Anda di halaman 1dari 18

PENYITAAN DALAM PERKARA

PERDATA

Oleh :
KURNIA YANI DARMONO
PENGERTIAN SITA

Penyitaan berasal dari terminologi BESLAG


(Belanda), istilah Indonesia Beslah, tetapi
istilah bakunya ialah Sita atau Penyitaan.
Penyitaan berarti menempatkan harta
tersita dibawah penjagaan pengadilan
untuk memenuhi kepentingan penggugat
atau kreditor.
MACAM-MACAM SITA
1. Sita Revindikasi (Revindicatoir Beslag)
2. Sita Jaminan (Conversatoir Beslag)
3. Sita Harta Bersama (Marital Beslag)
4. Sita Eksekusi (Executorial Beslag)
Sita Revindikasi (Revindicatoir Beslag)

 Dasar Hukum pasal 226 ayat (1) HIR dan


pasal 260 ayat (1) R.Bg
 Revindicatoir berasal dari perkataan
revindiceer yang artinya mendapatkan.
Perkataan Revindicatoir Beslag mengandung
pengertian penyitaan untuk mendapatkan
hak kembali. Maksudnya penyitaan ini adalah
agar barang yang digugat itu jangan sampai
dihilangkan selama proses berlangsung
 sita revindikasi mempunyai kekhususan
terutama terletak pada obyek barang
tersita dan kedudukan penggugat atau
barang yaitu :
- hanya terbatas barang bergerak yang ada
di tangan orang lain (tergugat);
- barang itu berada di tangan orang lain
tanpa hak;
- permintaan sita diajukan oleh pemilik agar
dikembalikan kepadanya.
 Syarat atau alasan pokok sita revindikasi
adalah adanya obyek sengketa barang
bergerak, terdapat pemohon pemilik
barang, permohonan diajukan kepada
Ketua Pengadilan dan Barang dikuasai
tergugat tanpa hak.
Sita Jaminan (Conversatoir Beslag)
 Dasar Hukum pasal 227 HIR
 Perkataan conservatoir beslag adalah
berasal dari perkataan conserveren yang
berarti menyimpan. Makna conversatoir
beslag ialah untuk menyimpan hak-hak
seorang untuk menjaga agar penggugat
tidak dirugikan oleh perbuatan tergugat
 Syarat-syarat utama sita jaminan adalah :
1. Harus ada sangka yang beralasan, bahwa
tergugat sebelum putusan dijatuhkan atau
dilaksanakan akan menggelapkan atau
menghilangkan barang-barangnya;
2. Barang yang disita itu berupa kepunyaan
yang terkena sita, artinya bukan milik
penggugat;
3. Permohonan diajukan kepada
KetuaPengadilan yang memeriksa perkara
tersebut;
4. Dapat dilakukan atau diletakkan baik
tehadap barang bergerak atau yang tidak
bergerak.
Ciri-ciri sita jaminan adalah sebagai
berikut :
 Sita jaminan diletakkan atas harta yang
disengketakan status kepemilikannya atau
terhadap harta kekayaan tergugat dalam
sengketa utang piutang atau juga dalam
sengekta dan tututan ganti rugi.
 Obyek sita bisa barang bergerak atau
tidak bergerak, bisa berwujud atau tidak
berwujud.
 Pembatasan sita jaminan bisa hanya
barang-barang tertentu atau seluruh harta
kekayaan tergugat.
 Tujuan penyitaan untuk menjamin
gugatan agar tidak hampa (illusoir)
Berdasar SEMA RI No. 5 Tahun 1975 Tanggal 09
Desember 1975, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
sita jaminan:
 Barang yang disita nilainya jangan melampaui
nilai gugat;
 Barang yang disita didahulukan benda yang
bergerak, jika tidak mencukupi baru benda yang
tidak bergerak;
 Barang yang disita tetap dalam
penguasaan/pemeliharaan sitersita;
 Perhatikan ketentuan pasal 198 dan 199
HIR/213 dan 214 RBg.
Sita Harta Bersama (Marital Beslag)

 Dasar hukum Pasal 24 ayat (2) huruf c PP


No. 9 tahun 1975 dan Reglemen Acara
Perdata/RV (Reglement Op De
Rechtsvordering Staatsblad 1847 No. 52
juncto 1849 No. 63
Tujuan Sita Harta Bersama
membekukan harta bersama suami istri melalui
penyitaan, agar tidak berpindah kepada pihak
ketiga selama proses perkara perceraian atau
pembagian harta bersama berlangsung.
Karakteristik penerapan yang melekat pada sita
harta bersama meliputi seluruh harta bersama
yang dikuasai oleh para pihak, bukan hanya
yang ada di tangan tergugat saja tetapi juga
yang ada pada penggugat atau pihak ketiga
Sita Eksekusi (Executorial Beslag)
 Dasar hukum pasal 197 HIR atau pasal208 R.Bg.
 Sita eksekusi adalah sita yang berhubungan
dengan masalah pelaksanaan suatu putusan
karena pihak tergugat tidak mau melaksanakan
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap
tersebut secara sukarela meskipun Pengadilan
telah memperingatkan agar putusan tersebut
dilaksanakan secara sukarela sebagaimana
mestinya
 Sita eksekusi ini biasa dilakukan terhadap
putusan yang mengharuskan penggugat
membayar sejumlah uang;
 Sekiranya sudah diletakkan sita jaminan,
tidak diperlukan lagi Sita Eksekusi karena
sita jaminan menurut asasnya otomatis
beralih menjadi sita eksekusi pada saat
perkara yang bersangkutan mempunyai
putusan yang berkekuatan hukum tetap
Ada dua macam sita eksekusi :
1. Sita Eksekusi Langsung; yakni sita eksekusi
yang langsung diletakkan atas barang
bergerak dan barang tidak bergerak milik
debitur atau pihak yang kalah.
2. Sita Eksekusi yang Tidak Langsung; adalah
sita eksekusi yang berasal dari sita jaminan
yang telah dinyatakan sah dan berharga
dan dalam rangka eksekusi otomatis
berubah menjadi sita eksekusi
TERIMA KASIH
Sampai jumpa di lain waktu

Anda mungkin juga menyukai