Anda di halaman 1dari 42

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi nilai-
nilai dasar Profesi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan judul “Penerapan Hand
Hygiene Sesuai Standar World Health Organization (WHO) Dalam Pengendalian
Risiko Infeksi Di Ruang Rengasdengklok Rumah Sakit Umum Daerah
Karawang”. Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak R. Budiman selaku Pamong Diklat dan seluruh panitia penyelenggara
Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten
Karawang yang sudah memfasilitasi peserta dengan sangat baik selama proses
Pelatihan Dasar.
2. dr. Sri Sugihartati, MM selaku Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Karawang.
3. Dr. H. Deden Thosin Waskita, M.Pd selaku Coach yang selalu membimbing,
memberi masukan, nasehat, pencerahan dan semangat dalam penyusunan
rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Calon Pegawai Negeri Sipil.
4. Lia Melawati, S. Kep., Ners selaku mentor dan kasie pengendalian mutu
pelayanan keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang yang sudah
membimbing, memberi masukan dan nasehat dalam penyusunan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar Profesi Calon Pegawai Negeri Sipil.
5. Seluruh Widya Iswara yang telah mengajarkan dan membimbing peserta
diklat dengan sepenuh hati dan sabar dalam proses pembelajaran.
6. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Karawang
7. Kepala Ruang, IPCLN beserta staff ruang rawat inap Rengasdengklok RSUD
Karawang.
8. Keluarga yang selalu memberikan semangat, dukungan, dorongan dan doa.
9. Rekan seperjuangan Gelombang II khususnya Angkatan IV Kabupaten
Karawang yang selalu semangat dalam menjalani Pendidikan Dasar (Latsar)
Calon Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Karawang.

iv
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
moral maupun material dalam penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar
profesi Calon Pegawai Negeri Sipil ini.
Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar Profesi Calon Pegawai Negeri Sipil ini, oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi hasil yang lebih baik.
Semoga laporan ini dapat memberi wawasan dan bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan untuk kita semua. Amin.

Karawang, 13 Juni 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………....….. i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………… ... ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………… .... iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Penyusunan Rancangan Aktualisasi ................................... 3
D. Manfaat Penyusunan Rancangan Aktualisasi ................................. 3
E. Ruang Lingkup Kegiatan................................................................. 4
BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil Organisasi....................................... ............................ .......... 5
B. Visi dan Misi Organsasi .................................................................. 6
C. Nilai Organisasi............................................................................... 7
D.Tugas Pokok dan Fungsi................................................................. 7
E. Struktur Organisasi.......................................................................... 11
BAB III. SUBSTANSI MATERI PEMBELAJARAN
A.Akuntabilitas ................................................................................... 12
B. Nasionalisme..................................................................................... 12
C. Etika Publik..................................................................................... 13
D.Komitmen Mutu .............................................................................. 14
E. Anti Korupsi .................................................................................... 15
F. Manajemen ASN ............................................................................. 15
G.Whole Goverment ........................................................................... 16
H.Pelayanan Publik ............................................................................. 17

vi
BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu .................................................. ........................... 19
B. Isu yang diangkat ............................................................................ 19
C. Gagasan Pemecahan Isu ................................................................. 20
D. Rancangan Kegiatan Aktualisasi .................................................... 21
E.. Jadwal Kegiatan......................................... .................................. 35
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan............................... .................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... . 37
LAMPIRAN

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan penyelenggara pelayanan kesehatan dengan


tujuan memelihara kesehatan masyarakat seoptimal mungkin (Sitorus, 2006).
Tanggung jawab rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan masyarakat
diatur dalam pasal 15 UU Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan
masyarakat, yaitu berkewajiban menempatkan pelaksana yang kompeten,
menyusun dan menetapkan standar pelayanan, menyediakan sarana dan
prasarana, serta fasilitas pelayanan masyarakat yang mendukung terciptanya
iklim pelayanan yang memadai, berkualitas sehingga tercapainya kesehatan
masyarakat yang optimal.
Menurut UU No. 44 Tahun 2009 bahwa rumah sakit harus mampu
memberikan pelayan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan masyarakat. Keberhasilan rumah sakit
dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima
rumah sakit. Ada 8 dimensi mutu pelayanan, yaitu kompetensi teknis, akses
terhadap pelayanan, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, keamanan (safety),
hubungan antar manusia dan kenyamanan (Suparyanto, 2011).
Keselamatan dan kenyamanan pasien menjadi isu di rumah sakit
khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. Keselamatan pasien
menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan agar tidak terjadi kejadian nyaris
cedera (KNC), kejadian yang tidak diharapkan (KTD), atau kejadian sentinel
(KS). Salah satu indikator keselamatan pasien adalah pencegahan dan
pengendalian terhadap risiko infeksi yang dilakukan dengan perilaku hand
hygiene. Fakta di rumah sakit menunjukkan rendahnya kepatuhan perilaku
hand hygiene yang dilakukan oleh penunggu atau pengunjung pasien.

1
2

Sedangkan kenyamanan pasien mencakup pelayanan kesehatan yang tidak


berhubungan langsung dengan efektifitas klinis, tetapi dapat mempengaruhi
kepuasan pasien seperti terpisahnya kamar pasien laki-laki dengan
perempuan sehingga pasien merasa terjaga privasinya dan pembatasan
penunggu dan pengunjung agar pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
Infeksi nosokomial atau yang lebih dikenal dengan Healthcare
Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu indikator dari keselamatan
pasien. Healthcare Associated Infection (HAIs) adalah istilah yang merujuk
pada suatu infeksi yang berkembang dilingkungan Rumah Sakit. Healthcare
Associated Infection (HAIs) dapat terjadi pada pasien ketika menerima
perawatan, petugas kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit, maupun
penunggu atau pengunjung pasien (Depkes, 2003).
Berdasarkan data badan kesehatan dunia, World Health Organization
(WHO), HAIs merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka
kesakitan dan kematian di dunia. Tahun 2005 HAIs menyebabkan 1,4 juta
orang diseluruh dunia meninggal dan sekitar 10 persen pasien rawat inap di
rumah sakit mengalami infeksi nosokomial. Di Indonesia, penelitian yang
dilakukan pada tahun 2004 menunjukkan sebanyak 9,8 persen pasien rawat
inap terinfeksi nosokomial.
Risiko penularan atau transmisi infeksi diantara pasien, staf,
profesional kesehatan maupun pengunjung dapat terjadi di dan dari berbagai
instalasi yang ada di Rumah Sakit. Fakta yang terjadi dilapangan salah
satunya di unit ruang rawat inap khususnya di Ruang Rengasdengklok yang
merupakan ruang rawat inap bagian penyakit dalam terlihat bahwa yang
berkontribusi terhadap pengendalian risiko infeksi dengan kepatuhan
perilaku hand hygiene hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan sedangkan
penyebab atau transmisi infeksi bisa datang dari mana saja termasuk
penunggu atau pengunjung pasien.
3

Berdasarkan latar belakang dan pemilihan isu melalui kriteria USG,


didapatkan masalah yang menjadi prioritas yaitu “Rendahnya kesadaran
penunggu atau pengunjung pasien terhadap perilaku hand hygiene”. Dengan
demikian maka solusi yang akan dijadikan penyelesaian masalah melalui
inovasi perubahan yaitu berjudul “Penerapan Hand Hygiene Sesuai
Standar World Health Organization (WHO) Dalam Pengendalian Risiko
Infeksi Di Ruang Rengasdengklok Rumah Sakit Umum Daerah
Karawang”.

B. Tujuan

Tujuan yang diharapkan penulis dengan gagasan pemecahan isu


“Penerapan Hand Hygiene Sesuai Standar World Health Organization
(WHO) Dalam Pengendalian Risiko Infeksi Di Ruang Rengasdengklok
Rumah Sakit Umum Daerah Karawang” adalah adanya peningkatan
kesadaran penunggu atau pengunjung pasien mengenai pentingnya perilaku
hand hygiene sebagai salah satu cara pengendalian infeksi sehingga terjadi
penurunan angka risiko infeksi di rumah sakit dan dapat memberikan
penguatan kepada misi Rumah Sakit Umum Daerah Karawang yaitu
mewujudkan pelayanan yang komprehensip dan mewujudkan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.

C. Manfaat

1. Rumah Sakit Umum Daerah Karawang


Terwujudkan visi misi Rumah Sakit Umum Daerah Karawang yaitu misi
mewujudkan pelayanan yang komprehensip dan mewujudkan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.
2. Bidang Keperawatan
 Dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan agar dapat
memberikan pelayanan yang komprehensip
 Sebagai bagian dan kontribusi nyata terhadap pengendalian risiko infeksi
di Rumah Sakit
4

3. Pasien
Dapat menurunkan atau meminimalisasi lama rawat pasien sehingga
menguntungkan pasien baik dari segi waktu, keuangan maupun kesehatan.
4. Diri ASN
 Sebagai aktualisasi diri sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri
 Mendapat kepercayaan dan penghargaan dari pimpinan

D. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Ruang lingkup kegiatan aktualisasi habituasi dengan gagasan
penyelesaian masalah penerapan hand hygiene sesuai standar World Health
Organization (WHO) dalam pengendalian risiko infeksi akan dilaksanakan di
Rumah Sakit Umum Daerah Karawang khususnya di ruang Rengasdengklok.
Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan aktualisasi habituasi adalah 30 hari
terhitung dari tanggal 17 Juni sampai dengan 17 Juli 2019.
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Profil Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Karawang merupakan Rumah Sakit milik
Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Karawang yang didirikan pada
tanggal 29 Mei 1952, yang merupakan pengembangan dari barak cacar. Rumah
Sakit ini terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan Kabupaten
Karawang. Pada tanggal 6 Mei 2009 Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan Surat
Keputusan Bupati Karawang No. 442/kep.354-Huk/2009.

Rumah Sakit Umum Daerah Karawang mempunyai kapasitas jumlah


tempat tidur seluruhnya sebanyak 498 tempat tidur, sedangkan yang dihitung
sebagai BOR sebanyak 395 tempat tidur (dengan pembagian VIP 12 tempat
tidur, kelas I 39 tempat tidur, kelas II 82 tempat tidur, kelas III 183 tempat
tidur, ruang khusus 77 tempat tidur, IGD 40, VK 17, RR 14, Hemodialisa 21,
dan Thalasemia 17). Jumlah karyawan per 31 Desember 2017 sebanyak 1166
orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil 481 orang, non Pegawai Negeri
Sipil 525 orang, Out Sourching 160 orang. Tenaga Dokter yang bertugas
sebanyak 82 orang, tenaga medis Keperawatan sebanyak 375 orang, Bidan
sebanyak 85 orang, Apoteker 9 orang, tenaga paramedis non perawatan
sebanyak 238 orang, tenaga non medis 289 orang (Direksi 24 orang dan
fungsional umum 292 orang).

Rumah Sakit Umum Daerah Karawang berdasarkan peraturan Bupati


Karawang Nomor 28 tahun 2011 adalah unsur penunjang di bidang pelayanan
kesehatan, dengan status kelembagaan berbentuk lembaga teknis daerah yang
dipimpin oleh Direktur dan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

5
6

Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Karawang adalah membantu


Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dalam melaksanakan
sebagian kewenangan daerah dibidang pelayanan kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna dalam mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta
pencegahan dan melaksanakan pelayanan rujukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

B. VISI dan MISI Organisasi

1. VISI

“Rumah Sakit Umum Daerah Regional Jawa Barat yang maju dan

terkemuka Di Tingkat Nasional”

Rumah Sakit Umum Daerah Regional Jawa Barat yang maju adalah
rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan sesuai dengan fungsinya
sebagai institusi pelayanan publik yang bersifat individual atau pelayanan
individu terhadap pasien di daerah Purwakarta, Subang dan Bekasi.
Disamping itu Rumah Sakit Umum Daerah Karawang memberikan
pelayanan yang bersifat penunjang berupa penyediaan pelayanan atau
service yang dapat memberikan fasilitas sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.

Terkemuka di tingkat nasional adalah rumah sakit daerah regional


yang mampu bersaing dan diperhitungkan dalam memberikan pelayanan
kesehatan di tingkat nasional dengan sumber daya yang dimiliki.

2. MISI

Misi yang diemban Rumah Sakit Umum Daerah Karawang sebagai


berikut:

1) Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Professional


2) Mewujudkan Saran dan Prasarana yang sesuai standar
3) Mewujudkan Pelayanan yang komprehensip
7

4) Mewujudkan Rumah Sakit Pendidikan yang berkualitas


5) Mewujudkan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Karawang

C. Nilai Organisasi
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan
kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang menjunjung tinggi nilai-nilai
yaitu :
1. Jujur
Setiap tenaga kesehatan dalam melaksanakan kegiatan harus dilakukan
dengan mengedepankan kejujuran sebagai bagian dari akuntabilitas kinerja.
5. Kerja Sama
Kerja sama sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dan masalah kesehatan merupakan masalah yang
komplek yang memerlukan keterlibatan seluruh tenaga kesehatan
6. Tanggungjawab
Setiap tenaga kesehatan harus mempunyai sifat bertanggungjawab terhadap
perkembangan pembangunan kesehatan di wilayah Rumah Sakit Umum
Daerah Karawang
7. Responsif
Setiap tenaga kesehatan harus mempunyai sifat cepat tanggap terhadap
adanya kejadian di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
8. Manfaat
Intervensi atau upaya kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan harus
memberikan dampak/manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.

D. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Fungsi Utama
Memberikan pelayanan asuhan keperawatan islami yang berkualitas secara
professional dan memenuhi etika keperawatan serta menciptakan iklim kerja
yang harmonis sesuai visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
8

2. Tugas Pokok
a. Terlaksananya pengkajian pasien
1) Melakukan review pengkajian data yang ada dan melengkapi data
yang diperlukan
2) Membangun hubungan saling percaya dan support kepada pasien dan
keluarganya
3) Mengevaluasi faktor risiko
4) Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
5) Mendapatkan riwayat keperawatan dan medis dari pasien dan
keluarga
6) Mengkaji kondisi mental dan fisik pasien
7) Melengkapi formulir pengkajian
b. Teridentifikasinya masalah keperawatan pasien
1) Mengidentifikasi data focus
2) Menentukan masalah/diagnose keperawatan pasien
c. Terencananya asuhan keperawatan pasien
1) Merencanakan asuhan jangka panjang dan jangka pendek
2) Memformulasikan rencana pemulangan (discharge planning)
3) Menentukan intervensi keperawatan mandiri
4) Menentukan intervensi keperawatan kolaborasi
5) Mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan
6) Mengembangkan pembelajaran (teaching plan) untuk pasien dan
keluarga
7) Melaksanakan interaksi dengan pasien dan keluarganya dalam
rencana asuhan
d. Terbantunya aktivitas sehari-hari pasien sesuai kebutuhan pasien
1) Menentukan status aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living/ADL)
pasien
2) Memfasilitasi pasien dalam personal hygiene
3) Memfasilitasi pasien ambulasi
4) Memfasilitasi pasien eliminasi
9

e. Terlaksananya intervensi spesifik keperawatan dan terapi sesuai kondisi


pasien
1) Menerima pasien baru
2) Melakukan identifikasi dan intervensi pencegahan pasien resiko jatuh
3) Melakukan clapping vibrasi
4) Memberikan nutrisi via NGT dan melakukan aff NGT
5) Melakukan pendokumentasian intake dan output
6) Memberikan huknah
7) Memberikan glycerin spuit
8) Melakukan vulva hygiene
9) Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
10) Memberi kompres hangat/dingin
11) Memasang dan melakukan aff condom catheter
12) Melakukan resusitasi jantung paru
13) Pemberian oksigen
14) Melakukan pemasangan dan aff infus
15) Monitoring tetesan infus
16) Mengambil sample darah vena
17) Memfasilitasi pasien untuk pemeriksaan urine dan feaces
18) Memberikan therapy obat per oral/IV/IM/IC/SC/Sublingual
19) Melakukan perawatan luka
20) Memberikan inhalasi
21) Memasang dan melepaskan OPA
22) Memfasilitasi pasien untuk fisiotherapi
23) Memfasilitasi pasien untuk tindakan radiologi
24) Melakukan perawatan dan pendampingan pada pasien menjelang ajal
sampai meninggal
25) Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
26) Menyiapkan pasien pulang
10

f. Terlaksananya evaluasi asuhan keperawatan


g. Terdokumentasinya asuhan keperawatan
1) Mendokumentasikan pengkajian keperawatan
2) Mendokumentasikan masalah/diagnose keperawatan pasien
3) Mendokumentasikan rencana keperawatan pasien
4) Mendokumentasikan intervensi keperawatan pasien
5) Mendokumentasikan data evaluasi keperawatan pasien
6) Mendokumentasikan peralatan habis pakai yang digunakan pasien
11

E. Struktur Organisasi
DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR


MEDIK DAN KEPERAWATAN ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

KEPALA BIDANG KEPALA KEPALA BIDANG KEPALA BAGIAN KEPALA KABAG


PELAYANAN BIDANG PENUNJANG SEKRETARIAT BAGIAN PERENCANAAN
MEDIK KEPERAWATAN MEDIK KEUANGAN DAN ANGGARAN

KEPALA SUB
KASI KASI KASI BAGIAN TATA KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB
PERENCANAAN PERENCANAAN PERENCANAAN USAHA DAN MOBILISASI DANA BAGIAN
PELAYANAN DAN PENINGKATAN PENUNJANG PERENCANAAN
KEPEGAWAIAN
MEDIK MUTU ASKEP MEDIK DAN
PROGRAM DAN
FASILITAS MEDIK
KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN ANGGARAN
HUKUM, HUMAS, PERBENDAHARAAN
KASI KASI PEMASARAN DAN
PENGENDALI PENGENDALIAN KASI PROMOSI KESEHATAN KEPALA SUB
OPERASIONAL MUTU PENGENDALIAN
PELAYANAN KEPALA SUB BAGIAN
PELAYANAN PELAYANAN
BAGIAN PENYEDIAAN
KEPERAWATAN PENUNJANG MEDIK KEPALA SUB BAGIAN AKUNTANSI DAN SARANA MEDIK
DAN FASILITAS RUMAH TANGGA DAN VERIFIKASI DAN NON MEDIK
MEDIK LOGISTIK

Instalasi : Instalasi : Instalasi : KEPALA SUB


1. Rawat Jalan 4. Bedah Sentral 1. Rawat Inap 1. Radiologi 4. Farmasi BAGIAN
2. Rekam Medis 5. Gawat Darurat 2. Perawatan Kritis 2. Rehabilitasi Medik 5. Patologi Klinik PELAPORAN
3. Jantung Terpadu 6. Haemodialisa 3. Ibu dan Anak 3. Unit Transfusi Darah 6. Patologi Anatomi PROGRAM DAN
4. Gizi INFORMASI
BAB III

SUBSTANSI MATERI PEMBELAJARAN

A. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau


institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya yaitu
menjamin terwujudnya nilai-nilai public seperti memperlakukan warga secara
sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Akuntabilitas berfungsi sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan, dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas
dalam peran belajar (LAN, 2015).
Lima aspek penting dalam akuntabilitas diantaranya: hubungan yang
bertanggungjawab antara individu, kelompok atau institusi dengan Negara dan
masyarakat, perilaku aparat pemerintah yang bertanggungjawab, adil dan
inovatif, laporan kinerja, konsekuensi berupa penghargaan ataupun sanksi, dan
memperbaiki kinerja dalam pelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitas
diperlukan dalam lingkungan kerja sehingga dibutuhkan beberapa unsur
seperti kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggungjawab, responsibilitas,
keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi.

B. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain.
Sedangkan nasionalisme pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai pancasila. Prinsip nasionalisme pancasila bangsa Indonesia
bertujuan untuk menempatkan persatuan dan kesatuan, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara, menunjukkan sikap rela

12
13

berkorban, mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban, serta


menumbuhkan sikap saling mencintai dan tanggung rasa (LAN, 2015).

C. Etika Publik
Etika merupakan ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam
suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi. Moral adalah tata cara,
kebiasaan atau adat. Sedangkan etika ialah seperangkat nilai yang dijadikan
acuan. Tiga jenis etika dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1. Custom adalah sebuah kebiasaan, dimana jika terjadi pelanggaran maka
tidak ada sanksi sosial
2. Folkways adalah sebuah kebiasaan, dimana jika terjadi pelanggaran maka
sanksi sosialnya rendah
3. Mores adalah sebuah kebiasaan, dimana jika terjadi pelanggaran maka
sanksi social yang akan diterima berat
Beberapa fungsi etika diantaranya sebagai ukuran baik buruk, wajar
atau tidak wajar dan benar salah, landasan bertindak dalam sebuah
kehidupan kolektif yang professional, untuk menjalankan visi dan misi
lembaga institusi dan untuk menjaga citra lembaga atau institusi. Etika
berkaitan dengan sistem nilai dan perilaku manusia dan memberikan
prinsip yang kokoh dalam berperilaku dengan segala konsekuensinya
sehingga dapat mengarahkan perkembangan masyarakat menujusuasana
yang harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera dan dapat mengajak
orang lain untuk bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan
otonom (LAN, 2015).
Nilai-nilai dasar etika public sebagaimana tercantum dalam undang-
undang ASN adalah menjalankan tugas secara professional dan tidak
berpihak, membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian, menciptakan
lingkungan kerja yang non diskriminatif, memelihara dan menjunjung
tinggi standar etika luhur, mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada public, mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi,
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama, mendorong kesetaraan
14

dalam pekerjaan dan mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong


kinerja pegawai.

D. Komitmen Mutu

Efektivitas organisasi adalah sejauh mana organisasi dapat mencapai


tujuan yang ditetapkan atau berhasil mencapai apapun yang coba
dikerjakannya. Sedangkan Efisiensi organisasi merupakan jumlah sumber
daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang
dibutuhkan menghasikan jumlah keluaran tertentu. Efiensi dapat dihitung
sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang/jasa.
Tingkat efektifitas dapat diukur dengan ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja
sehingga dapat memberi kepuasan. Sedangkan tingkat efisiensi dapat diukur
melalui penghematan waktu, biaya, dan tenaga serta pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan. Jika dalam suatu pelaksanaan kerja tidak
memperhatikan efektivitas dan efisiensi maka akan berdampak pada
ketidakcapaian target kerja, menurunkan kredibilitas institusi tempat kerja,
dan menimbulkan kerugian sehingga menunjukkan ketidakmampuan
pemegang jabatan (LAN, 2015).
Inovasi adalah kegiatan yang meliputi seluruh proses menciptakandan
menawarkan jasa atau barang baik yang sifatnya baru, lebih baik, atau lebih
murah dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya. Secara luas, inovasi
dipahami sebagai perubahan perilaku. Inovasi dapat berupa produk atau jasa
yang baru teknologi proses produksiyang baru bagi anggota administrasi.
Sebuah inovasi tidak akan berkembang dalam status quo. Proses inovasi ada
empat tahap, yaitu, mengembangkan, mengimplementasikan, mengecek, dan
menyesuaikan. Pada kehidupan sehari-hari ketidakefektifan dan
ketidaksesuaian dapat disebabkan oleh program kerja yang tidak dituntaskan,
target kinerja yang tidak tercapai, perilaku yang tidak jujurdan pejabat yang
mangkir.
15

Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah mengedepankan komitmen


terhadap kepuasan klien, menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi
tanpa cacat, tanpa kesalahan dan tidak ada pemborosan, beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi, dan menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif
dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta melakukan upaya
perbaikan secara berkelanjutan.

E. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu curroptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, atau kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa karena menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas. Tindakan
korupsi adalah tindakan yang mengakibatkan kerugian keuangan Negara, suap
menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemrasan, perbuatan curang, benturan
kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi dan tindakan lain yang mendukung
terjadinya tindak atau perilaku korupsi (UU No. 31 Tahun 1999 Jo UU No. 20
Tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi). Equation theory (Klitgraad)
mengatakan bahwa Curroption = Monopoly of power + Discretion of flanl –
Accountability. Identifikasi nilai dasar anti korupsi diantaranya: kejujuran,
kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggungjawab, kerja keras,
kesederhanaan, keberanian, dan keadilan (LAN, 2015).

F. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi dan bebas
dari intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari intervensi semua golongan dan partai politik. Kedudukan ASN
berada di pusat, daerah dan luar negeri. Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa (LAN, 2017).
16

Fungsi ASN (UU No. 5 Tahun 2014) yaitu sebagai pelaksana


kebijakan publik harus berorientasi pada kepentingan publik, public trust, dan
peningkatan mutu pelayanan. Sebagai pelayan publik maka ASN harus
professional, herus kompeten, memiliki etika profesi dan memahami bidang
tugas. Sedangkan sebagai perekat dan pemersatu bangsa maka ASN harus
bersikap loyalitas pada negara, memiliki semangat nasionalisme, mempunyai
wawasan kebangsaan, dan menciptakan kondisi aman dan damai. Tujuh poin
dalam manajemen ASN, yaitu rekruitmen, pengembangan pegawai, promosi,
kesejahteraan, manajemen kinerja, disiplin dan etika serta pension.
Sistem merit ASN adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang, politik, ras, warna kulit, asal usul,
jenis kelamin, status perkawinan, umur atau kondisi kecacatan. Sistem merit
ASN dapat terwujud dengan smart ASN yaitu dengan cara setiap ASN harus
berwawasan global, menguasai IT atau digital dan bahasa asing, memiliki
daya networking tinggi, dan memiliki multiskilling.

G. Whole Of Government
Whole Of Government (WOG) adalah pendekatan dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pelayanan publik, dan
pemberdayaan masyarakat yang bekerja secara lintas sektoral untuk mencapai
tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu. Pendekatan WOG menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektoral. WOG membutuhkan koordinasi lintas
sektoral. Koordinasi sendiri merupakan proses pemaduan sasaran dan kegiatan
dari unit-unti kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi
secara efektif (LAN, 2017).
Beberapa masalah yang terjadi dalama koordinasi yaitu perbedaan
dalam orientasi terhadap tujuan tertentu, waktu, dan antar pribadi dan
perbedaan dalam formalitas struktur. Prinsip-prinsip kolaborasi diantaranya
17

saling menghormati, saling menghargai, kerja sama, memberi kemanfaatan,


saling asah, asih, asuh dan saling percaya.
Tantangan dalam praktek WOG diantaranya kapasitas SDM dan
institusi, nilai dan budaya organisasi, kepemimpinan. Menurut jenis pelayanan
praktek WOG dibedakan menjadi empat, yaitu pelayanan administratif, jasa,
barang, dan regulatif. Beberapa karakteristik WOG yaitu mencakup selutruh
sektor dari semua sektor dalam pemerintahan, prinsip-prinsip kolaborasi, dan
kebersamaan (sehati sefikiran, tidak egois, kerendahan hati dan kerelaan
berkorban).

H. Pelayanan Publik
Menurut UU No. 25 Tahun 2009 pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atau barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik diselenggarakan
dengan pajak yang dibayar oleh warga negara. Pelayanan publik
diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi
kemajuan bangsa dimasa yang akan datang.
Pelayanan publik memiliki tiga unsur penting, yaitu:
1. Organisasi penyelenggara pelayanan publik
2. Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
3. Kepuasan yang diberikan dan/ atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan)
Barang atau jasa publik adalah barang atau jasa yang memiliki rivalitas dan
ekskludabilitas yang rendah. Barang atau jasa public yang murni memiliki ciri
tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya pelayanan publik,
free rider problem, non rivalry, non excludable dan cara mengkonsumsi dapat
dilakukan secara kolektif.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima diantaranya partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif, mudah
18

dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.


Sedangka prinsip pelayanan publik menurut KepMenPan No. 63 Tahun 2003
adalah kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan,
tanggungjawab, kelengkapan sarana dan prasarana serta kemudahan akses.
Dalam pelaksanaannya pelayanan public memiliki hambatan. Bentuk-bentuk
patologi atau hambatan birokrasi diantaranya penggelembungan organisasi,
duplikasi tugas dan fungsi, red tape, konflik kewenangan, korupsi, kolusi dan
nepotisme serta keengganan untuk berubah.
Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan oleh ASN terhadap
penggunaan jasa pada umumnya adalah sikap atau perilaku, ekspresi wajah,
penampilan, cara berpakaian, cara berbicara, mendengarkan dan bertanya.
Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh seorang ASN antara
lain: politeness, respectfull, attentive, cooperative, tolerance, informality dan
self control. Manfaat dari etiket yaitu communicative, attractive, respectable,
dan self confidence (LAN, 2017).
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil studi lapangan yang telah dilakukan, Penulis
mengidentifikasi beberapa isu yang terdapat di Rumah Sakit Umum Daerah
Karawang khususnya di ruang rawat inap Rengasdengklok, yaitu mengenai
keselamatan dan kenyamanan pasien. Salah satu indikator keselamatan pasien
adalah pencegahan dan pengendalian terhadap risiko infeksi yang dilakukan
dengan perilaku hand hygiene. Fakta di rumah sakit menunjukkan rendahnya
perilaku hand hygiene yang dilakukan oleh penunggu atau pengunjung pasien.
Isu selanjutnya adalah mengenai kenyamanan pasien, diantaranya tidak
terpisahnya kamar pasien laki-laki dengan perempuan sehingga pasien merasa
kurang memiliki hak privasinya dan banyaknya penunggu dan pengunjung
pasien yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga banyak pasien
yang mengeluh tidak dapat beristirahat dengan nyaman.

B. Isu yang diangkat


Setelah diketahui isu yang berkembang di rumah sakit, maka penulis
bersama rekan kerja, atasan, mentor dan coach menganalisis isu yang
teridentifikasi melalui metode urgency seriousness growth (USG). Metode
USG mempertimbangkan tiga faktor yang menjadi fokus dari sebuah isu
tertentu. Ketiga faktor tersebut adalah urgency yaitu seberapa mendesaknya
permasalahan tersebut untuk diselesaikan, seriousness yaitu seberapa parah
dampak dari sebuah masalah terhadap organisasi, dan Growth yaitu berkaitan
dengan timbulnya masalah baru jika masalah tersebut tidak diselesaikan.

19
Berikut merupakan tabel analisa isu dengan metode USG sehingga
terpilihlah isu utama atau core issue yang diangkat
Tabel 1. Pemilihan isu melalui kriteria USG
U S G Total
No Identifikasi Isu Prioritas
(Urgency) (Seriuosness) (Growth) Skor
1. Rendahnya kesadaran
penunggu atau pengunjung 4 4 4 12
pasien terhadap perilaku
hand hygiene
2. Kurangnya hak privasi
pasien (masih 3 3 3 9
tercampurnya kamar pasien
laki-laki dan perempuan)
3. Penunggu pasien melebihi
dari jumlah yang telah 3 2 3 8
ditentukan atau tidak sesuai
aturan
Skala likert 1-5 (5= sangat besar, 4= besar, 3= sedang, 2= kecil, 1= sangat kecil)
Berdasarkan pemilihan isu melalui kriteria USG tersebut, didapatkan
isu yang menjadi prioritas yaitu “Rendahnya kesadaran penunggu atau
pengunjung pasien terhadap perilaku hand hygiene”.

C. Gagasan Pemecahan Isu


Penulis memilih gagasan yang akan dijadikan sebagai penyelesaian
masalah yaitu dengan “Penerapan hand hygiene sesuai standar World
Health Organization (WHO) dalam pengendalian risiko infeksi khususnya
di ruang Rengasdengklok”. Adapun rencana kegiatan yang akan
diaktualisasikan oleh penulis selama aktualisasi habituasi ini sesuai dengan
UU No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan, Permenpan RI No. 25 tahun
2014 tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya, Permenkes RI
Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang sasaran keselamatan pasien,
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Karawang yang
menetapkan penulis dibagian pelayanan ruang rawat inap Rengasdengklok.

20
D. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
Identifikasi Isu : 1. Rendahnya kesadaran penunggu atau pengunjung pasien terhadap perilaku hand hygiene
2. Kurangnya hak privasi pasien (masih tercampurnya kamar laki-laki dan perempuan)
3. Penunggu pasien melebihi dari jumlah yang telah ditentukan atau tidak sesuai aturan
Isu yang diangkat : Rendahnya kesadaran penunggu atau pengunjung pasien terhadap perilaku hand hygiene
Gagasan Pemecahan Isu : Penerapan hand hygiene sesuai standar World Health Organization (WHO) dalam pengendalian
risiko infeksi di ruang Rengasdengklok Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN
No TAHAPAN OUTPUT/HASIL DENGAN TERHADAP ANALISIS
KEGIATAN NILAI-NILAI
. KEGIATAN KEGIATAN MATA AJAR VISI MISI DAMPAK
ORGANISASI
DIKLAT ORGANISASI
1 Mengkonsultas- 1. Menyiapkan 1. Tersedianya 1. Akuntabilitas Dengan Kegiatan Jika kegiatan
kan rancangan rancangan rancangan (Bertanggung melaksanakan melakukan mengkonsultasi-
aktualisasi aktualisasi aktualisasi jawab) konsultasi konsultasi kan rancangan
kepada kasie dengan penuh 2. Nasionalisme dengan kasie dengan kasie aktualisasi kepada
pengendalian tanggung (Menggunakan pengendalian pengendalian kasie
mutu pelayanan jawab, detail, bahasa mutu mutu pengendalian
keperawatan jelas, teliti dan Indonesia pelayanan pelayanan mutu pelayanan
menggunakan yang baik dan keperawatan berkaitan keperawatan
bahasa benar) akan dengan dilakukan dengan
Indonesia yang memberikan perencanaan menerapkan nilai

21
baik dan benar 3. Komitmen penguatan kegiatan akuntabilitas,
mutu kepada misi optimalisasi nasionalisme,
(Jelas, detail RSUD yaitu pengendalian etika publik,
dan teliti) 1. Mewujudkan resiko infeksi komitmen mutu,
2. Menghubungi, 2. Tersampaikan 1. Etika Publik sumber daya sesuai dengan manajemen
dan menemui nya (Sopan, santun manusia yang nilai ASN, whole of
serta rancangan dan hormat) profesional organisasi government
menjelaskan aktualisasi 2. Manajemen kami, yaitu maka akan
rancangan ASN kerjasama dan mendapat
aktualisasi (Konsultasi, tanggung dukungan dari
kepada kasie Kerjasama) jawab kasie
pengendalian 3. Whole of pengendalian
mutu pelayanan Government mutu pelayanan
keperawatan (Koordinasi) keperawatan
untuk 4. Nasionalisme
konsultasi, (Menggunakan
koordinasi dan bahasa
kerjasama Indonesia yang
dengan baik dan benar,
mengedepankan Percaya diri)
perilaku sopan, 5. Komitmen
santun dan mutu
hormat dan (Jelas, detail
menjelaskan dan teliti)

22
rancangan
aktualisasi
dengan percaya
diri, jelas,
detail dan teliti
dengan
menggunakan
bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
2 Membangun 1. Melakukan 1. Tersosialisasi- 1. Nasionalisme Dengan Kegiatan Jika kegiatan
komitmen koordinasi dan kannya (berbahasa kegiatan membangun membangun
dengan PPIRS, sosialisasi rancangan Indonesia membangun komitmen komitmen dengan
Kepala Ruang, rancangan aktualisasi dan dengan baik komitmen dengan kepala kepala ruang dan
IPCLN, dan aktualisasi terbentuknya dan benar) dengan kepala ruang dan rekan kerja di
rekan kerja di dengan PPIRS, kerja sama 2. Etika publik ruang dan rekan kerja ruang rawat inap
ruang Kepala Ruang, (sopan, santun rekan kerja sesuai dengan Rengasdengklok
Rengasdengklok IPCLN, dan dan hormat) akan nilai dilakukan dengan
rekan kerja yang 3. Whole of memberikan organisasi menerapkan nilai
dilakukan Government penguatan kami, yaitu akuntabilitas,
dengan sopan, (Koordinasi) kepada misi kerja sama nasionalisme,
santun, hormat RSUD yaitu dan tanggung etika publik,
dan berbahasa 1. Mewujud jawab manajemen
Indonesia yang kan sumber ASN, whole of

23
baik dan benar daya government
manusia maka rancangan
2. Membuat 2. Dibentuknya 1. Akuntabilitas yang aktualisasi dapat
komitmen suatu (Bertanggung profesional dilaksanakan
bersama dengan komitmen jawab) 2. Mewujud dengan optimal
bertanggung diruangan 2. Nasionalisme kan
jawab. sopan, untuk (Saling pelayanan
santun, membantu menghargai, yang
hormat, saling terlaksananya Tidak komperhen-
menghargai, rancangan memaksakan sip
tidak aktualisasi kehendak)
memaksakan 3. Etika publik
kehendak, dan (sopan, santun
bekerjasama dan hormat)
4. Manajemen
ASN
(Kerjasama)
3 Menyusun 1. Menyiapkan 1. Tersusun dan 1. Akuntabilitas Dengan Kegiatan Jika kegiatan
Satuan Acara Satuan Acara terbentuknya (Bertanggung melakukan menyusun penyusunan
Penyuluhan Penyuluhan Satuan Acara jawab) penyusunan Satuan Acara Satuan Acara
(SAP) (SAP) hand Penyuluhan 2. Nasionalisme Satuan Acara Penyuluhan Penyuluhan
hygiene sesuai (SAP) hand (Mengguna Penyuluhan (SAP) (SAP) dilakukan
standar WHO hygiene sesuai kan bahasa (SAP) akan berkaitan dengan
dengan efektif standar WHO Indonesia memberikan dengan nilai menerapkan nilai

24
dan efisien yang baik dan penguatan organisasi akuntabilitas,
dengan penuh benar) kepada misi kami, yaitu nasionalisme,
tanggung 3. Komitmen RSUD yaitu tanggung etika publik, dan
jawab dan mutu 1. Mewujud jawab, komitmen mutu
menggunakan (efektif dan kan SDM responsive, maka Satuan
bahasa efisien) yang dan manfaat Acara
indonesia yang professional Penyuluhan
baik dan benar 2. Mewujud (SAP) dapat
kan sarana dijadikan rujukan
2. Mengkonsultasi 2. Tersampaikan 1. Akuntabilitas dan dalam
kan Satuan nya Satuan (Bertanggung prasarana pelaksanaan
Acara Acara jawab) yang sesuai pendidikan
Penyuluhan Penyuluhan 2. Nasionalisme standar kesehatan dan
(SAP) kepada (SAP) (Mengguna 3. Mewujud pemecahan
IPCLN dengan kan bahasa kan masalah
jelas, sistematis Indonesia pelayanan pengendalian
dan penuh yang baik dan yang infeksi
tanggungjawab benar) komperhen-
dengan 3. Komitmen sip
menggunakan mutu
bahasa (jelas dan
Indonesia yang sistematis)
baik dan benar
serta

25
mengedepankan 4. Etika Publik
perilaku sopan, (Sopan, santun
santun dan dan hormat)
hormat
4 Membuat leaflet 1. Menyusun dan 1. Tersusun dan Dengan
1. Akuntabilitas Kegiatan Jika kegiatan
dan banner membuat leaflet terbentuknya (Tanggung membuat membuat membuat leaflet
hand hygiene leaflet hand Jawab) leaflet dan leaflet dan dan banner
dengan hygiene banner
2. Nasionalisme banner dilakukan dengan
tanggung (Mengguna- mengenai cara berkaitan menerapkan nilai
jawab, jelas, kan bahasa cuci tangan dengan nilai akuntabilitas,
efektif dan Indonesia yang baik dan organisasi nasionalisme,
efisien serta yang baik dan
benar akan kami, yaitu etika publik,
menggunakan benar) memberikan kerja sama, komitmen mutu,
bahasa 3. Komitmen penguatan responsif, anti korupsi,
Indonesia yang mutu kepada misi tanggung manajemen
baik dan benar (Jelas, efektif
RSUD yaitu jawab, ASN, whole of
dan efisien)
1.Mewujudkan manfaat dan government dan
sarana dan jujur pelayanan
2. Menyusun dan 2. Terbentuknya 1. Akuntabilitas prasarana publik maka
membuat banner hand (Tanggung yang sesuai leaflet dan banner
banner hand hygiene Jawab) standar dapat dijadikan
hygiene dengan 2. Nasionalisme 2. Mewujudkan sebagai sarana
tanggung (Mengguna- pelayanan dan prasarana
jawab, jelas, kan bahasa yang dalam pendidikan

26
efektif dan Indonesia komperhen- kesehatan
efisien dan yang baik dan sip sehingga kegiatan
menggunakan benar) pelaksanaan
bahasa 3. Komitmen rancangan
Indonesia yang mutu aktualisasi akan
baik dan benar (Jelas, efektif berjalan dengan
dan efisien) lancar
3. Mencetak 3. Tercetaknya 1. Anti korupsi
banner dengan banner hand (Kejujuran,
berkoordinasi hygiene transparan)
dan 2. Manajemen
berkerjasama ASN
dengan (Kerjasama)
percetakan serta 3. Whole of
mengedepankan Government
kejujuran dan (koordinasi)
transparan
4. Menyiapkan 4. Tersiapkannya 1. Etika publik
stand banner stand untuk (sopan, santun
dan penempatan dan hormat)
berkoordinasi banner 2. Whole of
dengan Kepala Government
Ruang dan (koordinasi)
IPCLN dengan

27
mengedepankan
sopan, santun
dan hormat

5. Meletakkan 5. Banner 1. Akuntabilitas


banner di stand terpasang (Tanggung-
yang telah ditempat yang jawab)
disepakati strategis 2. Pelayanan
bersama dengan Publik
penuh (attentive)
tanggungjawab
dan attentive
5 Melakukan 1. Melakukan 1. Tangan bersih 1. Akuntabilitas Dengan Kegiatan Jika kegiatan
edukasi hand hand hygiene dan bebas dari (Tanggung kegiatan pendidikan pendidikan
hygiene sesuai dengan prinsip 6 kuman jawab) pendidikan kesehatan kesehatan
standar WHO langkah 5 2. Komitmen kesehatan akan sesuai dengan dilakukan dengan
momen dengan mutu memberikan nilai menerapkan nilai
tanggungjawab (konsisten) penguatan organisasi akuntabilitas,
dan konsisten kepada misi kami, yaitu nasionalisme,
RSUD yaitu tanggung etika publik,
2. Mempersiapkan 2. Tersedianya 1. Akuntabilitas 1. Mewujud- jawab, komitmen mutu,
alat dan bahan alat dan bahan (bertanggung kan responsif, dan dan pelayanan
dengan teliti, yang siap jawab, pelayanan manfaat publik maka akan
efektif,
digunakan professional, yang dapat membantu
profesional dan
28
bertanggung- teliti) komprehen- memecahkan
jawab 2. Komitmen sip masalah
mutu 2. Mewujud- pengendalian
(efektif) kan infeksi sehingga
peningkatan dapat
3. Menanyakan 3. Didapatkan- 1. Pelayanan derajat meningkatkan
kabar dan nya informasi Publik kesehatan derajat kesehatan
kondisi pasien kodisi dan (politeness, masyarakat masyarakat
dan keluarga perkembangan attentive,
dengan kesehatan tolerance,
politeness, terkini sebagai informality)
attentive, bahan
tolerance, pertimbangan
informality dilakukannya
pendidikan
kesehatan
4. Melakukan
4. Tersampaikan 1. Akuntabilitas
edukasi hand
nya edukasi (bertanggung
hygiene dengan
hand hygiene jawab dan
demonstrasi dan
professional
praktik
2. Nasionalisme
langsung
(Percaya diri,
dengan percaya
mengguna-
diri,
29
menggunakan kan bahasa
bahasa Indonesia
Indonesia yang yang baik dan
baik dan benar)
benar, 3. Etika Publik
bertanggung- (Sopan,santun
jawab, dan hormat)
professional, 4. Komitmen
berorientasi mutu
pada mutu, (berorientasi
tidak pada mutu)
diskriminatif, 5. Pelayanan
disertai dengan publik
perilaku sopan, (attentive, self
santun,attentive control dan
dan self control tidak
diskriminatif)
5. Melakukan 5. Pasien dan 1. Etika Publik
evaluasi atas keluarga (Sopan,
kepemahaman mengerti dan santun, dan
pasien dan dapat hormat)
keluarga melakukan 2. Pelayanan
mengenai hand hand hygiene publik
hygiene dengan (attentive,

30
sopan, santun, tolerance,
hormat, informality)
attentive ,
tolerance
informality
6 Melakukan 1. Meminta pasien 1. Ditanda 1. Akuntabilitas Dengan Kegiatan Jika kegiatan
dokumentasi atau keluarga tanganinya (Bertanggung melakukan melakukan dokumentasi
kegiatan untuk lembar jawab) dokumentasi dokumentasi dilakukan
edukasi hand menandatangani pemberian 2. Etika Publik kegiatan setelah dengan
hygiene sesuai lembar edukasi (Sopan, pendidikan melaksana- menerapkan nilai
standar WHO pemberian terintegrasi santun, dan kesehatan kan tindakan akuntabilitas,
edukasi oleh keluarga hormat) akan sesuai nasionalisme,
terintegrasi pasien 3. Pelayanan memberikan dengan nilai etika publik,
dengan sopan, publik penguatan organisasi komitmen
santun, (politeness, kepada misi kami, yaitu mutu, anti
hormat, attentive, RSUD yaitu tanggung- korupsi, dan
tanggungjawab tolerance, 1. Mewujudkan jawab dan pelayanan
politeness, informality) SDM yang jujur publik maka
attentive, profesional dokumentasi
tolerance, 2. Mewujudkan tersebut dapat
informality pelayanan dijadikan bukti
yang dan berfungsi
2. Melakukan 2. Terdokumenta 1. Akuntabilitas komprehen- sebagai
dokumentasi sikannya (Bertanggung sip tanggungjawab

31
kegiatan kegiatan Jawab, dan
edukasi hand edukasi hand professional, tanggunggugat
hygiene di hygiene pada teliti, profesi
lembar lembar sistematis)
implementasi implementasi 2. Nasionalisme
keperawatan keperawatan (mengguna
dengan kan bahasa
tanggungjawab Indonesia
profesional, yang baik dan
teliti, benar)
sistematis, 3. Komitmen
menggunakan mutu
bahasa (Efektif dan
Indonesia efisien)
dengan baik 4. Anti korupsi
dan benar, (Jujur)
efektifitas,
efisien dan
jujur
7 Mengevaluasi 1. Melakukan 1. Terevaluasi- 1. Akuntabilitas Dengan Kegiatan Jika kegiatan
pelaksanaan evaluasi nya (Tanggung melakukan mengevaluasi melalukan
kegiatan pelaksanaan pelaksanaan jawab, kegiatan pelaksanaan evaluasi terhadap
edukasi hand kegiatan kegiatan professional) evaluasi akan pendidikan pelaksanaan
hygiene sesuai edukasi hand edukasi memberikan kesehatan pendidikan

32
standar WHO hygiene hand hygiene 2. Etika Publik penguatan sesuai dengan kesehatan
bersama PPIRS, (Sopan, kepada misi nilai dilakukan dengan
Kepala Ruang, santun, dan RSUD yaitu organisasi menerapkan nilai
dan IPCLN hormat) 1. Mewujud- kami, yaitu akuntabilitas,
dengan 3. Anti korupsi kan SDM kerjasama, nasionalisme,
tanggungjawab (Jujur dan yang tanggung etika publik,
professional, transparan) professional jawab, komitmen mutu,
efektif, efisien, 4. Whole of 2. Mewujud- responsif, anti korupsi,
jujur, dan Government kan sarana manfaat dan manajemen ASN
transparan (koordinasi) dan jujur dan whole of
dengan disertai 5. Komitmen prasarana government
sopan, santun, mutu yang sesuai maka akan dapat
hormat. (efektif,efesien) standar meningkatkan
3. Mewujud- mutu pelayanan
2. Mengatur 2. Mendapat 1. Akuntabilitas kan kesehatan dan
jadwal saran dan (Tanggung pelayanan tercipta pelayanan
pertemuan masukan dari jawab, jelas, yang kesehatan yang
untuk kasie sistematis) komprehen- komprehensip
menyerahkan pengendalian 2. Etika Publik sip
hasil evaluasi mutu (Sopan,
dan meminta pelayanan santun, dan
saran serta keperawatan hormat)
masukan kepada 3. Nasionalisme
pimpinan (mengguna-

33
sebagai wujud kan bahasa
dari Indonesia
peningkatan yang baik dan
mutu benar)
pelayanan 4. Pelayanan
dengan sopan, publik
santun,hormat, (peningkatan
jelas,sistematis, mutu
dan tanggung pelayanan)
jawab serta
menggunakan
bahasa
Indonesia yang
baik dan benar

34
E. Jadwal Kegiatan

Juni Juli
No. KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengkonsultasikan rancangan aktualisasi kepada kasie


pengendalian mutu pelayanan keperawatan
2 Membangun komitmen dengan PPIRS, Kepala Ruang, IPCLN dan
rekan kerja di ruang rawat inap Rengasdengklok
3 Menyusun Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
4 Membuat leaflet dan banner
5 Melakukan edukasi hand hygiene sesuai standar WHO

6 Melakukan dokumentasi edukasi hand hygiene sesuai standar


WHO
7 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan edukasi hand hygiene sesuai
standar WHO

35
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil rancangan aktualisasi yang disusun, maka dapat


disimpulkan bahwa fakta yang terjadi dilapangan khususnya di ruang
Rengasdengklok yang merupakan ruang rawat inap bagian penyakit dalam
terlihat yang berkontribusi terhadap pengendalian risiko infeksi hanya
dilakukan oleh tenaga kesehatan sedangkan penyebab atau transmisi infeksi
bisa datang dari mana saja termasuk penunggu atau pengunjung pasien. Oleh
karena itu, ditetapkannya suatu gagasan inovasi untuk mengatasi isu yaitu
dengan “Penerapan hand hygiene sesuai standar World Health Organization
(WHO) dalam pengendalian risiko infeksi di ruang Rengasdengklok Rumah
Sakit Umum Daerah Karawang”.
Gagasan “Penerapan hand hygiene sesuai standar World Health
Organization (WHO) dalam pengendalian risiko infeksi di ruang
Rengasdengklok Rumah Sakit Umum Daerah Karawang” ini diharapkan
dapat berkontribusi nyata terhadap pengendalian risiko infeksi sehingga
dapat menurunkan angka kejadian risiko infeksi di Rumah Sakit.
Menurunnya angka kejadian risiko infeksi secara tidak langsung dapat
menurunkan atau meminimalisasi lama rawat pasien sehingga
menguntungkan pasien baik dari segi waktu, keuangan maupun kesehatan.
Keuntungan bagi rumah sakit yaitu meningkatnya mutu pelayanan sehingga
dapat memberikan penguatan terhadap misi Rumah Sakit untuk
mewujudkan pelayanan yang komprehensip dan mewujudkan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.

36
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan


Universal Di Pelayanan Kesahatan. Jakarta: Dirjen P2MPL

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 1555/Menkes/Sk/X/2005. Retrieved from http://www.depkes.go.id

Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Retrieved
from https://docplayer.info/33053724-Profil-dinas-kesehatan-kabupaten-karawang.html.
Diakses pada 25 Mei 2019

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. (2016).
Pedoman Pelaksanaan Cuci Tangan (Hand Hygiene) Di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya. Tidak dipublikasikan

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). “Akuntabilitas” Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: LAN

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). “Nasionalisme” Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: LAN

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). “Etika Publik” Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: LAN

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). “Komitmen Mutu” Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: LAN

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). “Anti Korupsi” Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan Golongan III. Jakarta: LAN

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). “Pelayanan Publik” Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta: LAN

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). “WHOLE OF GOVERNMENT”


Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: LAN

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). “Manajemen ASN” Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta: LAN

37
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC

Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. (2016). SPO (Standar Prosedur Operasional) Hand
Hygiene. Tidak dipublikasikan

Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. (2017). Profil Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
Tidak dipublikasikan

Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. (2018). Uraian Tugas Perawat Ruang Rengasdengklok.
Tidak dipublikasikan

Sitorus, Ratna. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit: Penataan
Struktur & Proses (sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta:
EGC

Suparyanto. (2011). Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Retrieved from http://dr-


suparyanto.blogspot.com/2011/05/konsep-mutu-pelayanan-kesehatan-.html?m=1.
Diakses pada 14 Juni 2019.

Undang-undang tentang Pelayanan Publik No. 25 Pasal 15 Tahun 2009.

Undang-undang tentang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009.

38

Anda mungkin juga menyukai