Anda di halaman 1dari 15

PAI Berbasis Multikultural

untuk Menanggulangi
Konflik Sosial
Adli Ashiddiqi Adfar 1907015086
Brata Kusuma Atmaja 1907015038
Nadia Khairunnisa 1907015020

4B
Multikulturalisme
Pengertian

Sistem nilai atau kebijakan yang menghargai keragaman dalam


suatu masyarakat yang didasarkan pada kesediaan untuk
menerima dan menghargai keberadaan kelompok lain yang
berbeda suku, etnik, gender, maupun agama.

Prinsip Multikultural

1. Pengakuan
2. Kebudayaan yang beraneka ragam
3. Setiap kebudayaan secara internal bersifat majemuk
Nilai-Nilai
Pendukung
Multikultural
Demokrasi Kebebasan
Sebagai nilai pengaman bagi
Menjadi penopang dalam
multikulturalisme dalam
pelaksanaan demokrasi dan
hubungannya dengan ajaran Islam
kesamaan
[Q.S Ali Imran: 159]

Persamaan Pluralisme
Nilai ini menjadi pilar yang Secara harfiah berarti keragaman, dan
penting bagi tegaknya konsep pebedaan atas agama, etnis, suku, bahasa,
multikulturalisme [Q.S Al-Hujurat budaya, warna kulit, dan lain sebagainya.
: 13] [Q.S Ar-Rum: 22]
Visi dan Misi Pendidikan
Agama Islam

Visi Misi

1. Melakukan perencanaan yang


Sarana yang strategis dan
dilakukan secara sadar, terencana dan
efektif untuk membentuk
matang tentang pendidikan agama Islam.
peserta didik yang memiliki
keterampilan, penghayatan,
2. Menciptakan suasana belajar dan
dan wawasan keagamaan yang
proses pembelajaran yang bertumpu
berguna bagi dirinya,
pada peserta didik.
masyarakat, bangsa, dan
negara.
Fungsi dan
Tujuan PAI
Fungsi
Tujuan
Membentuk manusia
Indonesia yang beriman, Untuk berkembangnya
bertakwa kepada Tuhan kemampuan peserta didik
Yang Maha Esa serta dalam memahami,
berakhlak mulia dan
mampu menjaga
menghayati, dan
perdamaian dan kerukunan mengamalkan nilai-nilai
hubungan intern dan agama yang menyerasikan
antarumat beragama. penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, dan seni.
Kurikulum dan
Bahan Ajar PAI

ketiga, dari segi orientasinya tampak


diarahkan pada penguatan bidang akhlak
Pertama, dari segi struktur; mempergunakan mulia atau pembinaan karakter mulia.
perpaduan antara separated subject matter
curriculum dan correlated curriculum. Keempat, dari segi fungsinya, tampak
disesuaikan dengan kebutuhan hidup agar
Kedua, dari segi isinya, pelajaran hadits tidak menjadi seorang umat beragama yang taat
ditampilkan secara eksplisit, namun menjalankan agamanya, memiliki keimanan,
diintegritasikan pada pokok bahasan tentang ketakwaan dan akhlak mulia, serta memiliki
akidah/akhlak dan fiqih. wawasan keagamaan yang memadai.
Proses Belajar
Mengajar

Pengembangan metode Belajar dapat 5. Dari menguasai materi sebanyak-


dilakukan dengan : banyaknya menjadi menguasai metodologi
yang kuat
1. Mengubah cara belajar dari model 6. Memandang dan menerima ilmu sebagai
warisan menjadi cara memecahkan hasil yang mapan, menjadi dimensi proses.
masalah. 7. Bukan hanya mengasah dan
2. Dari hafalan menjadi dialog mengembangkan akal, tetapi mengolah dan
3. Dari pasif menjadi heuristic mengembangkan moral dan keterampilan.
4. Dari mekanik menjadi kreatif
Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga pendidik dan kependidikan untuk pendidikan agama islam yang
berbasi multikultural.

Upaya mempersiapkan guru agama yang profesional dan berwawasan multikultural yaitu:

• Merekrut tenaga guru yang berasal dari tamatan Lembaga Pendidikan Keguruan (LPK) atau
dari para guru yang ada sekarang yang ditentukan batas usia dan wawasan dasarnya tentang
multikulturalisme.

•Materi pelatihan diarahkan pada 3 bidang utama.

•Materi tentang multikultularisme beserta nilai-nilai pendukungnya.

•Materi tentang teaching skill, soft skill, pedagogik skill.


Faktor yang
dikhawatirkan
mempengaruhi para
guru yaitu:
•Adanya pembinaan, pengarahan, dan
pengawasan secara berkelanjutan terhadap para
guru.

•Dengan meningkatkan kesejahteraan para guru


yang memungkinkan mereka dapat
melaksanakan tugasnya secara lebih tenang dan
sungguh-sungguh.
Sarana prasarana tersebut ditopang oleh Lokus
Pendidikan:
Sarana Prasarana dan ● Melihat sekolah sebagai wahana akulturasi nilai
Lokus Pendidikan Agama multikultral.

Multikultural ● Setiap perjumpaan adalah momen pendidikan nilai


multikultural.

● Wawasan wityatamandala pada masa orientasi


sekolah.
Sarana Prasarana:
● Manajemen kelas.
● Sarana peribadatan bagi setiap agama.
● Penegakan disiplin sekolah.
● Buku-buku dan kitab suci keagamaan.
● Pendampingan perwalian.
● Simbol-simbol dan logo-logo keagamaan.
● Pendidikan agama bagi pembentukan nilai
● Sarana prasarana olahraga dan kesenian yang multikultural.
melibatkan seluruh siswa yang berbeda agama.
● Mengembangkan kurikulum secara integrated dengan
● Sarana prasarana media cetak dan elektronik. nilai multikultural.

● Pendidikan multikultural melalui pengalaman.


Budaya Sekolah
Jika hasil penelitian melaporkan masih ada guru dan murid
yang memiliki pandangan hidup, pola pikir, sikap yang tidak
mencerminkan nilai-nilai multikultural, maka dimasa depan
perlu dirumuskan tentang budaya multkultural pada lembaga
pendidikan umum dan lembaga pendidikan agama yang digali
dari nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran agama, pemikiran
filsafat, hati nurani, adat istiadat, sejarah dan lain sebagainya.
Evaluasi Pendidikan Agama Islam
Multikultural
Dimasa sekarang konsep evaluasi pendidikan tidak hanya diarahkan pada
aspek hasilnya semata, melainkan juga afektif dan psikomotorik dan tidak
hanya dengan mengandalkan usaha guru semata-mata melainkan
melibatkan semua guru, kepala sekolah, dan stakeholder pendidikan
termasuk masyarakat dan pengguna pendidikan. Dimasa depan
disarankan agar selain menerapkan visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan
ajar, tenaga pendidik, sarana prasarana, lokus dan budaya sekolah yang
multikultural, juga menerapkan konsep evaluasi yang berbasis
multikultural karena agama yang didekati dengan multi approach sangat
berpotensi untuk mengembangkan evaluasi pendidikan yang berbasis
multikultural.
Berita
Lanjutan Berita
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai