Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

CEREBRAL VINUS SINUS


TROMBOSIS
Pembimbing :
dr. Martin Tori Sp. S

Oleh :
Satriyandi mahmud S.Ked

Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya


RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Bagian Neurologi
2021
PENDAHULUAN
 Serebral sinus venosus merupakan kasus yang jarang namun ini sangat penting untuk
dipertimbangkan karena potensi perkembangan penyakitnya yang dapat menyebabkan
kematian.
 Trombosis sinus vena serebral (CVST) adalah adanya trombosis (gumpalan darah) dalam sinus
vena dural, yang mengalirkan darah dari otak.
 Gejala umum termasuk sakit kepala, penglihatan tidak normal, gejala stroke seperti
kelemahan wajah dan anggota badan pada satu sisi tubuh, dan kejang.
DEFINISI
 Sinus dura atau sinus venosus merupakan aliran dari vena-vena superfisialis dan profunda serebri. Sinus
dura tersebut terdiri dari : Sinus venosus kranialis, Sinus sagitalis superior, Sinus rectus, Sinus
transverses, Sinus sigmoideus, Sinus kavernosus.
 Terjadinya oklusi pada salah satu daerah sinus venosus yang disebabkan oleh thrombus disebut dengan
cerebral sinus venosus thrombosis.
 Bagian sinus yang paling sering terkena adalah sinus sagitalis superior (72%) dan sinus lateral (70%).
NAMA LAIN YANG JUGA SERING DIGUNAKAN
UNTUK MENYEBUTKAN THROMBOSIS CEREBRAL
SINUS VENOSUS YAITU :
- Cerebral venous thrombosis (CVT)

- Cerebral vein thrombosis

- Cerebral venous and sinus thrombosis

- Cerebral venous sinus thrombosis (CVST)

- Cerebral sinovenous thrombosis (CSVT)

- Cerebral vein and dural sinus thrombosis

- Sinus and cerebral vein thrombosis


ETIOLOGI
 Faktor pencetus dapat diidentifikasi pada 80% pasien CSVT.

 Faktor pencetus tersebut antara lain :

 koagulopati seperti defesiensi protein C dan protein S, defesiensi faktor V, dan antibody kardiolipin

 Penggunaan kontrasepsi oral

 merokok

 terapi steroid

 dehidrasi

 penyakit autoimun seperti penyakit Behcet dan penyakit Crohn

 Puerpurium.
PATOFISIOLOGI
 Obstruksi dari aliran darah karena bekuan darah di vena menyebabkan
terbendungnya darah dan meningkatkan tekanan darah di pembuluh darah
yang sebelumnya telah obstruksi.
 Peningkatan tekanan mengakibatkan pembengkakan bagian dari serebri,
sehingga menghasilkan sakit kepala. Tekanan tersebut dapat merusak jaringan
otak, sehingga menyebabkan gejala seperti stroke.
 Peningkatan tekanan dari pembuluh darah dapat juga menyebabkan
terjadinya ruptur pembuluh darah dan perdarahan ke dalam otak yang
disebut serebral hemorarhage.
MANIFESTASI KLINIS
- Onset dapat tiba-tiba atau perlahan-lahan selama beberapa jam atau beberapa hari

- Sakit kepala

- Mual dan muntah

- Pandangan kabur

- Defisit neurologis fokal : hemipareses dan hemisensoris, kejang, kelemahan berbicara (afasia), heminanopia, confuse,
penurunan kesadaran.

 Peningkatan tekanan intrakranial : papiledema


DIAGNOSTIK
 Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan gejala, misalnya
kombinasi sakit kepala, tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial dan kelainan neurologis fokal, atau ketika
penyebab alternatif sakit kepala dan kelainan neurologi,
seperti perdarahan subarachnoid dan stroke, telah
disingkirkan.
 Selain gejala- gejala tersebut, untuk menegakan diagnosis
diperlukan pencitraan melalui radio diagnostik
COMPUTED TOMOGRAPHY (CT)
MAGNETIC RESONANCE
IMAGING (MRI).
DIGITAL SUBSTRACTION ANGIOGRAPHY
(DSA) INTRA-ARTERIAL.
TERAPI
Antitrombotik :
Heparin
thrombolysis
antikoagulan oral
KESIMPULAN
 Trombosis sinus venosus merupakan kondisi yang jarang terjadi, dan memiliki manifestasi klinis yang
bervariasi. Dimana setelah 5 hingga 10 tahun untuk mendapatkan diagnosis yang pasti karena
ketidaktersediaan alat daignostik yang invansif.
 Gejala klinis dari trombosis sinus venosus sangat bervariasi sehingga banyak kasus yang tidak terdeteksi.
Trombosis sinus venosus dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering pada wanita khususnya usia
20-35 tahun, terlebih wanita hamil, puerperium dan yang menggunakan kontrasepsi oral.
 Heparin adalah penanganan lini pertama pada trombosis sinus venosus sedangkan trombolysis hanya
diberikan pada kasus- kasus yang berat yang tidak teratasi walaupun diberikan terapi yang adekuat.
Sedangkan menrut America Guidline trombolysis tidak boleh diberikan pada trombosis sinus venosus.
Umumnya prognosis dari trombosis sinus venosus adalah baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. N. Laín Terés, A. Julián Jiménez, A. B. Núñez Acebes, etc, Cerebral venous thrombosis.A real issue for the emergency department. emergencias 2007;19:99-103.

2. Stam J. "Thrombosis of the cerebral veins and sinuses". N. Engl. J. Med.;352 (17) 2005: 1791–8.

3. Syaifuddin,Haji. Anatomi fisiologis mahasiswa kedokteran. Jakarta 2006. Penerbit:EKG


4. Bousser MG, Ferro JM. Cerebral venous thrombosis: an update. Lancet Neurol.2007; 6:162–170.

5. Saposnik G et al. Diagnosis and management of cerebral venous thrombosis. A statement for healthcare professionals from the American Heart Association/American
Stroke Association. Stroke 2011;42 :1158-92
6. Einhäupl K, Bousser MG, de Bruijn SF, et al. "EFNS guideline on the treatment of cerebral venous and sinus thrombosis". Eur. J. Neurol.2006.13 (6): 553–9

7. Towbin A. "The syndrome of latent cerebral venous thrombosis: its frequency and relation to age and congestive heart failure" (PDF). Stroke. 1973: 419–30.

8. Bruno M et al. Venous Thromboembolic Events After Cerebral Vein Thrombo-sis. Stroke. 2010;41:1901-1906.

9. Smith R, Hourihan MD (2007). "Investigating suspected cerebral venous thrombosis".BMJ334 2007: 794–5

10. Stam J, De Bruijn SF, DeVeber G. Stam, Jan, ed. "Anticoagulation for cerebral sinus thrombosis". Cochrane Database Syst Rev (4) 2002: CD002005

11. Stephan Moll, MD. Sinus and Cerebral Vein Thrombosis. Department of Medicine Division of Hematology-Oncology University of North Carolina. Clot connect: 2011.

12. Ferro JM, Canhão P, Stam J, Bousser MG, Barinagarrementeria F. "Prognosis of cerebral vein and dural sinus thrombosis: results of the International Study on Cerebral Vein
and Dural Sinus Thrombosis (ISCVT)". Stroke35 (3) 2004: 664–70.

Anda mungkin juga menyukai