Anda di halaman 1dari 3

I.

LATAR BELAKANG

Pada negera berkembang angka kematian bayi baru lahir jarang ditemukan, berdasar
WHO tahun 2013 mencatat angka kematian bayi di dunia adalah 33 per 1000 kelahiran hidup.
Infeksi merupakan salah satu penyebab tertinggi yang menyebabkan terjadinya kematian pada
bayi baru lahir. Satu per tiga kematian bayi baru lahir yang terjadi pada negara berkembang
merupakan akibat dari infeksi. Kasus infeksi tertinggi adalah dari lingkungan sekitar yang buruk
yang terjadi pada saat persalinan, sehingga bakteri dan virus dapat menginfeksi tali pusat pada
bayi, masuk melalui pembuluh darah dan hal ini mengakibatkan terjadinya infeksi (sepsis) dan
disebut dengan omphalitis.
Omphalitis merupakan infeksi pada tali pusat bayi baru lahir yang disebabkan tidak
sterilnya pada saat proses persalinan dan dalam perawatan tali pusat. Dan hal ini juga banyak
ditemui kasus infeksi tali pusat bayi (omphalitis) pada saat perawatan di rumah akibat dari
kurang pengetahuan perawatan tali pusat oleh keluarga bayi.
Perawatan tali pusat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam hal ini WHO
merekomendasikan dengan perawatan bersih dan kering (dry clean care) dan dengan
menggunakan bahan antiseptik menggunakan (alkohol 70%, povidon iodin 10%, dan
klorheksidin 0,4%).

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam perawatan tali pusat terdiri dari berbagai macam metode atau cara dalam
perawatannya, diantara lain adalah metode perawatan bersih dan kering, dan metode perawatan
menggunakan bahan antiseptic

Metode perawatan tali pusat bersih dan kering sangat mudah diterapkn karena tidak
memerlukan perawatan khusus dan alat khusus. Setiap hari bayi selalu dimandikan menggunakan
sabun khusus bayi yang cocok dengan kulit bayi yang masih halus. Kemudian keringkan tubuh
bayi dan biarkan tali pusat kering sendiri (pengeringan alami). Jika tali pusat kotor maka
bersihkan di antara dua periode mandi dengan menggunakan air biasa dan dikeringkan
menggunakan kapas. Di sini peran perawat sangat penting untuk emberikan edukasi kepada
keluarga bayi dalam melakukan tindakan seperti memperhatikan kebersihan dan streilisasi dari
alat dan kebersihan dari orang yang akan melakukan perwatan tali pusat, kebersihan itu meliputi
mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
Pengunaan metode bersih dan kering sangat mudah dan sederhana dan dapat diterapkan
di rumah klien. Merode ini tidak meningkatkan angka infeksi, akan tetapi kolonisasi bakteri
(Streptococcus grup B, Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli) lebih tinggi bermakna
(p<0,05) pada metode dry clean care disbanding dengan metode antiseptik.
Metode perawatan menggunakan bahan antiseptic menggunakan alcohol, povidon iodin,
klorheksidin (CHX). Perawatan tali pusat menggunakan bahan antiseptic sangat perlu dilakukan
terutama pada bayi dengan proses persalinan yang kurang steril atau pada bayi yang beresiko
terkena infeksi.

1. Alkohol

Alkohol telah digunakan secara luas untuk perawatan tali pusat di berbagai fasilitas
kesehatan. Alkohol yang dipakai adalah isoppopil alkohol 70% atau 95%. Akan tetapi alkohol
70% kurang bermanfaat mencecah kolonisasi mikroba karena menguap sebelum diserap oleh
kulit normal. Alkohol tidak disarankan untuk perawatan tali pusat karena efek minimal pada
pengurangan kolonisasi bakteri, waktu pemisahan lama, dan efek berbahaya (nekrosis kulit
hemoragik, disfungsi sistem saraf pusat, asidosis metabolic, hipoglikemia).
2. Povidon iodin

Povidon iodin merupakan antimikroba dengan spectrum luas untuk gram positif maupun
gram negative. Akan tetapi apabila diserap tubuh dalam jumlah yang besar, povidon iodin akan
meningkatkan serum yodium dan akan menimbulkan hipotiroid pada bayi. Oleh karena itu perlu
diperhatikan pada pengunaan jangka panjang.

3. Klorheksidin (CHX)

Klorheksidin pada perawatan tali pusat umumnya berkadar 0,4%. Perawatan dapat
dilakukan satu kali saja atau secara rutin dua kali per hari selama 7 hari. Klorheksidin memiliki
efek anti mikroba dalam gram positif maupun negative. Efek anti bakteri lebih lambat daripada
alcohol akan tetapi efek permanen bisa bertahan hingga 6 jam. Selain itu jarang ditemui adanya
reaksi alergi dalam penggunaannya. Klorheksidin dapat mengurangi angka kolonisasi kuman dan
data mengurangi angka omphalitis dibanding dengan metode dry clean care. Penelitian di Nepal
menunjukan adanya pengurangan angka kematian bayi sebesa 28% setelah menggunakan
klorheksidin untuk mengurangi angka omphalitis.
III. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perawatan tali pusat berdasar
prinsip yang digunakan, dan untuk mengetahui perawatan tali pusat yang efektif dan mudah
diterapkan di dalam lingkungan rumah sakit dan di dalam tempat tinggal pasien/keluarga bayi
baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai