Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI BANGSAL MELATI 4 RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktik Keperawatan Dasar

Disusun Oleh:
Barly Yusuf
20/472511/KU/28813

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
I. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI
A. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain
yang terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit. Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya
Body Mass Index (BMI) atau Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Ideal Body Weight
(IBW) atau Berat Badan Ideal.
1. Body Mass Index (BMI)
Ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (over weigth) dan obesitas.
Rumus BMI dapat dihitung sebagai berikut:
BB (kg) atau BB (pon) x 704,5
TB (m) 2 TB (inci)2
Batas ambang BMI di Indonesia adalah:
Kategori BMI (IMT)
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0-18,5
Normal 18,5-25,0
Gemuk Kelebiihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

2. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu. Elemen nutrien/ zat gizi terdiri atas, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak dan protein disebut
energi nutrien karena merupakan sumber energi dari makanan sedangkan vitamin,
mineral dan air merupakan substansi penting untuk membangun, mempertahankan
dan mengatur metabolisme jaringan tubuh. Fungsi zat gizi adalah sebagai
penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik, sebagai bahan dasar
untuk pembentukan dan perbaikan jaringan, serta sebagai pelindung dan pengatur
Malnutrisi adalah suatu keadaan terganggunya kemampuan fungsional, atau
defisiensi integritas struktural atau perkembangan yang disebabkan oleh
ketidaksesuaian antara suplai nutrisi esensial untuk jaringan tubuh dengan
kebutuhan biologis spesifik. Malnutrisi dapat disebabkan oleh:
a. Under nutrition, disebabkan karena kekurangan pangan secara relatif atau
absolut selama periode tertentu.
b. Spesific deficiency, disebabkan karena kekurangan zat gizi tertentu, misalnya
kekurangan vitamin A, yodium, Fe, dll.
c. Over nutrition, disebabkan karena kelebihan konsumsi pangan untuk periode
tertentu.
d. Imbalance, ketidakseimbangan yang disebakan karena disporposi zat gizi,
misalnya kolesterol terjadi karena tidak seimbangnya LDL, HDL dan VLDL.

Prosedur pemenuhan nutrisi pada pasien atau klien yang tidak mampu secara
mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhi melalui oral (mulut),
enteral (pipa lambung) atau parenteral.
a. Pemberian nutrisi melalui oral
Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri.
b. Pemberian nutrisi melalui pipa lambung
Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi per oral atau adanya gangguan fungsi menelan.
Pemberian nutrisi melalui pipa lambung menggunakan Nasogastric Tube
(NGT).
c. Pemberian nutrisi parenteral
Merupakan suatu bentuk pemberian nutrisi yang langsung melalui pembuluh
darah tanpa melalui saluran pencernaan. Pemberian nutrisi parenteral dilakukan
pasien yang tidak dapat dipenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral.
Tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah untuk mempertahankan
kebutuhan nutrisi. Nutrisi parenteral total (TPN), pemberian nutrisi melalui jalur
intravena ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan
infus. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat
seperti Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino seperti PanAmin
G, dan cairan yang mengandung lemak seperti Intralipid.
Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui
vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis
interna dan eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer dapat
dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki.

B. Nilai-nilai Normal
1. Nilai normal pengkajian nutrisi
BMI : 19,8-26
Ketebalan lipatan kulit trisep (mm):
Pria 12,5
Wanita 16,5
Lingkar lengan tengah (cm):
Pria 29,3
Wanita 28,5
Lingkar otot lengan tengah (cm):
Pria 25,3
Wanita 23,2
Albumin (g/dl) 3,5-5
Transferin (mg/dl) 230-400
Jumlah limfosit total (jumlah/mm3) 1500-4000

2. Nilai normal kebutuhan kalori menurut umur


Umur BB (kg) TB (cm) Energi (kkal)
0-6 bulan 5,5 60 560
7-12 bulan 8,5 71 800
1-3 tahun 12 90 1250
4-6 tahun 18 110 1750
7-9 tahun 24 120 1900
Pria
10-12 tahun 30 135 2000
13-15 tahun 45 150 2400
16-19 tahun 56 160 2500
20-59 tahun 62 165 2800 (Ringan)
3000 (Sedang)
> 60 tahun 62 165 2200
Wanita
10-12 tahun 35 140 1900
13-15 tahun 46 153 2100
16-19 tahun 50 153 2000
20-59 tahun 54 156 2050 (Ringan)
2250 (Sedang)
2600 (Berat)
> 60 tahun 54 154 1850
Hamil + 285
Menyusui
0-6 bulan + 700
7-12 bulan + 500
13-24 bulan + 400

II. Hal-hal Yang Perlu Dikaji Pada Klien Yang Mengalami Gangguan
Kebutuhan Nutrisi

1. Riwayat keperawatan dan diet


- Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan
- Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus ?
- Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya ?
- Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka
bakar dan demam ?
- Adakah toleransi makan / minum tertentu ?
2. Faktor yang mempengaruhi diet
- Status kesehatan
- Kultur dan kepercayaan
- Status sosial ekonomi
- Faktor psikologis
- Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
3. Pemeriksaan fisik
- Keadaan fisik : apatis, lesu
- Berat badan : obesitas, kurus (underweigth)
- Otot : flaksial/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja
- Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun
- Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver / lien
- Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali / menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi
- Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah
- Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada
- Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa
pucat
- Gusi : perdarahan, peradangan
- Lidah : edema, hiperemis
- Gigi : karies, nyeri, kotor
- Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi
- Kuku : mudah patah
- Pengukuran antropometri :
Berat badan ideal : (TB-100) +- 10 %
Lingkar pergelangan tangan
Lingkar lengan atas (MAC)
Nilai normal
Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep (TSF) :
Nilai normal
Wanita : 16,5 – 18 cm
Pria : 12,5 – 16,5 cm
4. Laboratorium pada anak-anak
- Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml)
- Hb (N: 10,4-16 g/dL)
- BUN (N: 10-20 mg/100 ml)
- Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita:
0,5-1,0 mg/100ml)
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan
nutrisi antara lain:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Resiko kekurangan volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
IV. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Ketidakseimbnagan NOC: Status Nutrisi; NIC: Terapi Nutrisi
Nutrisi Kurang dari Intake Makanan dan Aktivitas:
Kebutuhan Tubuh Cairan - Monitor intake makanan dan minuman
Definisi: Kriteria hasil: yang dikonsumsi klien setiap hari
Asupan nutrisi tidak - Intake makanan peroral - Tentukan berapa jumlah kalori dan tipe
cukup untuk memenuhi yang adekuat zat gizi yang dibutuhkan dengan
kebutuhan tubuh. - Intake NGT adekuat berkolaborasi dengan ahli gizi
- Intake cairan peroral - Dorong peningkatan intake kalori, zat
adekuat besi, protein dan vitamin C
- Intake cairan yang - Beri makanan lewat oral, bila
adekuat memungkinkan
- Intake TPN adekuat - Kaji kebutuhan klien akan pemasangan
NGT
- Lepas NGT bila klien sudah bisa makan
lewat oral
Resiko Kekurangan NOC: Hidrasi NIC: Monitor Cairan
Volume Cairan Kriteria hasi: Aktifitas:
Definisi: - Asupan cairan normal - Menentukan riwayat, jumlaj dan jenis
Rentan mengalami - Urin output normal asupan cairan serta kebiasaan eliminasi
penurunan volume cairan - Tidak kehausan - Menentukan faktor yang dapat
intravaskuler, interstesiil, - Tidak terjadi diare menyebabkan ketidakseimbangan
dan intravaskuler yang - Tidak terjadi kenaikan cairan
dapat membahayakan suhu - Monior intake dan output
kesehatan. - Catat intake dan output secara akurat
- Monitor mucus membra, turgor kulit
dan kehausan
- Berikan cairan jika perlu
Ketidakseimbangan NOC: Status Nutrisi NIC: Weight Reduction Assistance
Nutrisi: Lebih dari Kriteria hasil: Aktivitas:
Kebutuhan Tubuh - Mendapatkan intake - Diskusikan dengan keluarga tentang
Definisi: yang normal dari kalori, kebiasaan dan budaya serta faktor
Asupan nutrient yang protein, lemak, hereditas yang mempengaruhi berat
melebihi kebutuhan karbohidrat, vitamin, badan.
tubuh. mineral, zat besi, - Diskusikan resiko kelebihan berat
kalsium. badan.
- Kaji berat badan ideal klien.
- Kaji persentase normal lemak tubuh
klien.
- Beri motivasi kepada klien untuk
menurunkan berat badan.
- Timbang berat badan setiap hari.
- Buat rencana untuk menurunkan berat
badan klien.
- Buat rencana olahraga untuk klien.
DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI
- Ajari klien untuk diet sesuai dengan
kebutuhan nutrisinya.

V. DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M. 2013. Nursing
Interventions Classification (NIC) 6th edition. St. Louis: Mosby.
Herdman, T.H., & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing
Diagnoses: Definition & Classification, 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Morhead, S., Jhonson, M., Maas. ML., Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) 5th edition. St. Louis: Mosby.
Mulatsih, Sutaryo, Sunarto, Allen, Yeow, Sofia. 2009. Karakteristik Klinis Pasien
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dengan Fusi Gena TEL-AML1, BCR-ABL, dan
E2A-PBX1. Sari Pediatri 11(2):118-123.
Nurjannah, Intansari. 2014. ISDA: Intan’s Screening Diagnoses Assesment. Versi
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Moco Media.
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi 4, Volume 1. Jakarta: EGC.
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC.
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar Manusi & Proses Keperawatan. Edisi
3. Salemba Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai