Anda di halaman 1dari 8

Nor Asiyah, Islami, Lailatul Mustagfiroh / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.

I (2017) 29-36 | 1

PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA SEBAGAI UPAYA


MEMPERCEPAT PELEPASAN TALI PUSAT
Nor Asiyaha*, Islami b , Lailatul Mustagfirohc
a,b
STIKES Muhammadiyah Kudus, c AKBID Al Hikmah
a
norasiyah@stikesmuhkudus.ac.id
b
islami@stikesmuhkudus.ac.id
c
laila_robin@yahoo.co.id

Abstrak
Angka kejadian infeksi bayi baru lahir di Indonesia berkisar antara 24% hingga 34%, dan hal ini
merupakan penyebab kematian yang kedua setelah Asfeksia neonatorum yang berkisar antara 49% hingga
60% . Sebagian besar infeksi bayi baru lahir adalah Tetanus neonatorum yang ditularkan melalui tali
pusat, karena pemotongan dengan alat tidak suci hama, infeksi juga dapat terjadi melalui pemakaian obat,
bubuk, talk atau daun-daunan yang digunakan masyarakat dalam merawat tali pusat. Tahun 2010 Word
Health Organization menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000 yang disebabkan oleh infeksi tali
pusat. Di Asia Tenggara Angka kematian bayi karena infeksi talipusat sebesar 126.000. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tehnik perawatan tali pusat yang sesuai agar mempercepat proses pelepasan
tali pusat pada bayi baru lahir. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasieksperimen design dengan
perlakuan perawatan tali pusat terbuka pada kelompok perlakuan dan perawatan tali pusat tertutup pada
kelompok kontrol. Subyek dalam penelitian semua bayi baru lahir yang dilahirkan di BPM Nor Asiyah
berusia 0 hari sampai pelepasan tali pusat dengan jumlah sampel 20 per kelompok dengan tehnik
sampling non probability sampling yaitu Consecutive sampling. Analisis data menggunakan. mann-
whitney. Hasil yang diperoleh pada kelompok perawatan tali pusat terbuka, pelepasan tali pusat lebih
cepat dengan nilai significancy 0.022. Karena pvalue<0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
bermakna lama pelepasan tali pusat antara perawatan tali pusat terbuka dengan perawatan tali pusat
tertutup.
Kata Kunci: Perawatan tali pusat terbuka, mempercepat pelepasan tali pusat

Abstract
The incidence of newborn infections in Indonesia ranges from 24% to 34% and belongs to the
second cause of death after neonatorum asfeksia ranging from 49% to 60%. The newborn infection is
mostly neonatal tetanus transmitted through the umbilical cord because of no use of disinfected tools. Its
infection can also occur through the use of drugs, powder, talc or leaves used to care the umbilical cord.
In 2010, Word Health Organization (WHO) found that infant death was about 560,000 caused by
umbilical cord infection and in Southeast Asia was about 126,000. This study aimed to determine the
appropriate techniques of umbilical cord treatment to hurry up the releasing of umbilical cord. This study
belongs to quasieksperimen design with the care of open umbilical cord for the treatment group and the
care of the enclosed umbilical cord for the control group. The subjects of this the study was all of the
newborns baby in BPM Nor Asiyah from 0 days until the release of the umbilical cord. The sample
was 20 per group with non-probability sampling technique, named sampling Consecutive sampling. The
data analysis was mann-whitney. The results in the group of open umbilical cord care was the releasing
the cord faster with significancy value 0.022. Because the p value is <0.05 , it can be concluded that there
are significant differences in the term of releasing the umbilical cord care between the care of open
umbilical cord and the care of enclosed umbilical cord.
Keywords: Open umbilical cord care, accelerating the release of umbilical cord

I. PENDAHULUAN (Sarimawar, 2001). Angka kejadian infeksi


Kesehatan dan kelangsungan hidup bayi bayi baru lahir di Indonesia berkisar antara
hendaknya mendapat perhatian karena angka 24% hingga 34%, dan hal ini merupakan
kematian bayi baru lahir merupakan salah penyebab kematian yang kedua setelah
satu indikator untuk mengetahui derajat Asfeksia neonatorum yang berkisar antara
kesehatan masyarakat suatu negara 49% hingga 60% (Manuaba, 1998) sebagian
besar infeksi bayi baru lahir adalah Tetanus
neonatorum yang ditularkan melalui tali suci hama, infeksi juga dapat terjadi melalui
pusat, karena pemotongan dengan alat tidak pemakaian obat, bubuk, talk atau daun- daunan
2 | Nor Asiyah, Islami, Lailatul Mustagfiroh / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 29-36

yang digunakan masyarakat dalam merawat melanjutkan penggunaan alkohol dalam


tali pusat (Mochtar, 1999). merawat tali pusat. Penelitian Kurniawati
Tahun 2010 Worid Health Organization 2006 di Indonesia membuktikan bahwa
(WHO) menemukan angka kematian bayi waktu pelepasan tali pusat menggunakan ASI
sebesar 560.000 yang disebabkan oleh adalah 127 jam (Waktu tercepat 75 Jam) dan
infeksi tali pusat. Di Asia Tenggara Angka waktu pelepasan menggunakan tehnik kering
kematian bayi karena infeksi talipusat terbuka (Tanpa diberi apapun) rata-rata 192,3
sebesar 126.000 (salam, Affyus. 2008. jam (Waktu tercepat 113 jam). Hasil
Kesehatan Bayi Baru lahir. Jakarta¨Rajawali penelitian Triasih, Widowati Haksari dan
pers) Surjono yang belum di publikasikan
Tali pusat merupakan jalan masuk utama menemukan rata-rata waktu pelepasan tali
infeksi sistemik pada bayi baru lahir pusat pada kelompok kolostrum lebih pendek
(Shafique. 2006). Perawatan tali pusat secara bermakna dibanding kelompok alkohol
umum bertujuan untuk mencegah terjadinya (133,5±38,0 jam vs. 188,0 ±68,8 jam),
infeksi dan mempercepat putusnya tali pusat. Perbedaan rata-rata 54,5 jam. Dan lebih
Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat efektif untuk perawatan tali pusat pada bayi
dicegah dengan melakukan perawatan tali sehat yang lahir cukup bulan.
pusat yang baik dan benar, yaitu dengan Dore (1998) dan WHO (1998) tidak
prinsip perawatan kering dan bersih. Banyak merekomendasikan pembersihan tali pusat
pendapat tentang cara terbaik untuk merawat menggunakan alkohol karena memperlambat
tali pusat. (Permanasari, DK. 2009) penyembuhan dan pengeringan luka. WHO
Perawatan tali pusat untuk bayi baru lahir menjelaskan bahwa aplikasi antimikrobial
yaitu dengan tidak membungkus puntung tali topikal pada tali pusat masih kontroversi dan
pusat atau perut bayi dan tidak mengoleskan hasil dari beberapa penelitian masih belum
cairan atau bahan apapun ke puntung tali dapat disimpulkan apakah aplikasi
pusat. (JNPK-KR, 2008). Upaya untuk antimikrobial topikal adalah zat terbaik
mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya dalam menjaga tali pusat tetap bersih.
merupakan tindakan sederhana, yang penting Penggunaan antimikrobakterial juga
adalah tali pusat dan daerah sekitarnya selalu cenderung meningkatkan pembiayaan.
bersih dan kering. Sudah banyak penelitian Berbagai penelitian memperlihatkan
yang dilakukan untuk meneliti bahan yang bahwa dengan membiarkan tali pusat
digunakan untuk merawat tali pusat. mengering, tidak ditutup, hanya dibersihkan
Perawatan tali pusat secara medis setiap hari dengan air bersih, merupakan cara
menggunakan bahan antiseptik yang meliputi paling efektif dan murah untuk perawatan tali
alkohol 70% atau antimikrobial seperti pusat. (Sodikin, 2009).
povidon-iodin 10% (Betadine), Klorheksidin, Hasil survai menunjukkan semua bidan
Iodium Tinstor dan lain-lain yang disebut anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di
sebagai cara modern. Sedangkan perawatan wilayah ranting cendono masih
tali pusat metode tradisional menggunakan menggunakan kassa steril dalam melakukan
madu, Minyak Ghee (India) atau kolostrum perawatan tali pusat meskipun telah ada
ASI. penelitian yang menunjukkan bahwa
Dore 1998 membuktikan adanya perawatan tali pusat tanpa apapun juga
perbedaan antara perawatan tali pusat yang sangat efektif dan lebih efisien karena bisa
menggunakan alkohol pembersih dan dibalut menekan biaya perawatan dan bisa
kasa steril. Ia menyimpulkan bahwa waktu mengurangi sampah di lingkungan sekitar
pelepasan tali pusat kelompok alkohol adalah karena penggunaan kassa.
9,8 hari dan mengalami kering 8,16 hari.
Penelitian ini merekomendasikan untuk tidak II. LANDASAN TEORI
A. Tali pusat
Tali pusat dalam istilah medisnya disebut
dengan umbilical cord. Merupakan saluran
kehidupan bagi janin selama ia di dalam
kandungan, sebab selama dalam rahim, tali di dalam nya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak
pusat ini lah yang menyalurkan oksigen dan lagi membutuhkan oksigen.dari ibunya,
makanan dari plasenta ke janin yang berada karena bayi mungil ini sudah dapat bernafas
Nor Asiyah, Islami, Lailatul Mustagfiroh / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 29-36 | 3

sendiri melalui hidungnya. Karena sudah tak bahwa tali pusat dibersihkan dengan air saat
diperlukan lagi maka saluran ini harus mengganti popok karena penggunaan
dipotong dan dijepit, atau diikat (Wibowo, antibiotik dan swab alkohol tidak
2008). mengurangi risiko infeksi.
Diameter tali pusat antara 1cm -2,5cm,
Hal ini sesuai dengan anjuran Kemenkes
dengan rentang panjang antara 30cm-100cm,
RI (2011) bahwa tindakan pada bayi baru
rata-rata 55cm, terdiri atas alantoin yang
lahir meliputi:
rudimenter, sisa-sisa omfalo mesenterikus, 1. Jaga kebersihan selama persalinan
dilapisi membran mukus yang tipis,
2. Cegah infeksi kuman pada bayi.
selebihnya terisi oleh zat seperti agar-agar
Begitu bayi lahir, beri salep antibiotik
sebagai jaringan penghubung mukoid yang
pada mata bayi
disebut jeli whartor. Setelah tali pusat lahir
3. Jaga tali pusat selalu bersih, kering,
akan segera berhenti berdenyut, pembuluh
dan biarkan terbuka (jangan
darah tali pusat akan menyempit tetapi belum
dibungkus)
obliterasi, karena itu tali pusat harus segera
4. Jangan diberi ramuan apapun. Jika
dipotong dan diikat kuat-kuat supaya
kotor, bersihkan dengan kain bersih
pembuluh darah tersebut oklusi serta tidak
dan air matang.
perdarahan (Retniati, 2010).
Perawatan tali pusat yang tidak baik
B. Perawatan tali pusat menyebabkan tali pusat menjadi lama lepas.
Perawatan tali pusat menurut JNPK-KR Risiko bila tali pusat lama lepas adalah
Depkes dan Kemenkes RI sebagai berikut . terjadinya infeksi tali pusat dan Tetanus
1. Jangan membungkus puntung tali Neonatus ( TN ) (Saifuddin, 2008). Spora
pusat atau mengoleskan cairan/bahan kuman Clostridium tetani masuk ke dalam
apapun ke puntung tali pusat. tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya,
2. Mengoleskan alkohol atau povidon yaitu tali pusat, yang dapat terjadi pada saat
iodine masih diperkenankan, tetapi pemotongan tali pusat ketika bayi lahir
tidak dikompreskan karena maupun pada saat perawatannya sebelum
menyebabkan tali pusat basah/lembab puput (terlepasnya tali pusat) (Saifuddin,
3. Lipat popok di bawah puntung tali
2001).
pusat
4. Jika puntung tali pusat kotor, Cara perawatan tali pusat dan puntung tali
bersihkan (hati-hati) dengan air DTT pusat pada masa segera setelah persalinan
dan sabun dan segera keringkan berbeda-beda, bergantung pada faktor sosial,
secara seksama dengan menggunakan budaya, dan geografis. Kebersihan tali pusat
kain bersih sangat penting. Mencuci tangan perlu
Di beberapa rumah sakit tali pusat tidak dilakukan sebelum dan setelah merawat tali
dibungkus lagi, karena ternyata lebih lekas pusat. Tidak ada perawatan tali pusat khusus
kering dan jatuh kalau tidak dibungkus. Ada yang harus dilakukan, meskipun banyak
juga yang membungkusnya dengan kassa variasi cara yang dilakukan untuk
kering steril yang tidak diganti sampai tali mempermudah pemisahan lebih awal.
pusat lepas. Perawatan tali pusat secara Namun, harus diperhatikan penggunaan
aseptik sangat penting untuk mencegah topikal dapat mengganggu proses normal
terjadinya infeksi (Bagian Obsgin FK kolonisasi dan memperlambat pemisahan tali
UNPAD, 1983:333-334). Menurut NICE pusat. Membersihkan dengan air biasa dan
(2006) dan Capurro (2004) dalam Baston dan menjaga tali pusat tetap kering terbukti
Hall, 2013, praktik terkini menganjurkan mempercepat pemisahan (Barclay et al 1994;
Mugford et al 1986; Rush 1990, Salariya &
Kowbus 1988; Verber & Pagan 1993 dalam
Fraser & Cooper, 2009). Disarankan untuk
memastikan tali pusat tidak tertutup popok
karena kontaminasi oleh urine dan feses
dapat terjadi. Penjepit tali pusat dilepaskan
pada hari ketiga sehingga tali pusat kering dengan alkohol setiap diganti popoknya dengan
dan nekrosis . membiarkan tali pusat mengering secara alami
Penelitian acak yang terkontrol untuk tanpa perawatan, para peneliti menemukan
membandingkan pembersihan tali pusat bahwa pada kedua kelompok tersebut tidak
4 | Nor Asiyah, Islami, Lailatul Mustagfiroh / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 29-36

terjadi infeksi tali pusat. Selain itu, tali pusat tehnik pengambilan sampel dengan
sehari lebih cepat pada kelompok dimana tali mengambil semua subyek yang ada dan
pusat dibiarkan mengering secara alami memenuhi kriteria yang sesuai dengan
(Penny, 2007 dalam Martini, 2012). penelitian dalam kurun waktu tertentu hingga
Penelitian Martini (2012) menemukan rerata jumlah sampel yang diinginkan tercapai.
waktu pelepasan tali pusat pada bayi yang (Nursalam, 2008)
mendapatkan perawatan dengan Kriteria inklusi dan eksklusi
menggunakan kassa kering steril adalah 7,1 1. Kriteria inklusi
hari, hal ini lebih cepat jika dibandingkan a. Bayi yang dilahirkan di BPM Nor
dengan perawatan Asiyah
menggunakan kompres kassa alkohol yakni b. Kondisi bayi baru lahir sehat
8,8 hari. Perawatan tali pusat yang baik dan c. Berat badan bayi 2500 gr sampai 4000
benar akan menimbulkan dampak yang gr.
positif yaitu tali pusat akan puput pada hari d. Orang tua atau wali bayi bersedia atau
ke-5 dan ke-7 tanpa ada komplikasi, mengizinkan.
2. Kriteria eksklusi :
sedangkan dampak negatif dari perawatan
a. Bayi yang dilahirkan ibu meninggal
tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan b. Bayi baru lahir yang di rujuk ke RS
mengalami TN dan dapat mengakibatkan c. Bayi baru lahir yang memiliki kelainan
kematian. Rancangan penelitian ini adalah penelitian
III. METODE PENELITIAN quasi eksperimen dengan rancangan post test
Subyek dalam penelitian ini adalah semua only with control group yaitu suatu
bayi baru lahir yang dilahirkan di Bidan pengukuran hanya dilakuan pada saat
Praktik Mandiri (BPM) Nor Asiyah. Populasi terakhir penelitian (Sugiono, 2001). Dalam
dalam penelitian ini adalah semua bayi yang rancangan ini intervensi dilakukan pada
dilahirkan di BPM Nor Asiyah yang berusia kelompok intervensi, sedangkan pada
0 hari sampai pelepasan tali pusat. Menurut kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi.
Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas :dalam penelitian ini
adalah Perawatan tali pusat
2. Variabel terikat:Pelepasan tali pusat
Definisi operasional dari tiap variabel
dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala
Variabel Ukur Data
(2006) ukuran sampel untuk penelitian
eksperimental sederhana dengan kontrol Perawata Perawatan Prosedur 1. Perawatan Nomin
n tali yang perawata tali pusat al
eskperimen yang ketat, penelitian yang pusat dilakukan n tali tertutup
sukses adalah mungkin dengan ukuran pada pusat dengan
talipusat kassa kerin
sampel kecil antara 10 sampai dengan 20 . bayi baru 2. Perawatan
Karena penelitian ini merupakan penelitian lahir untuk tali pusat
mencegah terbuka
eksperimen dengan memberikan perlakukan infeksi.
antara perawatan tali pusat yang terbuka Pelepasan Waktu yang Lembaro 1. 1 – 4 hari Ordinal
dengan perawatan tali pusat tertutup, tali pusat diperlukan bservasi 2. 5 – 7 hari
sehingga ada 2 kelompok yaitu kelompok tali pusat 3. >7 hari
untuk lepas
perlakuan dan kelompok kontrol maka dari tempat
menggunakan jumlah sampel sebesar 20 insersinya.

perkelompok.
Teknik Sampling dalam penelitian ini Jenis data yang dipergunakan dalam
menggunakan non probability sampling yaitu penelitian ini berasal dari data primer. Data
Consecutive sampling yang merupakan diperoleh dengan cara melakukan intervensi
langsung kepada bayi baru lahir berupa Instrumen yang digunakan dalam
perawatan tali pusat setiap hari sampai tali penelitian ini yaitu menggunakan lembar
pusat puput. observasi yang terdiri dari kolom nomor urut
Nor Asiyah, Islami, Lailatul Mustagfiroh / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 29-36 | 5

bayi, kolom hari, kolom jenis perawatan tali tersebut prosentase tali pusat yang lepas
pusat yaitu dengan kassa dan kolom kurang dari 5 hari sebanyak 12.5%,
perawatan tanpa kassa. prosentase tali pusat yang lepas antara 5-7
Analisis data dilakukan dengan menggunakan hari sebanyak 70%, dan prosentase tali pusat
bantuan komputer meliputi analisis univariabel yang lepas lebih dari 7 hari sebanyak 17.5%.
dan bivariabel.
Hasil analisa Tabulasi Silang Metode
Analisis univariat dilakukan untuk
Perawatan Tali Pusat dengan Lama
mendiskripsikan dari masing – masing
Pelepasan Tali Pusat
variabel yang akan diteliti. Variabel terikat
dan karakteristik responden dianalisis dengan Tabel 4.3 Tabulasi Silang Metode Perawatan Tali
statistik deskriptif proporsi. Karakteristik Pusat dengan Lama Pelepasan Tali Pusat
responden meliputi jenis perawatan tali pusat Metode Lama pelepasan tali pusat
dan lama pelepasan tali pusat. perawa (hari)
Analisis bivariat untuk mengetahui adanya tan tali 1-4 5–7 >7
perbedaan lama pelepasan tali pusat pada pusat N % n % N %
bayi baru lahir antara bayi yang dilakukan Terbuka 4 20 15 75 1 5
perawatan tali pusat terbuka dengan yang Tertutu 1 5 13 65 6 30
tertutup menggunakan kassa p
Total 5 12,5 28 70 7 17,5
kering .Penelitian ini merupakan jenis data
kategorik, maka uji yang digunakan adalah
Berdasarkan tabel 3.3 didapatkan bahwa
mann-whitney.
pada metode perawatan tertutup terdapat 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN bayi (30%) dengan lama pelepasan tali pusat
Distribusi frekuensi perawatan tali pusat >7 hari, sementara itu pada metode
Tabel. 4.1 Distribusi frekuensi perawatan tali perawatan terbuka hanya 1 bayi (5%) dengan
pusat lama pelepasan tali pusat >7 hari.
Jenis perawatan n % Hal ini didukung dengan hasil analisis
Terbuka 20 50 statistik dengan menggunakan uji Mann-
Tertutup 20 50 Whitney diperoleh nilai significancy 0.022.
Jumlah 40 100 Karena pvalue<0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan bermakna lama
Tabel di atas menyajikan distribusi pelepasan tali pusat antara perawatan tali
frekuensi perawatan tali pusat. Prosentase pusat terbuka dengan perawatan tali pusat
perawatan tali pusat terbuka sebanyak 50% tertutup.
dan prosentase perawatan tali pusat tertutup Berdasarkan tabel 4.2 nampak bahwa
50%. mayoritas tali pusat puput antara 5-7 hari
Distribusi frekuensi lama pelepasan tali pusat yaitu sebanyak 28 bayi (70%). Hanya 7 bayi
Tabel 3.2 Distribusi frekuensi lama pelepasan (17,5%) yang tali pusatnya puput >7 hari.
tali pusat Pada perawatan tali pusat terbuka, setelah
Lama pelepasan N % bayi dimandikan, tali pusat tidak dibungkus
Kurang dari 5 hr 5 12.5 apapun. Bayi hanya diberikan pakaian dan
5 – 7 hr 28 70 popok saja. Sedangkan pada bayi yang
Lebih dari 7 hr 7 17.5 dilakukan perawatan tali pusat tertutup
Jumlah 40 100 dengan kassa, setelah selesai dimandikan,
Tabel 4.2. menyajikan distribusi frekuensi talipusat dibungkus dengan kassa steril yang
lama pelepasan tali pusat. berdasarkan tabel dilakukan sehari sekali setiap selesai mandi.
Hal ini menunjukkan mayoritas tali pusat
bayi di BPM Asiyah puput dalam batas
waktu yang normal. Sesuai dengan teori,
ujung tali pusat akan mengering dan puput,
biasanya dalam waktu 10 hari (Baston dan
Hall, 2013:18). Menurut Bagian Obsgin FK
UNPAD (1983), tali pusat biasanya lepas
dalam 14 hari setelah lahir, paling sering dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa
sekitar hari ke 10. faktor yang dapat menunda pelepasan tali pusat
Lama waktu pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir adalah pemberian antiseptik
6 | Nor Asiyah, Islami, Lailatul Mustagfiroh / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 29-36

yang dapat menghilangkan flora di sekitar Tali pusat yang dirawat dengan dibiarkan
umbilicus dan menurunkan jumlah leukosit terbuka (tidak dibungkus) sesuai anjuran
yang akan melepaskan tali pusat. Faktor yang Kemenkes (2011) akan lebih cepat kering
lain adalah adanya infeksi tali pusat sehingga dan puput sehingga meminimalisir risiko
menyebabkan tali pusat lembab dan tidak terjadinya infeksi dan Tetanus neonatorum.
cepat kering (Zupan, 1998 dalam Suryani Tali pusat yang terbuka akan banyak terpapar
dkk., 2006). dengan udara luar sehingga air dan
Tali pusat puput dari pusat melalui proses Wharton,s jelly yang terdapat di dalam tali
gangrene kering. Terjadi perembesan sel pusat akan lebih cepat menguap. Hal ini
darah putih pada saat proses pelepasan tali dapat mempercepat proses pengeringan
pusat sehingga sejumlah cairan kental akan (gangrene) tali pusat sehingga cepat puput.
mengumpul pada pangkalnya, tampak sedikit Sebagaimana diketahui, bahwa tali pusat
lembab dan lengket. Dalam beberapa hari ke yang masih menempel pada pusar bayi
minggu, tunggul tersebut akan mengelupas merupakan satu-satunya pintu masuk spora
dan meninggalkan luka granulasi kecil, yang kuman Clostridium tetani ke dalam tubuh
setelah proses penyembuhan membentuk bayi. Dengan mempercepat proses pelepasan
umbilicus. Tali pusat mengering lebih cepat tali pusat, maka meminimalisir risiko bayi
dan lebih mudah terpisah ketika terkena terkena tetanus neonatorum.
udara. Dengan demikian, penutupan tali Perawatan tali pusat yang baik dan benar
pusat tidak dianjurkan (Cunningham dkk, akan menimbulkan dampak yang positif yaitu
2013). tali pusat akan puput pada hari ke-5 dan ke-7
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tanpa ada komplikasi. Perawatan tali pusat
tabel 4.3 nampak bahwa pada metode yang tidak baik menyebabkan tali pusat
perawatan tali pusat terbuka terdapat 1 (5%) menjadi lama lepas. Risiko bila tali pusat
bayi yang tali pusatnya lepas >7 hari. lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat
Sementara itu, pada metode perawatan tali dan Tetanus Neonatorum (Saifuddin, 2008).
pusat tertutup terdapat 6 (30%) bayi yang tali Spora kuman Clostridium tetani masuk ke
pusatnya lepas >7 hari. Didukung dengan dalam tubuh bayi melalui tali pusat yang
hasil uji statistik mann whitney didapatkan dapat terjadi pada saat pemotongan tali pusat
hasil ρvalue 0,022 menunjukkan bahwa ketika bayi lahir maupun pada saat
terdapat perbedaan bermakna lama lepas tali perawatannya sebelum puput (terlepasnya
pusat antara perawatan tali pusat terbuka tali pusat) (Saifuddin, 2001).
dengan perawatan tali pusat tertutup. Cara perawatan tali pusat dan puntung tali
Sejalan dengan penelitian Martini (2012) pusat pada masa segera setelah persalinan
menemukan rerata waktu pelepasan tali pusat berbeda-beda, bergantung pada faktor sosial,
pada bayi yang mendapatkan perawatan budaya, dan geografis. Kebersihan tali pusat
dengan menggunakan kassa kering steril sangat penting. Mencuci tangan perlu
adalah 7,1 hari, hal ini lebih cepat jika dilakukan sebelum dan setelah merawat tali
dibandingkan dengan perawatan pusat. Tidak ada perawatan tali pusat khusus
menggunakan kompres kassa alkohol yakni yang harus dilakukan, meskipun banyak
8,8 hari. Menurut Penny (2007) dalam variasi cara yang dilakukan untuk
Martini (2012) menyatakan bahwa tali pusat mempermudah pemisahan lebih awal.
lepas sehari lebih cepat pada kelompok Namun, harus diperhatikan penggunaan
dimana tali pusat dibiarkan mengering secara topikal dapat mengganggu proses normal
alami. kolonisasi dan memperlambat pemisahan tali
pusat. Membersihkan dengan air biasa dan
menjaga tali pusat tetap kering terbukti
mempercepat pemisahan (Barclay et al 1994;
Mugford et al 1986; Rush 1990, Salariya &
Kowbus 1988; Verber & Pagan 1993 dalam
Fraser & Cooper, 2009). Disarankan untuk
memastikan tali pusat tidak tertutup popok
karena dapat terkontaminasi oleh urine dan V. KESIMPULAN
feses. Mayoritas lama pelepasan tali pusat yang
dirawat dengan perawatan tertutup
Nor Asiyah, Islami, Lailatul Mustagfiroh / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 29-36 | 7

menggunakan kassa steril adalah 5 – 7 hari Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-


sebanyak 13 bayi (65%). Kesehatan Reproduksi Departemen
Mayoritas lama pelepasan tali pusat yang Kesehatan Republik Indonesia. 2008.
dirawat terbuka, tanpa menggunakan kassa Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan
steril adalah 5 – 7 hari sebanyak 15 bayi Persalinan Normal.
(75%). Kementerian Kesehatan RI. 2011. Buku
Terdapat perbedaan antara lama pelepasan tali Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
pusat yang dirawat terbuka dengan yang dirawat Kemenkes dan JICA.
tertutup menggunakan kassa steril pada bayi baru Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan,
lahir. Penyakit kandungan dan keluarga
Diharapkan adanya penelitian lanjutan berencana untuk pendidikan bidan.
tentang faktor-faktor lain yang Jakarta: EGC.
mempengaruhi pelepasan tali pusat sehingga Martini, DE. 2012. Perbedaan Lama
keilmuan kebidanan khususnya tentang Pelepasan Tali Pusat Bayi baru Lahir
perawatan tali pusat dapat terus diperbaiki. yang Mendapatkan Perawatan
Tenaga kesehatan, terutama bidan diharapkan Menggunakan Kassa Kering dan
dapat mempraktikkan perawatan tali pusat Kompres Alkohol di Desa Plosowahyu
secara terbuka karena terbukti aman, lebih Kabupaten Lamongan. Surya Volume 3
praktis dan ekonomis Nomer XIII.
DAFTAR PUSTAKA Meiliya, E., Pamilih, E.K. 2008. Buku Saku
Baety, A.N. 2011. Biologi Reproduksi Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
Kehamilan dan Persalinan. Edisi I. Panduan Untuk Dokter, Perawat dan
Yogyakarta: Graha Ilmu. Bidan. Jakarta: EGC.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Muchtar, R. 1999.Sinopsis Obstetri. Jakarta.
kedokteran Universitas Padjadjaran. EGC
1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Nursalam, 2008.Konsep dan
Eleman. Penerapan Metodologi
Baston, Helen & Jennifer Hall. 2013. Penelitian Ilmu
Midwifery Essentials: Postnatal Volume Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
4. Jakarta: EGC. Permanasari, D.K., Susyanto, B.E. 2009.
Cunningham, F. Gary; Kenneth J. Leveno, Perawatan Tali Pusat Terbuka,
Steven L. Bloom, John C. Hauth, Perawatan Tali Pusat Tertutup, Lama
Dwight J. Rouse, Waktu Pelepasan. Undergraduate Theses
Fraser, DM & MA. Cooper. 2009. Buku Ajar from YOPTUMYFKPP. 1 (1), 1-2.
Bidan Myles Edisi 14. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, S. 2007. Buku Acuan
Hidayat, A. 2009. Ilmu Kesehatan Anak Nasional Pelayanan Kesehatan
untuk Pendidikan Kebidanan. Jilid I. Maternal dan Neonatal. Cetakan 7.
Jakarta: Salemba Medika. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Jitowijoyo, S., Kristiyanasari, W. 2010. Prawirohardjo.
Asuhan Keperawatan Neonatus dan Retniati, Tika R. 2010. Perbedaan Lama
Anak. Cetakan I. Yogyakarta: Muha Pelepasan Tali Pusat Pada BBL Yang
Medika. Dirawat Menggunakan Kassa Steril
JNPK-KR, 2008, Asuhan Esensial, Dibandingkan Dengan Kassa Alkohol
Pencegahan dan Penanggulangan 70% di Desa Trayeman Kecamatan
Segera Komplikasi Persalinan Dan Bayi Slawi Kabupaten Tegal-Semarang,
Baru Lahir. Depkes RI. Jakarta: 189) Universitas Muhammadiyah Semarang.
KTI.
Saifuddin, Abdul Bari; G. Adriaansz, GH.
Wiknjosastro, D. Waspodo. 2001. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin,AB; Adrianz, G., Wiknjosastro, dan Neonatal. Jakarta: yayasan Bina Pustaka
GH., waspodo, D. 2008. Buku Acuan Sarwono Prawirohardjo.
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Salam, Affyus. 2008. Kesehatan Bayi Baru lahir.
8 | Nor Asiyah, Islami, Lailatul Mustagfiroh / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 29-36

Jakarta¨Rajawali pers. Shafique Muhammad Faisal salman Ali,


Sarimawar, Djaja & Soeharsono Soemantri. Emran Roshan, Shahid Jamal. 2006.
2009. Penyebab Kematian Bayi Baru Alcohol Application Versus Natural
Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Drying of Umbilical Cord. The Journal
Kesehatan Yang Berkaitan di Indonesia. of the Pakistan Medical Association
Survey Kesehatan Rumah Tangga Rawalpindi-Islamabad, Volume 31,
(SKRT) 2001. Buletin Penelitian Number 2, Jul-Dec 2006. Diakkses dari
Kesehatan, Vol. 31, No. 3: 155-165). respository.unanda.ac.id Tanggal 12
Sastrawinata S, 1983. Obstetri fisiologis Bag. Februari 2015).
Obstetrik dan Ginecology. FK. UNPAD. Sodikin, 2009. Buku Saku Perawatan Tali
Bandung. Pusat. EGC. Jakarta.
Sugiono. 2001. Statistik dalam Penelitian.
Bandung : Alfabeta
Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian
Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Wibowo, N. Saifuddin, BA. 2008. Plasenta,
Tali pusat, Selaput Janin dan cairan
amnion. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai