Anda di halaman 1dari 37

“KEHAMILAN DENGAN INFEKSI DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL”

ANGGELA RISHA
AZHMA ISLAMIYATI RAMLI
MELATI OKTAVIA
RANI AMDANI PUTRI
YUNIARTI SUSANTI
KEHAMILAN
DENGAN INFEKSI
KEHAMILAN
DENGAN RUBELLA

Nama "rubella" berasal dari bahasa Latin, yang berarti sedikit merah.

Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan Ibu yang


terinfeksi oleh virus Rubella selama kehamilan bisa serius jika 20 minggu
pertama kehamilan, anak dapat lahir dengan sindrom rubella bawaan
(CRS), yang mencakup berbagai penyakit tak tersembuhkan yang serius.
PENYEBAB

Penyakit ini disebabkan oleh virus


Rubella, sebuah togavirus yang
menyelimuti dan memiliki genom
RNA berantai tunggal. Virus ini
menyebar saat seseorang yang
terinfeksi bersin atau batuk, atau
bisa juga menyebar dengan kontak
langsung dengan cairan pernapasan
seseorang yang terinfeksi rubella,
misalnya lendir.
Faktor yang menentukan akibat
infeksi virus rubella pada janin belum
diketahui dengan pasti, tapi diduga
berhubungan dengan :

1. Waktu kehamilan saat terjadi


infeksi maternal
2. Jumlah virus yang menginfeksi
janin
3. Perbedaan virulensi strain
4. Kerentanan individu yang
dipengaruhi etnis atau genetic.
Komplikasi akibat virus 1. Abortus spontan
rubella antara lain : 2. Bayi lahir mati
3. Kelahiran premature
4. Abnormalitas janin
PENGOBATAN DAN
PENCEGAHAN

1. Pemberian vaksin rubella sebelum kehamilan dan menunggu minimal 28


hari untuk hamil setelah divaksinasi
2. Pada wanita hamil yang terpapar sebaiknya dilakukan pemeriksaan serologi
3. Konseling tentang bahaya virus rubella pada bayi yaitu biasa terjadi sindrom
rubella congenital
4. Bisa mempertimbangkan abortus terapeutik/medicinalis
5. Pemberian immunoglobulin pada ibu hamil yang terpapar rubella tetapi
menolak dilakukan abortus terapeutik.
6. Pengobatan simtomatik karena biasanya tidak memerlukan terapi yang
spesifik
Observasi terus menerus pada bayi yang dilahirkan
KEHAMILAN
DENGAN HEPATITIS

Hepatitis atau radang hati, satu jenis penyakit hati yang paling sering
dijumpai di antara penyakit – panyakit lain yang menyerang hati.
Penyakit ini terutama disebabkan oleh virus dan ditandai oleh
perubahan warna kulit dan bagian putih mata (sclera) menjadi
kekuningan. Warna kuning tersebut timbul karena adanya
pengendapan pigmen bilirubin, yang bersal dari cairan empedu.
Warna air kencing penderita pun menjadi kuning atau bahkan
kecoklatan seperti air teh.
Hepatitis atau radang hati, satu jenis penyakit hati yang paling
sering dijumpai di antara penyakit – panyakit lain yang menyerang
hati. Penyakit ini terutama disebabkan oleh virus dan ditandai oleh
perubahan warna kulit dan bagian putih mata (sclera) menjadi
kekuningan. Warna kuning tersebut timbul karena adanya
pengendapan pigmen bilirubin, yang bersal dari cairan empedu.
Warna air kencing penderita pun menjadi kuning atau bahkan
kecoklatan seperti air teh.
PENYEBAB

Penyebab-penyebab tersebut
antara lain :
1. Infeksi virus ;
hepatitis A, hepatitis B,
hepatitis C, hepatitis D,
Hepatitis E, Hepatitis
F,hepatitis G.
2. Non virus ; Komplikasi
dari penyakit lain,
Alkohol, Obat-obatan
kimia atau zat kimia,
Penyakit autoimun.
Penyakit hati bisanya jarang terjadi pada wanita hamil,
namun apabila timbul ikterus pada kehamiln, maka
penyebabnya yang paling tering adalah hepatitis virus.
Penyakit hepatitis biasanya memberikan keluhan mual,
muntah, anoreksia, demam ringan, mata kunng. Pada
pemeriksaan fisik dapat dijumpai ikterus dan
hepatomegali, sedangkan splenomegali hanya ditemukan
pada 20-25% penderita.

Nama-nama virus penyebab hepatitis


yang saat ini telah dikenali adalah:
v  virus hepatitis A atau VHA
v  virus hepatitis B atau VHB
v  virus hepatitis C atau VHC,
v  virus hepatitis D atau VHD,
v  virus hepatitis E atau VHE,
v  virus hepatitis F atau VHF
v  virus hepatitis G atau VHG.
GEJALA KLINIK

Gejala dan tanda penyakit hepatitis-B adalah sebagai berikut  :


1.      Selera makan hilang
2.      Rasa tidak enak di perut
3.      Mual sampai muntah
4.      Demam tidak tinggi Kadang-kadang disertai nyeri sendi
5.      Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
6.      Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
7.      Kulit seluruh tubuh tampak kuning
8.      Air seni berwarna coklat seperti air teh
PENATALAKSANAAN

Dalam rangka mencegah penularan hepatitis B dari ibu pada bayi


disarankan untuk memberikan vaksinasi hepatitis B yang pertama
kalinya setelah bayi lahir, lalu dilanjutkan dengan pemberian yang
kedua ketiga sesuai jadwal.
Selain vaksinasi bila diperlukan, akan diberikan imunoglobulin,
sehingga bagi ibu yang mengidap hepatitis B dapat memberikan ASI.
PENGARUH 1. Abortus
HEPATITIS
DALAM 2. Partus prematurus
KEHAMILAN 3. perdarahan
1. Kelahiran prematur
Resiko bagi 2. Penularan hepatitis
janin
3. Bahkan kematian
pada janin
Memberikan vaksinasi yaitu vaksin hep B pertama
Pencegahan kalinya setelah lahir kemudian dilanjutkan sengan
pemberian vaksin ke dua
KEHAMILAN DENGAN
INFEKSI MENULAR
SEKSUAL
KEHAMILAN DENGAN GONORHAE /
SIFILIS

Sifilis adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Treponema


pallidum
Dapat di tularkan dari ibu ke janin nya sehingga
menimbulkan kelainan congenital. Selain melalui ibu kejanin nya
dan melalui hubungan seksual.  Sipilis bisa juga di tularkan melalui
luka, transfuse dan jarum suntik.
TINGKATAN SIFILIS

Biasanya para penderita akan mengalami ruam, khususnya ditelapak kaki dan tangan. Mereka juga
Ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan basah didaerah vagina, poros usus atau mulut.
dapat menemukan adanya luka-luka dibibir, mulut, tenggorokan, vagina dan dubur.

Gejala-gejala yang mirip dengan flu, seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada
stadium ini. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu sampai dua minngu.

STADIU STADIU
M1 M2
Para penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis laten. Hal ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang,
namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak diseluruh tubuh.

STADIU STADIU
M3 M4
Sifilis dapat mempertinggi resiko terinfeksi HIV.
Hal ini dikarenakan oleh lebih mudahnya virus
HIV masuk kedalam tubuh seseorang bila terdapat
luka. Sifilis yang diderita juga akan sangat
membahayakan kesahatan seseorang bila tidak
diobati. Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati,
juga dapat menyebabkan terjadinya cacat lahir
primer pada bayi yang ia kandung.
KOMPLIKASI

Komplika ●


Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus dan partus
premature.
Bayi dengan sifilis kongenital memiliki kelainan pada tulang, gigi,

si pada penglihatan, pendengaran, gangguan mental dan tumbuh kembang


anak. Oleh karena itu, setiap wanita hamil sangat dianjurkan untuk
memeriksakan kesehatan janin yang dikandungnya. Karena
pengobatan yang cepat dan tepat dapat menghindari terjadinya

Janin penularan penyakit dari ibu ke janin.

Komplikas ●


Menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung
Kehamilan dapat menimbulkan kelainan dan plasenta
lebih besar, pucat, keabu-abuan dan licin
i Terhadap ●
Kehamilan <16 minggu dapat menyebabkan kematian
janin

Ibu

Kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran prematur
dan menimbulkan cacat.
PENGOBATAN

Sifilis pada stadium I  diberikan benzatin penesilin dengan dosis total 4,8 juta unit
secara IM berturut-turut 2,4 juta unit selama seminggu. Penesilin prokain dalam
aluminium monostrearat (PAM) setiap tiga hari sekali 1,2 juta unit sehingga
mencapai dosis total 4,8 juta unit. Panesilin prokain dalam akua 600.000 unit
sehari selama 8 hari sehari-hari.

Sifilis stadium II biberikan benzatin penesilin dengan dosis total 6,0 juta unit
secara IM 2,4 dan 1,2 juta unit selang seminggu. Penesilin prokain dalam
aluminium monostrearat (PAM) setiap 3 hari sekali1,2 juta unit sehingga mencapai
dosis total 6 juta unit. Penesilin prokain dalam akua 600.000 unit sehari selama 10
hari sehari-hari.

Sifilis stadium III (sifilis kardiovaskuler atau neuro sifilis) diberikan benzatin
penicillin dosis total 9 juta unit, disuntikan berturut-turut 2,4 dan 1,8 juta unit
selang seminggu. Penesilin prokain dalam aluminium monostrearat (PAM) setiap 3
hari sekali 1,2 juta unit sehingga mencapai dosis total 9 juta unit. Penesilin prokain
dalam akua 600.000 unit sehari selama 15 hari sehari-hari. 
KEHAMILAN
DENGAN HIV / AIDS

Acquired Immunodeficiency
Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
dan infeksi (sindrom) yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat infeksi virus HIV.
Virus HIV menyerang sel darah putih dan
menjadikannya tempat berkembang biaknya Virus.
Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem
kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka
ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita
lemah dan tidak mampu melawan penyakit yang
datang dan akibatnya kita dapat meninggal dunia
meski terkena influenza atau pilek biasa.
1. Janin dengan ibu yang
terjangkit HIV
2. Perempuan yang
Kelompok menggunakan obat
orang yang bius injeksi dan
berisiko tinggi bergantian memakai
terinfeksi alat suntik.
Virus HIV
3. Pekerja seks komersial
sebagai
berikut :
4. Pasangan yang
heteroseks dengan
adanya penyakit
kelamin
.
Virus HIV tergolong retrovirus, yang merupakan standar RNA,
tunggal terbungkus. Bila memasuki tubuh, virus akan melekat pada
reseptor CD4 sel terinfeksi. Kemudian virus mempergunakan
enzimreverse transcriptase, yang mampu membentuk DNA ganda.
Standar DNA ganda ini mampu masuk sirkulasi sel menuju intinya
dan bersatu dengan DNA inti sel yang asli. DNA virus dapat
membentuk RNA yang terinfeksi dan RNA yang akan membawa
tanda (berita) sehingga dapat membentuk protein.
DIAGNOSISI INFEKSI
HIV/AIDS

Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan hasil


penemuan laboratorium. Anamnesis yang mendukung kemungkinan
adanya infeksi HIV misalnya :
1. Lahir dengan ibu resiko tinggi
Lahir dari ibu dengan pasangan resiko tinggi.
Penerima tranfusi darah atau komponennya, terutama bila
berulang dan tanpa uji HIV.
Penggunaan obat parenteral atau intravena secara keliru
(biasanya pecandu narkotika)
Homoseksual atau biseksual.
Kebiasaan seksual yang keliru.
Umumnya pemeriksaan laboratorium
untuk HIV/AIDS dibagi atas tiga
PEMERIKSAAN kelompok, yaitu :
LABORATORIUM 1. Pembuktian adanya antibodi atau
antigen HIV
2. Pemeriksaan status imunitas
3. Pemeriksaan terhadap infeksi
oportunistik dan keganasan
PENCEGAHAN

Menghindari faktor-faktor resiko tersebut antara lain dengan cara:

1. A=Abstinence ( jauhi seks), maksudnya menghindari hubungan seksual di luar


pernikahan dengan siapapun
2. B=Be faithful (setia dengan pasangan), maksudnya hindari berganti-ganti
pasangan dalam melakukan hubungan seksual
3. C=condom, pakailah kondom setiap melakukan hubungan seksual penetratif
(terutama bagi lesbian yang menggunakan alat-alat bantu) yaitu melakukan
hubungan kelamin, baik secara anal, vaginal maupun oral. Karena kondom
dapat mencegah pertukaran cairan tubuh yang mungkin mengandung HIV
4. Hindari hubungan dengan tuna susila (wanita maupun pria) meskipun di daerah
yang dikatakan bebas AIDS.
5. Perhatikan cara sterilisasi bila kita menggunakan alat-alat seperti jarum, jarum
suntik, alat tusuk untuk tato, tindik. Hindari perilaku pemakaian jarum suntik
secara bergantian atau bersamaan.
selama hamil ibu tetap harus rutin konsumsi obat
ARV (antiretroviral) untuk menekan jumlah virus.
Jika terapi pengobatan dilakukan secara disiplin,
risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa ditekan
sampai tinggal 7 persen.
Pemberian Antiretrovirus (ART)


Antiretrovirus direkomendasikan untuk semua
wanita yang terinfeksi HIV-AIDS yang sedang
hamil untuk mengurangi resiko transmisi
perinatal. Hal ini berdasarkan bahwa resiko
transmisi perinatal meningkat sesuai dengan
kadar HIV ibu dan resiko transmisi dapat
diturunkan hingga 20% dengan terapi Tujuan utama pemberian
antiretrovirus. antiretrovirus pada kehamilan
adalah menekan perkembangan
virus, memperbaiki fungsi
imunologis, memperbaiki
kualitas hidup, mengurangi
morbiditas dan mortalitas
penyakit yang menyertai HIV.
PENATALAKSANAAN OBSTETRIK

Cara Persalinan :
Persalinan sebaiknya dipilih dengan menggunakan metode Sectio caesaria
karena metode ini terbukti mengurangi resiko penularan HIV dari ibu ke bayi
sampai 80%. Apabila pembedahan ini disertai dengan penggunaan terapi
antiretroviral, maka resiko dapat diturunkan sampai 87%. Walaupun
demikian, pembedahan ini juga mempunyai resiko karena kondisi imunitas
ibu yang rendah yang bisa memperlambat penyembuhan luka. Oleh karena
itu, persalinan per vagina atau sectio caesaria harus dipertimbangkan sesuai
kondisi gizi, keuangan, dan faktor lain.

Rekomendasi : Ada beberapa regimen yang harus didiskusikan dengan jelas.


Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS harus mendapat terapi antiretrovirus
seperti regimen PACTG 076.
Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS dilakukan konseling tentang seksio
sesarea untuk mengurangi resiko transmisi dan resiko komplikasi
pascaoperasi, anestesi, dan resiko operasi lain padanya.

Keputusan akan meneruskan antiretrovirus setelah melahirkan atau tidak


tergantung pada hasil pemeriksaan kadar virus dan CD4.
Pemberian Air Susu Ibu
Penularan HIV :

Melalui air susu ibu diketahui merupakan faktor penting transmisi


pasca persalinan dan meningkatkan resiko transmisi dua kali lipat.
Air susu ibu meningkatkan insidens transmisi HIV 0,7% per bulan
pada usia 0 sampai 5 bulan; 0,6% pada usia 6-11 bulan; 0,3% per
bulan pada usia 12-17 tahun.
PERATURAN BARU :
MENURUT Ketua Program
Yayasan AIDS Indonesia, dr.
Sarsanto W Sarwono

Pemberian ASI
eksklusif bisa
meningkatkan kekebalan
tubuh bayi dan justru Walau terinfeksi HIV, wanita tak perlu
menurunkan risiko bayi takut untuk hamil. Selain itu, jika suami
tertular HIV. diketahui terkena HIV, penularan ke
istri bisa dicegah dengan menggunakan
kondom setiap berhubungan seksual.
Kemudian, jika ingin melakukan
program hamil, bisa dikonsultasikan
dengan
dokter terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai