Aspek Perpajakan Pada Perusahaan Konstruksi
Aspek Perpajakan Pada Perusahaan Konstruksi
Perusahaan Konstruksi
A.) PPN
Perencanaan Konstruksi oleh Ahmad
Rp. 40.000.000 X 10% = Rp4.000.000,00
Pelaksanaan Konstruksi
Rp. 3.000.000.000 X 10% = Rp300.000.000
B.) PPH
Perencanaan Konstruksi
40.000.000 X 4% = 1.600.000
Pelaksanaan Konstruksi
Nilai Kontrak X Tarif PPh Jasa Konstruksi (Perusahaan
Kecil)
3.000.000 X 2% = 60.000.000
• Maka, penyedia jasa menyetor sebesar 60 juta rupiah ke kantor
pajak sebagai Pajak Penghasilan Jasa Konstruksi.
• Setelah itu, Bapak Yoni akan mendapat bukti potong PPh final
jasa konstruksi dari penyedia jasa yang didapat dari kantor
pajak. Bukti potong inilah yang akan dilaporkan sebagai SPT
Pajak Bapak Bapak Yoni.
Jadi yang diterima konsultan perencanan
Kontrak – PPh
= Rp40.000.000 - Rp1.600.000
= Rp. 38.400.000
Kontrak – PPh
= Rp3.000.000.000 – Rp60.000.000
= Rp. 2.940.000.000
Contoh kasus perhitungan pph
PT. ADHI & PT. WIKA
Sesuai dengan UU Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 2
tentang Pajak Penghasilan bahwa untuk penghasilan dari usaha jasa
konstruksi dikenakan tarif final. Tarif final pajak penghasilan jasa
konstruksi pada PT. ADHI dan PT. WIKA sebagai pelaksana jasa
konstruksi adalah masing-masing sebesar 3% sesuai dengan PP Nomor
51 Tahun 2008 Pasal 3 ayat 1 (c) menjelaskan bahwa Tarif Pajak
Penghasilan untuk usaha Jasa Konstruksi adalah 3% (tiga persen)
untuk pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh penyedia Jasa
selain penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil dan/atau
tidak memiliki kualifikasi usaha. Sesuai PP Nomor 40 Tahun 2009
tentang Perubahan atas PP Nomor 51 tahun 2008 sebagai pengganti
PP Nomor 140 Tahun 2000, PT. ADHI dan PT. WIKA sebagai pelaksana
konstruksi sesuai Pasal 10B PP Nomor 40 Tahun 2009 dikenakan tarif
3% final.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perhitungan pajak
penghasilan tarif final PT. Adhi Karya (Persero) Tbk berdasarkan UU
Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 2 dan PP Nomor 51 Tahun 2008 jo.
PP Nomor 40 Tahun 2009 adalah sebesar Rp 155.906.685.929 (tahun
2009), Rp 127.011.705.139 (tahun 2010), dan Rp 130.232.212.898
(tahun 2011). Dasar Pengenaan Pajak perusahaan konstruksi
diperoleh dari nilai kontrak pendapatan perusahaan, sehingga
diasumsikan nilai kontrak pendapatan adalah sebesar Rp
5.196.889.530.967 (tahun 2009), Rp 4.233.723.504.633 (tahun 2010),
dan Rp 4.341.073.763.267 (tahun 2011).
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perhitungan pajak
penghasilan tarif final PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk berdasarkan UU
Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 2 dan PP Nomor 51 Tahun 2008 jo.
PP Nomor 40 Tahun 2009 adalah sebesar Rp 123.866.051.010 (tahun
2009), Rp 132.424.893.000 (tahun 2010), dan Rp 186.630.581.010
(tahun 2011). Dasar Pengenaan Pajak perusahaan konstruksi
diperoleh dari nilai kontrak pendapatan perusahaan, sehingga
diasumsikan nilai kontrak pendapatan adalah sebesar Rp
4.128.868.367.000 (tahun 2009), Rp 4.414.163.100.000 (tahun 2010),
dan Rp 6.221.019.367.000 (tahun 2011).