Anda di halaman 1dari 90

Konsep Sakit & Sehat,

serta
Sistem Kesehatan di
Indonesia
MK Manajemen Pelayanan Kesehatan dan Gizi

Chica Riska Ashari, S.Gz, M.Si


chica@uhamka.ac.id
Outline
Konsep terjadinya penyakit

Konsep pencegahan penyakit

Pengenalan sistem kesehatan di


Indonesia
Konsep
Terjadin
ya
Penyakit
Pe n y a k i
t
???
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi
suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap
rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan
pada fungsi atau struktur dari organisasi atau sistem
tubuh.
Konsep Penyebab
Kejadian A Kejadian B

Sebab Akibat

= Sebuah peristiwa, kondisi, karakteristik/kombinasi dari faktor2


tersebut yang memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.

Penyebab itu harus mendahului Akibat


(mis. penyakit)
Penyebab:
• Suffisien (memadai)
 Mengawali terjadinya suatu penyakit

• Necessary (perlu)
 Suatu penyakit tidak dapat berkembang tanpa kehadirannya
Perkembangan Teori Terjadinya
1.
Penyakit
Teori Contagion (Contagion Theory)
 Dirumuskan oleh Girolamo Fracastoro (1483-1553).
 Penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui zat
penular (transference) yang disebut kontangion.
 Fracastoro membedakan 3 jenis kontangion, yaitu :
1. Jenis kontangion yang dapat menular melalui kontak langsung
misalnya bersentuhan, berciuman, dan berhubungan seksual.
2. Jenis kontangion yang dapat menular melalui benda-benda perantara
(benda tersebut tidak tertular, namun mempertahankan benih dan
kemudian menularkan pada orang lain). Misalnya melalui pakaian,
handuk, dan sapu tangan.
3. Jenis kontangion yang dapat menularkan dalam jarak jauh.
Perkembangan Teori Terjadinya
2.
Penyakit
Teori Hyppocrates (Hippocratic Theory)
 Hippocrates (460-377 SM)
 Penyakit timbul karena pengaruh Iingkungan (air, udara, tanah,
cuaca,
dll)
 Tidak dijelaskan kedudukan manusia dalam lingkungan
 Yang dianggap paling mengesankan dari faham atau ajaran
Hippocrates
ialah bahwa dia telah meninggalkan cara-cara berfikir mistis-magis
dan
melihat segala peristiwa atau kejadian penyakit semata-mata sebagai
proses
atau mekanisme yang alamiah belaka.
 Contoh kasus dari teori ini adalah perubahan cuaca dan lingkungan
yang
Perkembangan Teori Terjadinya
3.
Penyakit
Teori Miasma (Miasmatic Theory)
 Kira-kira pada awal abad ke-18 mulai muncul konsep miasma sebagai
dasar pemikiran untuk menjelaskan timbulnya wabah penyakit.
 Dikemukakan oleh Hippocrates.
 Miasma atau miasmata berasal dari kata Yunani yang berarti something
dirty (sesuatu yang kotor) atau bad air (udara buruk).
 Penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yang mati
membusuk, meninggalkan pengotoran udara dan Iingkungan.
 Contoh pengaruh teori miasma adalah timbulnya penyakit malaria (dalam
Bahasa Italia = udara yang busuk).
 Dua puluh tiga abad kemudian, berkat penemuan mikroskop oleh Anthony van
Leuwenhoek, Louis Pasteur menemukan bahwa materi yang disebut miasma
tersebut sesungguhnya merupakan mikroba, sebuah kata Yunani yang artinya
kehidupan mikro (small living).
Perkembangan Teori Terjadinya
4.
Penyakit
Teori Jasad Renik (Teori Germ)
 Teori ini dikemukakan oleh John Snow (1813-1858), seorang dokter
ahli
anestesi dari Inggris.
 Ia berhasil membuktikan adanya hubungan antara timbulnya penyakit
kholera dengan sumber air minum penduduk.
 Beliau menyimpulkan bahwa air minum yang tercemar dengan tinja
manusia adalah penyebab timbulnya penyakit kholera.
 Penyebab penyakit adalah jasad renik/mikroorganisme, kuman
dianggap
sebagai penyebab tunggal.
 Berkembang setelah ditemukannya mikroskop.
Perkembangan Teori Terjadinya
Penyakit
5. Teori Humoral
 Dikenal dalam kehidupan masyarakat China yang beranggapan
bahwa penyakit disebabkan oleh gangguan keseimbangan
cairan dalam tubuh. 
 Dikatakan bahwa dalam tubuh manusia terdapat empat macam
cairan yaitu putih, kuning, merah dan hitam.
 Bila terjadi ketidakseimbangan akan menyebabkan penyakit,
tergantung dari jenis cairan yang dominan.
Perkembangan Teori Terjadinya
Penyakit
6. Epidemic Theory
 Teori ini mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan
cuaca dan faktor geografi (tempat).
 Suatu zat organik dari lingkungan dianggap sebagai pembawa
penyakit, misalnya air tercemar menyebabkan gastroenteritis.
 Teori ini diterapkan oleh John Snow dalam menganalisis
terjadinya
diare di London.
Perkembangan Teori Terjadinya
Penyakit
7. Teori Ekologi Lingkungan/Teori multikausa
 Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam
lingkungan tertentu dan pada keadaan tertentu akan menimbulkan
penyakit tertentu pula.
 Teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi
berbagai factor (faktor interaksi lingkungan yang berupa faktor biologis,
kimiawi,
dan sosial memegang peranan dalam terjadinya penyakit).
 Sebagai contoh, infeksi tuberkulosis paru yang disebabkan oleh invasi
mycibacterium tuberculosis pada jaringan paru, tidak dianggap sebagai
penyebab
tunggal terjadinya TBC, tetapi secara multifaktorial brkaitan dengan faktor
genetik,
malnutrisi, krpadatan penduduk dan derajat kemiskinan.
Konsep Terjadinya Penyakit

01 02 03
Segitiga Model Roda Jaring-Jaring
Epidemiologi (The Wheel) Sebab Akibat
(The Epidemiologic Triangle) (The Web of Causation)
01
Segitiga
Epidemiologi
(The Epidemiologic Triangle)
HOST
(Induk Semang, Pejamu)

ENVIRONMENT
AGENT
(Lingkungan) (Bibit penyakit)
Jika terjadi ketidakseimbangan
maka akan terjadi Kondisi
sakit
Host (Penjamu)

Semua faktor yang terdapat pada diri


manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan penyakit.
Host (Penjamu)
Manus Manu
ia sia
sebaga sebaga
i i
Makhl Makhl
uk
Biolog
uk
Faktor-faktor yang terdapat pada diri manusia yang
dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan
penyakit

Manusia sebagai Makhluk Biologis


- Umur, Sex, Ras, Keturunan
- Bentuk anatomi tubuh
- Fungsi fisiologis atau faal tubuh
- Keadaan imunitas
- Status gizi dan status kesehatan secara umum
- Kemampuan interaksi dengan penyebab secara biologis
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan penyakit

Manusia sebagai Makhluk Sosial


- Adat-istiadat, agama, serta hubungan keluarga
- Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan
- Kebiasaan PHBS
Agent (Bibit Penyakit)
Agen merupakan semua unsur atau elemen hidup
maupun tidak hidup yang kehadirannya atau
ketidakhadirannya bila diikuti dengan kontak yang
efektif dengan pejamu (host) yang
rentan dalam keadaan yang memungkinkan akan
menjadi stimuli untuk menyebabkan terjadinya proses
penyakit.
Karakteristik Agent (CDC
2002)
1. Infektifitas : kemampuan agen untuk menyebabkan infeksi
di dalam pejamu yang rentan
2. Patogenitas : kemampuan agen menimbulkan penyakit di
dalam pejamu
3. Virulensi : ukuran keganasan/ derajad kerusakan yang
ditimbulkan bibit penyakit
4. Antigenisiti : kemampuan agen merangsang mekanisme
pertahanan tubuh pejamu.
Klasifikasi Agent
1. Agen Biologis
2. Agen Kimia
3. Agen Gizi
4. Agen Mekanik
5. Agen Fisik
Agen Biologis
a) Virus : Uniseluler misalnya influensa, HIV, Hepatitis dll.
b) Bakteri : Uniseluler, berkembang biak di dalam dan di luar
tubuh.
c) Jamur : Berspora dengan reservoir tanah.
d) Ricketsia : Ukuran antara virus & bakteri (ex. Rocky
mountain spotted fever).
e) Protozoa : Uniseluler, seperti amoeba, plasmodium
f) Metazoa : Multiseluler, seperti Ascaris lumbricoides
menyebabkan penyakit Ascariasis, Clonorchis sinensis
menyebabkan penyakit Clonorchiasis.
Agen Kimia Agen Gizi Agen Mekanik Agen Fisik
 Pestisida  Karbohidrat  Kecelakaan  Suhu
 Zat aditif  Protein Jalan Raya  Radiasi
 Obat-obatan  Lemak  Trauma mekanis
 Limbah industri  Vitamin  Tekanan Udara
 Insulin  Mineral  Kelembapan
 ureum  air Udara
 Bising, dsb
Environment (Lingkungan)
• Segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi di luar
manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan
penularan penyakit.
• Merupakan faktor ekstrinsik yang cukup penting dalam
menentukan terjadinya proses interaksi antara pejamu dengan
unsur penyebab dalam proses terjadinya penyakit.
• Secara garis besar dapat dibagi dalam tiga bagian utama yaitu :
Lingkungan fisik, sosial dan biologis.
Lingkungan Fisik
• Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik
secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan
sosial manusia.
• Lingkungan fisik meliputi :
- Udara, keadaan cuaca, geografis dan geologis.
- Air sebagai sumber kehidupan.
- Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air radiasi dan lain
sebagainya.
• Lingkungan fisik ini ada yang terbentuk secara alamiah maupun yang
timbul akibat perbuatan manusia sendiri, eg: Bencana Alam, dll.
Lingkungan Sosial
• Merupakan semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik,
sistim organisasi, serta institusi peraturan yang berlaku bagi setiap individu
yang membentuk masyarakat tersebut. Meliputi :
- Sistem hukum, administrasi, kehidupan sosial politik, serta sistem
ekonomi
yang berlaku.
- Pekerjaan.
- Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat
setempat.
- Kepadatan penduduk, serta kepadatan rumah tangga.
Lingkungan Biologis
• Merupakan semua mahluk hidup yang berada disekitar manusia
yaitu flora dan fauna dan memegang peranan penting dalam
interaksi antara manusia (pejamu) dengan unsur penyebab (agen).
- Berbagai mikroorganisme yang patogen maupun yang non
patogen.
- Berbagai binatang & tumbuhan yang dapat mempengaruhi
kehidupan
manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan/obat-
obatan) maupun sebagai reservoar (sumber penyakit) atau pejamu
antara.
Interaksi antara Agent, Host
dan Environment
• Interaksi antara host, agent dan environment
dapat terlaksana karena adanya pengaruh
beberapa faktor terhadap setiap elemen
tersebut yaitu :
Agen
• Jumlah dan konsentrasi,
• Patogenitas : kemampuan
mikroorganisme menimbulkan penyakit
pada pejamu.
• Virulensi: kemempuan mikroorganisme
menimbulkan penyakit yang berat/fatal.
• Tropisme : pemilihan jaringan atau organ yang diserang.
Penyerangan terhadap organ vital akan lebih mudah
menimbulkan penyakit yang berat, eg: jantung, paru-paru,
liver/hati.
• Kecepatan berkembang biak.
• Kemampuan menembus jaringan.
• Kemampuan memproduksi toksin.
• Kemampuan menimbulkan kekebalan.
Pejamu / Host
• Unsur manusia sebagai pejamu (host) dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibagi
menjadi dua kelompok sifat utama yang merupakan
sifat karakteristik individu sebagai pejamu (host) dan
ikut memegang peranan dalam proses kejadian
penyakit. Kelompok tersebut yakni :
1. Manusia sebagai mahluk biologis memiliki sifat biologis
tertentu:
- Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan (genetik).
- Bentuk anatomis tubuh.
- Fungsi fisiologis atau faal tubuh.
- Keadaan imunitas serta reaksi tubuh terhadap
berbagai unsur dari luar maupun dari dalam tubuh
sendiri.
- Kemampuan interaksi antara pejamu dengan penyebab
secara biologis.
- Status gizi dan status kesehatan secara umum.
2. Manusia sebagai mahluk sosial, mempunyai
berbagai sifat khusus seperti :
- Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan agama,
hubungan keluarga & hubungan sosial masyarakat.
- Kebiasaan hidup & kehidupan sosial sehari-hari
3. Lingkungan (Environment) :
- Perubahan kualitas dan kuantitas lingkungan dapat
dipengaruhi secara alamiah & buatan.
- Alamiah : bencana alam
Terjadinya bencana alam akan menguah sistem
ekologi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya.
- Misalnya gempa bumi, tsunami, banjir.keadaan ini
memudahkan timbulnya berbagai penyakit.
- Buatan : kemajuan teknologi
Interaksi antara Agent, Host
dan Environment
Perubahan yang menyebabkan ketidakseimbangan interaksi host, agent
& environment :
1. Perubahan pada faktor agent : perubahan kualitas dan kuantitas
agent dan sifat-sifat agent  meningkatkan kemampuan agent
menimbulkan penyakit.
2. Perubahan pada faktor pejamu (host) berkurangnya resistensi
pejamu terhadap agent.
3. Perubahan faktor lingkungan (environment) :
- Perubahan kualitas lingkungan yang memudahkan penyebaran
agent.
- Perubahan kualitas lingkungan yang meningkatkan kerentanan
host.
02
Model Roda
(The Wheel)
• Peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang
lainnya pada stress mental
• Peranan lingkungan biologis lebih besar dari yang
lainnya pada penyakit malaria.
• Perana sosial lebih besar dari yang lainnya pada
penyakit diabetes.
• Peranan inti genetik lebih besar dari yang lainnya
pada penyakit keturunan.
03
Jaring-Jaring
Sebab Akibat
(The Web of Causation)
Source: http://www.sjph.net.sd/files/vol4i3/SJPH-vol4i3-p354-359.pdf. Adapted from R.A. Stallones, Public
Health Monograph 76; 1966:53.
Cardiovasculer
Diseases

Overweight Hypertension

Lack
Lack of
of Family
Family Poor
Poor Eating
Eating Poor
Poor Eating
Eating
Stress
Stress Race
Race
excercise
excercise history
history Habits
Habits Habits
Habits

Knowledge Knowledge
Access
Access To
To Culture
Culture about
about Proverty
Proverty about
about Racism
Racism
Safe
Safe Areas
Areas nutrition
nutrition nutrition
nutrition

Availability of Availability of
Lack of
Self Efficacy Healthy Safety Healthy SES
Education
Education Foods Foods

Sosio
Sosio
Lack
Lack of
of Lack
Lack of
of Lack
Lack of
of
Economic Racism
Money
Money Money
Money Money
Money
Status (SES)
Surat Asy-Syura, ayat 29-31
• {‫شا ُء‬ َ ..‫ إِ َذا َي‬.‫ ْم ِع ِه ْم‬.‫ َّب ٍة َوه َُو َع َلى َج‬.‫ي ِه َما ْمِن َدا‬...‫ َّث ِف‬..‫ألْر ِض َو َما َب‬..‫ت َوا‬.ِ ‫س َم َوا‬َّ ‫ل‬..‫ ْل ُقا‬.‫ َخ‬.‫ َيا ِت ِه‬.‫َوم ِْنآ‬
.‫ ْن ُت ْم‬.َ‫) َو َما أ‬30( ‫ِير‬ ٍ ‫ث‬.‫ َو َي ْع ُفو َعْن َك‬.‫ ْيدِي ُك ْم‬.َ‫س َب ْتأ‬ َ .َ‫) َو َما أ‬29( ‫دِي ٌر‬..‫َق‬
َ .‫ ِب َما َك‬...‫ ْمِن ُمصِ ي َب ٍة َف‬.‫صا َب ُك ْم‬
‫ ْمِند ِ هَّللا‬.‫ ُك ْم‬.‫ألْر ِض َو َما َل‬..‫يا‬...‫ ُم ْع ِجز َين ِف‬..‫} ِب‬
)31( ‫ير‬ ٍ ِ‫ص‬. ‫ُون ِ ْمِن َول ٍِّي َوال َن‬ ِ
• Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata
yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Mahakuasa
mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. Dan apa saja
musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan
diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh
seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong selain
Makna Surat Asy-Syura, ayat 29-
31
• Sumber penyakit akibat dari perbuatan manusia itu sendiri
melalui tingkah laku kita sehari-hari yang kurang terpuji
dihadapan Allah SWT.
• Perilaku yang kurang terpuji tersebut berupa akhlak yang
kurang baik menjadikan malaikat Atid terus mencatat dan
mencatat serta melaporkannya di hadapan Allah SWT, dimana
sudah berjalan bertahun-tahun bahkan mungkin juga sudah
berbelas bahkan berpuluh tahun sehingga akhirnya Allah
menurunkan suatu musibah berupa penyakit sebagai pengingat
bagi umat-Nya agar segera kembali ke jalan-Nya.
Tugas…!!!
• Jelaskan mengenai penyebab penyakit dengan
menggunakan ketiga model konsep terjadinya
penyakit (penyakitnya berbeda tiap orang)  (maks 3
halaman, TNR 12, spasi 1,5, margin 4333).
Konsep
Pencegah
an
Penyakit
• Pencegahan  mengambil tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian.
• Pencegahan penyakit adalah tindakan yang
ditujukan untuk mencegah, menunda, mengurangi,
membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan
dgn menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yg
telah dibuktikan efektif (Kleinbaum, et al., 1982;
Last, 2001).
Hubungan Kedudukan Riwayat
Perjalanan Penyakit, Tingkat
Pencegahan dan Upaya Pencegahan
Tingkat pencegahan disesuaikan
dengan riwayat alamiah penyakit

1. Pencegahan primordial
2. Pencegahan primer
3. Pencegahan sekunder
4. Pencegahan tersier
1. Pencegahan Primordial
• Diperkenalkan oleh WHO 1993  didapatkan
berdasarkan pengalaman epidemiologis dalam
menangani masalah penyakit kardiovaskular.
• Penyakit jantung pada masyarakat  kausal dasar
yaitu berupa makanan tinggi lemak jenuh hewani.
1. Pencegahan Primordial
• Tujuan: Menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi
dan kultural yang diketahui mempunyai kontribusi untuk
meningkatkan risiko penyakit.
• Pencegahan primordial yang efektif memerlukan adanya
peraturan yang ketat dari pemerintah.
• Pencegahan awal diarahkan pada mempertahankan kondisi
dasar/status kesehatan masy yg bersifat positif.
• Membangun dan mempertahankan kondisi yang
meminimalkan bahaya bagi kesehatan.
1. Pencegahan Primordial
Contohnya:
• Kebijakan nasional gizi dalam sektor agrikultural, industri
makanan, ekspor makanan.
• Penegendalian pada peraturan mengenai rokok.
• Pengendalian udara/lingkungan.
• Pemakaian makanan bergizi rendah lemak jenuh.
2. Pencegahan Primer
• Upaya pencegahan yg dilakukan saat proses
penyakit belum mulai (pada periode pre-
patogenesis) dengan tujuan agar tidak terjadi proses
penyakit.
• Tujuan: mengurangi insiden penyakit dengan cara
mengendalikan penyebab penyakit dan faktor
risikonya.
• Upaya yang dilakukan adalah untuk memutus mata
rantai infeksi “agent – host - environment”
2. Pencegahan Primer
• Terdiri dari:
1. Promosi Kesehatan (Health promotion)
2. Perlindungan Khusus (Specific protection)
• Dilakukan melalui 2 strategi: Populasi dan individu
• Target
- Total populasi
- Kelompok terseleksi
- Individu sehat
Promosi Kesehatan (Health
promotion)
• Pendidikan kesehatan, penyuluhan
• Gizi yang cukup sesuai dengan perkembangan
• Penyediaan perumahan yg sehat
• Rekreasi yg cukup
• Pekerjaan yg sesuai
• Konseling perkawinan
• Genetika
• Pemeriksaan kesehatan berkala
Perlindungan Khusus (Specific
protection)
• Imunisasi
• Kebersihan perorangan
• Sanitasi lingkungan
• Perlindungan terhadap kecelakaan akibat kerja
• Penggunaan gizi tertentu
• Perlindungan terhadap zat yang dapat menimbulkan
kanker
• Menghindari zat-zat alergenik
3. Pencegahan Sekunder
• Upaya pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit
sudah berlangsung namun belum timbul tanda/gejala
sakit (patogenesis awal) dengan tujuan proses penyakit
tidak berlanjut.
• Tujuan: menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan
mencegah komplikasi
• Bentuknya berupa deteksi dini dan pemberian pengobatan
(yang tepat).
3. Pencegahan Sekunder

• Fase penyakit  Tahap dini


penyakit
• Target  Pasien
Tingkat Pencegahan Sekunder

• Diagnosis dini dan pengobatan segera


- Penemuan kasus (individu atau masal)
- Skrining/penapisan
- Pemeriksaan khusus dengan tujuan:

 next slide
Tingkat Pencegahan Sekunder

• Menyembuhkan dan mencegah penyakit berlanjut.


• Mencegah penyebaran penyakit menular.
• Mencegah komplikasi dan akibat lanjutan.
• Memperpendek masa ketidakmampuan.
• Pengobatan yang cukup untuk menghentikan proses penyakit .
• Mencegah komplikasi dan sekuele yg lebih parah.
• Penyediaan fasilitas khusus untuk membatasi
ketidakmampuan dan mencegah kematian.
3. Pencegahan Sekunder

Contoh:
• PMS  Kultur rutin bakteriologis utk infeksi
asimtomatis
• Sifilis  Tes serologis untuk infeksi pre-klinis
• Kanker leher rahim  Hapusan pap
• Kanker payudara  Skrining dengan mammografi
4. Pencegahan Tersier
• Pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit sudah
lanjut (akhir periode patogenesis) dengan tujuan untuk
mencegah cacat dan mengembalikan penderita ke status
sehat
• Tujuan: menurunkan kelemahan dan kecacatan,
memperkecil penderitaan dan membantu penderita-penderita
untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang tidak
dapat diobati lagi
• Terdiri dari:
• Disability limitation
4. Pencegahan Tersier
• Pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit sudah
lanjut (akhir periode patogenesis) dengan tujuan untuk
mencegah cacat dan mengembalikan penderita ke status
sehat
• Tujuan: menurunkan kelemahan dan kecacatan,
memperkecil penderitaan dan membantu penderita-penderita
untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang tidak
dapat diobati lagi
• Terdiri dari:
• Pembatasan Kecacatan (Disability limitation)
4. Pencegahan Tersier
• Fase penyakit  Penyakit tahap lanjut
(pengobatan dan rehabilitasi)
• Target  Pasien
Pembatasan Kecacatan (Disability
limitation)
• Disability Limitation atau pembatasan kecacatan dan berusaha
untuk menghilangkan gangguan kemampuan berfikir dan bekerja
yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit.
• Usaha ini merupakan lanjutan dari usah early diagnosis and
promotif treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang
sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak
terjadi komplikasi ).
• Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut
tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini
dipertahankan semaksimal mungkin.
Pembatasan Kecacatan (Disability
limitation)
• Berbagai cara dalam melakukan Disability Limitation atau
pembatasan kecacatan diantaranya adalah:
1. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
2. Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan
melakukan pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti
pemeriksaan laboratorium dan pemerikasaan penunjang
lainnya agar penderita dapat sembuh dengan baik dan
sempurna tanpa ada komplikasi lanjut.
3. Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi
Pembatasan Kecacatan (Disability
limitation)
Contoh
• Stroke  Penyebab kematian nomor tiga di dunia
• Stroke  Penyebab kecacatan nomor satu di dunia.
• Dengan kecacatan yang berkepanjangan dan kemungkinan
terkena serangan stroke ulang yang cukup tinggi, bisa sampai
25 persen, maka pemeliharaan insan pasca stroke, atau
seseorang yang pernah terkena stroke, menjadi sangat mahal
dan melelahkan.
Rehabilitasi (Rehabilitation)
• Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti.
• Tujuannya : untuk berusaha mengembalikan
penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha
mengembalikan penderita pada keadaan yang
dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya.
Rehabilitasi (Rehabilitation)
• Penyediaan fasilitas untuk pelatihan hingga fungsi
tubuh dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
• Pendidikan pada masyarakat dan industriawan agar
menggunakan mereka yang telah direhabilitasi.
Jenis Rehabilitasi (Rehabilitation)
• Rehabilitasi fisik  Yaitu agar bekas penderita
memperoleh perbaikan fisik semaksimal-
maksimalnya.
• Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah
kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki
yang patah ini yaitu dengan mempergunakan kaki
buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang
sesungguhnya.
Jenis Rehabilitasi (Rehabilitation)
• Rehabilitasi mental  Agar bekas penderita dapat
menyesuikan diri dalan hubungan perorangan dan
social secara memuaskan.
• Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat
badaniah muncul pula kelainan-kelaianan atau
gangguan mental.
• Bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan
kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
Jenis Rehabilitasi (Rehabilitation)
• Rehabilitasi social vokasional  Agar bekas
penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja
yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan
kemampuan dan ketidakmampuannya.
Jenis Rehabilitasi (Rehabilitation)
• Rehabilitasi aesthetis  Usaha rehabilitasi
aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, walaupun
kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya:
penggunaan mata palsu.
Rehabilitasi (Rehabilitation)

Contoh
• Penyakit vaskuler diabetik pada kaki  perawatan
kaki (podiatric cure) rutin pasien diabetes.
• Fraktura & cedera  Memasang rel pegangan tangan
(handrails) di rumah orang yg mudah jatuh.
• Ulserasi kulit kronis  penyediaan matras khusus utk
penyandang cacat berat.
Jelaskan mengenai kasus berikut:
• Seorang ibu membawa bayinya untuk diimunisasi
Polio.
• Tindakan imunisasi Polio tersebut termasuk
pencegahan apa?
• Tahap yang mana dari riwayat alamiah penyakit
yang akan dicegah dengan tindakan imunisasi
tersebut? Mengapa? Jelaskan! (kerjakan di word,
TNR 12, spasi 1,5, margin 4333, max 1 halaman)
Pengenal
an Sistem
Kesehata
n di
Indonesia
Sistem Kesehatan Nasional
• Kepmenkes RI No. 374/MENKES/SK/V/2009
tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
• Perpres RI No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (SKN)
• RPJPK 2005-2025 dan SKN adalah dokumen
Kebijakan Pembangunan Kesehatan sebagai acuan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan
Latar Belakang
• Tujuan nasional Bangsa indonesia dalam Pembukaan
UUD 1945 yang diselenggarakan melalui
pembangunan nasional.
• Percepatan pembangunan kesehatan melalui SKN
dengan terobosan Desa Siaga, Jamkesmas, Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K).
Latar Belakang
• Perubahan lingkungan strategis: UU 32/2004 Pemerintah Daerah, UU
33/2004 Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemda, UU
25/2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), UU 17/2007
RPJPN 2005-2025, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dan upaya percepatan MDGs.
• SKN 2009 sebagai pengganti SKN 2004 dan SKN 2004 sebagai pengganti
SKN 1982 pada hakekatnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, penting untuk dimutakhirkan menjadi SKN 2012.
Pengertian SKN
• SKN  Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna
menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945 (Kepmenkes RI, 2009).

• SKN  Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh


semua komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya (Perpres RI, 2012).
Maksud dan Kegunaan SKN
• Menyesuaikan SKN 2009 dengan berbagai perubahan dan tantangan
eksternal dan internal, agar dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta.
• Mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan
hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan
sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan
kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya
kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan
untuk keberhasilan pembangunan nasional.
Landasan SKN
• Landasan idiil  Pancasila
• Landasan konstitusional  UUD 1945 khususnya
pasal 28 dan 34.
• Landasan operasional  UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan
penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.
Kedudukan SKN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai