perawatan di hari-hari tertentu.
Dalam penghitungan jumlah perawat poliklinik bedah menggunakan ABK (Analisis Beban Kerja). Akan tetapi sistem tersebut baru dilakukan dan
belum ditindak lamjuti dari pihak SDM.
1. Man: ketenagaan
• Kualitas
1 dr. Andi Dwihantoro Ph.D, Sp.BA Bedah anak 10 dr. Supomo, Sp.BTKV Bedah BTKV
2 dr. Eko, Sp.BA Bedah Anak 11 dr. Rachmat Andi, Sp.B Bedah Saraf
3 dr. Akhmad Makmud, Sp.B, Sp.BA Bedah Anak 12 dr. Wiryawan Manusubroto, Sp.B Bedah Saraf
4 dr. Imam Sofii., Sp.B-KBD Bedah Digestive 13 dr. Endro Basuki, Sp.BS (K), M. Bedah Saraf
5 dr. Nurcahya Setyawan, Sp.B-KBD Bedah Digestive 14 dr. Sakti Ronggowardhana B Bedah Urologi
6 dr. Rosadi Seswandana, Sp.B, Sp Bedah Plastik 15 dr. Prahara Yuri Bedah Urologi
7 dr. Ishandono Dachlan, Sp.B, Sp Bedah Plastik 16 dr. R.Danarto Bedah Urologi
8 dr. Siti Isya Wahdini, Sp.Bp-RE Bedah Plastik 17 dr. Ahmad Zulfan Hendri, Sp.U Bedah Urologi
9 dr. Yunanto Kurnia, Sp.BTKV Bedah BTKV 18 dr. Tanaya Ghinorawa, Sp.U Bedah Urologi
2 Annisa PA Relawan
3 Liolita PA Relawan
No Nama Ketenagaan Jabatan Status kepegawaian Pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti
3 Dania PH Pramu -
D1 Asisten
5 Kurniasih OB Operator Billing -
Perawat
D1 Asisten
5 Kurniasih OB Operator Billing -
Perawat
Analisis Data
Berdasarkan UU RI No. 38 tahun 2014, tentang jenjang pendidikan keperawatan yang diakui oleh Undang-
Undang, tenaga keperawatan di poliklinik bedah sudah sesuai yaitu tenaga keperawatan dengan minimal jenjang
pendidikan DIII keperawatan dan telah memiliki STR. Dari 7 perawat yang ada di poliklinik bedah, 2 perawat
merupakan perawat klinik IV (PK IV), 1 perawat merupakan perawat klinik III (PK III), 2 perawat merupakan
perawat klinik II (PK II), dan 2 perawat merupakan perawat klinik II (PK I). Selain itu terdapat 3 tenaga
keperawatan dengan status magang.
Pelatihan yang diikuti oleh perawat bermacam-macam dan masih ada beberapa yang belum mendapatkan
pelatihan wound care sebagai tindakan terbanyak yang ada di poli. Terkait pelatihan saat ini sedang
direncanakan oleh rumah sakit adanya pelatihan untuk perawat di poli bedah. Hal ini dilakukan untuk
pencegahan terjadinya infeksi dan update ilmu terkait wound care pada saat perawatan luka di poli bedah.
2. Money
Berdasarkan wawancara kepada pembimbing dan perawat poliklinik bedah RSUP dr. Sardjito berada dibawah
koordinasi Kemenkes. Pendapatan RSUP dr. Sardjito berasal dari dana masyarakat (BPJS, pasien umum) dan dari
Kementerian Kesehatan. Dalam pengajuan dana, Poliknikik Bedah akan menyusun Proposal RKT sesuai dengan
kebutuhan Poli terkait operasional dan mengajukannya pada pihak RS..
Analisis Data
Poliklinik Bedah memiliki sumber dana dan pengelolaan keuangan yang terintegrasi bersama dengan bagian
keuangan RSUP dr. Sardjito. Pengajuan dana di Poli dilakukan 1 tahun sebelumnya. Pengajuan dilakukan satu arah
bahwa setelah prioritas kebutuhan disetujui, Poli mendapatkan dana sesuai dengan RKT yang telah diajukan.
3. Material
Inventarisasi Alat-alat Medis dan Keperawatan di Poliklinik Bedah
Standar
No Nama Alat Rasio Data Keterangan
Ruangan
1 GV set 60 Kondisi baik
2 Minor set 6 Kondisi baik
3 Uretra set 3 Kondisi baik
4 Businasi uretra 3 Kondisi baik
5 Businasi anal 1 Kondisi baik
6 Korentang 4 Kondisi baik
7 Emergency kit 1
8 Tabung oksigen 4 Kondisi baik
9 Gipsaw 2 Kondisi baik
10 NGT Sesuai
amprah
PH
11 Kateter silicon dan latek Sesuai
amprah
PH
12 Kanul cateter 1 Kondisi baik
13 Eyewash 2 Kondisi baik
14 Spuit ukuran 1-10 cc Sesuai Sumber : File inventaris alat
amprah
PH
15 Bengkok 7 Kondisi baik
3. Material
Inventarisasi Alat Tenun di Poliklinik Bedah
No Nama Alat Bahan/warna Jumlah Keterangan
1 Hazmat 9
2 Kimono 20
13 Kulkas 1
5 Kursi depan bedah 56
14 Dispenser 1
6 Bed pasien 17
15 Printer 2
7 Komputer 23
16 Televisi 1
Berdasarkan data yang diperoleh alat yang dimiliki Poliklinik Bedah RSUP Dr. Sardjito,
kebutuhan jumlah alat disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Berdasarkan data hasil observasi
didapatkan bahwa mesin yang ada di Poliklinik Bedah dalam kondisi baik. Pengecekan secara
berkala yaitu setiap bulan sekali dan kalibrasi juga dilakukan. Namun pendokumentasian perlu
lebih ditingkatkan karena setelah dilakukan kalibrasi masih ada yang belum terdokumentasikan di
lembar monitoring.
4. Metode
Standar: berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, perawat belum menjalankan standar asuhan
keperawatan secara lengkap. Berdasarkan hasil observasi pada web Simetris Sardjito, data yang terdokumentasi lengkap hanya
pengkajian. Perawat telah melakukan asuhan keperawatan dimulai pengkajian hingga evaluasi, namun data selain pengkajian tidak
terdokumentasi secara lengkap. Hal tersebut terjadi karena banyaknya jumlah pasien, sehingga perawat kekurangan waktu untuk
mengisi.
Struktur Organisasi: berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, poliklinik bedah telah memiliki struktur
organisasi, namun saat ini memang sudah tidak ada aturan untuk dicetak dan dipajang.
Media Informasi: Hasil observasi menunjukkan terdapat media informasi berupa kartu terkait “Alur Pelayanan Pasien Poliklinik
Instalasi Rawat Jalan”. Kartu tersebut dipergunakan sebagai media edukasi perawat kepada pasien dan keluarga.
SPO, PAK, SAK, dan Prosedur Tetap : Poliklinik bedah RSUP Dr. Sardjito sudah memiliki SPO, SAK, dan Protap, akan tetapi belum
diperbaharui. Selain itu, Poliklinik bedah RSUP Dr. Sardjito telah memiliki berbagai SPO yang berlaku. SPO tersebut berada dalam
web dan tidak tercetak Berikut adalah SPO yang dimiliki Ruang Poliklinik Bedah RSUP Dr. Sardjito.
4. Metode
Daftar Standar Prosedur Operasional
No. Standar Prosedur Operasional 11 SPO Merawat luka dehiscence (dengan banyak eksudat)
7 Standar Asuhan
2 Standar Asuhan
Keperawatan Klien
Keperawatan Klien
dengan Fraktur dengan Hernia
Mandibula Nukleus Pulposus
No. Protap Tindakan Keperawatan No. Protap Prosedur Tetap Perawatan Pasien dengan
8 03.5.1.102.3.08
1 Prosedur Tetap Persiapan Pre Operasi 03.5.1.102.3.01 Gastroskisis
2 Prosedur Tetap Perawatan Pasien Post Operasi 03.5.1.102.3.02 Prosedur Tetap Perawatan Pre & Post Operasi
9 03.5.1.102.3.09
Prosedur Tetap Perawatan Pre & Post Operasi Ompalocel
3 03.5.1.102.3.03
OREF Prosedur Tetap Perawatan Pre Operasi
10 03.5.1.102.3.10
Prosedur Tetap Perawatan Pre & Post Operasi Craniotomi
4 03.5.1.102.3.04
ORIF Prosedur Tetap Perawatan Post Operasi
11 03.5.1.102.3.11
Prosedur Tetap Perawatan Pre & Post Operasi Craniotomi
5 03.5.1.102.3.05
Skin Graft Prosedur Tetap Perawatan Pre Operasi
12 03.5.1.102.3.12
Prosedur Tetap Perawatan Pasien dengan Laminektomi
6 03.5.1.102.3.06
WSD/drain thorax Prosedur Tetap Perawatan Post Operasi
13 03.5.1.102.3.13
Prosedur Tetap Perawatan Pre & Post Operasi Laminektomi
7 03.5.1.102.3.07
TURP & Open Prostat Supra Pubik 14 Prosedur Tetap Observasi Kesadaran Umum 03.5.1.102.3.14
Sumber: Buku Prosedur Tetap Khusus Keperawatan Bedah RSUP Dr. Sardjito, 2007
4. Metode
Analisis Data
Struktur organisasi merupakan suatu hal yang penting di ruangan, karena pasien dan keluarga perlu
mengetahui struktural ruangan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, di Poliklinik
Bedah RSUP Dr. Sardjito sudah terdapat struktur organisasi seperti nama dan disertai jabatan seperti Ka. Ruang, Ka
Tim, PA, dan pramu husada sudah dicantumkan.
Hasil observasi juga menunjukkan bahwa sudah terdapat media informasi berupa kartu terkait “Alur Pelayanan
Pasien Poliklinik Instalasi Rawat Jalan”. Kartu tersebut dipergunakan sebagai media edukasi perawat kepada pasien
dan keluarga. Namun terkait variasi dan materi daripada media edukasi tersebut perlu ditingkatkan.
Poliklinik bedah RSUP Dr. Sardjito sudah memiliki memiliki SPO, SAK, dan Protap (Prosedur Tetap), akan tetapi
belum diperbaharui. Selain itu, Poliklinik bedah RSUP Dr. Sardjito telah memiliki berbagai SPO yang berlaku. SPO
tersebut berada dalam web dan tidak tercetak Berikut adalah SPO yang dimiliki Ruang Poliklinik Bedah RSUP Dr.
Sardjito.
5. Machine
No Nama Mesin Ada/Tidak ada Jumlah
7 Oksimeter Ada 1
1 Komputer Ada 23
8 Uroflowmeter Ada 2
2 Bedside monitor Ada 1
9 Urodinamik Ada 1
3 Hepafilter Ada 1
10 Pisau elektrik Ada 1
4 Vacum luka Ada 10
11 USG Ada 1
5 Tensimeter Ada 4
12 Timbangan Ada 3
6 Termometer digital Ada 2
Sumber: Buku
Peralatan, 2021
5. Machine
Mesin dan peralatan dikelola oleh pramu husada yang bertanggung jawab
secara langsung kepada kepala ruang. Berdasarkan wawancara dengan perawat
poli, semua terkait inventarisasi dilakukan pencatatan pada buku peralatan
inventaris yang terdapat di poli. Kerusakan alat dan pengajuan alat diusulkan
melalui kepala ruang. Tahap selanjutnya, kepala ruang akan menyampaikan
kepada pihak atau bagian terkait pengadaan alat.
5. Machine
Analisis Data
Ada pendokumentasian pada semua alat yang ada di Poliklinik Bedah, dimana database nya juga sudah
dipastikan masuk pada data induk rumah sakit dr. Sardjito sejak pertama kali pengadaan alat-alat tersebut.
Pemeliharaan dilakukan secara rutin dan terjadwal oleh BPFK Surabaya (Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan)
dan dipertanggaungawabkan langsung ke rumah sakit (bagian pengadaan dan pemeliharaan alat) serta
dilaporkan secukupnya ke Poli terkait. Poin-poin daripada pemeliharan adalah nomerisasi alat inventaris,
tanggal kalibrasi, tanggal berlaku alat, kondisi alat pada saat dilakukan pemeliharaan dan keterangan-
keterangan tambahan bila diperlukan.
Berdasarkan data hasil observasi didapatkan bahwa mesin yang ada di Poliklinik Bedah dalam kondisi baik
namun pendokumentasian perlu ditingkatkan karena setelah dilakukan pengecekan dan kalibrasi masih ada
yang belum terdokumentasikan di lembar monitor poliklinik sebelum akhirnya dilaporkan ke pusat.
PROSES
OUTPUT
.
Analisis Waktu Tunggu
120 113
105
100 97
80
66
Juni
60
Juli
Agustus
40 september
20
0
menit
OUTPUT
Dari penelitian yang dilakukan oleh Susanti et al (2015) dapat disimpulkan bahwa
pendaftaran online memiliki waktu tunggu yang lebih singkat dibandingkan dengan
pendaftaran langsung.
.
Analisis Cara
Pendaftaran
120%
100%
100%
80%
63%
60% online
51% 49% offline
40% 37%
20%
0%
0%
Juni Juli Agustus
OUTPUT
.
OUTPUT
a. Instrumen A
Hasil studi dokumentasi tentang proses asuhan keperawatan di Poliklinik Bedah mendapatkan hasil rata-
b. Instrumen B (Kepuasan)
adalah 83,3%
.
OUTPUT
2.Kepuasan Perawat
Kepuasan perawat diukur menggunakan instrumen yang terdiri dari 30 item pertanyaan.
Berdasarkan hasil pengukuran kepuasan kerja perawat terdapat beberapa hasil yang
dapat disimpulkan berdasarkan sub variabel gaji, otonomi, kebijakan organisasi,
interaksi, promosi dan status profesional.
.
OUTPUT
2) Kepuasan Profesi lain terhadap Perawat
.
ACTUATTING
Actuating adalah kegiatan yang dilakukan oleh manajer keperawatan untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang sudah ditetapkan menggunakan perencanaan dan pengorganisasian
untuk mendapatkan tujuan yang sudah direncanakan.
Seorang manajer akan melakukan pengarahan kepada setiap karyawannya, apabila didalam
perusahaan tersebut sedang mengalami suatu permasalahan atau apa yang sedang dikerjakan
tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
(When) Jam berapa seharusnya dilakukan (saat jam masuk sampai jam
pulang)
A. KAJIAN TEORI
Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana
yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.
Pengawasan sebagai fungsi manajemen berusaha untuk menyeimbangkan kesenjangan sehingga dapat
dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi.
Pengawasan berfungsi untuk mengembangkan efisiensi penggunaan sumber daya, efektivitas, dan tugas-
tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.
4. CONTROLLING
A. KAJIAN TEORI
Tugas manajerial dalam fungsi pengawasan memperhatikan beberapa prinsip:
• Pengawasan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur.
• Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
• Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf
• Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran dan
kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk
memperbaiki kinerja.
4. CONTROLLING
B. KAJIAN DATA
4. CONTROLLING
C. ANALASIS DATA
Fungsi controlling atau pengawasan oleh kepala ruang di Poliklinik Bedah RSUP Dr. Sardjito sudah berjalan
dengan sangat baik, dengan pencapaian nilai 100%. Keseluruhan indicator pengawasan sudah dilakukan,
baik melalui inspeksi, laporan langsung secara lisan, laporan tertulis, pengawasan tidak langsung melalui
daftar hadir, mendengar laporan kepala tim terkait pelaksanaan tugas maupun, mengevaluasi dan mencari
solusi terkait kendala yang ada di ruangan.
OUTPUT
OUTPUT
.
Analisis Waktu Tunggu
120 113
105
100 97
80
66
Juni
60
Juli
Agustus
40 september
20
0
menit
OUTPUT
Dari penelitian yang dilakukan oleh Susanti et al (2015) dapat disimpulkan bahwa
pendaftaran online memiliki waktu tunggu yang lebih singkat dibandingkan dengan
pendaftaran langsung.
.
Analisis Cara
Pendaftaran
120%
100%
100%
80%
63%
60% online
51% 49% offline
40% 37%
20%
0%
0%
Juni Juli Agustus
OUTPUT
.
OUTPUT
a. Instrumen A
Hasil studi dokumentasi tentang proses asuhan keperawatan di Poliklinik Bedah mendapatkan hasil rata-
b. Instrumen B (Kepuasan)
adalah 83,3%
.
OUTPUT
2.Kepuasan Perawat
Kepuasan perawat diukur menggunakan instrumen yang terdiri dari 30 item pertanyaan.
Berdasarkan hasil pengukuran kepuasan kerja perawat terdapat beberapa hasil yang
dapat disimpulkan berdasarkan sub variabel gaji, otonomi, kebijakan organisasi,
interaksi, promosi dan status profesional.
.
OUTPUT
2) Kepuasan Profesi lain terhadap Perawat
.
TERIMAKASIH